1.PERNAFASAN
Ada banyak macam cara pernafasan yang dapat membantu seseorang untuk menjadi hening. Dalam Meditasi Yesus biasa digunakan dua macam metode pernafasan, yaitu pernafasan natural dan pernafasan segitiga. Peserta meditasi dapat memilih salah satu diantaranya yang sesuai dengan selera atau kecocokan.
Pernafasan Natural
Sebagaimana namanya adalah pernafasan biasa seperti yang kita lakukan sehari-hari namun dengan sedikit perbedaan. Dalam pernafasan natural penarikan dan pengeluaran nafas dilakukan dengan perlahan-lahan. Lamanya waktu untuk menarik nafas kira-kira antara 5 - 10 detik, demikian juga dengan pengeluaran nafas. Nafas yang dipergunakan adalah nafas perut, yaitu: pada saat menarik nafas, perut kita dikembungkan dan pada saat mengeluarkan nafas, perut dikempiskan. Perlu diperhatikan bahwa pada saat menarik dan mengeluarkan nafas harus dilakukan dengan halus dan tenang, jangan terburu-buru atau ditahan-tahan. Lamanya waktu untuk menarik dan mengeluarkan nafas disesuaikan dengan kemampuan dan tidak boleh dipaksakan.
Pernafasan Segitiga
Pernafasan segitiga berbeda dengan pernafasan natural. Pada pernafasan segitiga setelah kita menarik nafas, nafas ditahan beberapa saat baru kemudian dikeluarkan. Lamanya waktu untuk menarik dan mengeluarkan nafas antara 3 - 8 detik sedangkan lamanya penahanan nafas berkisar antara 5 - 12 detik. Sama seperti pada pernafasan natural, pernafasan segitiga juga menggunakan nafas perut dan saat melakukan pernafasan harus dilakukan dengan tenang dan halus.
Demikian juga saat menahan nafas jangan dipaksakan, tahan nafas sesuai dengan kekuatan. Bagi para pemula biasanya disarankan untuk menggunakan pernafasan segitiga ini dalam meditasi karena memudahkan dalam berkonsentrasi. Jika kemampuan konsentrasi sudah cukup baik dan kita ingin melakukan meditasi dalam waktu yang lama, biasanya pernafasan natural menjadi pilihan yang lebih disukai.
LATIHAN 1
Pernafasan Natural
Persiapkan posisi untuk meditasi :
• Duduklah bersila atau di kursi dengan punggung tegak tetapi seluruh tubuh dijaga tetap rileks.
• Pejamkan mata dan arahkan pandangan dengan rileks ke satu titik diantara kedua alis.
• Letakkan ujung lidah pada langit-langit. Hal ini dimaksudkan untuk mencegah lidah kita dari kecenderungan bergerak-gerak saat kita mengucapkan doa-doa dalam hati ketika bermeditasi.
Latihan pernafasan :
• Tarik nafas yang dalam perlahan-lahan sambil mengembungkan perut, pusatkan pikiran dengan merasakan aliran nafas yang masuk.
• Lakukan penarikan nafas selama 5 sampai 10 detik.
• Keluarkan nafas secara perlahan sambil mengempiskan perut, jaga pikiran tetap terpusat pada aliran nafas yang keluar. Lama mengeluarkan nafas kira-kira 5 sampai 10 detik.
• Ulangi langkah 4 dan 5 sebanyak 10 kali.
Pernafasan Segitiga :
• Persiapkan posisi untuk meditasi seperti pada latihan pernafasan natural.
• Tarik nafas yang dalam perlahan-lahan sambil mengembungkan perut, pusatkan pikiran dengan merasakan aliran nafas yang masuk. Lakukan penarikan nafas selama 3 sampai 8 detik.
• Tahan nafas secara ringan kira-kira 5 sampai 10 detik. Dalam menahan nafas jangan sampai memaksakan diri, cukup lakukan sekuatnya saja.
• Keluarkan nafas secara perlahan sambil mengempiskan perut. Lakukan pengeluaran nafas selama 3 sampai 8 detik. Ulangi langkah 2, 3, dan 4 sebanyak 10 kali.
catatan:
Latihan pernafasan ini dapat dilakukan dimanapun. Jika kita bisa melakukannya dengan posisi meditasi akan sangat baik, namun jika tidak memungkinkan (misalkan karena sedang berada di tempat umum) kita dapat melakukannya dalam posisi apa saja. Usahakan untuk selalu melatih teknik-teknik pernafasan ini setiap hari sampai kita menjadi terbiasa dengan pola-pola nafas tersebut. Hal ini akan sangat membantu kita untuk memperoleh keheningan dalam meditasi.
2.KONSENTRASI
Konsentrasi adalah kemampuan untuk memfokuskan perhatian pada satu hal. Dalam hubungannya dengan meditasi, konsentrasi adalah kemampuan untuk memusatkan pikiran pada kehadiran Tuhan. Untuk dapat berkonsentrasi dengan baik tentu saja diperlukan suatu usaha dan kemauan. Dalam kehidupan sehari-hari konsentrasi juga sangat diperlukan agar dapat menjalankan tugas dengan baik. Pada saat meditasi, konsentrasi dapat dilatih secara sederhana dengan merasakan aliran nafas yang melalui hidung sewaktu bernafas.
Konsentrasi juga terbantu dengan mengarahkan pandangan (pada keadaan mata terpejam) ke satu titik di antara kedua alis. Dengan mengarahkan mata pada satu titik kecenderungan pikiran mengembara pada saat bermeditasi akan berkurang. Perlu diingat bahwa memusatkan pikiran pada aliran nafas hanya dilakukan pada saat persiapan meditasi saja, jika sudah masuk pada meditasi maka pikiran harus terpusat pada kehadiran Tuhan.
Adalah sesuatu yang umum jika pada saat melakukan meditasi pikiran melayang ke masalah-masalah lain. Jika hal tersebut terjadi maka yang perlu dilakukan ialah kembali memusatkan pikiran pada Tuhan saat kita menyadari pikiran kita mengembara. Adakalanya timbul gangguan berupa rasa gatal dan kurang nyaman. Jika itu terjadi biasanya cukup dihiraukan saja jika itu memungkinkan. Umumnya gangguan-gangguan semacam itu akan hilang dengan sendirinya dan dengan semakin sering bermeditasi akan semakin mudah untuk mengatasi gangguan semacam itu. Pelanturan pikiran biasanya dapat dikurangi dengan memperlambat ritme doa sehingga konsentrasi lebih terpusat pada doa dari pada hal-hal lain.
Ada cara lain yang cukup baik untuk mengatasi pelanturan pikiran. Cara ini cukup cocok untuk diterapkan pada Meditasi Yesus. Kita bisa meletakkan Salib Kristus atau gambar-gambar Tuhan Yesus di depan kita. Pada saat menyadari terjadinya pelanturan kita dapat membuka mata sejenak dan memandang Salib ataupun wajah Tuhan beberapa saat. Setelah pelanturan hilang meditasi dapat dilanjutkan kembali. Jika tidak ada salib atau gambar wajah Tuhan, maka satu-satunya yang dapat dilakukan adalah mengabaikan pikiran tersebut begitu saja. Tuhan Yesus ketika mengutus murid-Nya pergi ke berbagai kota berpesan supaya tidak memberi salam kepada siapapun dalam perjalanan.
Perkataan ini dapat dimengerti maknanya manakala dipahami bahwa orang-orang yang ditemui para murid dalam perjalanan, entah baik atau jahat, bisa menjadi penghambat dalam mencapai tujuan yang diperintahkan Tuhan. Dalam bermeditasi kita juga tidak diperkenankan memberi tanggapan terhadap segala bentuk gangguan pikiran yang datang, sekalipun pikiran itu tampaknya baik. Justru godaan berat dan serius sering tampil berupa hal-hal yang baik dan menarik. Dalam hal ini sikap kompromistis terhadap godaan sudah merupakan suatu kegagalan.
3.RELAKSASI
Relaksasi adalah faktor yang penting untuk mencapai keheningan internal. Relaksasi berarti melepaskan diri dari ketegangan baik fisik maupun psikis. Tubuh yang rileks memungkinkan seseorang bermeditasi dengan tenang dan nyaman dalam waktu yang lama. Tubuh yang rileks juga akan melepaskan keterikatan kesadaran atas tubuh fisik, sehingga kesadaran terpusat sepenuhnya pada kesadaran batin. Relaksasi dapat dilakukan dengan mengarahkan kesadaran pada bagian-bagian tubuh yang dituju dan secara sugesti memerintahkannya untuk rileks. Dalam Meditasi Yesus relaksasi dilakukan pada saat awal meditasi dan dilakukan secara bertahap mulai dari bagian kepala sampai ke kaki. Jika relaksasi dicapai dengan baik maka pada saat meditasi kesadaran benar-benar terpusat pada batin. Hal ini sangat membantu untuk mencapai keheningan. Pada saat itu gangguan-gangguan yang bersifat fisik juga akan semakin kurang pengaruhnya terhadap keheningan meditasi.
LATIHAN 2
Relaksasi
• Persiapkan diri dalam posisi meditasi.
• Aturlah nafas selama beberapa saat dengan menggunakan pernafasan natural.
• Sambil tetap mengatur nafas, arahkan perhatian kita pada bagian ubun-ubun dan secara mental perintahkan untuk rileks dan menghilangkan segala ketegangan.
• Setelah bagian tersebut mulai rileks, arahkan kebagian dahi, perintahkan juga untuk rileks....
• Selanjutnya dengan cara yang sama arahkan pikiran secara bergantian dan perlahan-lahan ke bagian muka, kepala belakang, tengkuk, leher, kemudian turun ke bahu, kedua lengan, tangan, telapak tangan, lalu ke bagian punggung atas, punggung bawah, kemudian dada, perut, pinggang, kedua paha, betis, pergelangan kaki, lalu terakhir ke telapak kaki.
• Pastikan agar seluruh bagian tubuh menjadi rileks, setelah itu nikmati keadaan rileks tersebut untuk beberapa saat.
• Selanjutnya kita siap untuk bermeditasi.
VISUALISASI
Dalam Meditasi Yesus peran visualisasi sangat penting untuk menguatkan kesadaran akan kehadiran Tuhan dan menumbuhkan rasa cinta sebagai respon akan kehadiran-Nya. Dalam tradisi Gereja Katolik kita mengenal banyak sekali patung-patung dan gambar-gambar suci yang digunakan sebagai sarana devosi. Patung dan gambar tersebut sangat membantu umat beriman untuk membangun suasana doa dan merasakan kehadiran Tuhan dalam doa. Demikian juga halnya dengan visualisasi. Melalui visualisasi kita berusaha membangun suasana kehadiran Tuhan melalui gambaran suasana kudus yang dihadirkan secara mental dalam batin kita.
Jika kita memejamkan mata dan membayangkan kita sedang dalam keadaan lapar lalu dihadapan kita terhidang makanan dan minuman yang lezat seperti kambing guling dan segelas es kelapa maka air liur akan timbul reaksi seolah-olah makanan dan minuman tersebut memang ada di depan kita. Demikian juga jika kita membayangkan bahwa Tuhan Yesus hadir di depan kita maka kesadaran batin kita akan berreaksi seolah-olah Tuhan Yesus memang sungguh-sungguh hadir. Dalam setiap meditasi Tuhan selalu hadir, dan dengan visualisasi kehadiran-Nya akan terasa semakin kuat. Jika kehadiran Tuhan ini diimani dan dihayati benar-benar maka akan menumbuhkan rasa keterikatan batin dan rasa cinta yang kuat kepada Tuhan Yesus.
Penggunaan visualisasi sesungguhnya bukan hal yang aneh dalam tradisi spiritualitas Katolik. St. Ignatius Loyola menggunakan berbagai visualisasi fragmen kehidupan Tuhan Yesus sebagai bagian dari Latihan Rohani yang diajarkannya. St. Theresa dari Avila sangat menggemari visualisasi Tuhan Yesus berdoa di Getsemani dalam Doa Batin yang dilakukannya. Juga St. Fransiskus Asisi sering membayangkan ia menurunkan Tuhan Yesus dari kayu salib. Dengan melakukan visualisasi para orang kudus dapat menghayati kedekatan Yesus dan kasih-Nya yang membuat mereka ditarik ke dalam kehidupan yang suci. Visualisasi juga dapat membawa kita masuk dalam suasana doa batin yang kontemplatif dan mengarahkan kita pada kesucian sebagaimana yang dialami para orang kudus.
Di dalam Meditasi Yesus kontemplasi dapat dilakukan dengan memvisualisasikan salah satu fragmen kehidupan Tuhan Yesus. Pada visualisasi kita dapat membayangkan diri kita hadir pada kejadian itu, baik sebagai pengamat pasif seperti kalau kita menonton sebuah film maupun terlibat aktif seolah-olah kita ikut serta menjadi bagian dari kisah tersebut. Setelah itu lalu kita bebaskan batin kita, tanpa usaha aktif dari diri kita sendiri, untuk menerima makna-makna yang ditimbulkan dari visualisasi itu. Pada saat seperti ini kita tidak berbicara dengan Tuhan, melainkan Tuhan sendiri yang berbicara pada kita dan kita mendengarkan Dia.
Visualisasi yang baik tentang kehidupan Tuhan Yesus dapat merupakan suatu doa tanpa kata. Memvisualisasikan kehidupan Tuhan Yesus berarti menghadirkan Tuhan Yesus dalam hidup kita serta menyerap pesan-pesan-Nya yang akan membawa kita untuk lebih mengenal dan mencintai-Nya.
LATIHAN 3
Visualisasi 1
• Aturlah posisi tubuh dengan posisi meditasi yang nyaman.
• Lakukan relaksasi beberapa saat untuk memastikan seluruh tubuh dalam keadaan rileks.
• Dalam keadaan rileks lakukanlah visualisasi ini : Bayangkanlah di depan anda berdiri Tuhan Yesus. Bayangkan sosok tubuh-Nya yang anggun, wajah-Nya yang penuh keagungan namun memancarkan kerendahan hati. Lihatlah seluruh wajah-Nya yang memancarkan sinar keilahian. Bayangkan tatapan mata-Nya yang menusuk ke dalam setiap hati.
• Sekarang coba bayangkan Tuhan Yesus menyapa anda dengan senyum-Nya yang lembut dan penuh kasih. Amati setiap gerakan-Nya yang mengundang kita untuk datang kepada-Nya. Lihatlah Tuhan kita sedang menawarkan kasih-Nya pada kita.
Cobalah untuk merasakan keadaan ini beberapa saat dan biarkan kehadiran-Nya menggerakkan hati anda....
Visualisasi 2
• Aturlah posisi tubuh dengan posisi meditasi yang nyaman.
• Lakukan relaksasi beberapa saat untuk memastikan seluruh tubuh dalam keadaan rileks.
• Dalam keadaan rileks lakukanlah visualisasi ini : Bayangkanlah anda berada di suatu tempat pada malam hari. Hanya bulan dan bintang-bintang saja yang menerangi sekeliling anda. Di dekat anda tampaklah sebuah taman, yaitu taman Getsemani.Di sekeliling taman tampaklah beberapa orang sedang berjaga-jaga. Lalu anda berjalan masuk ke dalam taman. Di sana ada seseorang yang sedang berdoa dan tiga orang lainnya yang tampaknya sedang menemani. Anda berjalan semakin mendekat...lalu tampaklah bahwa Dia yang sedang berdoa itu adalah Tuhan Yesus sendiri. Ia sedang berdoa kepada Bapa-Nya di Surga dengan penuh ketakutan untuk menghadapi kesengsaraan yang harus dialami dalam penyaliban.
• Ya...Tuhan Yesus sendiri harus menghadapi penderitaan untuk menebus dosa-dosa yang telah diperbuat semua manusia...termasuk anda juga. Kemudian Tuhan Yesus memandangi anda, lalu berkata : "Berjaga-jagalah, dan berdoalah bersama Aku..." Tuhan sendiri telah bersedia menderita demi anda yang adalah ciptaan-Nya, Ia mengajak anda untuk berjaga dan berdoa bersama-Nya...bersediakah anda ikut serta dalam misteri penderitaan-Nya...
Cobalah untuk merasakan keadaan ini beberapa saat dan biarkan kejadian ini menyatakan sendiri maknanya bagi anda....
catatan:
Kita dapat berlatih visualisasi dengan menggunakan berbagai fragmen kisah kehidupan Tuhan Yesus sebagaimana tertulis dalam Injil. Visualisasi semacam itu juga sudah merupakan suatu doa batin yang amat baik.
4.DOA DALAM MEDITASI
Bagian inti dari Meditasi Yesus adalah doa yang merupakan sarana untuk mengungkapkan kerinduan dan kasih pada Allah. Dalam Meditasi Yesus kita berdoa dengan bantuan sebuah butir-butir rosario. Bagian rosario yang dipergunakan hanyalah 50 butir 'Salam Maria' dan 5 butir 'Bapa Kami'. Pada awalnya penggunaan rosario adalah untuk menentukan lamanya waktu meditasi pada saat melakukan meditasi dalam kelompok.
Tetapi dalam perkembangan selanjutnya penggunaan rosario ini menjadi bagian yang integral dari Meditasi Yesus. Biasanya meditasi dilakukan sampai dengan 2 atau 3 kali putaran rosario. Pada meditasi pribadi, jumlah ini dapat dikurangi ataupun ditambah sesuai dengan keinginan. Meskipun pada prinsipnya dalam meditasi dapat digunakan rumusan-rumusan lain, ada suatu rumusan doa yang utama dan hampir selalu digunakan. Rumusan doanya sederhana namun justru dalam kesederhanaannya doa tersebut memiliki rahmat dan kekuatan yang luar biasa jika didaraskan dengan kesungguhan dan sepenuh hati. Rumusan doanya sebagai berikut:
Pada butir Salam Maria:
"Tuhan Yesus Kristus Putra Allah, kasihanilah aku orang berdosa"
Pada butir Bapa Kami:
"Tuhan Yesus Kristus, aku mengasihi Engkau"
Dalam Injil Lukas, doa yang pertama merupakan doa dari pemungut cukai (Lk. 18:13), dan pengemis buta di dekat Yerikho (Lk. 18:38). Dalam tradisi Gereja Ortodoks doa ini juga dikenal sebagai "Doa Yesus" dan dalam sejarahnya telah membawa begitu banyak orang ke dalam tingkat kesucian yang tinggi. Ada tiga hal penting yang diungkapkan dalam doa sederhana ini, yaitu: kerinduan terdalam dari jiwa manusia untuk hidup dalam Kasih Allah, iman kepada Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Penyelamat, serta kesadaran akan ketidaklayakan kita dihadapan Allah. Sikap doa seperti ini menjadi syarat utama agar Allah sendiri berkenan menarik kita ke dalam misteri-misteri Kasih-Nya yang sempurna. Melalui doa ini kita menjadikan diri kecil dan miskin di hadapan Allah sehingga Allah sendiri yang besar di dalam diri kita dan menjadi satu-satunya kekayaan kita.
Sedangkan doa yang kedua adalah ungkapan keinginan untuk mengasihi Allah. Doa ini berakar pada jawaban Petrus atas pertanyaan Tuhan Yesus, "Simon anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku?" Petrus menjawab, "Benar Tuhan, Engkau tahu aku mengasihi Engkau..." Dan Yesus menanggapi jawaban Petrus dengan, "Gembalakanlah domba-domba-Ku." Hal ini terjadi sampai tiga kali berturut-turut. Setelah itu Tuhan menjelaskan melalui perumpamaan bagaimana Petrus harus taat kepada Allah dan menyangkal kehendaknya sendiri yang kemudian diakhiri dengan perintah Tuhan Yesus, "Ikutlah Aku." (Yoh. 21:15-19).
Jadi doa ini memiliki makna yang sangat mendalam yakni jawaban kita atas keinginan Allah yang terdalam. Allah tidak membutuhkan kata-kata melainkan perbuatan yang nyata. Dan dengan menyatakan kita mengasihi Allah maka Allah akan menyatakan pada kita apa yang dikehendaki-Nya dari kita, yakni suatu panggilan yang harus dijalani sebagai bukti dari pernyataan kasih kita pada Allah. Dengan kata lain melalui doa ini kita berani membuka hati pada kehendak-kehendak Allah, yakni mengikuti Allah dalam karya keselamatan dengan jalan taat pada apapun yang dikehendaki-Nya dari kita.
Jadi kedua doa dalam Meditasi Yesus tidak lain mengungkapkan Kasih Kristus yang membakar jiwa manusia agar jiwa-jiwa itu menjadi murni seperti Dia, dan jiwa yang dimurnikan dan terbakar oleh Kasih Kristus itu ikut bersama Dia menjadi terang dalam kegelapan.
5.PENDARASAN DOA
Dalam melakukan meditasi, doa-doa didaraskan dengan menyelaraskannya pada ritme pernafasan. Ini dimaksudkan untuk tetap menjaga keheningan dalam bermeditasi. Jika menggunakan pernafasan natural maka pada saat menarik nafas kita mengucapkan, "Tuhan Yesus Kristus Putra Allah..." Dan pada saat menghembuskan nafas kita mengucapkan "Kasihanilah aku orang berdosa..." Doa tersebut diucapkan dengan perlahan dan penuh penghayatan tanpa terburu-buru karena kita sedang berjumpa dengan Tuhan yang Maha Kudus.
Dengan cara ini doa menjadi menyatu dengan aliran nafas. Selanjutnya kita dapat memfokuskan perhatian pada kesadaran akan kehadiran Allah dan makna yang dikandung dalam doa itu. Doa tersebut tidak lagi doa yang satu arah melainkan menjadi doa batin yang berlangsung dua arah karena Allah juga menyapa dan berbicara melalui kehadiran-Nya dalam hati kita.
Doa dimulai pada butir Salam Maria dengan mengucapkan "Tuhan Yesus Kristus Putra Allah...kasihanilah aku orang berdosa". Kemudian setelah sampai pada butir Bapa Kami kita mengucapkan, "Tuhan Yesus Kristus...aku mengasihi Engkau". Pada saat kita mencapai akhir putaran maka kita hening sejenak dan melakukan kontemplasi dengan memandang atau memvisualisasikan kehadiran Tuhan serta membiarkan kehadiran-Nya terserap dalam kesadaran batin.
Tak perlu memikirkan atau mengutarakan keinginan apapun, cukup memandang-Nya saja. Pada saat-saat seperti ini kita mendengarkan Tuhan dengan intens dan membiarkan-Nya membentuk hati kita seutuhnya.
6.PRAKTEK MEDITASI
Setelah elemen-elemen penunjang meditasi dijelaskan, maka sekarang adalah saatnya bagi kita untuk menyatukan elemen-elemen di atas menjadi satu kesatuan dalam Meditasi Yesus. Kita mulai melakukan meditasi dengan mempersiapkan diri duduk dalam posisi meditasi yang cukup nyaman. Sebelum melakukan meditasi, bukalah dengan doa memohon bimbingan dan tuntunan dari Tuhan Yesus sendiri selama bermeditasi.
Lakukan pernafasan secara teratur, kemudian mulailah berkonsentrasi dan melakukan relaksasi untuk mempersiapkan keheningan batin.
Setelah kita cukup hening mulailah melakukan visualisasi untuk membayangkan kehadiran Tuhan Yesus dalam meditasi kita. Bayangkan Tuhan Yesus ada di depan kita dan rasakanlah kehadiran-Nya. Jika kita sulit membayangkan kehadiran Tuhan, kita dapat menggunakan gambar Tuhan Yesus atau salib yang kita letakkan di depan kita. Harus disadari juga bahwa kemampuan kita melakukan visualisasi akan meningkat secara gradual sejalan dengan semakin seringnya kita kelakukan visualisasi.
Setelah kita merasakan kehadiran Tuhan maka meditasi dapat dimulai dengan mendaraskan doa menggunakan bantuan rosario. Mulailah dengan butir 'Salam Maria'. Daraskan setiap doa dengan perlahan dan penuh kesadaran akan kehadiran-Nya.
Jangan terburu-buru dalam bermeditasi, karena akan menghilangkan keheningan dalam meditasi itu sendiri. Setiap selesai pendarasan doa selama satu putaran kita berkontemplasi sejenak dengan memvisualisasikan salah satu fragmen kehidupan Tuhan Yesus, misalnya saja saat Tuhan Yesus sedang mengajar, menyembuhkan orang, berdoa di taman Getsemani, atau saat penyaliban Tuhan. Kontemplasi dapat juga dilakukan dengan hening beberapa saat (kira-kira 5 sampai 10 hitungan nafas) sambil merasakan kehadiran Tuhan Yesus di depan kita tanpa kita mengucapkan kata-kata atau berpikir apapun. Biarkan kesan kehadiran-Nya menumbuhkan rasa kerinduan dan kasih kita kepada-Nya. Biarkan Tuhan membentuk diri kita sesuai dengan kehendak-Nya sendiri.
Pemula biasanya akan sulit menggabungkan teknik-teknik meditasi ini menjadi satu kesatuan. Hal ini adalah wajar sekali, kemampuan kita bermeditasi perlahan-lahan akan tumbuh dan semakin baik dengan semakin seringnya kita bermeditasi. Jika kita mengalami kesulitan semacam ini yang menjadi pegangan utama dalam Meditasi Yesus adalah penghayatan kehadiran Tuhan Yesus serta penghayatan setiap doa yang diucapkan, sedangkan hal-hal yang lain hanyalah sekedar penunjang.
Meditasi yang baik tidak diperoleh dari satu atau dua kali bermeditasi, melainkan merupakan hasil dari ketekunan bermeditasi dalam waktu yang tidak singkat.
LATIHAN 4
Meditasi
• Aturlah posisi tubuh dengan posisi meditasi yang nyaman.
• Bukalah meditasi dengan doa untuk memohon Tuhan sendiri hadir dan membimbing kita dalam meditasi.
• Lakukan relaksasi beberapa saat untuk memastikan seluruh tubuh dalam keadaan rileks.
• Lakukan visualisasi-1 untuk merasakan kehadiran Tuhan Yesus dalam meditasi kita.
• Setelah kita dapat merasakan kehadiran Tuhan, mulailah mendaraskan doa dimulai dari butir 'Salam Maria'. Anda dapat menggunakan pernafasan natural maupun pernafasan segitiga. Ucapkan setiap doa dengan perlahan dan penuh penghayatan.
• Setiap selesai satu putaran lakukan kontemplasi beberapa saat. Kontemplasi ini dapat diisi dengan visualisasi atau sekedar hening beberapa saat (kira-kira 5 sampai 10 hitungan nafas) sambil merasakan kehadiran-Nya.
Selesai melakukan meditasi kita dapat melanjutkan dengan doa Novena atau doa lainnya. Jika bermeditasi dalam kelompok biasanya setelah meditasi dilanjutkan dengan pembacaan Kitab Suci, baru kemudian dilakukan doa Novena dan doa-doa lainnya.
