Esensi dari wakil
rakyat adalah sebagai “...hoi aristoi atau para bangsawan muliawan, yang
terpilih bukan melulu karena asal-usulnya, melainkan karena luhurnya budi
pekerti, perhatian, kemampuan, kepekaan, kesusilaannya. Kerenanya harus tanggap
terhadap sifat dan keadaan bangsa serta tanah airnya, paham terhadap
pemerintahan, paham dan mendalami panas-perih, kesulitan dan penderitaan bangsa, paham terhadap gejolak nasional dan
internasional, meyakini kewajiban dan tanggung jawabnya, penuh kesetiaan
terhadap kesanggupan dan sumpahnya”.
Wawasan yang joss, integritas moral yang kokoh,
serta komitmen yang mendalam untuk memikirkan kebutuhan orang banyak, bukan
melulu menjadi prasyarat wakil rakyat saja. Setiap orang dalam kedudukannya masing-masing,
tentu mengandung unsur yang menyangkut wawasan demi kesejahteraan bersama.
Dengan kata lain, setiap jabatan tentu menyangkut dimensi politis. Dengan
demikian diharapkan agar seseorang memiliki perangkat intelektual yang memadai,
integritas mental yang solid, serta memiliki komitmen yang mendalam untuk turut
memikirkan hajat hidup orang banyak dan mengandung tanggung jawab dalam
relasinya dengan orang lain. Itulah yang menjadi panggilan setiap orang, yang
diharapkan dapat diwujudkan dalam macam-macam profesi yang diembannya. Itulah
juga panggilan bagi kita, seorang Katolik di sebuah rumah bersama bernama
Republik Indonesia untuk menjadi seorang pahlawan dalam keseharian kita, entah
di keluarga, di gereja, di masyarakat maupun di dalam diri sendiri.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar