Ads 468x60px

Belajar Berdoa dari Yesus

Selayang Pandang

1. Kebiasaan Yesus Berdoa 
Markus 1:35 “Pagi-pagi benar, waktu hari masih gelap, Ia bangun dan pergi ke luar. Ia pergi ke tempat yang sunyi dan berdoa di sana.” 
Markus 6:31 “Lalu Ia berkata kepada mereka: ‘Marilah ke tempat yang sunyi, supaya kita sendirian, dan beristirahatlah seketika!’ Sebab memang begitu banyaknya orang yang datang dan yang pergi, sehingga makan pun mereka tidak sempat.” 
Lukas 4:42 “Ketika hari siang, Yesus berangkat dan pergi ke suatu tempat yang sunyi. Tetapi orang banyak mencari Dia, lalu menemukan-Nya dan berusaha menahan Dia supaya jangan meninggalkan mereka.”
Lukas 5:16 “Akan tetapi, Ia mengundurkan diri ke tempat tempat yang sunyi dan berdoa.”
Lukas 22:45 “Lalu Ia bangkit dari doa-Nya dan kembali kepada murid-murid-Nya, tetapi Ia mendapati mereka sedang tidur karena dukacita.”



2. Doa “Bapa Kami”: Doa yang Diajarkan Yesus kepada Murid Murid-Nya 
Lukas 11:1-4 (bdk. Mat 6:9-13): 
ay. 1: “Pada suatu kali Yesus sedang berdoa di salah satu tempat. Ketika Ia berhenti berdoa, berkatalah seorang dari murid-murid-Nya kepada-Nya: ‘Tuhan, ajarlah kami berdoa, sama seperti yang diajarkanYohanes kepada murid-muridnya.’”
ay. 2: Jawab Yesus kepada mereka: ‘Apabila kamu berdoa, katakanlah: Bapa, dikuduskanlah nama-Mu; datanglah Kerajaan-Mu. 
ay. 3: Berikanlah kami setiap hari makanan kami yang secukupnya 
ay. 4: dan ampunilah kami akan dosa kami, sebab kami pun mengampuni setiap orang yang bersalah kepada kami; dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan.” 


3. Doa-Doa Yesus yang Lain 

a. Doa syukur Yesus 
Lukas 10:21: “Pada waktu itu juga bergembiralah Yesus dalam Roh Kudus dan berkata: ‘Aku bersyukur kepadaMu, Bapa, Tuhan langit dan bumi, karena semuanya itu Engkau sembunyikan bagi orang bijak dan orang pandai, tetapi Engkau nyatakan kepada orang kecil. Ya Bapa, itulah yang berkenan kepada-Mu.” 

b. Doa Yesus di salib 
Markus 15:34: “Dan pada jam tiga berserulah Yesus dengan suara nyaring: ‘Eloi, Eloi, lama sabakhtani?’ yang berarti: Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?” 


4. Butir-Butir Refleksi bagi Spiritualitas Doa 
Lukas 5:1-11: 
ay. 1 : “Pada suatu kali Yesus berdiri di pantai Danau Genesaret, sedang orang banyak mengerumuni Dia hendak mendengarkan firman Allah. 
ay 2 : Ia melihat dua perahu di tepi pantai. Nelayan-nelayannya telah turun dan sedang membasuh jalanya. 
ay. 3 : Ia naik ke dalam salah satu perahu itu, yaitu perahu Simon, dan menyuruh dia supaya menolakkan perahunya sedikit jauh dan pantai. Lalu Ia duduk dan mengajar orang banyak dan atas perahu. 
ay. 4 : Setelah selesai berbicara, Ia berkata kepada Simon: ‘Bertolaklah ke tempat yang dalam dan tebarkanlah jalamu untuk menangkap ikan.’ 
ay. 5 : Simon menjawab: ‘Guru, telah sepanjang malam kami bekerja keras dan kami tidak menangkap apa-apa, tetapi karena Engkau menyuruhnya, aku akan menebarkan jala juga.’ 
ay. 6 : Dan setelah mereka melakukannya, mereka menangkap sejumlah besar ikan, sehinggajala mereka mulai koyak. 
ay. 7 : Lalu mereka memberi isyarat kepada teman-temannya di perahu yang lain supaya mereka datang membantunya. Dan mereka itu datang, lalu mereka bersama sama mengisi kedua perahu itu dengan ikan hingga hampir tenggelam. 
ay. 8 : Ketika Simon Petrus melihat hal itu ia pun bersungkur di depan Yesus dan berkata: ‘Tuhan, pergilah dari padaku, karena aku ini seorang berdosa.’ 
ay. 9 : Sebab ia dan semua orang yang bersama-sama dengan dia takjub oleh karena banyaknya ikan yang mereka tangkap; 
ay. 10: demikian juga Yakobus dan Yohanes, anak-anak Zebedeus, yang menjadi teman Simon. Kata Yesus kepada Simon: ‘Jangan takut, mulai dari sekarang engkau akan menjala manusia.’ 
ay. 11: Dan sesudah mereka menghela perahu-perahunya ke darat, mereka pun meninggalkan segala sesuatu, lalu mengikuti Yesus.” 

a. Doa timbul dari keputusan mengambil “jarak” 
Yesus tidak dapat bicara kepada orang banyak karena mereka berdesak-desakan mengerumuni-Nya. Tidak ada jarak fisik antara orang banyak dengan diri-Nya. Kecenderungan orang yang berdesak-desakan adalah memikirkan dirinya sendiri, mereka ingin menjadi yang paling dekat dengan Yesus. Cinta diri membuat kita sulit membuka diri bagi Tuhan. Yesus, yang melihat orang banyak masih sibuk dengan kepentingan diri mereka sendiri, mencari cara untuk menciptakan “jarak”. Ia naik ke atas salah satu perahu. Dengan demikian, terciptalah “jarak” yang membuat orang kini tidak berdesak-desakan lagi. Mereka kini bisa memperhatikan Yesus yang mengajar dari perahu. Tuhan membantu kita untuk menciptakan jarak yang perlu untuk berkomunikasi dengan-Nya. 

b. Doa mulai dengan sikap percaya 
Simon dengan perhitungan akal sehatnya sebetulnya berat menjalankan perintah Yesus sebab ia sudah mencari ikan semalaman dan tidak mendapatkan hasil. Padahal, ia seorang nelayan profesional. Namun, kepercayaannya kepada Yesus membuahkan hasil berlimpah. Kekecewaan dalam pekerjaannya menjadi hilang semata-mata karena ia percaya kepada Yesus. 

c. Doa tidak hanya mempunyai unsur permohonan saja 
Doa tidak cukup diucapkan pada saat kita berkekurangan. Doa terutama adalah ungkapan iman yang membawa kita untuk semakin beriman. Simon mula-mula percaya kepada Yesus sebagai “guru”. Kemudian ia menjadi semakin percaya bahwa Yesus adalah “Tuhan”. Iman Simon berkembang sehingga ia menemukan “Tuhan”. 

d. Di hadapan Tuhan, Simon menyadari ketidak pantasannya sebagai orang berdosa 
Doa juga mengarahkan orang untuk menjadi rendah hati dan menyadari ketidakpantasannya di hadapan Tuhan. 

e. Doa diucapkan tidak untuk mencari kesempurnaan pribadi 
Relasi dengan Tuhan selalu merupakan misi, merupakan pengutusan. Simon yang sudah diberi anugerah mukjizat mendapat tugas untuk menjala manusia, yakni memberi kesaksian yang menarik manusia dengan jala iman. Sehingga mereka meninggalkan hal-hal yang mengikat kebebasan untuk menjadi murid Yesus.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar