Ads 468x60px

Sabtu 22 Juni 2013

“Carpe Diem.”
2 Kor 12:1-10, Mat 6:24-34

“Carpe Diem-Reguklah hari ini”. Kutipan dari karya Horatius Carminum ini dimaksudkan agar 
setiap orang beriman setia untuk menjalani hidup dari hari ke hari. Dalam kacamata yang lebih positif: “Tuhan ajarilah kami menghitung hari-hari kami sedemikian hingga kami beroleh hati yang bijaksana.” (Maz 90:12). Atau dalam kata-kata Yesus hari ini: “Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari (Mat 6:34)."

Yah, bersama dengan pesan injil dan misa hari ini yang kebetulan saya persembahkan di aula SMA Ursulin Solo bersama para staff, guru dan karyawan bagi kepindahan tugas Sr Moekti Gandasamita OSU (Jw: Mukti=mulia, pemberani) ke Jakarta, adapun tiga sikap dasar yang bisa kita petik dari semangat hidupnya dan bacaan injil hari ini, al:

1.Holy: Suci.
Dalam kotbah di bukit, Yesus berkata, “Carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.” Ia mengajak kita untuk BERIMAN karena bukankah ini modal pertama seorang yang hidupnya suci, yang hidupnya bersama Tuhan dan selalu mengandalkan Tuhan? Bukankah kesucian karena dekat dengan Tuhan akan mudah menghilangkan segala ketakutan, karena yakin bahwa semuanya telah disediakan olehNya. Sebuah analogi sederhana: kata “takut” memiliki 5 huruf, di tengah-tengah huruf itu ada huruf “K”, yang bisa berarti “Kristus.” Jadi, mengapa kita takut jika kita yakin dan mengimani ada “K”, yaitu “Kristus” di tengah-tengah pergulatan hidup kita?

2.Happy: Bahagia
"Karena itu Aku berkata kepadamu: Janganlah kuatir akan hidupmu (Mat 6:25).” Ia menghendaki kita untuk BERSYUKUR dan hidup dengan bahagia, bebas dari rasa takut dan kekuatiran yang berlebihan. Bukankah ketakutan yang berlebihan membuat hidup kita menjadi berat? Lihatlah kata “berat”, ketika diberikan satu huruf “K” di tengahnya, maka yang berat menjadi berkat bukan? Bisa jadi “K” nya adalah Kristus, sang sumber Kasih itu sendiri, yang menghendaki kita hidup dengan bahagia sebagai anak-anak Allah. 

3.Healthy: Sehat
“Pandanglah burung-burung di langit, yang tidak menabur dan tidak menuai dan tidak mengumpulkan bekal dalam lumbung, namun diberi makan oleh Bapamu yang di sorga. Bukankah kamu jauh melebihi burung-burung itu?” (Mat 6: 26). Ia mengajak kita untuk BERSADAR DIRI bahwa Tuhan adalah Tuhan yang turun tangan, yang terlibat dan tidak pernah meninggalkan umatNya. Rasa takut sendiri adalah hal yang manusiawi tapi kalau sudah kelewatan, pasti tidak sehat bukan? Karena itu, rasa takut perlu segera di-otopsi karena jelas merusak kesehatan jiwa dan raga kita sebagai citra Allah. Disinilah kita diajak untuk selalu bersadar diri lewat hidup doa dan karya harian kita, karena Tuhan pasti ikut menyelenggarakannya dan berjalan bersama kita. 

“Ada setir ada jamu - Janganlah kuatir akan hidupmu.”
Tuhan memberkati dan Bunda merestui.
Fiat Lux!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar