“Ite Inflammate Omnia.”
Yer 38:4-6.8-10; Ibr 12:1-4; Luk 12:49-53
“Ite Inflammate Omnia - “Pergilah dan kobarkan api Tuhan bagi dunia” (Inggris: Go, set the world alight!”). Inilah kata kata St Ignatius Loyola, ketika ia mengutus St Fransiskus Xaverius. Inilah juga yang dibuat Yesus pada hari ini: "Aku datang melemparkan api ke bumi, dan betapa Kudambakan agar api itu selalu menyala!" (Luk 12:49).
Dalam tradisi rohani, lambang api ini dikenal sebagai salah satu lambang yang paling berkesan mengenai karya Roh Kudus (Api: Spiritus, KGK. 696). Rasul Paulus pernah menegaskan, "Janganlah padamkan api Roh Kudus" (1 Tes 5:19).
Api bersama elemen lainnya (air, angin, tanah, kayu) merupakan elemen penting pembentuk kehidupan manusia sampai sampai dalam mitologi Yunani kuno dikisahkan tentang Promotheus Προμηθεύς) yang berani mencuri api Zeus di Gunung Olympus dan memberikannya kepada manusia.
Secara sederhana, adapun tiga peran dasar api, al:
1. Menghangatkan:
Api unggun kerap dibuat ketika berada di puncak gunung atau mengadakan kemping bersama. Ia ada untuk menghangatkan yang dingin. Bukankah Rasul Paulus juga pernah berkata penuh kehangatan: “Janganlah hendaknya kerajinanmu kendor, biarlah rohmu menyala-nyala dan layanilah Tuhan.” (Roma 12:11). Dengan api yang memiliki energy, gairah dan ketegasan inilah, kita diharapkan bisa mewartakan kehangatan iman yang benar benar sejati lewat kata dan perbuatan nyata kita setiap harinya.
2. Memurnikan:
Emas dari alam biasanya tidak murni 100% karena masih tercampur dengan logam lain sehingga keras, tidak lentur, sulit dibentuk dan mudah berkarat. Oleh karena itu, perlu adanya proses pemurnian supaya menjadi emas murni yang lunak, lentur, dan bebas dari karat dan ini harus dimasukkan dalam “tanur api”. Dengan api kudus, kita juga diharapkan terus-menerus memurnikan diri, “membakar” hal-hal negatif dalam diri kita.
3. Menguduskan:
Api adalah lambang daya transformasi perbuatan Roh Kudus. Dalam "lidah-lidah seperti api", Roh Kudus turun atas para Rasul pada pagi hari Pentakosta dan memenuhi mereka (Kis 2:3-4). Dalam Alkitab, Nabi Elia "tampil bagaikan api dan perkataannya bagaikan obor yang menyala" (Sir 48:1), dengan perantaraan doanya, ia menarik api turun atas kurban di gunung Karmel (1 Raj 18:38-39). Yohanes Pembaptis, yang mendahului Tuhan "dalam roh dan kuasa Elia" (Luk 1:17) mengumumkan Kristus sebagai Dia, yang "akan membaptis dengan Roh Kudus dan dengan api" (Luk 3:16). Disinilah, api hadir untuk menguduskan diri dan hidup kita. Harapannya, kita terus memiliki api di hati dan mengobarkannya di tengah dunia sehingga kuduslah bumi seperti di surga.
“Ada ikan ada louhan– Ayo kobarkan apinya Tuhan!”
Tuhan memberkati dan Bunda merestui.
Fiat Lux!
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar