Ads 468x60px

Selasa 26 Feb 2013


Prapaskah II
Yes 1:10.16-20; Mat 23:1-12

“Exempla in terries - Teladan di tengah dunia”. Inilah harapan Yesus bahwa kita bisa menjadi teladan iman, bukan hanya dengan kata-kata (”verbum”) tapi lebih pada tindakan nyata yang penuh kebaikan (”bonum”). Adapun 3 ajakan Yesus sebagai Sang Teladan Utama, al: 

1.”TE”guhkan iman dengan kerendahan hati: 
Menyitir pesan Nabi Yesaya, "Basuhlah - bersihkanlah dirimu dan jauhkanlah perbuatanmu yang jahat dari mataKu. Berhentilah berbuat jahat dan belajarlah berbuat baik”. Yesus dengan penyalibanNya sendiri dengan tegar mau meneguhkan iman kita: Ia rela mengalami sengsara fisik-sengsara rohani -sengsara sacramental dan sengsara aktual. Inilah derita, “passio” yang meneguhkan iman kita untuk bertindak. Jelasnya, Yesus meneguhkan iman kita karena Ia jelas hadir demi GerejaNya yang dikejar-kejar, dalam mereka yang sakit-menderita dan yang mengalami ketidakadilan. 

2.”LA”yani Tuhan dengan kemurahan hati: 
Jalan terbaik menjadi teladan bukan melulu dengan menjadi “leader, tapi dengan menjadi “server”: Barangsiapa mau menjadi yang terbesar hendaklah ia mau melayani yang lain.” Kalau kita hidup untuk saling melayani bukankah Ia hadir bersama kita, mulailah dengan hal-hal kecil dan sederhana karena bukankah pohon raksasa juga mulai dengan benih kecil dan orang yang paling perkasa pada mulanya adalah seorang bayi yang lemah dan tak berdaya?

3.”DAN” jauhi kemunafikan dengan ketulusan hati: 
Dalam buku saya, ada tiga indikasi orang munafik, al: 
- MUlutnya pedas, 
- NAlurinya iri hati, 
- FIKirannya negatif”. 

Dkl: hidup iman dan sikap baik kita harus dibarengi dengan kemurnian hati/”intentio pura” (bukan pura-pura) bagi kemuliaan Tuhan. Yang pasti, Tuhan memang tinggi sekali tapi Ia melihat ke bawah, ke tempat yang rendah. Sebab itu janganlah mencari gunung yang tinggi untuk bertemu Tuhan. Bila kita meninggikan diri setinggi-tingginya, Ia akan menarik Diri sejauh-jauhnya. Tapi, jika kita merendahkan diri serendah-rendahnya, Ia akan tunduk mendekati kita sedekat-dekatnya. Sudahkah kita rendah hati-murah hati dan tulus hati? 

“Naik sedan sampai pulau Haiti – 
jadilah teladan iman dengan sepenuh hati”. 


Tuhan memberkati + Bunda merestui. 
Fiat Lux! (@romojost.blogspot.com & romojostkokoh.blogspot.com)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar