Ads 468x60px

Kamis 13 Juni 2013

“Providentia divina.”

Pw.St.Antonius Padua
2Kor 3:15-14:1.3-6; Mat 5:20-26

Providentia divina – Penyelenggaraan Ilahi”. Bersama dengan peringatan St Antonius Padua yang identik dengan penemu barang-barang hilang, kita diajak untuk semakin menyadari adanya penyelenggaraan ilahi dalam keseharian hidup kita. Adapun tadi pagi setelah mempersembahkan misa harian, saya diajak menyantap seporsi soto kwali (“kwalitas ilahi - quales dives”). 
Nah, tiga syarat mendasar yang diajukan Yesus bersama teladan hidup St Antonius Padua supaya kita juga bisa menyadari penyelenggaraan ilahi sekaligus memiliki kualitas ilahi, al: 

1.Integritas: Keutuhan
Hari ini, Yesus berkata: "Jika hidup keagamaanmu tidak lebih benar daripada hidup keagamaan para ahli Taurat dan orang-orang Farisi, kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Surga!" Ya, bukankah orang Farisi dan ahli Taurat (yang terkenal sebagai orang yang taat dan tertib dalam hukum Taurat), cenderung merasa diri paling benar dan suci sehingga mudah merendahkan dan memandang buruk orang lain, bahkan selalu mencari-cari kesalahan orang lain (Mat 12:10; Mrk 12:13-17)? Pastinya, kecakapan budi tidak menjamin keutuhan hati dan kebijaksanaan diri. Ibadat dan pengetahuan suci tidak menjamin kita menjadi benar-benar suci. Disinilah, St.Antonius yang bernama asli Fernando de Bulhões, seorang muda dari keluarga kaya mengajak kita untuk beriman secara penuh-utuh dan menyeluruh. Ia selalu berupaya menyeimbangkan hidup doa dan karyanya, studi dan tugas mengabdinya secara integral: Hidup doanya menjadi dasar dalam semua hidup karyanya, dan hidup karyanya menjadi buah-buah nyata dari hidup doanya. 

2.Sanctitas: Kesucian
Seperti Yesus yang mengajak kita untuk selalu hidup suci dan berdamai dengan sesama sebelum berdoa kepada Tuhan, sejak usia belasan tahun, Antonius juga sudah merasa terpanggil untuk hidup suci dengan menjadi seorang imam. Ia ingin menyerahkan hidupnya secara total bahkan ia juga pernah berjumpa dengan Yesus secara pribadi. Barangkali Antonius Padua masih menjadi pemegang rekor kanonisasi tercepat dalam sejarah gereja. Dia diumumkan menjadi orang kudus hanya dalam waktu 352 hari setelah kematiannya (Pentakosta, 30 Mei 1232). Berbagai mujizat yang dihubungkan dengan namanya juga membuat nama Antonius terkenal di seluruh dunia, bahkan para penduduk di kota Padua mendirikan sebuah basilika yang amat indah untuk mengenangnya. Pada saat kanonisasinya di tahun 1232, Paus Gregorius IX menyebut St. Antonius sebagai “Tabut Perjanjian” dan “Wadah Kitab Suci” karena kecintaannya pada Sabda Allah dan usahanya agar bisa memahami Sabda Tuhan serta menerapkan dan mewartakannya dalam hidup sehari-hari. Sembilan tahun lamanya, Antonius juga berkhotbah, mempertobatkan banyak orang dan melakukan banyak mukjizat di Perancis, Sisilia serta Italia. Bukankah ini adalah buah-buah nyata dari hidupnya yang suci? 

3.Veritas: Kebenaran
Yesus pernah mengatakan dirinya sebagai “Via Veritas Vita-Jalan Kebenaran dan Hidup”, bukan? Nah, diantara para anggota ordo Fransiskan dan dalam liturgi perayaan pestanya, St. Antonius Padua juga kerap disebutkan sebagai seorang guru dan pengkhotbah ulung yang mewartakan kebenaran ilahi. Dia adalah pengajar pertama dalam ordo Fransiskan, diberikan berkat dan tugas khusus tersebut oleh St. Fransiskus. Ia juga disebut sebagai “Palu Godam bagi Heretik” karena ia begitu ahli dalam menjelaskan isi Kitab Suci sebagai “Kebenaran” sehingga Paus Pius XII juga memaklumkannya sebagai “Doktor Kitab Suci” dan “Pujangga Gereja.” 

“Cari angsa di Pasar Baru - Kalahkan dosa dengan hati yang baru.”
Tuhan memberkati dan Bunda merestui.
Fiat Lux! (@romojost.blogspot.com, www.romojostkokoh.com)


NB:
Mengapa St. Antonius dimohon pertolongannya menemukan barang-barang yang hilang? Santo Antonius diangkat menjadi santo pelindung barang-barang yang hilang atau pun dicuri karena pengalaman hidupnya. St. Antonius mempunyai sebuah buku Mazmur yang sangat berarti baginya. Dalam buku Mazmurnya itulah ia mencoretkan catatan-catatan atau komentar-komentar yang dipergunakannya untuk mengajar murid-muridnya di Ordo Fransiskus. Seorang novis (yaitu seorang biarawan yang sedang menjalani masa percobaan) mulai bosan dengan kehidupan religius biara, karenanya ia memutuskan untuk melarikan diri. Ia pergi dengan membawa serta buku Mazmur St. Antonius! Ketika St. Antonius menyadari bahwa bukunya telah hilang, ia menjadi sangat sedih. St. Antonius berdoa dengan sangat agar buku Mazmurnya segera diketemukan atau dikembalikan kepadanya. Tuhan menjawab doa St. Antonius. Novis yang telah mencuri bukunya itu merasa tidak tenang jiwanya, sehingga akhirnya ia mengembalikan buku Mazmur itu kepada St. Antonius. St. Antonius memaafkan segala perbuatannya. Novis itu bahkan diterima kembali di biara.

1 komentar:

  1. Romo Jost Kokoh,

    Saya selalu suka tulisan-tulisan Romo. Sangat menginspirasi, cerdas namun tidak sulit untuk dicerna. Terima kasih Romo. Terus berkarya untuk pribadi seperti saya yang masih harus banyak belajar untuk menjadi pribadi yang lebih baik lagi.. :)

    Salam,

    Elvindes Kapitsa

    BalasHapus