7.WAKTU DAN TEMPAT Pada prinsipnya kita dapat bermeditasi dimana saja dan kapan saja. Namun yang perlu diperhatikan adalah waktu dan tempat yang dipilih hendaknya menunjang keheningan serta rasa kekudusan akan kehadiran Tuhan. Meditasi dapat dilakukan pada malam hari menjelang tidur atau pada waktu pagi hari setelah bangun pagi, saat-saat tersebut cukup ideal untuk memperoleh keheningan. Tetapi karena saat bermeditasi berarti berhadapan dengan Tuhan sendiri, perlu diusahakan untuk memberikan waktu yang terbaik, bukan waktu 'sisa'. Maksudnya sedapat mungkin kita menyediakan waktu khusus untuk meditasi dan mencurahkan perhatian sepenuhnya pada saat-saat indah pertemuan dengan Tuhan.
Sedangkan tempat meditasi dapat dilakukan di tempat tidur, ruang tamu, taman, atau di ruangan khusus yang disediakan untuk itu seperti kapel misalnya. Sangat baik jika meditasi dilakukan di hadapan tabernakel karena kita langsung berhadapan dengan Tuhan yang hadir secara nyata dalam bentuk Hosti. Jika memungkinkan kita dapat membuat sebuah ruang doa atau pojok doa yang khusus di rumah. Hiasilah tempat itu dengan salib Yesus, ikon, gambar, dan patung-patung orang kudus (Bunda Maria, dll.). Ini akan sangat membantu tumbuhnya suasana doa dan kekudusan di tempat tersebut. Adanya tempat doa yang khusus semacam ini akan sangat membantu menumbuhkan kebiasaan berdoa dan pada akhirnya akan menumbuhkan spiritualitas juga.
Bagi pemula sangat disarankan untuk memilih tempat dan waktu yang sama dalam bermeditasi untuk menumbuhkan kebiasaan bermeditasi secara tetap. Amat baik jika dapat melakukan meditasi setiap hari selama setengah jam sampai satu jam. Apabila kebiasaan meditasi sudah tumbuh dengan baik tidak ada salahnya menambah waktu meditasi menjadi 2 jam setiap hari. Meditasi Yesus harus dilakukan secara rutin setiap hari, jika tidak maka meditasi ini tidak banyak memberi manfaat positif. Terutama karena hal itu menunjukkan kita tidak serius dalam membina relasi dengan Tuhan. Kalau sudah demikian sikap kita maka bagaimana mungkin Tuhan mencurahkan rahmat-Nya yang berlimpah bagi kita?
Meditasi Yesus jika dilakukan dengan benar membutuhkan waktu 10 sampai 15 menit untuk 1 putaran rosario. Kalau kita melakukan meditasi 1 jam setiap hari (dua kali meditasi, pagi dan malam, masing-masing 2 putaran rosario) itu berarti hanya menggunakan kurang dari 5 % waktu dari yang telah diberikan Tuhan kepada kita. Pada mulanya akan terasa bahwa alasan untuk tidak melakukan meditasi lebih banyak dan lebih berat dibanding dengan alasan untuk bermeditasi. Ini adalah godaan yang sangat umum dan harus diatasi.
Waktu luang untuk bermeditasi tidak akan pernah ada apabila kita tidak secara khusus menyediakannya. Dengan menyadari betapa besarnya cinta Tuhan kepada kita sepanjang hidup kita, maka waktu yang hanya 5 % itu bukanlah sesuatu yang berlebihan, tetapi sebaliknya justru masih sangat kurang. Mengenai perlunya waktu khusus bagi Tuhan, St. Agustinus mengingatkan kita demikian, "Luangkanlah waktu dan tetapkanlah jam- jam bagi keselamatan!". Dan apabila kita tidak memiliki cukup waktu untuk Tuhan, sesungguhnya kita telah terlalu sibuk dengan hal yang sia-sia.
9.MEDITASI DALAM KELOMPOK
Tuhan Yesus bersabda, "Sebab dimana ada dua atau tiga orang berkumpul dalam nama-Ku, di situ Aku ada di tengah-tengah mereka". Tuhan Yesus menjelaskan bahwa kehadiran-Nya semakin nyata jika kita berkumpul bersama dalam memuliakan nama-Nya. Hal ini juga berlaku bagi Meditasi Yesus. Dengan melakukan meditasi secara berkelompok kehadiran dan rahmat Tuhan menjadi semakin nyata bagi kita.
Selain itu melakukan meditasi secara berkelompok akan saling menguatkan semangat diantara anggota kelompok. Adakalanya kita kehilangan semangat dalam bermeditasi ( hal ini sangat umum terjadi ), pada saat-saat seperti itu kegiatan meditasi kelompok terasa sangat dibutuhkan untuk menguatkan kembali semangat kita. Sangat disarankan untuk membentuk kelompok Meditasi Yesus dan melakukan pertemuan meditasi secara rutin paling tidak sekali seminggu dengan waktu pertemuan antara 1 hingga 2 jam.
Jumlah anggota kelompok hendaknya jangan terlalu banyak. Untuk satu kelompok usahakan anggotanya tidak lebih dari 20 orang. Jika suatu kelompok berkembang pesat dan anggotanya lebih dari 20 orang maka ada baiknya dipecah menjadi kelompok yang lebih kecil. Dengan cara ini suasana meditasi tetap terjaga dengan baik dan hubungan persaudaraan antar anggota dapat bertumbuh dengan baik.
Waktu dan hari pertemuan dapat dipilih sesuai dengan kesepakatan para anggota kelompok. Misalnya pertemuan meditasi dapat dilakukan setiap hari Kamis jam 9 sampai dengan jam 11 malam. Waktu ini diambil untuk menghayati saat ketika Tuhan Yesus berdoa di taman Getsemani sebelum menderita sengsara penyaliban. Tentu saja kita dapat menetapkan pertemuan yang lain, yang lebih sesuai dengan keadaan masing-masing kelompok.
Dalam pertemuan kelompok, selain melakukan meditasi, kegiatan dapat ditambah dengan pembacaan dan pembahasan Kitab Suci. Bacaan dapat diambil dari bacaan mingguan misa atau dari sumber lain. Lalu dilanjutkan dengan doa Novena dan doa-doa lain. Melalui doa Novena kita dapat mendoakan apapun dan siapapun yang dipandang perlu untuk didoakan.
Perlu diingat bahwa tujuan kelompok Meditasi Yesus bukan hanya sekedar untuk memperoleh kesucian pribadi melainkan untuk turut serta dalam karya-karya Kristus. Pelayanan kepada sesama melalui doa adalah salah satu ujudnya. Melalui meditasi secara berkelompok kita berkesempatan menjadi silih bagi orang lain dengan meditasi dan doa-doa kita, dengan demikian kita telah ikut serta dalam karya Damai dan Kasih dari Tuhan kita Yesus Kristus secara nyata.
Pada kelompok Meditasi Yesus, ujud-ujud permohonan dapat didoakan melalui doa 'Novena Penyerahan Diri pada Hati Kudus Yesus', yang dilanjutkan dengan 'Doa kepada St. Mikhael', dan 'Memorare St. Bernardus' seperti yang dianjurkan oleh Tuhan Yesus sendiri melalui Vassula (dalam buku 'Hidup Sejati dalam Allah'). Dalam ujud permohonan umum yang diucapkan pada doa Novena kita mendoakan persatuan gereja, pertobatan umat manusia, dan perdamaian dunia.
Kita juga berdoa bagi Bapa Paus, para uskup dan para imam, serta semua orang yang bertugas menggembalakan umat Kristus, yang dalam masa sekarang memiliki tugas sangat berat dalam mengemban misi Kristus. Setelah itu kita dapat menambahkan doa-doa lainnya seperti doa Koronka, Rosario, atau Kaplet St. Mikhael.
10.SUSUNAN MEDITASI KELOMPOK
Secara garis besar 'Liturgi' Meditasi Yesus dalam kelompok dapat disusun sebagai berikut :
• Doa pembuka
• Persiapan meditasi (relaksasi, visualisasi, dsb.)
• Meditasi Yesus
• Bacaan Kitab Suci yang dilanjutkan dengan diskusi dan sharing
• Doa-doa lain:
• "Novena Penyerahan Diri Pada Hati Kudus Yesus"
• "Doa kepada St. Mikhael"
• "Memorare St. Bernardus"
• Lanjutkan dengan Doa Rosario atau Doa Koronka dan Kaplet St. Mikhael dengan ketentuan sebagai berikut:
• Minggu pertama: Doa Rosario (Peristiwa Gembira)
• Minggu kedua: Doa Rosario (Peristiwa Sedih)
• Minggu ketiga: Doa Rosario (Peristiwa Mulia)
• Minggu keempat : Doa Koronka dan Kaplet St. Mikhael
• Minggu kelima : Doa Koronka dan Kaplet St. Mikhael
• Doa penutup.
Demikianlah panduan ini disusun semoga bisa membawa manfaat bagi mereka yang ingin melakukan meditasi ini baik secara pribadi maupun kelompok. Yang harus ditekankan adalah bahwa ini adalah salah satu cara bagaimana membentuk relasi dengan “ALLAH BAPA”, sehingga relasi yang akan terbentuk adalah relasi yang bersifat pribadi. Baik dilakukan secara pribadi atau kelompok.
Untuk Meditasi kelompok, diharapkan bukanlah menjadi satu wadah yang eksklusive, sehingga tujuan awal dari meditasi ini melenceng dari tujuan awal. Perlu diingat bahwa Meditasi Yesus mengajak para anggotanya untuk mengambil sikap setia dan taat pada Paus dan Magisterum Gereja Katolik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar