Ads 468x60px

Kamis 18 Juli 2013

“Venite!Kel. 3:13–20, Mat. 11:28–30

Venite – Datanglah!” Itulah sepenggal ajakan Yesus pada hari ini: ”Marilah datang kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu. Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan.”

Ajakan sendiri merupakan suatu tawaran. Biasanya ajakan pertama-tama ditujukan kepada orang-orang terdekat yang dikenal; setelah itu baru untuk umum. Mengapa? Kedekatan merupakan hakekat pokok hubungan manusia. Begitu pentingnya suatu hubungan, menjadikan tingkat hubungan bisa dilihat dari kedekatannya. Sabda hari ini berisi ajakan Mesias (Juru Selamat). Tentu saja sesuai dengan sebutannya Juru Selamat, maka ajakanNya pun untuk memperoleh keselamatan. Ia sungguh memperHATIkan semua orang yang letih lesu dan berbeban berat dengan hatiNya yang lemah lembut dan rendah hati. Kita juga diajak memiliki hati yang lemah lembut dan rendah hati dengan mengenangkan tiga ajakanNya, al:


1.Datanglah kepadaNya: 
Ajakan ini bersifat eksplisit. Tuhan mengundang semua “orang kecil”, yang letih lesu dan berbeban berat untuk datang kepadaNya. Hanya Dialah yang dapat memberikan kelegaan yang sejati. Kelegaan itulah yang menyegarkan, menyembuhkan sekaligus menguatkan kita: Pertolongan kita adalah dalam nama Tuhan, yang menjadikan langit dan bumi. Amin (Mzm 124:8). Dengan berdoa dan rajin merayakan ekaristi, kita juga datang kepada Yesus karena melalui doa, devosi dan ekaristi, kita pergi menuju "terang". Ini adalah cara mengatasi yang jasmani oleh yang rohani dan yakinlah bahwa segala pencobaan dan persoalan hidup kita dapat ditanggung dengan bantuan dan kasih karuniaNya. Bukankah kita berasal dari kasih Allah, dibentuk oleh kasih Allah dan diarahkan menuju kasih Allah? Dan, bukankah semakin engkau kurang berdoa, maka semakin buruk yang terjadi?

2.Pikullah kuk:
“Tuhan bila salib menimpa kami, maka hancurlah hidup kami, tetapi bila Engkau yang datang bersama salib, Engkaulah yang setia memeluk kami.” Inilah kalimat yang biasa saya daraskan menjelang akhir misa supaya selalu setia untuk memikul kuk dari Tuhan. Sederhananya, kuk adalah semacam beban, yang dalam bahasa injili kerap bisa disebut sebagai salib. Hidup kita tidak akan pernah terlepas dari “salib” dan Tuhan tidak pernah menjanjikan bahwa hidup kita tanpa masalah, tetapi yang menghibur dan meneguhkan kita adalah Tuhan kita yang setia menemani kita. Ketika Tuhan memberi beban kepada kita, tidaklah sekali-kali Ia membiarkan kita jatuh tergeletak. Tetapi Ia akan menopang segala beban kehidupan kita bersama-sama denganNya. Tangan-Nya tidaklah kurang panjang untuk menolong kita. Dia adalah Tuhan yang turun tangan, yang ikut terlibat dalam pergulatan dan suka duka hidup kita. Yang pasti, orang hanya dapat memperoleh scientia crucis (pengetahuan tentang salib) jika orang telah secara mendalam mengalami salib itu sendiri.


3.Belajarlah daripadaNya:
A leader: a person who has vision! Yesus sebagai sang “Veritas – Kebenaran” jelas punya visi bagi Kerajaan Surga. Sembari datang dan memikul salib dengan setia, kita juga diajak mempunyai visi hidup dengan belajar kepadaNya. Bukankah tidak ada kebangkitan tanpa penyaliban? Bukankah seorang penari tidak hanya menari dengan baik, tapi harus memiliki greget nya? Bukankah seorang empu pembuat keris, tidak hanya membuat pisau tajam berkelak-kelok belaka, tapi harus ada pamor nya? Ingatlah empat R: "Respect for-self , Respect for-other; Respect for-God, and Responbility for all your actions". Yang pasti, kebenaran bukan untuk semua orang, tapi hanya untuk mereka yang mencarinya: “Barangsiapa erus belajar mencari kebenaran, entah sadar atau tidak, ia mencari Tuhan. Quien a Dios tiene, nada le falta, Barangsiapa memiliki Allah, ia tidak kekurangan sesuatupun.


“Cari galah di tengah hutan- Ikutilah Allah dalam segala kesempatan.”
Tuhan memberkati dan Bunda merestui.
Fiat Lux!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar