Ads 468x60px

Minggu 21 Juli 2013.

“Gaudete”

Pekan Biasa XVI 
Kej 18:1-10a; Kol 1:24-28; Luk 10:38-42

“Gaudete - Bergembiralah!”Allah mengajak kita bergembira seperti tiga tokoh dalam bacaan hari ini: Abraham, Paulus dan Maria - Martha. Mereka dikunjungi oleh Tuhan: Abraham di dekat pohon tarbantin di Mamre, Paulus di Tarsus dan Maria serta Martha di Betania. 

Secara khusus tentang Maria dan Martha yang sama-sama bergembira karena dikunjungi Yesus. Mereka berdua yang adalah saudari dari Lazarus (Eleazar: Allah yang menyelamatkan) mempunyai tujuan yang sama yakni ingin memberikan yang terbaik untuk Tuhan. Martha mewakili orang yang berdaya roh karya/aksi, sedangkan Maria mewakili roh doa/kontemplasi. Bukankah kesibukan karya yang berlebihan sehingga melupakan hidup doa dapat menyebabkan kita teralienasi (terasing) dari diri sendiri, sesama dan Tuhan?

Oleh sebab itulah, tiga nilai kebaikan bisa kita petik agar kita benar benar bergembira, al:

1.Intimitas: 
Seperti Maria dan Martha, kita diajak memiliki intimitas, semacam “keakraban” dengan Tuhan lewat hidup doa dan karya kita, sehingga Tuhan berkenan hadir dan datang di hati kita. Kenyataan bahwa Tuhan berada di dekat kita dan kita tidak menyadari kehadiranNya, karena kita kerap hanya “mengetahui” tentang Tuhan tapi tidak "mengalami Tuhan". Disinilah, kita diajak untuk setia menemukan Tuhan di dalam segala doa dan karya atau dalam bahasanya Jerónimo Nadal: Contemplatio In Actione, yang memperlihatkan relasi antara aksi dan kontemplasi :“contemplatio in actione.” 

2.Skala Prioritas: 
Martha memang sibuk dengan karya. Namun jika terlalu sibuk, ia bisa jatuh pada pastoral dan rutinitas kegiatan yang terus menerus. Disinilah, kita diajak untuk mempunyai skala prioritas dalam menjaga keseimbangan hidup beriman. Di tengah carut marut hidup karya, kita diajak untuk terus bertekun dan setia “duduk di dekat kaki Yesus.” Harapannya, kita bukan hanya "SIBUK UNTUK TUHAN " dengan pelbagai karya/aksi seperti Martha, tetapi terutama kita juga diajak untuk"SIBUK DENGAN TUHAN" seperti Maria lewat doa dan perjumpaan pribadi/kontemplasi kita dengan Tuhan karena sebenarnya puncak pengetahuan manusia mengenai Tuhan adalah mengetahui bahwa kita tidak tahu apa-apa mengenai Tuhan.

3.Diversitas:
Sebenarnya Yesus tidak sedang menyalahkan Marta, ketika berkata: "Marta, Marta, engkau kuatir dan menyusahkan diri dengan banyak perkara". Sikap Maria juga tidak dipersalahkan karena mendengarkan dan merenungkan sabda adalah amat penting juga. Bisa jadi, tindakan Marta yang sangat sibuk itulah yang dianggap terlalu berlebihan (“lebay - alay”) sehingga Martha mudah menggerutu dan merasa tidak dipedulikan. Martha merasa bahwa yang penting hanyalah “berkarya”, padahal sebenarnya “berdoa” juga sangat penting. Disinilah kita diajak untuk menyadari adanya diversitas, semacam keanekaragaman karya dan karisma yang tentunya saling melengkapi, dan kita dajak untuk melakukannya dengan hati yang gembira. Idealnya: hendaklah kita mempersatukan doa Maria dengan karya Martha, dengan demikian keduanya saling menyucikan. Lebih jauh lagi, hidup orang banyak kadang hanya menyibukkan diri dengan perbuatan dan karya, padahal yang diinginkan Allah adalah hati mereka, bukan?

“Cari teman di Pasar Tanah Abang - Jadilah orang beriman yang seimbang.”
Tuhan memberkati dan Bunda merestui.
Fiat Lux!


Tidak ada komentar:

Posting Komentar