Ads 468x60px

Rabu 3 Juli 2013

“Fortes fortuna iuvat.”
Pesta St.Tomas Rasul
Ef 2:19-22; Yoh 20:24-29

“Fortes fortuna iuvat - Nasib baik membantu para pemberani.” Inilah yang dialami oleh Tomas Rasul yang kita kenangkan hari ini. Ia melihat dan menjumpai Tuhan secara pribadi karena sikapnya yang “pemberani”: Ia menuntut bukti obyektif dan tidak gampang percaya pada desas desus gosipan atau percakapan orang lain: “Sebelum aku melihat bekas paku pada tangan-Nya dan sebelum aku mencucukkan jariku ke dalam bekas paku itu dan mencucukkan tanganku ke dalam lambung-Nya, sekali-kali aku tidak akan percaya” (Yoh 20:25). 

Nama “Tomas” sendiri adalah nama Yunani, yang berasal dari kata Thomas dan disebut Didimus (Yoh 11:16; 20:24; 21:2), dari kata Yunani Didymos. Nama Tomas diterjemahkan dari kata Ibrani t’hom, yang berarti “kembar”. Alkitab berbahasa Latin, Vulgata, lebih senang memakai nama Didimus. Bagi saya pribadi, seperti yang saya tulis dalam buku “TANDA” (Kanisius), nama Tomas ini mempunyai akronimnya, yakni: “Tuhan Omong Maka Aku Sadar.”

Adapun tiga sikap dasar St Tomas Rasul yang bisa kita teladani, al:

1.Bersemangat 
Injil Yohanes mencatat informasi tentang semangat Tomas yang berkobar-kobar: “Marilah kita pergi juga untuk mati bersama-sama dengan Dia” (Yoh 11:16). Bukti obyektif Yesus yang bangkit dengan jiwa dan badan juga membuat Tomas berseru dengan penuh semangat iman: “Ya Tuhanku dan Allahku!” (Yoh 20:28). Semangat pengakuan iman ala Tomas ini menjadi kesaksian terakhir dari misteri Yesus yang bangkit. Pengakuan itu juga telah menjadi semangat dan hakekat pengakuan iman Kristiani.

2.Tanggap
Tomas dikenal sebagai orang yang “tanggap”: kritis dan selalu ingin tahu: “Tuhan, kami tidak tahu ke mana Engkau pergi; jadi bagaimana kami tahu jalan ke situ?” (Yoh 14:5). Itulah pertanyaan Tomas ketika Yesus berbicara kepada para murid: “Di rumah Bapa-Ku banyak tempat tinggal... (Yoh 14:1-4). Dengan demikian Tomas tampil sebagai sosok seorang yang tanggap dan mau maju dalam iman. Pertanyaan Tomas itulah yang membuka jalan bagi pewahyuan Yesus Kristus sebagai “Via Veritas Vita: “Akulah jalan dan kebenaran dan hidup.” (Yoh 14:6). 

3.Cakap
Menurut tradisi, yang dibenarkan oleh St. Ambrosius dan Hieronymus, Tomas diutus mewartakan Injil ke daerah Siria di antara orang-orang Partia dan ke India. Tentang kehadiran Tomas di India, Ambrosius dan Hieronymus mengatakan bahwa Tomas telah mendarat di kota Milaipur, yang sekarang disebut Madras, tempat akhir hidupnya sebagai martir dengan ditusuk tombak. Catatan lain tentang Tomas termuat dalam: “Kitab Wahyu Tomas” terjemahan berbahasa Latin dan “Injil Tomas” dari sekitar tahun 140-150, yang mirip dengan “ogia Jesu” (kumpulan sabda-sabda Yesus) dan ditemukan dalam naskah Nag Hammadi pada tahun 1945 di Mesir. Yang pasti, Gereja sangat menghargai karakter Tomas yang tampak jelas lewat komentar St Agustinus: “Ia telah ragu-ragu supaya kita tidak ragu-ragu”. Lebih lanjut, St. Agustinus mencatat: “Dengan pengakuannya dan dengan menjamah luka Tuhan, ia sudah mengajarkan kepada kita apa yang harus dan patut kita percayai. Ia melihat sesuatu dan percaya akan sesuatu yang lain. Matanya memandang kemanusiaan Yesus, namun imannya mengakui keallahan Yesus, sehingga dengan suara penuh kegembiraan tercampur penyesalan mendalam ia berseru ‘Ya Tuhanku dan Allahku.”

“Buah srikaya di Pasar Seni – Aku percaya dan aku mengimani.”
Tuhan memberkati dan Bunda merestui.
Fiat Lux!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar