Ads 468x60px

Kamis 4 Juli 2013

“Dives in Misericordia”

Pekan Biasa XIII
Kej 22:1-9; Mat 9:1-8

“Dives in Misericordia - Kaya dalam Kemurahan Hati" adalah nama dari ensiklik yang ditulis oleh Paus Yohanes Paulus II yang berbicara tentang kemurahan hati Tuhan. Dalam Injil hari ini, Yesus jelas menampakkan kemurahan hatiNya terhadap orang lumpuh: “Percayalah hai anakKu, dosamu sudah diampuni.” Mengacu pada injil sinoptik yang lain (Mrk. 2:1-12; Luk. 5:17-26), hal ini terjadi di kota-Nya sendiri yaitu Kapernaum (Mrk. 2:1; Mat. 4:13). 
Adapun tiga sikap kerahiman ilahi yang bisa kita petik dari tiga tokoh utama hari ini, al:

1.Orang banyak: Berbelarasa. 
Mereka membawa orang lumpuh yang terbaring di tempat tidurnya kepada Yesus, dengan cara diturunkan dari atap karena padatnya kerumunan banyak orang. Jelaslah bahwa hati mereka penuh dengan belarasa sehingga mereka bisa mengantar orang lain terlebih yang sakit dan menderita untuk bisa menjumpai Yesus secara pribadi: “Berbahagialah orang yang murah hatinya, karena mereka akan beroleh kemurahan.” (Mat 5:7)

2.Yesus: Berbelaskasihan. 
Ia mengasihi dan mengampuni orang, terlebih yang sakit dan tersingkirkan. Ketika Yesus melihat orang lumpuh dan empat orang lain yang mengantarnya, hatiNya tergerak oleh belaskasihan dan Ia berkata: ”Percayalah, hai anak-Ku, dosamu sudah diampuni.” Belas kasih sendiri adalah kasih yang berusaha meringankan penderitaan sesama. Belas kasih adalah kasih yang hidup, yang dicurahkan atas sesama guna menyembuhkan, melegakan, menghibur, mengampuni dan menghapus rasa sakit. Itulah kasih yang Tuhan tawarkan kepada kita dan itulah kasih yang Ia kehendaki kita tawarkan kepada sesama.

3. Orang Lumpuh: Beriman. 
Orang lumpuh menjadi sembuh dan bertumbuh penuh karena imannya. Hal ini tampak jelas ketika Yesus mengatakan: ”Bangunlah, angkatlah tempat tidurmu dan pulanglah ke rumahmu!” Orang lumpuh itu segera mentaati perintah Yesus: Ia “bangun” (ajakan untuk bangkit dari kubangan dosa), “angkat tempat tidurnya” (ajakan untuk mengangkat kelekatan, kelemahan dan ketergantungannya untuk kemudian diserahkan ke Tuhan) dan “pulang ke rumah” (ajakan untuk kembali ke keluarganya, sebuah basis hidup beriman). Inilah inti iman: kepercayaan penuh kepada Yesus! Sebaliknya, beberapa orang ahli Taurat malahan berkata dan berpikir buruk tentang Yesus dalam hatinya: ”Ia menghujat Allah.” Jelasnya, hati mereka “lumpuh”, tidak tergerak oleh belas kasihan, sehingga Yesus menegur mereka: ”Mengapa kamu memikirkan hal-hal yang jahat di dalam hatimu”. Dalam bahasa nabi Yesaya: “Bangsa ini datang mendekat dengan mulutnya dan memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya menjauh dari pada-Ku. ” (Yes 29:13)

Dari Tarsus mencari duku – Yesus Engkaulah andalanku!”
Tuhan memberkati dan Bunda merestui.
Fiat Lux!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar