Ads 468x60px

Rabu 24 Juli 2013

"Tolle et legge!"
Kel 16:1-5.9-15; Mat 13:1-9

"Tolle et legge - Ambil+bacalah!" Inilah salah satu kalimat St.  Agustinus, pelindung kota Milan. Ia mengajak kita untuk mau mengambil dan membaca pelbagai pesan Yesus dalam injil. Hari inipun, saya mengambil dan membacakan sabda Yesus lewat perumpamaan tentang penabur: "Barangsiapa bertelinga, hendaklah ia mendengarkan!” 


Adapun 3 permenungan intinya, al: 

1. "Penabur": 
Yesus adalah penabur yang setia mewartakan damai dan kebaikan (pax et bonum) kepada semua orang, di setiap tempat dan saat. Damai dan kebaikannya bersifat "universal", diperuntukkan bagi semua orang. Inilah sebuah semangat "keterbukaan": Syukurilah! 

2. "Tanah": 
Ada 4 macam tanah yang diangkatNya: ada yang di pinggir jalan-ada yang berbatu batu-ada yang di tengah semak duri dan ada juga yang menjadi tanah yang baik. Realnya: Kita kadang menjadi orang dengan kombinasi tanah: kadang di pinggir jalan (sibuk dan larut hanyut dengan hiruk pikuk dunia), di tanah berbatu (imannya dangkal/tidak mendalam), di tengah semak duri (terhimpit oleh banyak kekuatiran dan daya pikat dunia). Idealnya: Kita diajak terus berjuang menjadi "tanah yang baik", yang subur, yang tidak hanya siap berakar dalam iman dan bertumbuh dalam persaudaraan tapi juga selalu berbuah nyata dalam pelayanan. Inilah sebuah semangat "kesaksian" di tengah gereja dan masyarakat: Perjuangkanlah! 

3. "Benih": 
Dalam bahasa Latin, benih berarti "semen", dan tempat menabur benih adalah "seminarium". Institusi Gereja mempunyai banyak lembaga untuk "seminari menengah dan seminari tinggi" tapi tidak punya "seminari dasar" karena yakin bahwa seminari dasar itu ada di "keluarga" kita masing-masing. Hari ini, Ia mengajak kita "back to basic", kembali ke seminari dasar kita, bernama keluarga. Bagaimana relasi kita dengan pasangan, anak dan orangtua kita sendiri? Bagaimana kita bisa membuat pelbagai benih damai dan  kebaikan itu terus subur melimpah-ruah di tengah anggota keluarga kita masing-masing? "Inilah sebuah semangat "kebersamaan", bahwa iman katolik itu juga berdimensi sosial, kita menjadi orang beriman bersama para anggota keluarga juga: Wartakanlah! "

Cari bubur di Gunung Sahari - Mari menabur kasih setiap hari." 
Tuhan memberkati dan Bunda merestui.
Fiat Lux!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar