Ads 468x60px

Jumat, 8 Februari 2013


Ibr 13:1-8; Mzm 27:1.3.5.8b-9abc; Mrk 6:14-29

 “Virtus stat in medio-Keutamaan itu berada di tengah”. Itulah salah satu filosofi instrospeksi yang saya tulis dalam buku “BBM” (Kanisius). Ia tidak condong ke kiri/kanan karena ia tidak berlebihan, contohnya, keberanian adalah keutamaan: Ia ada di antara kepengecutan dan kenekadan.

Hari ini, kita juga belajar filosofi instrospeksi dari Herodes yang punyai kekuasaan tapi tidak memiliki keutamaan karena mudah mengorbankan orang lain. Herodes yang dimaksud adalah Herodes Antipas, anak termuda dari Herodes Agung+Maltake, yang mewarisi wilayah Galilea dan Perea. Dicatat bahwa Yesus menjulukinya 'si serigala' (Lukas 13:31).


Adapun scr ideal, nama “HERO”des dan ”HERO”dias sebenarnya menuntut mereka hadir sebagai “HERO”, pahlawan, tapi secara real mereka malahan menjadi pecundang. Mereka adalah keluarga raja, dan dengan kuasa kerajaan yang dimilikinya bisa punya semangat hidup yang “heroik”, tapi yang mereka lakukan justru semangat hidup yang "tragedik". Adapun 3 sikap buruk mereka, antara lain:

1. Sakit hati: Herodes 'senang' mendengarkan Yohanes Pembaptis. Di sisi lain, ia marah karena Yohanes Pembaptis berani menegurnya. Itu sebabnya Herodes kecewa dan memenjarakan Yohanes Pembaptis, tapi tidak sampai membunuhnya. Selain itu, warta Yohanes Pembaptis ternyata juga menimbulkan sakit hati Herodias. Ia menyimpan dendam dan ingin menghancurkan hidup Yohanes Pembaptis, karena itulah ia juga tega “memperalat” kepolosan anaknya untuk memuaskan dendam dan sakit hatinya.

2. Congkak hati: Herodes tampil sebagai raja yang sombong dan suka berpesta. Ia sering memamerkan kuasa dan”harta” nya kepada orang banyak supaya dikagumi dan dihormati.

3. Tidak berhati-hati: Herodes tidak “eling lan waspada”. Dalam suasana pesta pora, ia terlena. Ia banyak omong dan mudah mengobral janji. Ia lebih mementingkan gengsinya sebagai Raja karena itu yang menjadi pusat hidupnya. Ya, krn tidak mawas diri, ia mudah mengorbankan kebenaran. Ia korbankan nyawa Yohanes Pembaptis yang jelas-jelas bersih tangannya dan murni hatinya. Bagaimana dengan kita? Sudahkah kita berhati-hati dengan omongan dan tindakan kita juga?

“Carilah kawan dengan senyuman-jadilah pahlawan dalam iman.”
Tuhan memberkati dan Bunda merestui.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar