I.
Pengantar
Dalam Anggaran dasarnya, St. Fransiskus menuliskan perihal ketaatan dan kesetiaannya terhadap Gereja Roma Fransiskus dan kelompoknya tidak ingin memisahkan diri dari Gereja Katolik Roma yang Kudus, juga dalam tata cara peribadatan di dalam Gereja. Oleh karena itu Fransiskus senantiasa menghidupi kesetiaan dan ketaatan itu dalam kegiatan liturgi sampai ajalnya. Bahkan cara hidupnya yang radikal itu diabdikan untuk mengembalikan tradisi Gereja Katolik Roma dari ancaman para bidaah yang berkembang pada zaman.
Dalam Anggaran dasarnya, St. Fransiskus menuliskan perihal ketaatan dan kesetiaannya terhadap Gereja Roma Fransiskus dan kelompoknya tidak ingin memisahkan diri dari Gereja Katolik Roma yang Kudus, juga dalam tata cara peribadatan di dalam Gereja. Oleh karena itu Fransiskus senantiasa menghidupi kesetiaan dan ketaatan itu dalam kegiatan liturgi sampai ajalnya. Bahkan cara hidupnya yang radikal itu diabdikan untuk mengembalikan tradisi Gereja Katolik Roma dari ancaman para bidaah yang berkembang pada zaman.
Warisan dan semangat St.
Fransiskus itu sampai saat ini masih tetap dipertahankan oleh para pengikutnya.
Praktek kegiatan liturgi para saudara dina tetap mengakar dan bersumber pada
tradisi Gereja Katolik Roma. Ketaatan ini menjadi semangat hidup saudara dina
di manapun mereka mendapat tugas dan perutusan tarekat. Janji ketaatan dan
kesetiaan terhadap Gereja Katolik Roma ini, terungkap secara liturgis dalam
perayaan pengulangan janji setia dihadapan pimpinan Gereja setempat setiap
tanggal 16 April.
Dalam hal tugas dan
pelayanan sebagai anggota Gereja, teristimewa dalam perayaan liturgi Gereja,
para saudara dina juga mengikuti kaidah dan aturan yang ditetapkan oleh Gereja
resmi. Maka dalam paper ini saya hendak mengambil salah satu aspek yang nampak
dari pengungkapan kesetiaan dan peran serta saudara dina dalam menghidupi
warisan tradisi Gereja resmi menyangkut tugas dan pelayanan dalam misa kudus.
Karena tugas dan pelayanan itu adalah tugas resmi dari Gereja, maka tarekat
dengan bijaksana mempersiapkan para pelayan itu dengan cermat.
Lektor dan Akolit adalah pelayan resmi dalam misa kudus. Karena dasar itu, secara personalpara pelayan itu mempunyai prasyarat yang harus dimilikinya, yaitu yang bersangkutan telah menyelesaikan dengan baik studi filsafat dan teologi. Dengan syarat seperti ini, para calon Lektor dan Akolit dapat diajukan untuk dilantik oleh Provinsial sebagai wakil dari gereja resmi. Selain itu, pelantikan Lektor dan Akolit secara resmi dituntut sebelum yang bersangkutan mulai terjun langsung untuk melakukan tugas Tahun Orientasi Pastoral ditengah umat. Dengan dasar inilah penulis membuat tata perayaan Ekaristi pelatikan Lektor dan Akolit ini sebagai salah satu usaha untuk mempertahankan tradisi resmi Gereja dalam menanggapi panggilan Allah untuk mewartakan Kerajaan-Nya di dunia ini.
II. Dasar Teologis - Liturgis dan Pastoral.
Dalam Perjanjian Baru kata “liturgi” tidak hanya berarti “perayaan ibadat” tetapi juga pewartaan Injil dan cinta kasih yang melayani . Segala hal itu menyangkut pelayanan kepada Allah dan manusia. Dalam perayaan liturgi, Gereja adalah pelayan menurut teladan Tuhannya, “pelayan” satu-satunya, karena dalam perayaan, pewartaan dan pelayanan cinta ia mengambil bagian pada martabat Kristus sebagai imam, raja dan nabi.
“ Maka memang sewajarnya juga liturgi dipandang bagaikan pelaksanaan tugas imamat Yesus Kristus; di situ pengudusan manusia dilambangkan dengan tanda-tanda lahir serta dilaksanakan dengan cara yang khas bagi masing-masing; di situ pula dilaksanakan ibadat umum yang seutuhnya oleh Tubuh Mistik Yesus Kristus, yakni Kepala beserta beserta anggota-Nya. Oleh karena itu setiap perayaan liturgis, sebagai karya Kristus Sang Imam serta Tubuh-Nya yakni Gereja, merupakan kegiatan suci yang sangat istimewa. Tidak ada tindakan Gereja lainnya yang menandingi daya dampaknya dengan dasar yang sama serta dalam tingkatan yang sama”. (SC 7)
Sebagai karya Kristus, liturgi juga tindakan Gereja-Nya. Liturgi melaksanakan dan menyatakan Gereja sebagai tanda persekutuan antara Allah dan manusia melalui Kristus. Ia mendorong umat ke dalam persekutuan hidup baru. Ia mengandaikan bahwa semua orang mengambil bagian dalam liturgi kudus dengan sadar, aktif dan penuh makna . Liturgi kudus tidak hnya mencakup seluruh kegiatan Gereja; penginjilan, iman, dan pertobatan harus mendahuluinya, sehingga ia dapat menghasilkan buahnya dalam kehidupan umat beriman; kehidupan baru dalam Roh Kudus; keterlibatan aktif dalam perutusan Gereja dan pelayanan pada kesatuannya.
Dalam setiap kegiatan liturgi, manusia dikuduskan dan Allah di puji . Pelantikan Lektor dan Akolit yang dipadukan dengan perayaan Ekaristi merupakan sebuah kegiatan liturgi Gereja yang resmi. Maka yang paling penting adalah bahwa Allah hadir dalam diri umat dan menguduskannya. Makna pelantikan Lektor dan Akolit adalah bahwa Allah hadir dan menguduskan orang-orang yang dipilih untuk tugas dan perutusan-Nya. Allah hadir untuk menguduskan para calon Lektor dan Akolit, di satu pihak dan di lain pihak seluruh umat berpadu bersyukur dan memohon kepada Allah demi Gereja-Nya. Kalau peristiwa ini tidak terjadi, maka pelantikan Lektor dan Akolit itu hanya sekedar menjadi formalisme dan seremonialisme belaka.
Karena tugas dan pelayanan para Lektor dan Akolit di seputar perayaan liturgi, terutama perayaan Ekaristi, maka pelayanan mereka memang menjadi pelayanan khas Lektor dan Akolit. Lektor dan Akolit dalah pelayan khusus yang resmi melalui pelantikan di dalam Gereja. Demi tugas yang luhur ini Lektor dan Akolit mengambil peran sesuai tugas dan fungsinya dalam liturgi. Akolit dilantik untuk melayani Altar dan membantu imam serta diakon. Tugasnya yang utama ialah menyapkan altar dan bejana-bejana kudus. Kalau sangat diperlukan, ia boleh membantu membagikan komuni kepada umat sebagai pelayan luar biasa. Dalam melayani altar, akolit mempunyai tugas yang sangat khusus , yaitu membantu imam dan diakon dalam menjalankan tugas pelayanan bagi altar Tuhan. Lektor dilantik untuk mewartakan bacaan-bacaan dari Alkitab, kecuali Injil. Dapat juga lektor membawakan ujud-ujud doa umat, dan kalau tidak ada pemazmur, ia dapat juga membawakan mazmur tanggapan. Dalam perayaan Ekaristi, seorang lektor harus menjalankan tugasnya yang khusus , demi pelayanan terhadap Allah.
III. Struktur Dasar Perayaan Ekaristi Pelantikan Lektor dan Akolit.
a. PERSIAPAN UPACARA
b. RITUS PEMBUKA
i. Perarakan
ii. Lagu pembuka
iii. Tanda Salib
iv. Salam
v. Pengantar singkat
vi. Seruan Tobat
vii. Tuhan Kasihanilah kami
viii. Madah Kemuliaan
ix. Doa pembuka
i. Perarakan
ii. Lagu pembuka
iii. Tanda Salib
iv. Salam
v. Pengantar singkat
vi. Seruan Tobat
vii. Tuhan Kasihanilah kami
viii. Madah Kemuliaan
ix. Doa pembuka
c. LITURGI SABDA
i. Bacaan Pertama
ii. Mazmur tanggapan
iii. Bacaan Kedua
iv. Bait Pengantar Injil
v. Bacaan Injil
vi. Pengajuan Calon Lektor Akolit
vii. Homili
viii. Syahadat
ix. Pelantikan Lektor Dan Akolit
x. Doa umat.
i. Bacaan Pertama
ii. Mazmur tanggapan
iii. Bacaan Kedua
iv. Bait Pengantar Injil
v. Bacaan Injil
vi. Pengajuan Calon Lektor Akolit
vii. Homili
viii. Syahadat
ix. Pelantikan Lektor Dan Akolit
x. Doa umat.
d. LITURGI EKARISTI
i. Persiapan persembahan
1. Lagu persembahan
2. Menghunjukkan Persembahan
3. Doa Persiapan Persembahan
ii. Doa Syukur Agung
1. Dialog Pembukaan
2. Prefasi
3. Kudus
4. DSA
5. Bapa Kami
6. Doa Damai
7. Salam Damai
8. Pemecahan Roti
9. Anak Domba Allah
10. Persiapan Komuni
11. Komuni
12. Pembersihan Piala
13. Saat Hening
14 Madah Pujian
15 Doa sesudah Komuni
i. Persiapan persembahan
1. Lagu persembahan
2. Menghunjukkan Persembahan
3. Doa Persiapan Persembahan
ii. Doa Syukur Agung
1. Dialog Pembukaan
2. Prefasi
3. Kudus
4. DSA
5. Bapa Kami
6. Doa Damai
7. Salam Damai
8. Pemecahan Roti
9. Anak Domba Allah
10. Persiapan Komuni
11. Komuni
12. Pembersihan Piala
13. Saat Hening
14 Madah Pujian
15 Doa sesudah Komuni
e. RITUS PENUTUP
i. Pengumuman
ii. Amanat Pengutusan
iii. Berkat
iv. Pengutusan
v. Perarakan
vi. Lagu Penutup.
Daftar Singkatan:
S Selebran utama
S1 Konselebran satu
S2 Konselebran dua
SS Semua selebran
K Koor
U Umat
L Lektor
LA Lektor Akolit
IV. Tata Perayaan.
i. Pengumuman
ii. Amanat Pengutusan
iii. Berkat
iv. Pengutusan
v. Perarakan
vi. Lagu Penutup.
Daftar Singkatan:
S Selebran utama
S1 Konselebran satu
S2 Konselebran dua
SS Semua selebran
K Koor
U Umat
L Lektor
LA Lektor Akolit
IV. Tata Perayaan.
PELANTIKAN LEKTOR DAN AKOLIT ORDO SAUDARA-SAUDARA DINA
PERSIAPAN
Menjelang Perayaan sebaiknya seluruh persiapan telah selesai dilakukan, sehingga membantu menciptakan suasana hening bagi semua umat yang hadir dalam perayaan.
Menjelang Perayaan sebaiknya seluruh persiapan telah selesai dilakukan, sehingga membantu menciptakan suasana hening bagi semua umat yang hadir dalam perayaan.
RITUS PEMBUKA
(Berdiri,bila semua telah siap; Komentator dapat mengucapkan selamat datang kepada segenap umat yang hadir dan memberikan keterangan singkat mengenai perayaan yang akan berlangsung. Setelah itu seluruh umat menyanyikan lagu pengiring perarakan. Para Imam, calon Lektor dan Akolit, serta para pelayan lainnya berarak menuju ruang altar. Perarakan diatur sebagai berikut: Paling depan pelayan pembawa dupa yang mengepul, disusul; pelayan yang membawa lilin, salib perarakan, dan pelayan lainnya. Lalu menyusul calon lektor dan akolit, pelayan komuni, dan paling belakang imam konselebran dan imam selebran utama.)
Perarakan Masuk
Lagu Pembuka : Aku Abdi Tuhan
1. Ke depan Altar, aku berlangkah seraya bermadah gembira ria. Saat yang bahagia, hari nan mulia, hari yang penuh kenangan.
Reff. Tuhan berkenan, pada yang hina, seumur hidup aku abdiNya, Tuhan berkenan pada yang hina, seumur hidup aku tetap jadi abdi-Nya.
2. Kini ya Tuhan aku ucapkan janji setia di jalan panggilan. Kuatkan Tuhan, hamba-Mu tabahkan di dalam setiap rintangan. Reff.
(Setibanya mereka di ruang altar, imam dan umat MENYATAKAN PENGHORMATAN kepada Allah yang hadir di tengah mereka dengan membungkuk khidmat. Kemudian salib, lilin ditempatkan pada tempat yang telah disediakan. Imam menghampiri altar dan menghormatinya dengan mencium altar. Kemudian imam mendupai saib dan altar. Sesudah itu, semua pelayan menuju tempat duduk masing-masing; imam ke kursi pemimpin, menghadap ke arah umat; semua tetap berdiri.)
Tanda Salib
(Sesudah lagu pembuka selesai, imam(selebran) bersama umat membuat tanda salib, sementara imam mengucapkan):
S : † Dalam nama Bapa dan Putra dan Roh Kudus.
U : Amin.
Salam
(Sesudah itu, sambil membuka tangan imam memberi salam kepada umat dengan Mengucapkan:)
S : Rahmat Tuhan kita Yesus Kristus cinta kasih Allah, dan persekutuan Roh Kudus besertamu.
U : Dan sertamu juga.
Pengantar
(Dengan singkat imam konselebran satu menyerahkan para calon Lektor dan Akolit untuk dilantik oleh pemimpin perayaan dalam Ekaristi kudus.)
S1 Pater Provinsial yang terhormat, atas nama dewan pendidikan persaudaraan Fransiskan, kami bersyukur karena lima saudara muda mengajukan diri untuk dilantik menjadi lektor dan akolit gereja. Kami menyerahkan kelima saudara muda ini kepada Pater Provincial untuk dilantik menjadi Lektor dan Akolit
Seruan Tobat
S Saudara-saudari yang terkasih, sungguh besar kasih sayang Allah kepada kita umat-Nya yang berdosa dan lemah. Maka dari itu marilah kita mengakui segala dosa, kesalahan dan kelemahan kita, agar kita diampuni sehingga layak merayakan Ekaristi dan Upacara pelatikan Lektor Akolit ini.
………….. hening sejenak………….
(Berlutut)
1. Ke depan Altar, aku berlangkah seraya bermadah gembira ria. Saat yang bahagia, hari nan mulia, hari yang penuh kenangan.
Reff. Tuhan berkenan, pada yang hina, seumur hidup aku abdiNya, Tuhan berkenan pada yang hina, seumur hidup aku tetap jadi abdi-Nya.
2. Kini ya Tuhan aku ucapkan janji setia di jalan panggilan. Kuatkan Tuhan, hamba-Mu tabahkan di dalam setiap rintangan. Reff.
(Setibanya mereka di ruang altar, imam dan umat MENYATAKAN PENGHORMATAN kepada Allah yang hadir di tengah mereka dengan membungkuk khidmat. Kemudian salib, lilin ditempatkan pada tempat yang telah disediakan. Imam menghampiri altar dan menghormatinya dengan mencium altar. Kemudian imam mendupai saib dan altar. Sesudah itu, semua pelayan menuju tempat duduk masing-masing; imam ke kursi pemimpin, menghadap ke arah umat; semua tetap berdiri.)
Tanda Salib
(Sesudah lagu pembuka selesai, imam(selebran) bersama umat membuat tanda salib, sementara imam mengucapkan):
S : † Dalam nama Bapa dan Putra dan Roh Kudus.
U : Amin.
Salam
(Sesudah itu, sambil membuka tangan imam memberi salam kepada umat dengan Mengucapkan:)
S : Rahmat Tuhan kita Yesus Kristus cinta kasih Allah, dan persekutuan Roh Kudus besertamu.
U : Dan sertamu juga.
Pengantar
(Dengan singkat imam konselebran satu menyerahkan para calon Lektor dan Akolit untuk dilantik oleh pemimpin perayaan dalam Ekaristi kudus.)
S1 Pater Provinsial yang terhormat, atas nama dewan pendidikan persaudaraan Fransiskan, kami bersyukur karena lima saudara muda mengajukan diri untuk dilantik menjadi lektor dan akolit gereja. Kami menyerahkan kelima saudara muda ini kepada Pater Provincial untuk dilantik menjadi Lektor dan Akolit
Seruan Tobat
S Saudara-saudari yang terkasih, sungguh besar kasih sayang Allah kepada kita umat-Nya yang berdosa dan lemah. Maka dari itu marilah kita mengakui segala dosa, kesalahan dan kelemahan kita, agar kita diampuni sehingga layak merayakan Ekaristi dan Upacara pelatikan Lektor Akolit ini.
………….. hening sejenak………….
(Berlutut)
S+U Saya mengaku kepada Allah yang mahakuasa dan kepada Saudara sekalian, bahwa saya telah berdosa dengan pikiran dan perkataan, dengan perbuatan dan kelalaian. Saya berdosa, saya sungguh berdosa. Oleh sebab itu saya mohon kepada Santa Perawan Maria, kepada para malaikat dan orang kudus dan kepada Saudara sekalian, supaya mendoakan saya pada Allah, Tuhan kita.
S : Semoga Allah yang mahakuasa mengasihani kita, mengampuni dosa kita, dan mengantar kita ke hidup yang kekal.
U : Amin.
Tuhan Kasihanilah
Lagu Tuhan Kasihanilah; Misa Kita II, Puji Syukur no. 351:
K Tuhan kasihanilah kami
U Tuhan kasihanilah kami
K Kristus kasihanilah kami
U Kristus kasihanilah kami
K Tuhan kasihanilah kami
U Tuhan kasihanilah kami
Madah Kemuliaan
Misa Kita II, Puji Syukur no. 352
Berdiri
S : 5 5 6 7 1 1 1 1 2 3 2 1 1 .
Kemu-li- a-an kepada Allah di surga
U : Dan damai di bumi kepada orang yang berkenan kepada-Nya
K : Kami memuji Dikau
U : Kami meluhurkan Dikau
K : Kami menyembah Dikau
U ; Kami memuliakan Dikau
K : Kami bersyukur kepada-Mu karena kemuliaan-Mu yang besar
U : Ya Tuhan Allah Raja Surgawi Allah Bapa yang mahakuasa
K : Ya Tuhan Yesus Kristus, putera yang tunggal
U : Ya Yuhan Allah, Anak Domba Allah putera Bapa
K : Engkau yang menghapus dosa-dosa dunia
U : Kasihanilah kami
K : Engkau yang menghapus dosa-dosa dunia
U : Kabulkanlah doa kami
K : Engkau yang duduk di sisi Bapa
U : Kasihanilah kami
K : Karena hanya Engkaulah Kudus
U : Hanya Engkaulah yang mahatinggi ya Yesus Kristus
K : Hanya Engkaulah Tuhan
U : Bersama dengan Roh Kudus dalam kemuliaan Allah Bapa. Amin.
Doa Pembuka
(Sesudah madah Pujian kemuliaan selesai, imam berkata atau bernyanyi dengan tangan terkatup:
Berdiri)
S: Marilah berdoa:
Imam dan umat hening sejenak, kemudian imam merentangkan tangan, dan mengucapkan Doa Pembuka:
S: Allah yang mahakuasa, kami bersyukur kepada-Mu karena Engkau berkenan mengumpulkan kami.
Kami bergembira karena Engkau berkenan mengambil beberapa hamba-Mu untuk menjadi Lektor dan Akolit. Bukalah hati kami agar Sabda-Mu selalu kami dengarkan dan kami laksanakan dalam hidup kami sehari-hari. Demi Yesus Kristus Putera-Mu dan Pengantara kami, Yang bersama dengan Dikau, dalam persatuan Roh Kudus hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa.
U: Amin.
LITURGI SABDA
(Duduk)
Bacaan I – Ul 6: 3-9
Imam dan para pelayan altar menuju ke tempat duduk yang telah disediakan. Sementara itu pembaca/lektor pergi ke mimbar sabda dan membacakan bacaan pertama. Semua umat duduk dengan tenang mendengarkan bacaan sabda Allah.
L Pembacaan dari kitab Ulangan ( 6: 3-9 )
“Simpanlah firman ini dalam hatimu.”
Maka dengarlah, hai orang Israel! Lakukanlah itu dengan setia, supaya baik keadaanmu, dan supaya kamu menjadi sangat banyak, seperti yang dijanjikan TUHAN, Allah nenek moyangmu, kepadamu di suatu negeri yang berlimpah-limpah susu dan madunya. Dengarlah, hai orang Israel: TUHAN itu Allah kita, TUHAN itu esa! Kasihilah TUHAN, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu. Apa yang kuperintahkan kepadamu pada hari ini haruslah engkau perhatikan, haruslah engkau mengajarkannya berulang-ulang kepada anak-anakmu dan membicarakannya apabila engkau duduk di rumahmu, apabila engkau sedang dalam perjalanan, apabila engkau berbaring dan apabila engkau bangun. Haruslah juga engkau mengikatkannya sebagai tanda pada tanganmu dan haruslah itu menjadi lambang di dahimu, dan haruslah engkau menuliskannya pada tiang pintu rumahmu dan pada pintu gerbangmu.
Bacaan pertama diakhiri dengan:
L : Demikianlah sabda Tuhan
U : Syukur kepada Allah
Imam dan para pelayan altar menuju ke tempat duduk yang telah disediakan. Sementara itu pembaca/lektor pergi ke mimbar sabda dan membacakan bacaan pertama. Semua umat duduk dengan tenang mendengarkan bacaan sabda Allah.
L Pembacaan dari kitab Ulangan ( 6: 3-9 )
“Simpanlah firman ini dalam hatimu.”
Maka dengarlah, hai orang Israel! Lakukanlah itu dengan setia, supaya baik keadaanmu, dan supaya kamu menjadi sangat banyak, seperti yang dijanjikan TUHAN, Allah nenek moyangmu, kepadamu di suatu negeri yang berlimpah-limpah susu dan madunya. Dengarlah, hai orang Israel: TUHAN itu Allah kita, TUHAN itu esa! Kasihilah TUHAN, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu. Apa yang kuperintahkan kepadamu pada hari ini haruslah engkau perhatikan, haruslah engkau mengajarkannya berulang-ulang kepada anak-anakmu dan membicarakannya apabila engkau duduk di rumahmu, apabila engkau sedang dalam perjalanan, apabila engkau berbaring dan apabila engkau bangun. Haruslah juga engkau mengikatkannya sebagai tanda pada tanganmu dan haruslah itu menjadi lambang di dahimu, dan haruslah engkau menuliskannya pada tiang pintu rumahmu dan pada pintu gerbangmu.
Bacaan pertama diakhiri dengan:
L : Demikianlah sabda Tuhan
U : Syukur kepada Allah
Mazmur Tanggapan
(Pemazmur menuju mimbar, dan mengajak umat untuk menyanyikan mazmur tanggapan yang didahului oleh solis.)
Reff. : SabdaMU adalah roh dan hidup
Mazmur:
1. Titah TUHAN itu tepat, menyukakan hati; perintah TUHAN itu murni, membuat mata bercahaya.
2. Takut akan TUHAN itu suci, tetap ada untuk selamanya; hukum-hukum TUHAN itu benar, adil semuanya.
3. Lebih indah dari pada emas, bahkan dari pada banyak emas tua; dan lebih manis dari pada madu, bahkan dari pada madu tetesan dari sarang lebah.
4. Lagipula hamba-Mu diperingatkan oleh semuanya itu, dan orang yang berpegang padanya mendapat upah yang besar.
Bacaan II – 2 Tim 4:1-5
Sesudah mazmur Tanggapan selesai, Lektor kedua pergi ke mimbar dan membawakan Bacaan Kedua.Pelayan altar menuju imam untuk pemberkatan Injil.
L Pembacaan dari Surat Rasul Paulus yang kedua kepada Timotius (4:1-5)
Saudara-saudara, di hadapan Allah dan Kristus Yesus yang akan menghakimi orang yang hidup dan yang mati, aku berpesan dengan sungguh-sungguh kepadamu demi penyataan-Nya dan demi Kerajaan-Nya: Beritakanlah firman, siap sedialah baik atau tidak baik waktunya, nyatakanlah apa yang salah, tegorlah dan nasihatilah dengan segala kesabaran dan pengajaran. Karena akan datang waktunya, orang tidak dapat lagi menerima ajaran sehat, tetapi mereka akan mengumpulkan guru-guru menurut kehendaknya untuk memuaskan keinginan telinganya. Mereka akan memalingkan telinganya dari kebenaran dan membukanya bagi dongeng. Tetapi kuasailah dirimu dalam segala hal, sabarlah menderita, lakukanlah pekerjaan pemberita Injil dan tunaikanlah tugas pelayananmu!
Bacaan kedua diakhiri dengan:
L : Demikian Sabda Tuhan
U : Syukur kepada Tuhan
Umat hening sejenak untuk meresapkan Sabda Allah
Bait Pengantar Injil
(Berdiri
Menyusul ALLELUYA (BAIT PENGANTAR INJIL) yang diangkat oleh solis atau kor. Seluruh umat berdiri sebagai ungkapan hormat pada Sabda Tuhan.)
Sesudah mazmur Tanggapan selesai, Lektor kedua pergi ke mimbar dan membawakan Bacaan Kedua.Pelayan altar menuju imam untuk pemberkatan Injil.
L Pembacaan dari Surat Rasul Paulus yang kedua kepada Timotius (4:1-5)
Saudara-saudara, di hadapan Allah dan Kristus Yesus yang akan menghakimi orang yang hidup dan yang mati, aku berpesan dengan sungguh-sungguh kepadamu demi penyataan-Nya dan demi Kerajaan-Nya: Beritakanlah firman, siap sedialah baik atau tidak baik waktunya, nyatakanlah apa yang salah, tegorlah dan nasihatilah dengan segala kesabaran dan pengajaran. Karena akan datang waktunya, orang tidak dapat lagi menerima ajaran sehat, tetapi mereka akan mengumpulkan guru-guru menurut kehendaknya untuk memuaskan keinginan telinganya. Mereka akan memalingkan telinganya dari kebenaran dan membukanya bagi dongeng. Tetapi kuasailah dirimu dalam segala hal, sabarlah menderita, lakukanlah pekerjaan pemberita Injil dan tunaikanlah tugas pelayananmu!
Bacaan kedua diakhiri dengan:
L : Demikian Sabda Tuhan
U : Syukur kepada Tuhan
Umat hening sejenak untuk meresapkan Sabda Allah
Bait Pengantar Injil
(Berdiri
Menyusul ALLELUYA (BAIT PENGANTAR INJIL) yang diangkat oleh solis atau kor. Seluruh umat berdiri sebagai ungkapan hormat pada Sabda Tuhan.)
Reff. Alleluya, Alleluya,
Alleluya.
“Perkataan-Mu adalah Roh dan hidup. Perkataan-Mu adalah perkataan hidup kekal.”
9Sementara itu, Selebran Utama mengisi pedupaan dan memberkatinya. Imam pembantu membungkuk ke arah altar sambil berdoa dalam hati sebagai berikut:)
S2 Sucikanlah hati dan budiku, Ya Allah yang mahakuasa supaya aku dapat mewartakan Injil-Mu dengan baik.
(Imam konsebran 2 pergi ke mimbar didampingi oleh pelayan pembawa lilin bernya dan pedupaan. Pembacaan Injil diawali dengan seruan):
Bacaan Injil
“Perkataan-Mu adalah Roh dan hidup. Perkataan-Mu adalah perkataan hidup kekal.”
9Sementara itu, Selebran Utama mengisi pedupaan dan memberkatinya. Imam pembantu membungkuk ke arah altar sambil berdoa dalam hati sebagai berikut:)
S2 Sucikanlah hati dan budiku, Ya Allah yang mahakuasa supaya aku dapat mewartakan Injil-Mu dengan baik.
(Imam konsebran 2 pergi ke mimbar didampingi oleh pelayan pembawa lilin bernya dan pedupaan. Pembacaan Injil diawali dengan seruan):
Bacaan Injil
S2 Tuhan sertamu.
U Dan sertamu juga.
S2 Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas.
U Dimuliakanlah Tuhan
(Kemudian imam membuat tanda salib dengan ibu jari pada dahi,mulut, dan pada dadanya sendiri. Kemudian ia mendupai Kitab Injil.Lalu ia membacakan Injil, umat mengikuti pewartaan Injil sambil berdiri. )
“ Roh Tuhan ada pada-Ku, Ia mengutus aku untuk menyampaikan kabar baik kepada orang miskin.” (Lukas 4 :16-21)
Pada suatu ketika Yesus datang ke Nazaret tempat Ia dibesarkan, dan menurut kebiasaan-Nya pada hari Sabat Ia masuk ke rumah ibadat, lalu berdiri hendak membaca dari Alkitab. Kepada-Nya diberikan kitab nabi Yesaya dan setelah dibuka-Nya, Ia menemukan nas, di mana ada tertulis:
"Roh Tuhan ada pada-Ku, oleh sebab Ia telah mengurapi Aku, untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin; dan Ia telah mengutus Aku untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan penglihatan bagi orang-orang buta, untuk membebaskan orang-orang yang tertindas, untuk memberitakan tahun rahmat Tuhan telah datang."
Kemudian Ia menutup kitab itu, memberikannya kembali kepada pejabat, lalu duduk; dan mata semua orang dalam rumah ibadat itu tertuju kepada-Nya.
Lalu Ia memulai mengajar mereka, kata-Nya: "Pada hari ini genaplah nas ini sewaktu kamu mendengarnya."
Aklamasi Sesudah Injil
(Setelah pembacaan Injil selesai imam menyerukan aklamasi:)
S2 Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan, dan tekun melaksanakannya.
U Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.
Sesudah itu imam mengecup buku Injil dan berkata :
S2 Semoga karena pewartaan Injil ini dileburlah dosa-dosa kita.
(Sesudah imam konselebran 2 membacakan injil, kemudian kembali ke tempat duduk)
Pengajuan Calon Lektor dan Akolit
(Sesudah pembacaan Injil, Selebran Utama menuju depan Altar lalu duduk dikursi yang telah disediakan. Sementara itu Imam konsebran 1 memanggil calon-calon lektor dan akolit, dengan berkata:)
S1 Saudara-saudara yang akan dilantik sebagai Lektor dan Akolit dipersilahkan berdiri.
1 Sdr. Paulus Aditama OFM
2 Sdr. Agustinus Edo OFM
3 Sdr. Mateus Batu Bara OFM
4 Sdr. Timotius Setiyanto OFM
5 Sdr.Antonius Widarto OFM
(Calon yang disebut namanya berdiri dan menjawab: “SAYA HADIR”. Setelah itu para calon Lektor dan Akolit duduk kembali.)
Duduk
U Dan sertamu juga.
S2 Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas.
U Dimuliakanlah Tuhan
(Kemudian imam membuat tanda salib dengan ibu jari pada dahi,mulut, dan pada dadanya sendiri. Kemudian ia mendupai Kitab Injil.Lalu ia membacakan Injil, umat mengikuti pewartaan Injil sambil berdiri. )
“ Roh Tuhan ada pada-Ku, Ia mengutus aku untuk menyampaikan kabar baik kepada orang miskin.” (Lukas 4 :16-21)
Pada suatu ketika Yesus datang ke Nazaret tempat Ia dibesarkan, dan menurut kebiasaan-Nya pada hari Sabat Ia masuk ke rumah ibadat, lalu berdiri hendak membaca dari Alkitab. Kepada-Nya diberikan kitab nabi Yesaya dan setelah dibuka-Nya, Ia menemukan nas, di mana ada tertulis:
"Roh Tuhan ada pada-Ku, oleh sebab Ia telah mengurapi Aku, untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin; dan Ia telah mengutus Aku untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan penglihatan bagi orang-orang buta, untuk membebaskan orang-orang yang tertindas, untuk memberitakan tahun rahmat Tuhan telah datang."
Kemudian Ia menutup kitab itu, memberikannya kembali kepada pejabat, lalu duduk; dan mata semua orang dalam rumah ibadat itu tertuju kepada-Nya.
Lalu Ia memulai mengajar mereka, kata-Nya: "Pada hari ini genaplah nas ini sewaktu kamu mendengarnya."
Aklamasi Sesudah Injil
(Setelah pembacaan Injil selesai imam menyerukan aklamasi:)
S2 Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan, dan tekun melaksanakannya.
U Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.
Sesudah itu imam mengecup buku Injil dan berkata :
S2 Semoga karena pewartaan Injil ini dileburlah dosa-dosa kita.
(Sesudah imam konselebran 2 membacakan injil, kemudian kembali ke tempat duduk)
Pengajuan Calon Lektor dan Akolit
(Sesudah pembacaan Injil, Selebran Utama menuju depan Altar lalu duduk dikursi yang telah disediakan. Sementara itu Imam konsebran 1 memanggil calon-calon lektor dan akolit, dengan berkata:)
S1 Saudara-saudara yang akan dilantik sebagai Lektor dan Akolit dipersilahkan berdiri.
1 Sdr. Paulus Aditama OFM
2 Sdr. Agustinus Edo OFM
3 Sdr. Mateus Batu Bara OFM
4 Sdr. Timotius Setiyanto OFM
5 Sdr.Antonius Widarto OFM
(Calon yang disebut namanya berdiri dan menjawab: “SAYA HADIR”. Setelah itu para calon Lektor dan Akolit duduk kembali.)
Duduk
Homili
(Setelah itu, selebran utama menujui ke mimbar untuk menyampaikan Homili sebagai berikut:)
Saudara-saudari yang dikasihi Tuhan.
Hari ini adalah hari yang sungguh istimewa bagi kita yang hadir dan juga bagi Gereja kita. Keistimewaan yang dapat kita rasakan adalah karena Allah sungguh baik dan mengasihi umat-Nya. Allah telah menyatakan misteri keselamatan-Nya melelui Putera-Nya Yesus Kristus, dalam persekutuan dengan Roh Kudus. Misteri keselamatan ini oleh Yesus Kristus telah disampaikan kepada kita. Kita Umat-Nya dipercaya atau diutus mewartakan Injil keselamatan kepada dunia. Hari ini Allah sendiri berkenan memilih saudara-saudara kita ini untuk menjadi pewarta sabda dalam tugasnya sebagai Lektor dan Akolit Gereja.
(Setelah itu, selebran utama menujui ke mimbar untuk menyampaikan Homili sebagai berikut:)
Saudara-saudari yang dikasihi Tuhan.
Hari ini adalah hari yang sungguh istimewa bagi kita yang hadir dan juga bagi Gereja kita. Keistimewaan yang dapat kita rasakan adalah karena Allah sungguh baik dan mengasihi umat-Nya. Allah telah menyatakan misteri keselamatan-Nya melelui Putera-Nya Yesus Kristus, dalam persekutuan dengan Roh Kudus. Misteri keselamatan ini oleh Yesus Kristus telah disampaikan kepada kita. Kita Umat-Nya dipercaya atau diutus mewartakan Injil keselamatan kepada dunia. Hari ini Allah sendiri berkenan memilih saudara-saudara kita ini untuk menjadi pewarta sabda dalam tugasnya sebagai Lektor dan Akolit Gereja.
Seorang lektor bertugas
mewartakan sabda Allah. Tugas itu terlaksana dalam komunitas Kristen. Ini
merupakan pelayanan iman yang berakar pada sabda Allah sendiri. Lektor
bertanggungjawab dalam memberitakan sabda Allah dalam kegiatan liturgi. Ia ikut
mengajarkan sabda Allah kepada setiap orang beriman baik itu di dalam Gereja
maupun setiap orang di luar Gereja. Semua ini dimaksudkan agar setiap orang
mengenal allah dan memiliki hidup abadi. Pewartaan sabda Allah bukan melulu
kegitan manusia. Bahkan ini merupakan inisiatip dan karya Roh Kudus. Maka
seorang lektor hendaknya selalu setia kepada tuntunan Roh Kudus, rajin membaca,
merenungkan dan menghayati serta melaksanakan sabda Allah dalam kehidupan
sehari-hari.
Saudara-saudari yang dikasihi Tuhan.
Sedangkan seorang Akolit mempunyai peranan khusus dalam tugas pelayanan Gereja, terutama dalam kegitan liturgi teristimewa dalam Ekaristi yang merupakan sumber dan puncak dari kehidupan Gereja. Tugas para akolit adalah membantu para imam dan diakon dalam membagikan Tubuh Kristus kepada orang beriman, terutama untuk mereka yang sakit, dipenjara, dan berusia lanjut. Dalam tugas seprti ini para akolit perlu didukung dengan cara hidup yang selaras dengan kehendak Allah.
Karena akolit senantiasa melayani Allah disekitar altar teristimewa dalam perayaan Ekaristi, maka perlu senantiasa ada dalam persekutuan dengan seluruh umat beriman. Perintah Tuhan agar kita saling mencintai seperti Yesus telah mencintai kita kiranya perlu terus direnungkan, dihayati, dan dilaksanakan. Maka dari itu marilah kita mohon berkat Tuhan agar Dia sudi membimbing saudara-saudara kita ini untuk melaksanakan tugas pelayanan di tengah umat beriman. Semoga Roh Tuhan selalu menaungi dan membimbingnya. Semoga berkatnya melimpah bagi kita kini dan selama-lamanya. Amin.
Syahadat
Berdiri
(Setelah homili imam selebran memberi waktu untuk hning sejenak, guna meresapkan sabda Tuhan dan merenungkan dalam hati. Setelah itu imam mengajak umat semua untuk mengucapkan SYAHADAT, dengan kata-kata berikut:)
S Saudara sekalian,
Marilah menanggapi sabda Tuhan dengan mengucapkan syahadat.
S+U Aku percaya akan Allah, Bapa yang mahakuasa, pencipta langit dan bumi. Dan akan Yesus Kristus, Putra-Nya yang tunggal Tuhan kita, Yang menderita sengasara dalam pemerintahan Ponsius Pilatus
disalibkan, wafat, dan dimakamkan;Yng turun ketempat penantian pada hari ketiga bangkit dari antara orang mati; yang naik ke surga duduk disebelah kanan Allah Bapa yang mahakuasa; dari situ ia akan datang mengadili orang hidup dan mati. Aku percaya akan Roh Kudus, Gereja katolik yang kudus, persekutuan para kudus, pengampunan dosa, kebangkitan badan, kehidupan kekal.
UPACARA PELANTIKAN LEKTOR DAN AKOLIT
Berdiri
(Sesudah Syahadat, calon Lektor dan Akolit maju ke depan Selebran, memberi hormat, lalu berlutut. Selebran menghadap umat dan mengajak umat berdoa.)
S Saudara-saudari terkasih,
Marilah kita memohon kepada Allah agar para calon Lektor dan Akolit ini dilimpahi dengan rahmat Allah.
Semoga mereka rajin dan setia dalam melaksanakan tugas perutusannya, mewartakan Yesus Kristus kepada dunia dan melayani-Nya demi kemuliaan Allah.
(Dengan membuka tangan dan mengatupkanya kembali, Selebran berkata:)
S Marilah berdoa:
………… lalu hening sejenak………..
Sambil membuka tangan Selebran melanjutkan doa, dengan berkata:
S Ya Allah, Engkau telah memilih dari antara kami orang-orang yang Kau percayai meneruskan arya pelayanan Sabda. Semoga mereka mampu melaksanakan tugas, terutama memalui hidup mereka setiap hari.
U Terpujilah nama-Mu ya Tuhan
S Kami bersyukur. Karena Engkau berkenan memilih. Para hamba-Mu ini menjadi pelayan para imam-Mu.
U Terpujilah nama-Mu ya Tuhan.
S Engkau telah mengutus Putera-Mu. Sang sabda kehidupan untuk menyatakan kasih-Mu kepada dunia.
(Selebran mengulurkan tangan atas para calon Lektor dan Akolit, dan melanjutkan berdoa:)
(Semoga Engkau berkenan melimpahkan Rahmat Roh Kudus-Mu atas para hamba-Mu ini untuk menjadi Lektor dan Akolit.)
Dampingilah mereka dalam merenungkan dan melaksanakan sabda-Mu. Doronglah para hamba-Mu ini
agar tumbuh dan berkembang dalam kebijaksanaan, terutama agar semakin rela menjadi pelayan-pelayan-Mu. Semua ini kami mohon dengan perantaraan Tuhan kami Yesus Kristus.
………… lalu hening sejenak………..
Sambil membuka tangan Selebran melanjutkan doa, dengan berkata:
S Ya Allah, Engkau telah memilih dari antara kami orang-orang yang Kau percayai meneruskan arya pelayanan Sabda. Semoga mereka mampu melaksanakan tugas, terutama memalui hidup mereka setiap hari.
U Terpujilah nama-Mu ya Tuhan
S Kami bersyukur. Karena Engkau berkenan memilih. Para hamba-Mu ini menjadi pelayan para imam-Mu.
U Terpujilah nama-Mu ya Tuhan.
S Engkau telah mengutus Putera-Mu. Sang sabda kehidupan untuk menyatakan kasih-Mu kepada dunia.
(Selebran mengulurkan tangan atas para calon Lektor dan Akolit, dan melanjutkan berdoa:)
(Semoga Engkau berkenan melimpahkan Rahmat Roh Kudus-Mu atas para hamba-Mu ini untuk menjadi Lektor dan Akolit.)
Dampingilah mereka dalam merenungkan dan melaksanakan sabda-Mu. Doronglah para hamba-Mu ini
agar tumbuh dan berkembang dalam kebijaksanaan, terutama agar semakin rela menjadi pelayan-pelayan-Mu. Semua ini kami mohon dengan perantaraan Tuhan kami Yesus Kristus.
U Amin.
(Setelah itu, setiap Lektor dan Akolit menghadap Selebran. Selebran memberikan Kitab Suci sambil berkata:)
S Terimalah Kitab Suci ini, renungkanlah Sabda Allah yang ada di dalamnya, dan wartakanlah kepada umat Allah.
(Setelah itu, setiap Lektor dan Akolit menghadap Selebran. Selebran memberikan Kitab Suci sambil berkata:)
S Terimalah Kitab Suci ini, renungkanlah Sabda Allah yang ada di dalamnya, dan wartakanlah kepada umat Allah.
A Amin
Doa Umat.
(Setelah itu semua Lektor dan Akolit memberi hormat kepada Selebran dengan berlutut dan kemudian kembali ketempat duduk. Selebran kembali ketempat duduk, sedangkan imam konselebran 2 menuju mimbar dengan tangan terkatup mengajak umat untuk memanjatkan doa umat:)
S2 Bapa yang mahabaik, Engkau telah mengutus Putera-Mu untuk menyampaikan kabar baik kepada segala bangsa. Utuslah kami juga untuk mewartakan kabar keselamatan kepada sesama yang membutuhkan sentuhan kasih-Mu.
L Ya Bapa, masih banyak umat-Mu yang berada dalam belenggu ketidakadilan dan penindasan. Bangkitkanlah hati dan budi kami agar berani dan mampu membela da mengambil bagian dalam perjuangan demi kepentingan mereka. Marilah kita mohon…
U Kabulkanlah doa kami, ya Tuhan.
L Bapa, kami semua mendambakan suasana yang tentram dan damai, saling mengasihi satu sama lain dalam hidup bermasyarakat. Tanamkanlah rasa persaudaraan yang erat diantara kami, dan rasa bijaksana dalam segenap pemimpin kami, agar mereka dimampukan untuk secara arif dan bijaksana melihat persatuan dan kepentingan bangsa ini, sebagai yang paling utama dalam membuat segala kebijakan dinegeri ini. Marilah kita mohon….
U Kabulkanlah doa kami, ya
Tuhan.
L Bapa kami juga bersyukur atas rahmatMu kepada saudara-saudara kami yang baru saja dilantik sebagai Lektor dan Akolit. Semoga berkat perantaraan Roh Kudus, mereka semua dapat menjalankan panggilan suci ini demi kesejahteraan seluruh umat-Mu. Marilah kita mohon….
L Bapa kami juga bersyukur atas rahmatMu kepada saudara-saudara kami yang baru saja dilantik sebagai Lektor dan Akolit. Semoga berkat perantaraan Roh Kudus, mereka semua dapat menjalankan panggilan suci ini demi kesejahteraan seluruh umat-Mu. Marilah kita mohon….
U Kabulkanlah doa kami ya
Tuhan.
L Saat hening untuk menyampaikan doa dan intensi kita masing-masing.
L Saat hening untuk menyampaikan doa dan intensi kita masing-masing.
………………Hening sejenak………….. Marilah kita mohon….
U Kabulkanlah doa kami, ya
Tuhan.
S2 Demikianlah Ya Bapa, doa-doa permohonan yang kami haturkan kepadaMu. Sudilah Engkau mengabulkannya, demi kemuliaan-Mu dan demi keselamatan kami, demi Kristus Tuhan dan pengantara kami.
S2 Demikianlah Ya Bapa, doa-doa permohonan yang kami haturkan kepadaMu. Sudilah Engkau mengabulkannya, demi kemuliaan-Mu dan demi keselamatan kami, demi Kristus Tuhan dan pengantara kami.
U Amin.
LITURGI EKARISTI
Persiapan Persembahan
Persembahan dapat diawali dengan kolekte. Sementara itu para pelayan menyiapkan meja altar, mengatur korporale, purifikatorium, piala,palla, dan buku misa di meja altar.Kemudian para putra altar pembawa lilin bersama para lektor dan akolit yang baru dilantik menyiapkan dan mengantar bahan persembahan serta perlengkapannya ke altar.Imam berdiri didepan altar dan menyambut mereka. Semua umat berdiri saat perarakan mengantar bahan persembahan berlangsung. Seluruh acara ini dapat diiringi nyanyian persiapan persembahan.
Lagu Persiapan persembahan “ Majulah Putraku”
Majulah putraku, ayunkan langkahmu, bulatkan niat sucimu, janganlah ragu.
Siapkanlah dirimu, ikuti Tuhanmu. Sebagai sahabatNya ikhlas membaktikan diri.
Kini sudah tiba waktumu, menentukan arah hidupmu, semoga Tuhan mendampingi slalu, dari kini sampai saat ajalmu. Tabahkanlah, tabahkanlah, tabahkanlah, tabahkanlah hatimu.
Menghunjukkan Persembahan
(Imam mengambil patena dengan roti diatasnya, mengangkat patena tersebut sambil berkata dengan suara lembut:)
S Terpujilah Engkau, ya Tuhan Allah semesta alam,
Sebab dari kemurahan-Mu, kami menerima roti yang kami siapkan ini.
Inilah hasil dai bumi dan usaha manusia, yang bagi kami akan menjadi roti kehidupan.
(Kalau lagu persembahan telah selesai, imam dapat mengucapkan doa di atas dengan suara lantang dan umat menanggapinya dengan aklamasi ini:)
U Terpujilah Allah selama-lamanya.
(Setelah selesai imam menaruh patena di atas korporale. Kemudian imam menuangkan anggur di dalam piala yang dicampur dengan air sedikit sambil berkata lembut:)
S Sebagaimana dilambangkan oleh percampuran air dan anggur ini, semoga kami boleh mengambil bagian dalam ke-Allahan Kristus, yang telah berkenan menjadi manusia seperti kami.
(Kemudian imam mengambil piala berisi anggur, lalu mengangkatnya sedikit sambil berkata dengan suara lembut( kalau tidak ada lagu dengan suara lantang).
S Terpujilah Engkau ya Tuhan, Allah semesta alam, sebab dari kemurahan-Mu kami menerima anggur yang kami siapkan ini. Inilah hasil dari pohon anggur dan dari usaha manusia, yang bagi kami akan menjadi minuman rohani.
(Kemudian umat menjawab denan aklamasi)
U Terpujilah Allah selama-lamanya.
(Imam membungkuk dan berdoa dengan suara lembut:)
S Dengan rendah hati dan tulus, kami menghadap kepada-Mu, ya Allah, Bapa kami. Terimalah kami, dan semoga persembahan yang kami siapkan ini berkenan kepada-Mu.
(Selebran lalu mengisi pendupaan dan mendupai bahan persembahan, salib dan altar. Kemudian sebran didupai oleh konselebran 2, setelah itu pelayan mendupai umat. Setelah itu imam sebran membasuh tangan di sisi meja altar sambil berdoa dalam hati:)
S Ya Tuhan, bersihkanlah aku seluruhnya dari kesalahanku, dan sucikanlah aku dari dosaku.
(Sesudah itu imam berdiri dibelakang altar menghadap umat, ia membuka tangan kemudian mengatupkannya kembali sambil berkata:)
S Berdoalah saudara-saudari sepaya persembahanku dan persembahanmu ini berkenan kepada Allah, Bapa yang mahakuasa.
U Semoga persembahan ini diterima demi kemuliaan Tuhan dan keselamatan kita, serta uamat Allah yang kudus.
Doa Persiapan Persembahan
(Kemudian dengan tangan terentang, imam mengucapkan doa)
S Ya Allah Bapa yang mahakasih, bersama penyerahan diri para hambamu
dalam tugas perlayanan sebagai lektor dan akolit ini, terimalah roti dan anggur yang kami haturkan kepada-Mu ini. Semoga Engkau berkenan memandang pengabdian dan hidup para hamba-Mu ini,
Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami.
U Amin
DOA SYUKUR AGUNG
(Imam mengumumkan kepada umat teks Doa Syukur Agung yang akan dipergunakan dan juga lagu kudus yang akan dinyanyikan.)
S Kita akan menggunakan Doa Syukur Agung yang IV dan Kudus Puji Syukur no. 392
Dialog Pembukaan
Sambil merentanmgkan tangan, imam membuka Doa Syukur Agung sebagai berikut:
Berdiri
S Tuhan sertamu.
U Dan sertamu juga.
S Marilah mengarahkan hati kepada Tuhan.
U Sudah kami arahkan.
S Marilah bersyukur kepada Tuhan, Allah kita.
U Sudah layak dan sepantasnya.
Prefasi
(Dengan tangan terentang imam menyanyikan’membaca prefasi. Prefasi ini khusu maka tidak boleh diganti dengan prefasi yang lain.)
S Sungguh layak dan sepantasnya, kami bersyukur dan memuliakan Dikau, ya bapa yang kudus.
Sebab Engkaulah satu-satunya Allah yang hidup dan sejati, yang ada sebelum adanya zaman dan tetap ada selama-lamanya; Allah yang mendiami cahaya yang tak terhampiri. Engkaulah yang mahabaik,
sumber kehidupan, pencipta segala sesuatu. Engkaulah yang melimpahkan berkat dan menggembirakan segala ciptaan dengan seri cahaya-Mu. Dari sebab itu, para malaikat yang tak terbilang jumlahnya
siang dan malam berbakti di hadirat-Mu memandang wajh-Mu yang berseri dan tak henti-hentinya memuliakan Dikau. Bersama seluruh ciptaan-Mu kamipun memuji nama-Mu
dan dengan hati gembira bernyanyi:
Kudus Puji Syukur no. 392
Kudus, Kudus, Kuduslah Tuhan,
Allah segala kuasa. Surga dan bumi penuh kemuliaan-Mu,
Terpujilah Engkau disurga.
Diberkatilah yang datang dalam nama Tuhan.
Terpujilah Engkau di surga.
(Berlutut)
S Kami memuji Engkau, ya
Bapa yang kudus. Sebab agunglah Engkau dan semua karya-Mu Kau laksanakan dengan bijaksana dan penuh kasih sayang. Engkau menjadikan manusia menurut gambaran-Mu; Engkau
menyerahkan kepadanya tugas untuk menguasai alam raya, agar dengan demikian
dapat mengabdi kepada-Mu, satu-satunya pencipta. Meskipun manusia kehilangan persahabatan dengan
Dikau karena tidak setia, ia tidak Kau biarkan merana di bawah kekuasaan maut. Sebab dengan penuh belaskasihan, Engkau
menolong semua orang yang mencariMu agar dapat menemukan Dikau. Berulang kali
Engkau menawarkan perjanjian kepada mereka, dan dengan perantaraan para nabi Engkau
mengajar mereka mengharapkan keselamatan.
Ya Bapa yang kudus, Engkau sedemikian mencintai dunia, sehingga
ketika tiba waktunya, Engkau mengutus Putera-Mu yang tunggal menyelamatkan
kami. Ia menjadi manusia dengan kuasa Roh Kudus,
dilahirkan oleh Perawan Maria. Ia sama seperti kami dalam segala hal , kecuali dalam hal dosa.
Ia mewartakan kabar sukacita: kesejahteraan bagi para miskin, pembebasan bagi para tawanan, dan kegembiraan bagi yang berduka. Guna melaksanakan rencana penyelamatan-Mu.
Ia rela mengurbankan hidup-Nya. Tetapi dengan bangkit dari maut, Ia menghancurkan kematian,
seta membaharui kehidupan. Dan ia mengutus Roh Kudus dari pada-Mu ya Bapa, sebagai anugerah Paska bagi kami, umat beriman. Agar kami hidup bukan lagi bagi diri kami sendiri, melainkan bagi Dia yang sudah wafat dan bangkit bagi kami. Roh Kudus itulah yang melanjutkan karya Kristus menyucikan dunia. Dengan demikian, kami merayakan peristiwa agung yang diwariskan Kristus kepada kami sebagai perjanjian abadi.
(Semua imam mengulurkan tangan di atas roti dan anggur.)
dilahirkan oleh Perawan Maria. Ia sama seperti kami dalam segala hal , kecuali dalam hal dosa.
Ia mewartakan kabar sukacita: kesejahteraan bagi para miskin, pembebasan bagi para tawanan, dan kegembiraan bagi yang berduka. Guna melaksanakan rencana penyelamatan-Mu.
Ia rela mengurbankan hidup-Nya. Tetapi dengan bangkit dari maut, Ia menghancurkan kematian,
seta membaharui kehidupan. Dan ia mengutus Roh Kudus dari pada-Mu ya Bapa, sebagai anugerah Paska bagi kami, umat beriman. Agar kami hidup bukan lagi bagi diri kami sendiri, melainkan bagi Dia yang sudah wafat dan bangkit bagi kami. Roh Kudus itulah yang melanjutkan karya Kristus menyucikan dunia. Dengan demikian, kami merayakan peristiwa agung yang diwariskan Kristus kepada kami sebagai perjanjian abadi.
(Semua imam mengulurkan tangan di atas roti dan anggur.)
Maka kami mohon ya Bapa, semoga Roh Kudus itu menyucikan persembahan ini, agar menjadi kami tubuh dan darah † Putera-Mu terkasih Tuhan kami Yesus Kristus. Ya Bapa yang kudus, Pueter-Mu senantiasa mencintai murid-muridnya di dunia. Maka, tatkala tiba saatnya Kaumuliakan, Yesus mencurahkan cinta yang sehabis habisnya.
(Imam mengatupkan tangan
Ketika bersantap bersama mereka Imam Selebran mengambil roti, dan sambil mengangkatnya sedikit di meja altar, ia melanjutkan:)
Ia mengambil roti, memberkati, lalu membagi-bagi roti itu dan memberikannya kepada para murid seraya berkata:
(Imam membungkuk sedikit lalu dengan suara lantang mengucapkan Sabda Tuhan berikut:)
TERIMALAH DAN MAKANLAH:
INILAH TUBUHKU
YANG DISERAHKAN BAGIMU.
(Imam memperlihatkan hosti suci kepada umat. Lalu meletakkannya kembali pada patena di atas korporale. Kemudian ia berlutut menyembah. ( Dalam misa konsebrasi, waktu hosti diangkat, para konselebran memandangnya dengan hormat, kemudian waktu selebran utama berlutut, para konselebran membungkuk dengan khikmat). Sesudah itu imam melanjutkan;)
Demikian pula,
Imam mengambil piala, sambil mengangkatnya sedikit di atas meja altar, ia melanjutkan:
Ia mengambil piala yang berisi anggur, lalu mengucap syukur dan mengedarkan piala itu kepada para murid seraya berkata:
Imam membungkuk sedikit, lalu dengan suara yang lantang mengucapkan Sabda Tuhan berikut:
TERIMALAH DAN MINUMLAH:
INILAH PIALA DARAHKU,
DARAH PERJANJIAN BARU DAN KEKAL,
YANG DITUMPAHKAN BAGIMU
DAN BAGI SEMUA ORANG
DEMI PENGAMPUNAN DOSA.
LAKUKANLAH INI UNTUK MENGENANGKAN DAKU.
Imam memperlihatkan piala kepada umat. Lalu meletakkannya kembali di atas korporale. Kemudian ia berlutut menyembah. ( Dalam misa konsebrasi, waktu piala diangkat, para konselebran memandangnya dengan hormat, kemudian waktu selebran utama berlutut, para konselebran membungkuk dengan khikmat).
Sesudah itu, imam konselebran 2 mengajak umat untuk menyenyikan aklamasi anamnesis berikut:
S2 Marilah menyatakan misteri iman kita.
U Wafat Kristus kita maklumkan, kebangkitan-Nya kita muliakan, kedatangan-Nya kita rindukan. Amin.
Kemudian, imam melanjutkan doa dengan tangan terentang sebagai berikut:
S1 Oleh karena itu, ya Bapa,
untuk mengenangkan penebusan kami,
kami memperingati
bahwa Kristus telah wafat, dan datang ke tempat penentian,
dan kami mewartakan
bahwa Ia telah bangkit dan duduk di sisi kanan-Mu.
Sambil menantikan kedatangan-Nya yang mulia
kami mempersembahkan kepada-Mu
tubuh dan darah-Nya,
sebagi kurban yang berkenan kepada-Mu,
dan menyelamatkan seluruh dunia.
S2 Terimalah ya Bapa, kurban ini,
yang telah Kau sediakan sendiri
bagi Gereja-Mu
Perkenankanlah, agar semua orang
yang mengambil bagian
dari roti dan piala yang satu dan sama ini
dihimpun oleh Roh Kudus menjadi satu tubuh
dan disempurnakan dalam Kristus
menjadi kurban yang yang hidup, sebagai pujian bagi-Mu.
S Ingatlah kini, ya Bapa
Semua saudara yang kami doakan dalam perayaan ini,
Khususnya Bapa Suci Yohanes Paulus II
Bapa Uskup kami Yulius Kardinal Darmaatmaja, dan semua uskup.
Berkatilah juga semua rohaniwan,
para penderma dan seluruh umat
serta semua orang lain
yang mencari Engkau dengan tulus hati.
SS Kami mohon juga, ya Bapa,
Selamatkanlah mereka yang telah meninggal dunia.
Berikanlah istirahat kekal kepada mereka
dan semua saudara
yang meninggal dalam Kristus.
Kasihanilah dan sambutlah mereka
dalam pangkuan-Mu.
Ya Bapa yang maharahim,
anugerahkanlah kepada putera-puteri-Mu kebahagiaan abadi,
bersama para rasul dan para kudus
di dalam kerajaan-Mu.
Di sanalah, segala ciptaan
dibersikan dari kebusukan dosa
dan dilepaskan dari belenggu maut.
Sambil mengatupkan tangan, imam melanjutkan:
Bersama mereka kami akan memuji Engkau.
Sambil mengangkat piala dan hosti diatasnya, imam mengangkatnya dan bernyanyi:
SS Dengan pengantaraan Kristus, bersama Dia dan di dalam Dia,
Dalam persekutuan dengan Roh Kudus,
bagimu, Allah bapa yang mahakuasa,
segala hormat dan kemuliaan,
sepanjang segala masa.
U Amin.
Bapa Kami : Puji Syukur no. 374 (Filipina)
Setelah Doa Syukur Agung, dengan tangan terkatup, imam mengajak umat untuk mendoakan Bapa kami.
S1 Atas petunjuk penyelamat kita, dan menurut ajaran ilahi, maka beranilah kita berdoa:
U Bapa kami, didalam surga,
dimuliakanlah nama-Mu, datanglah kerajaan-Mu,
jadilah kehendak-Mu, di bumi dan di surga.
Berilah kami rejeki, pada hari ini,
dan ampunilah kami,
seperti kamipun mengampuni
yang bersalah kepada kami.
Janganlah masukkan kami dalam cobaan,
tetapi bebaskan kami dari yang jahat,
sebab Tuhanlah raja, yang mulia dan berkuasa,
untuk selama-lamanya.
Amin, Amin, Amin.
Doa Damai
S Ya Tuhan Yesus Kristus, Engkau berpesan:
“ Hendaklah kamu saling mengasihi, sebagaimana Aku mengasihi kamu,
tidak ada kasih yang lebih besar dari kasih seseorang
yang menyerahkan nyawa bagi sahabatnya.
Kamu adalah sahabatku jikalau kamu melakukan segala perintah-Ku”.
Buatlah seluruh umat-Mu, hidup damai dan cinta kasih sebagai sahabat-sahabat-Mu
yang sejati, karena Engkaulah teladan dan pengantara kami sepanjang segala masa.
U Amin.
Salam Damai
Sambil membuka tangan imam mengucapkan salam damai.
S Damai Tuhan kita Yesus Kristus beserta kita.
U Sekarang dan selama-lamanya.
Imam mengajak umat untuk saling memberi damai dengan sesama sambil berjabat tangan.
S Damai Kristus.
Pemecahan Roti
Imam mengambil roti besar, memecah-mecahkannya, lalu memasukkan pecahan kecil kedalam piala sambil berdoa dalam hati.
S Semoga percampuran tubuh dan Darah Tuhan kita Yesus Kristus ini, memberikan kehidupan abadi kepada kita semua yang akan menyambutnya.
Pemecahan roti ini diiringi dengan Anak Domba Allah.
Anak Domba Allah: Puji Syukur no. 413
U Anak Domba Allah, Kau yang menghapus dosa dunia kasihanilah kami.
Anak Domba Allah, Kau yang menghapus dosa dunia kasihanilah kami.
Anak Domba Allah, Kau yang menghapus dosa dunia berilah kami damai.
Persiapan Komuni
Dengan tangan terkatup imam berdoa dalam hati. Umat mempersiapkan diri dengan doa pribadi.
S Ya Tuhan Yesus Kristus,
Semoga Tubuh dan Darah-Mu yang akan kusambut melindungi dan menyehatkan jiwa ragaku.
Imam berlutut,mengambil roti kudus, mengangkatnya sedikit diatas piala, lalu berkata kepada seluruh umat:
S Inilah Anak Domba Allah yang menghapus dosa dunia.
Berbahagialah kita yang diundang ke perjamuan-Nya.
Umat menanggapi kata-kata imam dengan berdoa:
U Ya Tuhan, saya tidak pantas Tuhan datang pada saya
tetapi bersabdalah saja maka saya akan sembuh.
Membagi Tubuh Kristus
Kemudian imam berdoa dalam hati:
S Semoga Tubuh Kristus selalu melindungi aku.
Dengan khidmat imam menyantap Tubuh Kristus. Kemudia dia mengambil piala berisi anggur dan berdoa dalam hati:
S Semoga Darah Kristus selalu melindungi aku.
Dengan khidmat imam meminum darah Kristus. Kemudian imam mengambil sibori berisi hosti kudus, lalu pergi ke tempat umat yang akan menyambut Tubuh Kristu. Imam memperlihatkan roti kudus dengan berkata:
S Tubuh Kristus.
Umat yang bersangkutan mengamininya dengan berkata:
U Amin.
Membersihkan Piala
Setelah umat selesai menyambut komuni, imam membersihkan patena dan piala.Sebaiknya pembersihan ini dilakukan pada kredens; atau boleh juga ditangguhkan sampai misa selesai. Sambil membersihkan patena dan piala imam berdoa:
S Ya Tuhan, semoga anugerah-Mu yang tadi kami sambut sungguh meresap kedalam hati, memulihkan kekuatan iman kami.
Duduk
Saat Hening
Sesudah itu imam pergi ketempat duduknya. Sebaiknya diadakan hening sejenak untuk berdoa dalam hati.
Madah Pujian
Saat setelah hening ini dapat dilanjutkan madah pujian:
Pujian : “ Kutebarkan Jala”
Dayunglah sampai kelaut lepas” sabda Yesus kepada para murid-murid-Nya,
jala ditebar, hasilnya melimpah, bersujudlah murid menyembah.
Kutebarkan jala ke seluruh dunia menjaring jiwa-jiwa ‘tuk diselamatkan.
Kutebarkan jala ke seluruh dunia dalam nama Yesus Tuhan,
kutebarkan jala ke seluruh dunia dalam nama Yesus Tuhan.
Doa Sesudah Komuni
Kemudia imam berdiri dibelakang altar dan berkata:
S Marilah berdoa:
Hening sejenak, kemudian imam merentangkan tangan dan mendoakan doa penutup yang diakhiri dengan konklusi singkat:.
S Allah yang mahabaik,
kami bersyukur atas anugerah-Mu.
Kami telah Kau percaya dengan pelayan-pelayan-Mu
para Lektor dan Akolit yang baru.
Semoga kami semakin giat dalam mewartakan sabda-Mu
dan melayani Engkau dalam hidup sehari-hari.
Demi Kristus Tuhan dan pengantara kami.
U Amin.
RITUS PENUTUP
Pengumuman
Dapat dibacakan pengumuman yang perlu diketahui oleh umat.
Amanat Pengutusan
S1 Saudara-saudari yang terkasih,
marilah kita laksanakan tugas yang dipercayakan Tuhan kepada kita.
Kita perlu bekerjasama, rukun, saling meneguhkan dikala gagal,
saling mengingatkan dikala salah.
Tak perlu takut minta nasehat kepada orang yanng bijaksana.
Semoga Tuhan selalu membimbing kita sesuai dengan kehendak-Nya.
Marilah kita siapkan hati untuk menerima berkat Tuhan.
Berkat
(Imam berdiri dibelakang altar, dan dengan tangan terentang menyapa umat:)
S Tuhan sertamu
U Dan sertamu juga.
(Lalu imam mohon berkat Allah bagi umat. Dengan mengulurkan kedua belah tangan ke arah umat imam mengucapkan doa:)
S Semoga Tuhan melimpahkan rahmat-Nya dan melindungi saudara sekalian.
U Amin.
S Semoga Tuhan melimpahi saudara sekalian dengan kasih karunia.
U Amin.
S Semoga Tuhan memberi saudara damai dan kesejahteraan.
U Amin.
S Semoga saudara sekalian dilindungi dan dibimbing, oleh rahmat Allah yang mahakuasa,
† Bapa dan Putera dan Roh Kudus.
U Amin
Pengutusan
Imam menghadap umat, dan dengan tangan terkatup berkata:
S Saudara sekalian, perayaan ekaristi sudah selesai
U Syukur kepada Allah
S Marilah kita pergi, kita diutus.
U Amin.
Perarakan
Imam selebran dan konselebran serta para pelayan altar dan seluruh umat memberi hormat kepada altar. Imam dan semua petugas meninggalkan ruang altar. Perarakan dapat diiringi lagu.
Lagu Penutup: “ Rejoice in the Lord Always”
Rejoice in the Lord always: and again I say, Rejoice. Rejoice in the Lord always: and again I say, agai I say, Rejoice, and again I say Rejoice, and again I say Rejoice. Rejoice in the Lord always and again I say Rejoice. Rejoice in the Lord, and again I say again I say Rejoice.
Be careful for nothing, but in everything by prayer and supplication with thanksgiving let your request be known unto God. And the peace of God which passeth all understanding, shall keep your hearts and minds through, Jesus Christ our Lord. Amen.
V. SARANA YANG DIGUNAKAN:
Semua peralatan pendukung Perayaan Ekaristi Meriah.
Kitab Suci dan Kain altar sebagai simbol pewartaan dan pelayanan Lektor dan Akolit.
PERAYAAN EKARISTI
SYUKUR ATAS ULANG TAHUN KE-32
1. PENGANTAR
Setiap saat orang selalu mengalami pertambahan umur. Pertambahan umurnya selalu dinamis. Orang tidak begitu mudah bisa merasakan bahwa setiap saat umurnya bertambah. Bagi banyak orang pertambahan umur baru sangat begitu dirasakan ketika ia mengalami hari ulang tahun. Saat itu banyak orang baru sadar bahwa ia bertambah tua.
Ulang tahun bagi beberapa orang tidak mempunyai makna apa-apa. Tetapi bagi banyak orang ulang tahun adalah saat yang baik untuk merenungkan kembali seluruh perjalanan hidupnya yang telah ia lalui. Di samping itu ulang tahun yang pasti terjadi setiap tahunya itu bisa dijadikan sebuah titik pijak untuk melangkah kepada sesuatu yang lebih baik di masa mendatang.
Berdasarkan pengalaman itu saya merasakan perhatian orang lain sangat penting bagiku. Apalagi bila perhatian diungkapkan melalui syukur dan/atau permohonan rahmat kepada/dari Allah Sang Pemberi kehidupan. Syukur atau permohonan yang diungkapkan secara bersama-sama akan semakin memberi kekuatan bukan?
2. DIMENSI TEOLOGIS-LITURGIS-PASTORAL ULANG TAHUN
A. Dimensi Teologis
a. Dimensi Soteriologis
Allah adalah sumber dan asal segala berkat. Ialah Allah yang harus dipuji sampai selama-lamanya (lih.Rom 9:5). Hanya Dialah yang baik yang mengerjakan segalla sesuatu dengan baik, untuk memenuhi mahkluk ciptaanNya dengan berkat, yang senantiasa Ia limpahkan juga sesudah manusia jatuh ke dalam dosa, sebagai tanda belas kasihNya.
Allah, asal mula segala berkat, sejak semula sudah mengijinkan manusia, khususnya para bapa bangsa, para raja, para imam, para Lewi dan orang tua untuk memberkati dengan memuji nama Allah (lih. Kej 14;19-20; Ibr 7:1; 11:21). Dengan pujian nama itu melimpahlah berkatNya kepada sesama manusia dan barang-barang ciptaan lainnya.Setiap kali Allah sendiri atau dengan perantaraan seseorang memberi berkat, selalu dijanjikan pertolongan Tuhan, diberitahukan kasih karuniaNya, dan dinyatakan kesetiaanNya menepati janji yang telah diucapkan. Setiap kali manusia mengucapkan berkat, mereka memuji Allah, yang dinyatakan baik dan berbelas kasih. Sebab Allah memberikan berkatNya dengan membagikan dan menjanjikan kebaikanNya. Sedangkan manusia memberkati Allah dengan menyampaikan pujian, sambil mengucap syukur, melakukan amal baik dan memberikan penghormatan kepadaNya
Pada saat ulang tahun, apabila berkat itu dimohonkan dan syukur diungkapkan, orang sadar bahwa hidup tidak bisa dilepaskan dari penyertaan Alllah yang adalah sumber segala kehidupan dan berkat. Ulang tahun menjadi tonggak bagi manusia untuk menyadari keterbatasannya dan kemahakuasaan Allah.
b. Dimensi Pneumatologis
Sebelum Tuhan Yesus berpisah dengan para murid untuk kembali kepada Bapa Ia memberikan penghiburan kepada mereka dengan berkata: “Aku akan minta kepada bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu seorang Penolong yang lain, supaya Ia menyertai kamu selama-lamanya.”(Yoh 14:16). Berdasarkan janji itu kita bisa yakin segala rahmat yang kita mohon, juga rahmat yang dimohon dalam rangka ulang tahun, dapat kita mohonkan dengan bantuan atau pertolongan dari seorang Penolong itu. Kita bisa yakin segala syukur dan permohonan akan sampai kepada Bapa.
c. Dimensi Kristologis
Pada waktunya Bapa mengutus PuteraNya mengaruniakan manusia segala berkat rohani. Melalui Kristus yang adalah PuteraNya, Ia memberikan berkat. Kristus sendiri disebut sebagai berkat yang utama.
Oleh kuasa Roh Kudus, berkat Abraham semakin lengkap digenapi dalam kristus, ketika berkat itu disalurkan kepada para putera, yang dipanggil kepada kehidupan baru ‘dalam segala kepenuhan”. Demikian mereka yang menjadi anggota-anggota tubuh Kristus, menghasilkan buah Roh yang sama, yang harus mereka sebarkan pula untuk menyembuhkan dunia dengan berkat ilahi.
Sebagai anggota tubuh Kristus segala usaha, termasuk di sini mengucapkan syukur dan permohonan rahmat pada hari ulang tahun, diserahkan ke dalam tangan Allah melalui Yesus Kristus pengantara antara manusia dengan Allah Bapa (Lih. Yoh 14).
d. Dimensi Eklesiologis
Atas petunjuk Sang Juruselamat, Gereja ikut ambil bagian dalam piala pengucapan syukur (lih. I Kor 10:16), sambil bersyukur kepada Allah karena pemberian tak terperikan, yang ia berikan untuk pertama kalinya dalam misteri Paskah, dan kemudian dilimpahkan kepada kita dalam Ekaristi. Sebab dalam misteri iskaristilah Gereja sendiri menimba rahmat dan kuasa untuk menjadi berkat di dunia; dan sebagai sakramen keselamatan umum , Ia terus menerus melakukan karya pengudusan di tengah-tengah manusia, dan bersama Kristus sebagai kepala memuliakan Bapa dalam Roh Kudus.
Berkat Roh Kudus, dengan berbagai cara Gereja mengamalkan tugas pelayanan ini; disiapkan berbagai bentuk pemberkatan, untuk mengajak manusia memuji Allah dan memohon perlindunganNya, dan untuk menganjurkan mereka agar dengan kesucian hidup berusaha menjadi pantas mendapat kemurahanNya; dan untuk memperoleh kurnia kebaikanNya Gereja menggunakan doa-doa, agar apa yang dimohonkannya dikabulkan dengan baik.
Dalam Perayaan Ekaristi yang diadakan dalam rangka ulang tahun ini umat setempat mau menunjukkan syukur atas sagala pengalaman baik yang membahagiakan maupun menyedihkan sekaligus permohonan rahmat kedamaian hidup di masa mendatang kepada Allah. Melalui pengenangan sekaligus penghadiran kurban Kristus ini segala pengalaman suka duka Yesus Kristus dihadirkan kembali untuk diperoleh inspirasi sekaligus rahmat yang dimohonkan Gereja, umat setempat.
B. Dimensi Liturgis Ulang Tahun
Salah satu kekhasan Liturgi Gereja adalah adanya simbol-simbol. Sebab seluruh macam dan bidang prayaan liurgi dilaksanakan dalam bentuk simbol. Simbol dalam liturgi bukanlah simbol yang kosong atau sekedsar sebagai penunjuk jalan saja. Simbol liturgis merupakan simbol yang berdaya guna, yakni simbol yang melaksanakan dan menghadirkan secara efektif apa yang dilambangkan.
Berkaitan dengan ulang tahun bagaimana dimensi atau dasar liturgis bisa dijelaskan? Untuk menjelaskan hal ini peran simbol menjadi pokok. Kata simbol sendiri merupakan pengenal yang menjelaskan dan mengaktualisasikan suatu perjumpaan atau kebersamaan yang didasarkan oleh suatu kewajiban atau perjanjian. Dengan kata lain mau dikatakan bahwa ada hubungan timbal balik yang tidak dapat dipisahkan antara simbol dan realitas yang disimbolkan. Simbol dan realitas yang disimbolkan satu kesatuan kenyataan simbolis. Dengan penjelasan singkat tersebut dapat dikatakan bahwa orang yang sedang berkumpul dalam rangka ulang tahun sudah menyimbulkan sebuah realitas tertentu. Apalagi kalau perkumpulan atau perjumpaan itu diungkapkan dalam suatu perayaan ekaristi. Maka ulang tahun dimana orang-orang berkumpul, berjumpa melalui perayaan ekaristi bersama merupakan simbol yang melambangkan suatu realitas yang terkandung didalamnya. Maka ulang tahun itu bisa menggambarkan realitas orang beriman yang sedang berbahagia karena seorang di antara mereka menerima rahmat Allah.
C. Dimensi Pastoral
Hari ulang tahun bagi orang Timur memang tidak begitu diperhatikan. Padahal hari ulang tahun adalah hari istimewa bagi orang yang bersangkutan. Hari itu merupakan kesempatan bersyukur kepada Tuhan atas rahmat kehidupan yang telah diterimanya sekian tahun. Kebaikan dan kemurahan tuhan menuntunnya sampai hari di mana orang merayakan ulang tahunnya. Maka hari itu patut menjadi hari yang penuh puji-sembah-syukur kepada Tuhan dan nostalgia kasih Allah.
Hari ulang tahun adalah hari yang penting untuk bertanya kepada diri sendiri mengapa aku menjadi berarti bukan bagi diriku sendiri tetapi juga berarti bagi Tuhan dan sesama, khususnya anggota keluarga. Berterima kasih kepada orang tua dan sanak saudara karena dimungkinkan tumbuh menjadi anggota keluarga.
Hari ulang tahun merupakan hari baru dengan segala janji untuk memulai yang baru dan yang baik. Hari baru yang menjanjikan pendampingan Tuhan untuk tahun-tahun berikutnya. Hari yang penuh cita-cita, hari yang penuh harapan akan masa depan. Di samping itu juga merupakan hari memohon kado dari Tuhan sendiri seperti yang disabdakanNya dalam Injil dan mempersembahkan diri kepadaNya.
3. STRUKTUR DASAR
Setelah mengalami berjalannya waktu sejak dari awal munculnya kekristenan hingga sekarang Liturgi Gereja mengalami berbagai perkembangan baik dari segi teologi maupun ungkapannya, termasuk di dalamnya struktur dasar liturginya. Struktur Liturgi Gereja sampai sekarang mencakup 4 bagian yakni ritus pembuka, liturgi sabda, liturgi ekaristi, dan ritus penutup. Keempat bagian itu mempunyai unsur-unsur dan cakupan makna yang berbeda-beda.
Makna dari keempat bagian besar Liturgi Gereja dapat dijelaskan seperti berikut ini:
A. Ritus Pembuka
Ritus pembuka, yang beberapa waktu yang lalu lebih dikenal dengan sebutan upacara pembukaan, dapat mencakup beberapa unsur seperti: lagu pembukaan (sekarang disebut lagu pembuka), pendupaan altar, tanda salib, salam pembuka, upacara tobat; saya mengaku, Tuhan kasihanilah kami atau dengan pemercikan air ‘asperges me’, kemuliaan, doa pembukaan (sekarang disebut doa pembuka), doa pribadi umat dan kolekta. Unsur–unsur tersebut bisa ditambah/diawali dengan perarakan. Pada dasarnya unsur-unsur yang tercakup dalam ritus pembuka ini mempunyai makna sebagai upaya mempersiapkan diri untuk mengambil bagian dalam inti misteri perayaan ekaristi.
B. Liturgi Sabda
Liturgi sabda mempunyai beberapa unsur seperti: pembacaan sabda Allah, mazmur tanggapan, homili, syahadat, dan doa umat. Dalam liturgi sabda ini Allah sungguh-sungguh hadir dan bersabda kepada kita. Keseluruhan simbol Mimbar sabda, pembacaan atau homili/kotbah mengungkapkan kehadiran Allah di tengah umat, yang mencipta dan membentuk umat sebagai persekutuan beriman dengan daya kekuatan SabdaNya. Pada kesempatan ini Allah hadir dan menantang umat untuk memberi jawaban. Kesediaan mendengar dan merenungkan Sabda adalah bentuk jawaban itu. Tanggapan ini nampak juga dalam pengakuan iman dan doa-doa permohonan.
C. Liturgi Ekaristi
Bagian liturgi ekaristi mencakup beberapa unsur seperti: persiapan persembahan (perarakan persembahan, nyanyian persembahan, persiapan altar, doa imam pada saat persiapan), percampuran air dan anggur, pedupaan, pembasuhan tangan iman, doa persiapan persembahan, Doa Syukur Agung, Bapa Kami, salam damai, pemecahan roti, Anak Domba Allah, ajakan menyambut Tubuh dan Darah Kristus, pembagian Tubuh dan Darah Kristus, nyanyian komuni, pembersihan peralatan altar, doa pribadi atau lagu syukur. Puncak dari bagian liturgi ekaristi ini adalah Doa Syukur Agung dan komuni.
Doa Syukur Agung mempunyai makna “kenangan’ akan kehadiran Yesus Krisus yang berkurban dan bersyukur. Pada bagian komuni penghayatan persatuan persaudaraan dalam iman akan Yesus Kristus diungkapkan. Menerima komuni berarti mengalami persatuan-persaudaraan beriman. Pengalaman itu terungkap dengan berdoa bersama, bersatu sebagai saudara-saudari dalam kritus pembawa damai sehingga kita didesak untuk saling memberi damai dan pengampunan. Juga pengalaman persatuan itu terungkap dalam pemecahan roti dan pembagianNya, perarakan bersama untuk menerima Tubuh dan Darah Kristus.
D. Ritus Penutup
Beberapa unsur penutup mencakup pengumuman, salam dan berkat, pengutusan, penghormatan altar, dan nyanyian penutup. Dalam bagian ini seluruh jemaat mendapat amanat perutusan untuk memperlihatkan buah-buah dari sakramen Ekaristi dalam hidup sehari-hari. Maka perutusan adalan inti dari bagian ini. Unsur ini pula yang harus memberi warna kepada pengumuman dan berkat.
Pengutusan dan berkat sebagai inti bagian ini mengingatkan kita akan pentingnya hubungan antara perayaan Ekaristi dengan hidup harian. Tak ada cara yang lebih benar untuk menyatakan syukur selain mengungkapkan dalam seluruh hidup dan karya harian bahwa segala yang baik berasal dari Allah. Kita mesti menerima anugerah-anugerah itu dfengan tangan terbuka dan meneruskannya kepada orang lain de suka hati.
Secara jelas dan terstruktur susunan liturgi Ekaristi Gereja, khususnya yang akan diterapkan dalan syukur ulang tahun adalah seperti berikut ini:
A. Ritus Pembuka
a. Lagu Pembuka
b. Tanda Salib
c. Salam Pembuka
d. Pernyataan Tobat
e. Doa Pembuka
B.Liturgi Sabda
a. Bacaan
b. Mazmur Tanggapan
c. Bait Pengantar Injil
d. Bacaan Injil
e. Homili/Khotbah
f. Aku Percaya
g. Doa Umat
C.Liturgi Ekaristi
a. Persembahan
b. Doa Persembahan
c. Doa Syukur Agung
d. Doa Bapa Kami
e. Salam Damai
f. Penerimaan Komuni Kudus
g. Doa Sesudah Komuni
D.Ritus Penutup
a.Pengumuman
b.Berkat dan Pengutusan Umat
TATA PERAYAAN EKARISTI
SYUKUR ATAS ULANG TAHUN KE 32
RITUS PEMBUKA
Lagu Pembuka : “Syukur Dalam Hidup” MB. 700
Tanda Salib
Sesudah lagu pembuka selesai, imam bersama umat membuat tanda salib, sementara imam mengucapkan:
(I) : Dalam nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus
(U ) : Amin
Salam
Sesudah itu, sambil membuka tangan imam memberi salam kepada umat dengan mengucapkan:
(I) : Rahmat Tuhan kita Yesus Kristus, cinta kasih Allah, dan persekutuan Roh Kudus besertamu
(U) : Dan sertamu juga
Pengantar
Dengan singkat imam menyampaikan intensi syukur yang mau disampaikan dalam Perayaan Ekaristi saat itu.
Saudara-saudari yang terkasih dalam Kristus, dalam kehangatan cinta Tuhan, kita berkumpul untuk m erayakan Hari Ulang Tahun Cahyo Handoko yang tercinta. Kita bersyukur karena dia yang kita cintai boleh mengalami Tuhan yang hidup yang mendampingi dan membimbingnya sampai hari ini. Saat ini kita bersama-sama akan merayakan kebaikan Tuhan dan lebih-lebih kita akan mendengarkan pesan cintaNya untuk ulang tahun saudara kita yang tercinta. Maka marilah kita menyediakan hati untuk sabdaNya dan kehadiranNya, supaya hati kita nyata menjadi tanah yang subur bagi sabdaNya dan layak menjadi tahtaNya.
.
Seruan Tobat
(I) : Menyadari segala kelemahan dan kekurangan kita, terlebih kekurangsetiaan kita, marilah kita akui di hadapanNya dan mohon dengan penuh penyesalan rahmat pengampunanNya, sehingga kita layak merayakan peristiwa keselamatan yang penuh rahmat.
(I+U) : Saya mengaku......
(I) : Semoga Allah yang mahakuasa mengasihani kita,
mengampuni dosa kita, dan menghantar kita ke hidup yang kekal.
(U) : Amin
Tuhan Kasihanilah Kami MB. 177
Kemuliaan MB. 192
Doa Pembuka
Sesudah Madah Pujian kemuliaan selesai, imam berkata/bernyanyi dengan tangan terkatup:
(I) : Marilah berdoa,
Imam dan seluruh umat yang hadir berdoa sejenak dalam hati. Kemudian imam merentangkan tangan, dan mengucapkan Doa Pembuka:
(I) : Allah Bapa yang kekal dan kuasa terima kasih untuk kelimpahan rahmat yang Kauanugerahkan kepada Cahyo Handoko, saudara kami, sehingga dalam kehangatan cintaMu, kami boleh merayakan hari ulang tahunnya. Jadikanlah pertemuan ini tanda rahmatMu yang boleh dijadikan modal untuk meneruskan perjalanan hidupnya dan hidup kami, bersama Yesus Kristus, Tuhan dan pengantara kami.
(U) : Amin
LITURGI SABDA
Bacaan I – Amsal 3:1-6, 11-16
Imam dan para putra altar menuju ke tempat duduk yang telah disediakan. Sementara itu pembaca/lektor pergi ke mimbar sabda dan membacakan bacaan pertama. Semua umat duduk dengan tenang mendengarkan bacaan sabda Allah.
(P) Pembacaan dari Kisah Amsal (3:1-6, 11-16)
“Berkat dari Hikmat”
Hai anakku, janganlah engkau melupakan ajaranku dan biarlah hatimu memelihara perintahku, karena panjang umur dan lanjut usia serta sejahtera akan ditambahkannya kepadamu.
Janganlah kiranya kasih dan setia meninggalkan engkau! Kalungkanlah ini pada lehermu, tuliskanlah itu pada loh hatimu, maka engkau akan mendapatkan kasih dan penghargaan dalam pandangan Allah serta manusia. Percayalah kepada Tuhan dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar pada pengertianmu sendiri. Akuilah Dia dalam segala lakumu, maka Ia akan meluruskan jalanmu.
Hai anakku, janganlah engkau menolak didikan Tuhan, dan janganlah engkau bosan akan peringatanNya, seperti seorang ayah kepada anak yang disayangi.
Berbahagialah orang yang mendapat hikmat, orang yang memperoleh kepandaian, karena keuntungannya melebihi perak, dan hasilnya melebihi emas. Ia lebih berharga daripada permata; apapun yang kauinginkan tidak dapat menyamainya. Umur panjang ada di tangannya, di tangan kirinya kekayaan dan kehormatan.
Bacaan pertama diakhiri dengan:
(P) : Demikianlah sabda Tuhan
(U) : Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan
Dirigen atau pemazmur menuju mimbar, dan mengajak umat untuk menyanyikan Mazmur Tanggapan yang didahului oleh solis.
Reff : Bersyukurlah kepada Tuhan, sebab Ia baik, kekal abadi kasih setia-Nya
Mazmur:
1. Hendaklah Israel berkata: Kekal abadi kasih setia-Nya, hendaklah kaum Harun berkata: Kekal abadi kasih setia-Nya. Hendaklah orang yang takwa berkata: Kekal abadi kasih setia-Nya.
2. Aku didesak-desak sampai terjatuh, tetapi Tuhan menolong aku. Tuhanlah kekuatan dan pelindungku, Dialah kemenanganku. Suara gembira dan sorak-sorai terdengar di perkemahan para pemenang.
Bait Pengantar Injil
Bait pengantar Injil dinyanyikan oleh petugas dan diikuti oleh umat.
Reff: Alleluia, alleluia, allelulia
Yesus bersabda: “Percayalah kepada BapaMu yang di sorga!
Ia akan memberikan yang baik kepada mereka yang meminta kepadaNya.”
Bacaan Injil
Imam pergi ke mimbar untuk membacakan Injil. Misdinar membawa lilin bernyala berdiri di dekat mimbar. Dengan tangan terkatup, imam memulai bacaan Injil dengan seruan:
(I) : Tuhan sertamu.
(U) : Dan sertamu juga
Sambil membuat tanda salib dengan ibu jari pada Kitab Injil, imam berseru:
(I) : Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes.
(U) : Dimuliakanlah Tuhan
Kemudian imam membuat tanda salib dengan ibu jari pada dahi, mulut, dan dadanya sendiri. Lalu ia membacakan Injil.
“Hal Pengabulan Doa”(Mat 7:7-11)
Pada suatu hari Yesus berkata kepada orang banyak: “Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah kamu akan mendapat; ketoklah maka pintu akan dibukakan bagimu. Karena setiap orang yang meninta, menerima dan setiap orang yang mencari, mendapat dan setiap orang yang mengetok, baginya pintu dibukakan. Adakah seorang di antaramu yang memberi batu kepada anaknya, jika ia meminta roti, atau memberi ular, jika ia meminta ikan? Jadi jika kamu yang jahat tahu memberi pemberian yang baik kepada anak-anakmu, apalagi BapaMu yang di sorga! Ia akan memberikan yang baik kepada mereka yang meminta kepadaNya”
Aklamasi Sesudah Injil
Setelah pembacaan Injil selesai, imam menyerukan aklamasi:
(I) : Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan, dan tekun melaksanakannya.
(U): SabdaMu adalah jalan, kebenaran, dan hidup kami.
Sesudah itu imam mengecup buku Injil dan berkata:
(I) : Semoga karena pewartaan Injil ini dileburlah dosa-dosa kita
Homili
Kemudian imam menyampaikan homili sambil berdiri di belakang mimbar. Sementara umat mengikuti homili sambil duduk. Sesudah homili, diadakan saat hening untuk meresapkan sabda Tuhan .
Beberapa poin penting yang bisa disampaikan dalam Homili:
1. Pertanyaan kepada yang sedang berulang tahun : Bagaimana perasaannya hari ini? Mengapa muncul perasaan tersebut? Selama setahun pengalaman apa yang paling mengesan baginya? Apa rencana ke depan dengan bertambahnya usia?
2. Peneguhan: suka dan duka pasti dihadapi oleh semua orang termasuk yang sedang berulang tahun. Setiap orang mempunyai strategi yang berbeda dalam menghadapi situasi yang dihadapinya itu. Sebagai orang beriman, melalui peristiwa yang istimewa ini bisa menjadi moment yang baik untuk introspeksi diri/evaluasi diri: bagaimana hidupku di hadapan Allah dan sesama? Bagaimana aku menanggapan setiap peristiwa yang terjadi selama setahun yang lalu? Apa saja keputusan yang baik yang pernah aku pilih dan lakukan demi persatuan dan kedekatan dengan sesama dan dengan Allah sendiri?
3. Mengenai rencana ke depan, apa yang baik untuk aku lakukan? Apakah masih ada yang kurang? Bagaimana rencana itu akan aku jalankan dan pertanggungjawabkan dihadapan Allah dan sesama? Sebagai jawaban atas pertanyaan itu, bacaan injil memberikan harapan kepada kita untuk berusaha, khususnya untuk selalu nerpaut pada Allah. Karena Allah yang maha baik selalu membuka diri dimohon bantuan kebaikannya.
Aku Percaya
(I) : Sekarang marilah sekarang kita menyatakan iman kita.
(I&U) : “ Aku percaya akan Allah….. “
Doa Umat
(I) : Bapa yang mahabaik, Engkau bersabda: “Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah kamu akan mendapat; ketoklah maka pintu akan dibukakan bagimu. Karena setiap orang yang meninta, menerima dan setiap orang yang mencari, mendapat dan setiap orang yang mengetok, baginya pintu dibukakan”. Maka dari itu yan Bapa dengarkanlah permohonan-permohonan kami ini:.
(P) : Ya Bapa, Puji dan syukur kami haturkan padaMu karena pada saat ini Kau kumpulkan kami di tempat ini dengan selamat. Terlebih kami Kau perkenankan untuk berbahagia bersama dalam perayaan syukur saudara kami Cahyo Handoko yang berulant tahun yang ke-32. Namun kami juga mohon kepadaMu limpahilah kami dengan rammatmu sehingga kami mampu untuk introspeksi diri dalam menanggapi panggilan KehendakMu melalui peristiwa ini, kami mohon:
(U) : Kabulkanlah doa kami, ya Tuhan.
(P) : Bapa, kami berdoa semoga di hari ulang tahunnya ini Cahyo semakin bersemangat dalam hidup, khususnya dalam melayani umatMu, kami mohon:
(U) : Kabulkanlah doa kami, ya Tuhan.
(P) : Bapa yang baik, kami berdoa semoga Cahyo selalu kau anugerahi kesehatan, kesabaran, kerendahan hati dan kesetiaan sehingga dalam memberikan pelayanan selalu berjalan sebagai yang kau kehendaki, kami mohon:
(U) : Kabulkanlah doa kami, ya Tuhan.
(P) : Bapa, kami juga bersyukur atas karunia pribadi seperti Cahyo. Kami berdoa bagi keluarganya, semoga keluarga Cahyo selalu Kau anugerahi rahmat kedamaian dan kebahagiaan di manapun mereka bertugas/berkarya. Terlebih semoga mereka dalam tempat tugasnya dapat menjadi berkat bagi orang lain, kami mohon:
(U) : Kabulkanlah doa kami, ya Tuhan.
......................hening sejenak...............................................
(I) : Demikianlah Ya Bapa, doa-doa permohonan yang kami haturkan kepada-MU. Sudilah Engkau mengabulkannya, demi kemuliaan-Mu dan demi keselamatan kami, demi Kristus Tuhan dan pengantara kami.
(U) : Amin
LITURGI EKARISTI
Persiapan Persembahan
Persembahan dapat diawali dengan kolekte yang hasilnya bisa dipergunakan untuk kebutuhan Gereja dan orang miskin. Sementara itu para pelayan menyiapkan meja altar, mengatur korporale, purifikatorium, piala, palla, dan buku misa di meja altar. Kemudian para putera altar pembawa lilin menyiapkan dan mengantar bahan persembahan serta perlengkapannya ke altar. Seluruh acara ini dapat diiringi nyanyian persiapan persembahan.
Lagu Persiapan Persembahan: “Di Pulau Samadi” MB 235
Menghunjukkan Persembahan
Imam mengambil patena dengan roti di atasnya, mengangkat patena tersebut sambil berkata dengan suara lembut:
(I) : Terpujilah Engkau, ya Tuhan, Allah semesta alam,
sebab dari kemurahanMu, kami menerima roti yang kami siapkan ini.
Inilah hasil dari bumi dan dari usaha manusia,
yang bagi kami akan menjadi roti kehidupan.
Kalau nyanyian persembahan tidak dilagukan imam dapat mengucapkan doa di atas deangan suara lantang dan umat menanggapinya dengan aklamasi berikut ini:
(U) : Terpujilah Allah selama-lamanya.
Setelah selesai imam menaruh patena di atas korporale. Kemudian imam menuangkan anggur dan sedikit air ke dalam piala sambil berkata lembut:
(I) : Sebagaimana dilambangkan oleh percampuran air dan anggur ini,
semoga kami boleh mengambil bagian dalam ke-Allahan Kristus,
yang telah berkenan menjadi manusia seperti kami.
Kemudian Imam mengambil piala berisi anggur, lalu mengangkatnya sedikit sambil berkata dengan suara lembut (atau dengan lantang kalau lagu persembahan tidak dinyanyikan):
(I) : Terpujilah Engkau, ya Tuhan, Allah semesta Allam,
sebab dari kemurahanMu kami menerima anggur yang kami siapkan ini.
Inilah hasil dari pohon anggur dan dari usaha manusia,
yang bagi kami akan menjadi minuman rohani.
Kalau nyanyian persembahan tidak dilagukan imam dapat mengucapkan doa di atas deangan suara lantang dan umat menanggapinya dengan aklamasi berikut ini:
(U) : Terpujilah Allah selama-lamanya.
Imam membungkuk dan berdoa dengan suara lembut:
(I) : Dengan rendah hati dan tulus, kami menghadap kepadaMu, ya Allah, Bapa kami.
Terimalah kami, dan semoga persembahan yang kami siapkan ini
berkenan kepadaMu
Imam lalu mengisi pendupaan dan mendupai bahan persembahan, salib dan altar. Kemudian salah satu imam konselebran (kalau tidak ada bisa digantikan oleh prodiakon yang mendampingi atau oleh putra altar sendiri) mendupai imam (selebran utama) lalu mendupai putra altar umat. Sesudah itu imam membasuhtangan di sisi meja altar sambil berdoa dalam hati:
(I) : Ya Tuhan, bersihkanlah aku seluruhnya dari kesalahanku,
dan sucikanlah aku dari dosaku.
Sesudah itu imam berdiri di belakang altar, menghadap umat.
Ia membuka kemudian mengatupkan kembali tangannya sambil berkata:
(I) : Berdoalah saudara-saudari, supaya persembahanku dan persembahanmu
berkenan kepada Allah, Bapa yang mahakuasa.
(U) : Semoga persembahan ini diterima
demi kemuliaan Tuhan dan keselamatan kita
serta seluruh umat Allah yang kudus.
Doa Persiapan Persembahan
Kemudian dengan tangan terentang, imam mengucapkan doa persembahan:
(I) : Allah Bapa pencipta kehidupan,
Puji syukur kami persembahkan kehadiratMu yang kudus untuk anugerah cinta kasihMu sehingga Kauciptakan seorang sahabat yang baik bagi kami yang saat ini berbahagia karena pertambahan usianya. Pada hari ini, kami mempersembahkan seluruh hidup kami, khususnya hidup saudara kami yang merayakan hari ulang tahun pada hari ini. Semua ini mempunyai arti bila kami persatukan dengan kurban Yesus Kristus, satu-satunya kurban yang berkenan bagiMu, karena Dialah Tuhan dan pengantara kami..
(U) : Amin.
Doa Syukur Agung
Imam mengumumkan kepada umat teks Doa Syukur Agung yang akan dipergunakan dan juga sekaligus lagu kudus yang digunakan.
(I) : Kita akan mempergunakan Doa Syukur Agung yang I
dan kita siapkan juga lagu kudus dari MB no: 248
Dialog Pembukaan
Sambil merentangkan tangan, imam membuka Doa Syukur Agung sebagai berikut:
(I) : Tuhan sertamu.
(U) : Dan sertamu juga
(I ) : Marilah mengarahkan hati kepada Tuhan.
(U) : Sudah kami arahkan.
(I) : Marilah bersyukur kepada Tuhan, Allah kita.
(U) : Sudah layak dan sepantasnya.
Prefasi
Dengan tangan terentang imam membaca/menyanyikan prefasi. Prefasi ini dipilih sesuai dengan masa liturgi yang bersangkutan atau peringatan/pesta yang dirayakan.
(I) : Sungguh layak dan sepantasnya, ya Bapa yang kudus
Allah yang kekal dan kuasa
Bahwa dimanapu juga
Kami senantiasa bersyukur kepadamu dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami.
Sebab, sejak lahir di tengah-tengah kami
Kristus telah menjadikan kami manusia baru;
Dengan sengsaraNya Ia melebur dosa kami;
Dengan kebangkitanNya dari alam maut
Ia merintis jalan menuju hidup abadi,
Dan dengan kenaikannya ke surga, ke hadapanmu
Ia membuka pintu surga bagi kami.
Maka,
Kami melambungkan madah kemuliaan bagiMu para malaikat dan seluruh laskar surgawi yang tak henti-hentinya bernyanyi:
Kudus : MB 248
Kudus, kudus, kuduslah Tuhan Allah segala kuasa.
Surga dan bumi penuh kemuliaan-Mu.
Terpujilah Engkau di surga.
Diberkatilah yang datang dalam nama Tuhan.
Terpujilah Engkau di surga.
Sambil merentangkan tangan, imam berkata:
(I) : Sungguh kuduslah Engkau ya Bapa
Sumber segala kekudusan.
Imam mengatupkan tangan. Kemudian sambil mengulurkan tangan di atas roti dan anggur, ia berkata:
(I) : Maka kami mohon:
Kuduskanlah persembahan ini
dengan pencurahan RohMu,
Imam mengatupkan tangan, lalu membuat tanda salib satu kali atas roti dan anggur sambil berkata:
(I) : agar bagi kami
Menjadi Tubuh dan ╬ Darah PutraMu terkasih
Tuhan kami, Yesus Kristus.
Sambil mengatupkan tangan, imam melanjutkan.
(I) : Ketika akan diserahkan
Untuk menanggung sengsara dengan rela,
Imam mengambil roti, dan sambil mengangkatnya sedikit di meja altar, ia melanjutkan:
Yesus mengambil roti,
Mengucap syukur kepadaMu
Lalu memecah-mecah roti itu
Dan memberikannya kepada murid-muridNya,
Seraya berkata:
Imam membungkuk sedikit lalu dengan jelas dan lantang mengucapkan/menyanyikan Sabda Tuhan berikut:
TERIMALAH DAN MAKANLAH:
INILAH TUBUHKU
YANG DISERAHKAN BAGIMU.
Imam memperlihatkan hosti suci kepada umat. Lalu meletakkannya kembali pada patena. Kemudian ia berlutut menyembah. (Dalam misa konselebrasi, waktu hosti, para konselebran memandangnya, kemudian waktu selebran utama berlutut, konselebran menghormatinya dengan membungkuk khidmat) Sesudah itu imam melanjutkan:
Demikian pula sesudah perjamuan,
Imam mengambil piala, sambil mengangkatnya sedikit di atas meja altar, ia melanjutan:
(I) Ia mengambil piala.
Sekali lagi
Ia mengucap syukur kepadaMu,
lalu memberikan piala itu kepada murid-murid-Nya,
seraya berkata:
Imam membungkuk sedikit lalu dengan jelas dan lantang mengucapkan/menyanyikan Sabda Tuhan berikut:
TERIMALAH DAN MINUMLAH:
INILAH PIALA DARAHKU,
DARAH PERJANJIAN BARU DAN KEKAL,
YANG DITUMPAHKAN BAGIMU
DAN BAGI SEMUA ORANG,
DEMI PENGAMPUNAN DOSA.
LAKUKANLAH INI UNTUK MENGENANGKAN DAKU
Imam memperlihatkan piala kepada umat, lalu meletakannya di atas korporal. Kemudian ia berlutut menyembah. Sesudah itu imam mengajak umat melagukan/ mengucapkan salah satu aklamasi anamnesis berikut:
(I) : Marilah menyatakan misteri iman kita.
(U) : Wafat Kristus kita maklumkan, kebangkitan-Nya kita muliakan,
kedatangan-Nya kita rindukan. Amin
Kemudian dengan merentangkan tangan imam berkata:
(I) : Sambil mengenangkan wafat
Dan kebangkitan Kristus,
Kami mempersembahkan kepadaMu, ya Bapa,
Roti kehidupan dan piala keselamatan.
Kami bersyukur,
Sebab kami Engkau anggap layak.
Menghadap Engkau dan berbakti kepadaMu.
Kami mohon
Agar kami yang menerima Tubuh dan darah Kristus
Dihimpun menjadi satu umat
Oleh Roh kudus.
Bapa, perhatikanlah GerejaMu
Yang tersebar di seluruh bumi. Sempurnakanlah umatMu,
Dalam cinta kasih,
Dalam persatuan dengan paus kami ………..
Dan uskup kami ……………
Serta para imam, diakon, dan semua pelayan sabdaMU.
Ingatlah
Akan saudara-saudara kami, kaum beriman,
Yang telah meninggal dunia dengan harapan akan bangkit,
Dan akan semua orang
Yang telah berpulang dalam kerahimamMu.
Terimalah mereka
Dalam cahaya wajahMu.
Kasihanilah kami semua, agar kami Engkau terima
Dalam kebahagiaan abadi
Bersama santa maria,
Perawan dan Bunda Allah,
Bersama para rasul dan semua orang kudus, dari masa ke masa
Yang hidupnya berkenan di hatiMu.
Semoga kami pun Engkau perkenankan
Turut serta memuji dan memuliakan Dikau,
Imam mengatupkan tangan. dan sambil membungkuk, ia melanjutkan:
dengan pengantaraan Yesus Kristus, PutraMu.
Imam mengangkat piala dan patena dengan hosti di atasnya, imam berkata/bernyanyi:
(I) : Dengan pengantaraan Kristus, bersama Dia dan dalam Dia,
dalam persekutuan dengan Roh Kudus,
bagi-Mu, Allah Bapa yang mahakuasa,
segala hormat dan kemualiaan,
sepanjang segala masa.
(U) Amin
Bapa Kami: MB. 144 “Bapa Kami Filipina”
Setelah Doa Syukur Agung dengan tangan terkatup, imam mengajak umat mendoakan Bapa kami.
(I) : Atas petunjuk Penyelamat kita, dan menurut ajaran ilahi,
maka beranilah kita berdoa.
(U) : Bapa kami yang ada di surga, ......
Embolisme
Kemudian dengan merentangkan tangan imam mendoakan / menyanyikan salah satu embolisme (doa sisipan) di bawah ini dengan suara nyaring:
(I) : Ya Bapa, bebaskanlah kami dari segala kemalangan
dan berilah kami damai-Mu.
Kasihanilah dan bantulah kami,
supaya selalu bersih dari noda dosa
dan terhindar dari segala gangguan,
sehingga kami dapat hidup dengan tenteram,
sambil mengharapkan kedatangan penyelamat kami, Yesus Kristus.
Imam mengatupkan tangan. Umat melanjutkan doa tersebut dengan berseru:
(U) : Sebab Engkaulah raja yang mulia dan berkuasa untuk selama-lamanya.
Doa Damai
(I) : Sesudah kebangkitan-Nya Kristus menampakkan diri kepada para murid, dan memberikan salam damai kepada mereka. Maka marilah kita mohon damai kepada-Nya. Tuhan Yesus Kristus, Jangan memperhitungkan dosa kami, tetapi perhatikanlah iman GerejaMu, dan restuilah kami supaya hidup bersatu dengan rukun sesuai dengan kehendakMu. Sebab Engkaulah pengantara kami kini dan sepanjang masa.
(U) : Amin
Salam Damai
Sambil membuka tangan imam mengucapkan Salam Damai
(I) : Damai Tuhan kita Yesus Kristus beserta kita.
(U) : Sekarang dan selama-lamanya
Imam mengajak umat untuk saling menyatakan salam damai, dengan bersalaman sambil berkata
(I) : Damai Kristus.
Pemecahan Hosti
Imam mengambil hosti besar, membelahnya menjadi tiga bagian menurut garis-garis yang ada pada hosti itu, lalu memasukkan sebagian yang kecil ke dalam piala sambil berdoa dalam hati:
(I) : Semoga percampuran tubuh dan darah Tuhan Yesus Kristus ini memberikan kehidupan abadi kepada kita semua yang akan menyambutnya.
Anak Domba Allah: MB 269
Pemecahan hosti dapat diiringi dengan nyanyian Anak Domba Allah
Persiapan Komuni
Dengan tangan terkatup, imam berdoa dalam hati. Umat mempersiapkan diri dengan hening dan sikap doa pribadi:
(I) : Ya Tuhan Yesus Kristus,
Semoga tubuh dan darahMu yang akan kusambut,
melindungi dan menyehatkan jiwa ragaku.
Imam berlutut, mengambil dan kemudian mengangkat hosti dan piala. Sambil menunjukan roti dan piala kepada umat imam berkata kepada seluruh umat:
(I) : Inilah Anak domba Allah yang menghapus dosa dunia.
Berbahagialah kita yang diundang ke perjamuan-Nya.
Umat menanggapi kata-kata imam dengan berdoa:
(U) : Ya Tuhan, saya tidak pantas Tuhan datang pada saya,
tetapi bersabdalah saja, maka saya akan sembuh.
Membagi Tubuh (dan Darah Kristus)
Kemudian imam berdoa dalam hati:
(I) : Semoga Tubuh Kristus selalu melindungi aku.
Dengan khidmat imam menyantap tubuh Kristus. Kemudian ia mengambil piala berisi anggur dan berdoa dalam hati:
(I) : Semoga darah Kristus selalu melindungi aku.
Dengan khidmat imam minum darah Kristus.
Kemudian imam mengambil patena atau sibori berisi hosti (dan piala berisi darah Kristus). Ia pergi ke tempat umat yang akan menyambut Tubuh (dan darah Kristus). Kepada setiap orang yang datang menyambut, imam memperlihatkan roti kudus sambil berkata:
(I) : Tubuh Kristus
Umat yang bersangkutan mengamini dengan berkata:
(U) : Amin
Kemudian imam menerimakan roti kudus kepada yang ingin menyembut. Waktu menerimakan Darah Kristus, imam berkata:
(I) : Darah Kristus
Umat bersangkutan mengamini dengan berkata :
(U) : Amin
Membersihkan Piala
Setelah umat selesai menyambut komuni, imam membersihkan patena dan piala. Sebaiknya pembersihan ini dilakukan pada kredens; atau boleh juga ditangguhkan sampai sesudah misa. Sambil membersihkan patena dan piala, imam berdoa dalam hati:
(I) : Ya Tuhan, semoga anugerah-Mu yang tadi kami sambut
sungguh meresap ke dalam hati, memulihkan kekuatan iman kami.
Saat hening
Sesudah itu imam pergi ke tempat duduknya. Sebaiknya diadakan saat hening sejenak untuk doa dalam hati.
Saat hening ini dapat diganti/dilanjutkan dengan madah pujian, berupa mazmur atau madah lain, yang dilambungkan oleh seluruh umat dengan sikap memuji, misalnya berdiri.
Madah Pujian: “Tangan Tuhan” (Teks)
Apa yang kau alami kini
Mungkin tak dapat engkau mengerti
Satu hal tanamkan di hati
Indah semua yang Tuhan b’ri
Tuhanku tak akan memberikan ular beracun
Pada yang minta roti
Cobaan yang engkau alami
Tak melebihi kekuatanmu
Tangan Tuhan sedang merenda
Suatu karya yang agung mulia
Saatnya ‘kan tiba nanti
Kau lihat pelangi kasihnya
Doa Sesudah Komuni
Kemudian imam berdiri di belakang altar dan berkata:
(I) : Marilah berdoa,
Imam merentangkan tangan dan mendoakan doa penutup yang diakhiri dengan konklusi singkat.
(I) : Allah Bapa surgawi, terima kasih untuk kesempatan di mana kami boleh mengalami sepotong surga yakni kebahagiaan ulang tahun saudara kami…... Biarlah melalui perayaan ekaristi ini, kami meninba modal rahmat untuk bekal perjalanan hidup saudara kami ini selanjutnya, sehingga ia dapat mengembangkan dan membaktikan kepadaMu dan sesama, dengan membawa panji keselamatan Yesus Kristus yang hidup dan berkuasa, kini dan sepanjang masa.
(U) : Amin
RITUS PENUTUP
Pengumuman
Dapat dibacakan beberapa pengumuman yang perlu diketahui oleh umat.
Berkat
Imam berdiri di belakang altar, dan dengan tangan terentang menyapa umat:
(I) : Tuhan sertamu
(U) : Dan sertamu juga
Lalu imam mohon berkat Allah bagi seluruh umat. Dengan mengulurkan kedua belah tangan ke arah umat imam mengucapkan:
(I) : Semoga saudara sekalian diberkati oleh Allah yang mahakuasa:
(+) Bapa dan Putera dan Roh Kudus.
(U) : Amin
Pengutusan
Imam menghadap umat, dan dengan tangan terkatup ia berkata:
(I) : Saudara sekalian, perayaan ekaristi sudah selesai, Aleluya, Aleluya.
(U) : Syukur kepada Allah, Aleluya, Aleluya.
(I ) : (Marilah pergi) Kita diutus
(U) : Amin.
Lagu Penutup: “Tuhan Sumber Gembiraku” MB. 477
SYUKUR ATAS ULANG TAHUN KE-32
1. PENGANTAR
Setiap saat orang selalu mengalami pertambahan umur. Pertambahan umurnya selalu dinamis. Orang tidak begitu mudah bisa merasakan bahwa setiap saat umurnya bertambah. Bagi banyak orang pertambahan umur baru sangat begitu dirasakan ketika ia mengalami hari ulang tahun. Saat itu banyak orang baru sadar bahwa ia bertambah tua.
Ulang tahun bagi beberapa orang tidak mempunyai makna apa-apa. Tetapi bagi banyak orang ulang tahun adalah saat yang baik untuk merenungkan kembali seluruh perjalanan hidupnya yang telah ia lalui. Di samping itu ulang tahun yang pasti terjadi setiap tahunya itu bisa dijadikan sebuah titik pijak untuk melangkah kepada sesuatu yang lebih baik di masa mendatang.
Berdasarkan pengalaman itu saya merasakan perhatian orang lain sangat penting bagiku. Apalagi bila perhatian diungkapkan melalui syukur dan/atau permohonan rahmat kepada/dari Allah Sang Pemberi kehidupan. Syukur atau permohonan yang diungkapkan secara bersama-sama akan semakin memberi kekuatan bukan?
2. DIMENSI TEOLOGIS-LITURGIS-PASTORAL ULANG TAHUN
A. Dimensi Teologis
a. Dimensi Soteriologis
Allah adalah sumber dan asal segala berkat. Ialah Allah yang harus dipuji sampai selama-lamanya (lih.Rom 9:5). Hanya Dialah yang baik yang mengerjakan segalla sesuatu dengan baik, untuk memenuhi mahkluk ciptaanNya dengan berkat, yang senantiasa Ia limpahkan juga sesudah manusia jatuh ke dalam dosa, sebagai tanda belas kasihNya.
Allah, asal mula segala berkat, sejak semula sudah mengijinkan manusia, khususnya para bapa bangsa, para raja, para imam, para Lewi dan orang tua untuk memberkati dengan memuji nama Allah (lih. Kej 14;19-20; Ibr 7:1; 11:21). Dengan pujian nama itu melimpahlah berkatNya kepada sesama manusia dan barang-barang ciptaan lainnya.Setiap kali Allah sendiri atau dengan perantaraan seseorang memberi berkat, selalu dijanjikan pertolongan Tuhan, diberitahukan kasih karuniaNya, dan dinyatakan kesetiaanNya menepati janji yang telah diucapkan. Setiap kali manusia mengucapkan berkat, mereka memuji Allah, yang dinyatakan baik dan berbelas kasih. Sebab Allah memberikan berkatNya dengan membagikan dan menjanjikan kebaikanNya. Sedangkan manusia memberkati Allah dengan menyampaikan pujian, sambil mengucap syukur, melakukan amal baik dan memberikan penghormatan kepadaNya
Pada saat ulang tahun, apabila berkat itu dimohonkan dan syukur diungkapkan, orang sadar bahwa hidup tidak bisa dilepaskan dari penyertaan Alllah yang adalah sumber segala kehidupan dan berkat. Ulang tahun menjadi tonggak bagi manusia untuk menyadari keterbatasannya dan kemahakuasaan Allah.
b. Dimensi Pneumatologis
Sebelum Tuhan Yesus berpisah dengan para murid untuk kembali kepada Bapa Ia memberikan penghiburan kepada mereka dengan berkata: “Aku akan minta kepada bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu seorang Penolong yang lain, supaya Ia menyertai kamu selama-lamanya.”(Yoh 14:16). Berdasarkan janji itu kita bisa yakin segala rahmat yang kita mohon, juga rahmat yang dimohon dalam rangka ulang tahun, dapat kita mohonkan dengan bantuan atau pertolongan dari seorang Penolong itu. Kita bisa yakin segala syukur dan permohonan akan sampai kepada Bapa.
c. Dimensi Kristologis
Pada waktunya Bapa mengutus PuteraNya mengaruniakan manusia segala berkat rohani. Melalui Kristus yang adalah PuteraNya, Ia memberikan berkat. Kristus sendiri disebut sebagai berkat yang utama.
Oleh kuasa Roh Kudus, berkat Abraham semakin lengkap digenapi dalam kristus, ketika berkat itu disalurkan kepada para putera, yang dipanggil kepada kehidupan baru ‘dalam segala kepenuhan”. Demikian mereka yang menjadi anggota-anggota tubuh Kristus, menghasilkan buah Roh yang sama, yang harus mereka sebarkan pula untuk menyembuhkan dunia dengan berkat ilahi.
Sebagai anggota tubuh Kristus segala usaha, termasuk di sini mengucapkan syukur dan permohonan rahmat pada hari ulang tahun, diserahkan ke dalam tangan Allah melalui Yesus Kristus pengantara antara manusia dengan Allah Bapa (Lih. Yoh 14).
d. Dimensi Eklesiologis
Atas petunjuk Sang Juruselamat, Gereja ikut ambil bagian dalam piala pengucapan syukur (lih. I Kor 10:16), sambil bersyukur kepada Allah karena pemberian tak terperikan, yang ia berikan untuk pertama kalinya dalam misteri Paskah, dan kemudian dilimpahkan kepada kita dalam Ekaristi. Sebab dalam misteri iskaristilah Gereja sendiri menimba rahmat dan kuasa untuk menjadi berkat di dunia; dan sebagai sakramen keselamatan umum , Ia terus menerus melakukan karya pengudusan di tengah-tengah manusia, dan bersama Kristus sebagai kepala memuliakan Bapa dalam Roh Kudus.
Berkat Roh Kudus, dengan berbagai cara Gereja mengamalkan tugas pelayanan ini; disiapkan berbagai bentuk pemberkatan, untuk mengajak manusia memuji Allah dan memohon perlindunganNya, dan untuk menganjurkan mereka agar dengan kesucian hidup berusaha menjadi pantas mendapat kemurahanNya; dan untuk memperoleh kurnia kebaikanNya Gereja menggunakan doa-doa, agar apa yang dimohonkannya dikabulkan dengan baik.
Dalam Perayaan Ekaristi yang diadakan dalam rangka ulang tahun ini umat setempat mau menunjukkan syukur atas sagala pengalaman baik yang membahagiakan maupun menyedihkan sekaligus permohonan rahmat kedamaian hidup di masa mendatang kepada Allah. Melalui pengenangan sekaligus penghadiran kurban Kristus ini segala pengalaman suka duka Yesus Kristus dihadirkan kembali untuk diperoleh inspirasi sekaligus rahmat yang dimohonkan Gereja, umat setempat.
B. Dimensi Liturgis Ulang Tahun
Salah satu kekhasan Liturgi Gereja adalah adanya simbol-simbol. Sebab seluruh macam dan bidang prayaan liurgi dilaksanakan dalam bentuk simbol. Simbol dalam liturgi bukanlah simbol yang kosong atau sekedsar sebagai penunjuk jalan saja. Simbol liturgis merupakan simbol yang berdaya guna, yakni simbol yang melaksanakan dan menghadirkan secara efektif apa yang dilambangkan.
Berkaitan dengan ulang tahun bagaimana dimensi atau dasar liturgis bisa dijelaskan? Untuk menjelaskan hal ini peran simbol menjadi pokok. Kata simbol sendiri merupakan pengenal yang menjelaskan dan mengaktualisasikan suatu perjumpaan atau kebersamaan yang didasarkan oleh suatu kewajiban atau perjanjian. Dengan kata lain mau dikatakan bahwa ada hubungan timbal balik yang tidak dapat dipisahkan antara simbol dan realitas yang disimbolkan. Simbol dan realitas yang disimbolkan satu kesatuan kenyataan simbolis. Dengan penjelasan singkat tersebut dapat dikatakan bahwa orang yang sedang berkumpul dalam rangka ulang tahun sudah menyimbulkan sebuah realitas tertentu. Apalagi kalau perkumpulan atau perjumpaan itu diungkapkan dalam suatu perayaan ekaristi. Maka ulang tahun dimana orang-orang berkumpul, berjumpa melalui perayaan ekaristi bersama merupakan simbol yang melambangkan suatu realitas yang terkandung didalamnya. Maka ulang tahun itu bisa menggambarkan realitas orang beriman yang sedang berbahagia karena seorang di antara mereka menerima rahmat Allah.
C. Dimensi Pastoral
Hari ulang tahun bagi orang Timur memang tidak begitu diperhatikan. Padahal hari ulang tahun adalah hari istimewa bagi orang yang bersangkutan. Hari itu merupakan kesempatan bersyukur kepada Tuhan atas rahmat kehidupan yang telah diterimanya sekian tahun. Kebaikan dan kemurahan tuhan menuntunnya sampai hari di mana orang merayakan ulang tahunnya. Maka hari itu patut menjadi hari yang penuh puji-sembah-syukur kepada Tuhan dan nostalgia kasih Allah.
Hari ulang tahun adalah hari yang penting untuk bertanya kepada diri sendiri mengapa aku menjadi berarti bukan bagi diriku sendiri tetapi juga berarti bagi Tuhan dan sesama, khususnya anggota keluarga. Berterima kasih kepada orang tua dan sanak saudara karena dimungkinkan tumbuh menjadi anggota keluarga.
Hari ulang tahun merupakan hari baru dengan segala janji untuk memulai yang baru dan yang baik. Hari baru yang menjanjikan pendampingan Tuhan untuk tahun-tahun berikutnya. Hari yang penuh cita-cita, hari yang penuh harapan akan masa depan. Di samping itu juga merupakan hari memohon kado dari Tuhan sendiri seperti yang disabdakanNya dalam Injil dan mempersembahkan diri kepadaNya.
3. STRUKTUR DASAR
Setelah mengalami berjalannya waktu sejak dari awal munculnya kekristenan hingga sekarang Liturgi Gereja mengalami berbagai perkembangan baik dari segi teologi maupun ungkapannya, termasuk di dalamnya struktur dasar liturginya. Struktur Liturgi Gereja sampai sekarang mencakup 4 bagian yakni ritus pembuka, liturgi sabda, liturgi ekaristi, dan ritus penutup. Keempat bagian itu mempunyai unsur-unsur dan cakupan makna yang berbeda-beda.
Makna dari keempat bagian besar Liturgi Gereja dapat dijelaskan seperti berikut ini:
A. Ritus Pembuka
Ritus pembuka, yang beberapa waktu yang lalu lebih dikenal dengan sebutan upacara pembukaan, dapat mencakup beberapa unsur seperti: lagu pembukaan (sekarang disebut lagu pembuka), pendupaan altar, tanda salib, salam pembuka, upacara tobat; saya mengaku, Tuhan kasihanilah kami atau dengan pemercikan air ‘asperges me’, kemuliaan, doa pembukaan (sekarang disebut doa pembuka), doa pribadi umat dan kolekta. Unsur–unsur tersebut bisa ditambah/diawali dengan perarakan. Pada dasarnya unsur-unsur yang tercakup dalam ritus pembuka ini mempunyai makna sebagai upaya mempersiapkan diri untuk mengambil bagian dalam inti misteri perayaan ekaristi.
B. Liturgi Sabda
Liturgi sabda mempunyai beberapa unsur seperti: pembacaan sabda Allah, mazmur tanggapan, homili, syahadat, dan doa umat. Dalam liturgi sabda ini Allah sungguh-sungguh hadir dan bersabda kepada kita. Keseluruhan simbol Mimbar sabda, pembacaan atau homili/kotbah mengungkapkan kehadiran Allah di tengah umat, yang mencipta dan membentuk umat sebagai persekutuan beriman dengan daya kekuatan SabdaNya. Pada kesempatan ini Allah hadir dan menantang umat untuk memberi jawaban. Kesediaan mendengar dan merenungkan Sabda adalah bentuk jawaban itu. Tanggapan ini nampak juga dalam pengakuan iman dan doa-doa permohonan.
C. Liturgi Ekaristi
Bagian liturgi ekaristi mencakup beberapa unsur seperti: persiapan persembahan (perarakan persembahan, nyanyian persembahan, persiapan altar, doa imam pada saat persiapan), percampuran air dan anggur, pedupaan, pembasuhan tangan iman, doa persiapan persembahan, Doa Syukur Agung, Bapa Kami, salam damai, pemecahan roti, Anak Domba Allah, ajakan menyambut Tubuh dan Darah Kristus, pembagian Tubuh dan Darah Kristus, nyanyian komuni, pembersihan peralatan altar, doa pribadi atau lagu syukur. Puncak dari bagian liturgi ekaristi ini adalah Doa Syukur Agung dan komuni.
Doa Syukur Agung mempunyai makna “kenangan’ akan kehadiran Yesus Krisus yang berkurban dan bersyukur. Pada bagian komuni penghayatan persatuan persaudaraan dalam iman akan Yesus Kristus diungkapkan. Menerima komuni berarti mengalami persatuan-persaudaraan beriman. Pengalaman itu terungkap dengan berdoa bersama, bersatu sebagai saudara-saudari dalam kritus pembawa damai sehingga kita didesak untuk saling memberi damai dan pengampunan. Juga pengalaman persatuan itu terungkap dalam pemecahan roti dan pembagianNya, perarakan bersama untuk menerima Tubuh dan Darah Kristus.
D. Ritus Penutup
Beberapa unsur penutup mencakup pengumuman, salam dan berkat, pengutusan, penghormatan altar, dan nyanyian penutup. Dalam bagian ini seluruh jemaat mendapat amanat perutusan untuk memperlihatkan buah-buah dari sakramen Ekaristi dalam hidup sehari-hari. Maka perutusan adalan inti dari bagian ini. Unsur ini pula yang harus memberi warna kepada pengumuman dan berkat.
Pengutusan dan berkat sebagai inti bagian ini mengingatkan kita akan pentingnya hubungan antara perayaan Ekaristi dengan hidup harian. Tak ada cara yang lebih benar untuk menyatakan syukur selain mengungkapkan dalam seluruh hidup dan karya harian bahwa segala yang baik berasal dari Allah. Kita mesti menerima anugerah-anugerah itu dfengan tangan terbuka dan meneruskannya kepada orang lain de suka hati.
Secara jelas dan terstruktur susunan liturgi Ekaristi Gereja, khususnya yang akan diterapkan dalan syukur ulang tahun adalah seperti berikut ini:
A. Ritus Pembuka
a. Lagu Pembuka
b. Tanda Salib
c. Salam Pembuka
d. Pernyataan Tobat
e. Doa Pembuka
B.Liturgi Sabda
a. Bacaan
b. Mazmur Tanggapan
c. Bait Pengantar Injil
d. Bacaan Injil
e. Homili/Khotbah
f. Aku Percaya
g. Doa Umat
C.Liturgi Ekaristi
a. Persembahan
b. Doa Persembahan
c. Doa Syukur Agung
d. Doa Bapa Kami
e. Salam Damai
f. Penerimaan Komuni Kudus
g. Doa Sesudah Komuni
D.Ritus Penutup
a.Pengumuman
b.Berkat dan Pengutusan Umat
TATA PERAYAAN EKARISTI
SYUKUR ATAS ULANG TAHUN KE 32
RITUS PEMBUKA
Lagu Pembuka : “Syukur Dalam Hidup” MB. 700
Tanda Salib
Sesudah lagu pembuka selesai, imam bersama umat membuat tanda salib, sementara imam mengucapkan:
(I) : Dalam nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus
(U ) : Amin
Salam
Sesudah itu, sambil membuka tangan imam memberi salam kepada umat dengan mengucapkan:
(I) : Rahmat Tuhan kita Yesus Kristus, cinta kasih Allah, dan persekutuan Roh Kudus besertamu
(U) : Dan sertamu juga
Pengantar
Dengan singkat imam menyampaikan intensi syukur yang mau disampaikan dalam Perayaan Ekaristi saat itu.
Saudara-saudari yang terkasih dalam Kristus, dalam kehangatan cinta Tuhan, kita berkumpul untuk m erayakan Hari Ulang Tahun Cahyo Handoko yang tercinta. Kita bersyukur karena dia yang kita cintai boleh mengalami Tuhan yang hidup yang mendampingi dan membimbingnya sampai hari ini. Saat ini kita bersama-sama akan merayakan kebaikan Tuhan dan lebih-lebih kita akan mendengarkan pesan cintaNya untuk ulang tahun saudara kita yang tercinta. Maka marilah kita menyediakan hati untuk sabdaNya dan kehadiranNya, supaya hati kita nyata menjadi tanah yang subur bagi sabdaNya dan layak menjadi tahtaNya.
.
Seruan Tobat
(I) : Menyadari segala kelemahan dan kekurangan kita, terlebih kekurangsetiaan kita, marilah kita akui di hadapanNya dan mohon dengan penuh penyesalan rahmat pengampunanNya, sehingga kita layak merayakan peristiwa keselamatan yang penuh rahmat.
(I+U) : Saya mengaku......
(I) : Semoga Allah yang mahakuasa mengasihani kita,
mengampuni dosa kita, dan menghantar kita ke hidup yang kekal.
(U) : Amin
Tuhan Kasihanilah Kami MB. 177
Kemuliaan MB. 192
Doa Pembuka
Sesudah Madah Pujian kemuliaan selesai, imam berkata/bernyanyi dengan tangan terkatup:
(I) : Marilah berdoa,
Imam dan seluruh umat yang hadir berdoa sejenak dalam hati. Kemudian imam merentangkan tangan, dan mengucapkan Doa Pembuka:
(I) : Allah Bapa yang kekal dan kuasa terima kasih untuk kelimpahan rahmat yang Kauanugerahkan kepada Cahyo Handoko, saudara kami, sehingga dalam kehangatan cintaMu, kami boleh merayakan hari ulang tahunnya. Jadikanlah pertemuan ini tanda rahmatMu yang boleh dijadikan modal untuk meneruskan perjalanan hidupnya dan hidup kami, bersama Yesus Kristus, Tuhan dan pengantara kami.
(U) : Amin
LITURGI SABDA
Bacaan I – Amsal 3:1-6, 11-16
Imam dan para putra altar menuju ke tempat duduk yang telah disediakan. Sementara itu pembaca/lektor pergi ke mimbar sabda dan membacakan bacaan pertama. Semua umat duduk dengan tenang mendengarkan bacaan sabda Allah.
(P) Pembacaan dari Kisah Amsal (3:1-6, 11-16)
“Berkat dari Hikmat”
Hai anakku, janganlah engkau melupakan ajaranku dan biarlah hatimu memelihara perintahku, karena panjang umur dan lanjut usia serta sejahtera akan ditambahkannya kepadamu.
Janganlah kiranya kasih dan setia meninggalkan engkau! Kalungkanlah ini pada lehermu, tuliskanlah itu pada loh hatimu, maka engkau akan mendapatkan kasih dan penghargaan dalam pandangan Allah serta manusia. Percayalah kepada Tuhan dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar pada pengertianmu sendiri. Akuilah Dia dalam segala lakumu, maka Ia akan meluruskan jalanmu.
Hai anakku, janganlah engkau menolak didikan Tuhan, dan janganlah engkau bosan akan peringatanNya, seperti seorang ayah kepada anak yang disayangi.
Berbahagialah orang yang mendapat hikmat, orang yang memperoleh kepandaian, karena keuntungannya melebihi perak, dan hasilnya melebihi emas. Ia lebih berharga daripada permata; apapun yang kauinginkan tidak dapat menyamainya. Umur panjang ada di tangannya, di tangan kirinya kekayaan dan kehormatan.
Bacaan pertama diakhiri dengan:
(P) : Demikianlah sabda Tuhan
(U) : Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan
Dirigen atau pemazmur menuju mimbar, dan mengajak umat untuk menyanyikan Mazmur Tanggapan yang didahului oleh solis.
Reff : Bersyukurlah kepada Tuhan, sebab Ia baik, kekal abadi kasih setia-Nya
Mazmur:
1. Hendaklah Israel berkata: Kekal abadi kasih setia-Nya, hendaklah kaum Harun berkata: Kekal abadi kasih setia-Nya. Hendaklah orang yang takwa berkata: Kekal abadi kasih setia-Nya.
2. Aku didesak-desak sampai terjatuh, tetapi Tuhan menolong aku. Tuhanlah kekuatan dan pelindungku, Dialah kemenanganku. Suara gembira dan sorak-sorai terdengar di perkemahan para pemenang.
Bait Pengantar Injil
Bait pengantar Injil dinyanyikan oleh petugas dan diikuti oleh umat.
Reff: Alleluia, alleluia, allelulia
Yesus bersabda: “Percayalah kepada BapaMu yang di sorga!
Ia akan memberikan yang baik kepada mereka yang meminta kepadaNya.”
Bacaan Injil
Imam pergi ke mimbar untuk membacakan Injil. Misdinar membawa lilin bernyala berdiri di dekat mimbar. Dengan tangan terkatup, imam memulai bacaan Injil dengan seruan:
(I) : Tuhan sertamu.
(U) : Dan sertamu juga
Sambil membuat tanda salib dengan ibu jari pada Kitab Injil, imam berseru:
(I) : Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes.
(U) : Dimuliakanlah Tuhan
Kemudian imam membuat tanda salib dengan ibu jari pada dahi, mulut, dan dadanya sendiri. Lalu ia membacakan Injil.
“Hal Pengabulan Doa”(Mat 7:7-11)
Pada suatu hari Yesus berkata kepada orang banyak: “Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah kamu akan mendapat; ketoklah maka pintu akan dibukakan bagimu. Karena setiap orang yang meninta, menerima dan setiap orang yang mencari, mendapat dan setiap orang yang mengetok, baginya pintu dibukakan. Adakah seorang di antaramu yang memberi batu kepada anaknya, jika ia meminta roti, atau memberi ular, jika ia meminta ikan? Jadi jika kamu yang jahat tahu memberi pemberian yang baik kepada anak-anakmu, apalagi BapaMu yang di sorga! Ia akan memberikan yang baik kepada mereka yang meminta kepadaNya”
Aklamasi Sesudah Injil
Setelah pembacaan Injil selesai, imam menyerukan aklamasi:
(I) : Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan, dan tekun melaksanakannya.
(U): SabdaMu adalah jalan, kebenaran, dan hidup kami.
Sesudah itu imam mengecup buku Injil dan berkata:
(I) : Semoga karena pewartaan Injil ini dileburlah dosa-dosa kita
Homili
Kemudian imam menyampaikan homili sambil berdiri di belakang mimbar. Sementara umat mengikuti homili sambil duduk. Sesudah homili, diadakan saat hening untuk meresapkan sabda Tuhan .
Beberapa poin penting yang bisa disampaikan dalam Homili:
1. Pertanyaan kepada yang sedang berulang tahun : Bagaimana perasaannya hari ini? Mengapa muncul perasaan tersebut? Selama setahun pengalaman apa yang paling mengesan baginya? Apa rencana ke depan dengan bertambahnya usia?
2. Peneguhan: suka dan duka pasti dihadapi oleh semua orang termasuk yang sedang berulang tahun. Setiap orang mempunyai strategi yang berbeda dalam menghadapi situasi yang dihadapinya itu. Sebagai orang beriman, melalui peristiwa yang istimewa ini bisa menjadi moment yang baik untuk introspeksi diri/evaluasi diri: bagaimana hidupku di hadapan Allah dan sesama? Bagaimana aku menanggapan setiap peristiwa yang terjadi selama setahun yang lalu? Apa saja keputusan yang baik yang pernah aku pilih dan lakukan demi persatuan dan kedekatan dengan sesama dan dengan Allah sendiri?
3. Mengenai rencana ke depan, apa yang baik untuk aku lakukan? Apakah masih ada yang kurang? Bagaimana rencana itu akan aku jalankan dan pertanggungjawabkan dihadapan Allah dan sesama? Sebagai jawaban atas pertanyaan itu, bacaan injil memberikan harapan kepada kita untuk berusaha, khususnya untuk selalu nerpaut pada Allah. Karena Allah yang maha baik selalu membuka diri dimohon bantuan kebaikannya.
Aku Percaya
(I) : Sekarang marilah sekarang kita menyatakan iman kita.
(I&U) : “ Aku percaya akan Allah….. “
Doa Umat
(I) : Bapa yang mahabaik, Engkau bersabda: “Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah kamu akan mendapat; ketoklah maka pintu akan dibukakan bagimu. Karena setiap orang yang meninta, menerima dan setiap orang yang mencari, mendapat dan setiap orang yang mengetok, baginya pintu dibukakan”. Maka dari itu yan Bapa dengarkanlah permohonan-permohonan kami ini:.
(P) : Ya Bapa, Puji dan syukur kami haturkan padaMu karena pada saat ini Kau kumpulkan kami di tempat ini dengan selamat. Terlebih kami Kau perkenankan untuk berbahagia bersama dalam perayaan syukur saudara kami Cahyo Handoko yang berulant tahun yang ke-32. Namun kami juga mohon kepadaMu limpahilah kami dengan rammatmu sehingga kami mampu untuk introspeksi diri dalam menanggapi panggilan KehendakMu melalui peristiwa ini, kami mohon:
(U) : Kabulkanlah doa kami, ya Tuhan.
(P) : Bapa, kami berdoa semoga di hari ulang tahunnya ini Cahyo semakin bersemangat dalam hidup, khususnya dalam melayani umatMu, kami mohon:
(U) : Kabulkanlah doa kami, ya Tuhan.
(P) : Bapa yang baik, kami berdoa semoga Cahyo selalu kau anugerahi kesehatan, kesabaran, kerendahan hati dan kesetiaan sehingga dalam memberikan pelayanan selalu berjalan sebagai yang kau kehendaki, kami mohon:
(U) : Kabulkanlah doa kami, ya Tuhan.
(P) : Bapa, kami juga bersyukur atas karunia pribadi seperti Cahyo. Kami berdoa bagi keluarganya, semoga keluarga Cahyo selalu Kau anugerahi rahmat kedamaian dan kebahagiaan di manapun mereka bertugas/berkarya. Terlebih semoga mereka dalam tempat tugasnya dapat menjadi berkat bagi orang lain, kami mohon:
(U) : Kabulkanlah doa kami, ya Tuhan.
......................hening sejenak...............................................
(I) : Demikianlah Ya Bapa, doa-doa permohonan yang kami haturkan kepada-MU. Sudilah Engkau mengabulkannya, demi kemuliaan-Mu dan demi keselamatan kami, demi Kristus Tuhan dan pengantara kami.
(U) : Amin
LITURGI EKARISTI
Persiapan Persembahan
Persembahan dapat diawali dengan kolekte yang hasilnya bisa dipergunakan untuk kebutuhan Gereja dan orang miskin. Sementara itu para pelayan menyiapkan meja altar, mengatur korporale, purifikatorium, piala, palla, dan buku misa di meja altar. Kemudian para putera altar pembawa lilin menyiapkan dan mengantar bahan persembahan serta perlengkapannya ke altar. Seluruh acara ini dapat diiringi nyanyian persiapan persembahan.
Lagu Persiapan Persembahan: “Di Pulau Samadi” MB 235
Menghunjukkan Persembahan
Imam mengambil patena dengan roti di atasnya, mengangkat patena tersebut sambil berkata dengan suara lembut:
(I) : Terpujilah Engkau, ya Tuhan, Allah semesta alam,
sebab dari kemurahanMu, kami menerima roti yang kami siapkan ini.
Inilah hasil dari bumi dan dari usaha manusia,
yang bagi kami akan menjadi roti kehidupan.
Kalau nyanyian persembahan tidak dilagukan imam dapat mengucapkan doa di atas deangan suara lantang dan umat menanggapinya dengan aklamasi berikut ini:
(U) : Terpujilah Allah selama-lamanya.
Setelah selesai imam menaruh patena di atas korporale. Kemudian imam menuangkan anggur dan sedikit air ke dalam piala sambil berkata lembut:
(I) : Sebagaimana dilambangkan oleh percampuran air dan anggur ini,
semoga kami boleh mengambil bagian dalam ke-Allahan Kristus,
yang telah berkenan menjadi manusia seperti kami.
Kemudian Imam mengambil piala berisi anggur, lalu mengangkatnya sedikit sambil berkata dengan suara lembut (atau dengan lantang kalau lagu persembahan tidak dinyanyikan):
(I) : Terpujilah Engkau, ya Tuhan, Allah semesta Allam,
sebab dari kemurahanMu kami menerima anggur yang kami siapkan ini.
Inilah hasil dari pohon anggur dan dari usaha manusia,
yang bagi kami akan menjadi minuman rohani.
Kalau nyanyian persembahan tidak dilagukan imam dapat mengucapkan doa di atas deangan suara lantang dan umat menanggapinya dengan aklamasi berikut ini:
(U) : Terpujilah Allah selama-lamanya.
Imam membungkuk dan berdoa dengan suara lembut:
(I) : Dengan rendah hati dan tulus, kami menghadap kepadaMu, ya Allah, Bapa kami.
Terimalah kami, dan semoga persembahan yang kami siapkan ini
berkenan kepadaMu
Imam lalu mengisi pendupaan dan mendupai bahan persembahan, salib dan altar. Kemudian salah satu imam konselebran (kalau tidak ada bisa digantikan oleh prodiakon yang mendampingi atau oleh putra altar sendiri) mendupai imam (selebran utama) lalu mendupai putra altar umat. Sesudah itu imam membasuhtangan di sisi meja altar sambil berdoa dalam hati:
(I) : Ya Tuhan, bersihkanlah aku seluruhnya dari kesalahanku,
dan sucikanlah aku dari dosaku.
Sesudah itu imam berdiri di belakang altar, menghadap umat.
Ia membuka kemudian mengatupkan kembali tangannya sambil berkata:
(I) : Berdoalah saudara-saudari, supaya persembahanku dan persembahanmu
berkenan kepada Allah, Bapa yang mahakuasa.
(U) : Semoga persembahan ini diterima
demi kemuliaan Tuhan dan keselamatan kita
serta seluruh umat Allah yang kudus.
Doa Persiapan Persembahan
Kemudian dengan tangan terentang, imam mengucapkan doa persembahan:
(I) : Allah Bapa pencipta kehidupan,
Puji syukur kami persembahkan kehadiratMu yang kudus untuk anugerah cinta kasihMu sehingga Kauciptakan seorang sahabat yang baik bagi kami yang saat ini berbahagia karena pertambahan usianya. Pada hari ini, kami mempersembahkan seluruh hidup kami, khususnya hidup saudara kami yang merayakan hari ulang tahun pada hari ini. Semua ini mempunyai arti bila kami persatukan dengan kurban Yesus Kristus, satu-satunya kurban yang berkenan bagiMu, karena Dialah Tuhan dan pengantara kami..
(U) : Amin.
Doa Syukur Agung
Imam mengumumkan kepada umat teks Doa Syukur Agung yang akan dipergunakan dan juga sekaligus lagu kudus yang digunakan.
(I) : Kita akan mempergunakan Doa Syukur Agung yang I
dan kita siapkan juga lagu kudus dari MB no: 248
Dialog Pembukaan
Sambil merentangkan tangan, imam membuka Doa Syukur Agung sebagai berikut:
(I) : Tuhan sertamu.
(U) : Dan sertamu juga
(I ) : Marilah mengarahkan hati kepada Tuhan.
(U) : Sudah kami arahkan.
(I) : Marilah bersyukur kepada Tuhan, Allah kita.
(U) : Sudah layak dan sepantasnya.
Prefasi
Dengan tangan terentang imam membaca/menyanyikan prefasi. Prefasi ini dipilih sesuai dengan masa liturgi yang bersangkutan atau peringatan/pesta yang dirayakan.
(I) : Sungguh layak dan sepantasnya, ya Bapa yang kudus
Allah yang kekal dan kuasa
Bahwa dimanapu juga
Kami senantiasa bersyukur kepadamu dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami.
Sebab, sejak lahir di tengah-tengah kami
Kristus telah menjadikan kami manusia baru;
Dengan sengsaraNya Ia melebur dosa kami;
Dengan kebangkitanNya dari alam maut
Ia merintis jalan menuju hidup abadi,
Dan dengan kenaikannya ke surga, ke hadapanmu
Ia membuka pintu surga bagi kami.
Maka,
Kami melambungkan madah kemuliaan bagiMu para malaikat dan seluruh laskar surgawi yang tak henti-hentinya bernyanyi:
Kudus : MB 248
Kudus, kudus, kuduslah Tuhan Allah segala kuasa.
Surga dan bumi penuh kemuliaan-Mu.
Terpujilah Engkau di surga.
Diberkatilah yang datang dalam nama Tuhan.
Terpujilah Engkau di surga.
Sambil merentangkan tangan, imam berkata:
(I) : Sungguh kuduslah Engkau ya Bapa
Sumber segala kekudusan.
Imam mengatupkan tangan. Kemudian sambil mengulurkan tangan di atas roti dan anggur, ia berkata:
(I) : Maka kami mohon:
Kuduskanlah persembahan ini
dengan pencurahan RohMu,
Imam mengatupkan tangan, lalu membuat tanda salib satu kali atas roti dan anggur sambil berkata:
(I) : agar bagi kami
Menjadi Tubuh dan ╬ Darah PutraMu terkasih
Tuhan kami, Yesus Kristus.
Sambil mengatupkan tangan, imam melanjutkan.
(I) : Ketika akan diserahkan
Untuk menanggung sengsara dengan rela,
Imam mengambil roti, dan sambil mengangkatnya sedikit di meja altar, ia melanjutkan:
Yesus mengambil roti,
Mengucap syukur kepadaMu
Lalu memecah-mecah roti itu
Dan memberikannya kepada murid-muridNya,
Seraya berkata:
Imam membungkuk sedikit lalu dengan jelas dan lantang mengucapkan/menyanyikan Sabda Tuhan berikut:
TERIMALAH DAN MAKANLAH:
INILAH TUBUHKU
YANG DISERAHKAN BAGIMU.
Imam memperlihatkan hosti suci kepada umat. Lalu meletakkannya kembali pada patena. Kemudian ia berlutut menyembah. (Dalam misa konselebrasi, waktu hosti, para konselebran memandangnya, kemudian waktu selebran utama berlutut, konselebran menghormatinya dengan membungkuk khidmat) Sesudah itu imam melanjutkan:
Demikian pula sesudah perjamuan,
Imam mengambil piala, sambil mengangkatnya sedikit di atas meja altar, ia melanjutan:
(I) Ia mengambil piala.
Sekali lagi
Ia mengucap syukur kepadaMu,
lalu memberikan piala itu kepada murid-murid-Nya,
seraya berkata:
Imam membungkuk sedikit lalu dengan jelas dan lantang mengucapkan/menyanyikan Sabda Tuhan berikut:
TERIMALAH DAN MINUMLAH:
INILAH PIALA DARAHKU,
DARAH PERJANJIAN BARU DAN KEKAL,
YANG DITUMPAHKAN BAGIMU
DAN BAGI SEMUA ORANG,
DEMI PENGAMPUNAN DOSA.
LAKUKANLAH INI UNTUK MENGENANGKAN DAKU
Imam memperlihatkan piala kepada umat, lalu meletakannya di atas korporal. Kemudian ia berlutut menyembah. Sesudah itu imam mengajak umat melagukan/ mengucapkan salah satu aklamasi anamnesis berikut:
(I) : Marilah menyatakan misteri iman kita.
(U) : Wafat Kristus kita maklumkan, kebangkitan-Nya kita muliakan,
kedatangan-Nya kita rindukan. Amin
Kemudian dengan merentangkan tangan imam berkata:
(I) : Sambil mengenangkan wafat
Dan kebangkitan Kristus,
Kami mempersembahkan kepadaMu, ya Bapa,
Roti kehidupan dan piala keselamatan.
Kami bersyukur,
Sebab kami Engkau anggap layak.
Menghadap Engkau dan berbakti kepadaMu.
Kami mohon
Agar kami yang menerima Tubuh dan darah Kristus
Dihimpun menjadi satu umat
Oleh Roh kudus.
Bapa, perhatikanlah GerejaMu
Yang tersebar di seluruh bumi. Sempurnakanlah umatMu,
Dalam cinta kasih,
Dalam persatuan dengan paus kami ………..
Dan uskup kami ……………
Serta para imam, diakon, dan semua pelayan sabdaMU.
Ingatlah
Akan saudara-saudara kami, kaum beriman,
Yang telah meninggal dunia dengan harapan akan bangkit,
Dan akan semua orang
Yang telah berpulang dalam kerahimamMu.
Terimalah mereka
Dalam cahaya wajahMu.
Kasihanilah kami semua, agar kami Engkau terima
Dalam kebahagiaan abadi
Bersama santa maria,
Perawan dan Bunda Allah,
Bersama para rasul dan semua orang kudus, dari masa ke masa
Yang hidupnya berkenan di hatiMu.
Semoga kami pun Engkau perkenankan
Turut serta memuji dan memuliakan Dikau,
Imam mengatupkan tangan. dan sambil membungkuk, ia melanjutkan:
dengan pengantaraan Yesus Kristus, PutraMu.
Imam mengangkat piala dan patena dengan hosti di atasnya, imam berkata/bernyanyi:
(I) : Dengan pengantaraan Kristus, bersama Dia dan dalam Dia,
dalam persekutuan dengan Roh Kudus,
bagi-Mu, Allah Bapa yang mahakuasa,
segala hormat dan kemualiaan,
sepanjang segala masa.
(U) Amin
Bapa Kami: MB. 144 “Bapa Kami Filipina”
Setelah Doa Syukur Agung dengan tangan terkatup, imam mengajak umat mendoakan Bapa kami.
(I) : Atas petunjuk Penyelamat kita, dan menurut ajaran ilahi,
maka beranilah kita berdoa.
(U) : Bapa kami yang ada di surga, ......
Embolisme
Kemudian dengan merentangkan tangan imam mendoakan / menyanyikan salah satu embolisme (doa sisipan) di bawah ini dengan suara nyaring:
(I) : Ya Bapa, bebaskanlah kami dari segala kemalangan
dan berilah kami damai-Mu.
Kasihanilah dan bantulah kami,
supaya selalu bersih dari noda dosa
dan terhindar dari segala gangguan,
sehingga kami dapat hidup dengan tenteram,
sambil mengharapkan kedatangan penyelamat kami, Yesus Kristus.
Imam mengatupkan tangan. Umat melanjutkan doa tersebut dengan berseru:
(U) : Sebab Engkaulah raja yang mulia dan berkuasa untuk selama-lamanya.
Doa Damai
(I) : Sesudah kebangkitan-Nya Kristus menampakkan diri kepada para murid, dan memberikan salam damai kepada mereka. Maka marilah kita mohon damai kepada-Nya. Tuhan Yesus Kristus, Jangan memperhitungkan dosa kami, tetapi perhatikanlah iman GerejaMu, dan restuilah kami supaya hidup bersatu dengan rukun sesuai dengan kehendakMu. Sebab Engkaulah pengantara kami kini dan sepanjang masa.
(U) : Amin
Salam Damai
Sambil membuka tangan imam mengucapkan Salam Damai
(I) : Damai Tuhan kita Yesus Kristus beserta kita.
(U) : Sekarang dan selama-lamanya
Imam mengajak umat untuk saling menyatakan salam damai, dengan bersalaman sambil berkata
(I) : Damai Kristus.
Pemecahan Hosti
Imam mengambil hosti besar, membelahnya menjadi tiga bagian menurut garis-garis yang ada pada hosti itu, lalu memasukkan sebagian yang kecil ke dalam piala sambil berdoa dalam hati:
(I) : Semoga percampuran tubuh dan darah Tuhan Yesus Kristus ini memberikan kehidupan abadi kepada kita semua yang akan menyambutnya.
Anak Domba Allah: MB 269
Pemecahan hosti dapat diiringi dengan nyanyian Anak Domba Allah
Persiapan Komuni
Dengan tangan terkatup, imam berdoa dalam hati. Umat mempersiapkan diri dengan hening dan sikap doa pribadi:
(I) : Ya Tuhan Yesus Kristus,
Semoga tubuh dan darahMu yang akan kusambut,
melindungi dan menyehatkan jiwa ragaku.
Imam berlutut, mengambil dan kemudian mengangkat hosti dan piala. Sambil menunjukan roti dan piala kepada umat imam berkata kepada seluruh umat:
(I) : Inilah Anak domba Allah yang menghapus dosa dunia.
Berbahagialah kita yang diundang ke perjamuan-Nya.
Umat menanggapi kata-kata imam dengan berdoa:
(U) : Ya Tuhan, saya tidak pantas Tuhan datang pada saya,
tetapi bersabdalah saja, maka saya akan sembuh.
Membagi Tubuh (dan Darah Kristus)
Kemudian imam berdoa dalam hati:
(I) : Semoga Tubuh Kristus selalu melindungi aku.
Dengan khidmat imam menyantap tubuh Kristus. Kemudian ia mengambil piala berisi anggur dan berdoa dalam hati:
(I) : Semoga darah Kristus selalu melindungi aku.
Dengan khidmat imam minum darah Kristus.
Kemudian imam mengambil patena atau sibori berisi hosti (dan piala berisi darah Kristus). Ia pergi ke tempat umat yang akan menyambut Tubuh (dan darah Kristus). Kepada setiap orang yang datang menyambut, imam memperlihatkan roti kudus sambil berkata:
(I) : Tubuh Kristus
Umat yang bersangkutan mengamini dengan berkata:
(U) : Amin
Kemudian imam menerimakan roti kudus kepada yang ingin menyembut. Waktu menerimakan Darah Kristus, imam berkata:
(I) : Darah Kristus
Umat bersangkutan mengamini dengan berkata :
(U) : Amin
Membersihkan Piala
Setelah umat selesai menyambut komuni, imam membersihkan patena dan piala. Sebaiknya pembersihan ini dilakukan pada kredens; atau boleh juga ditangguhkan sampai sesudah misa. Sambil membersihkan patena dan piala, imam berdoa dalam hati:
(I) : Ya Tuhan, semoga anugerah-Mu yang tadi kami sambut
sungguh meresap ke dalam hati, memulihkan kekuatan iman kami.
Saat hening
Sesudah itu imam pergi ke tempat duduknya. Sebaiknya diadakan saat hening sejenak untuk doa dalam hati.
Saat hening ini dapat diganti/dilanjutkan dengan madah pujian, berupa mazmur atau madah lain, yang dilambungkan oleh seluruh umat dengan sikap memuji, misalnya berdiri.
Madah Pujian: “Tangan Tuhan” (Teks)
Apa yang kau alami kini
Mungkin tak dapat engkau mengerti
Satu hal tanamkan di hati
Indah semua yang Tuhan b’ri
Tuhanku tak akan memberikan ular beracun
Pada yang minta roti
Cobaan yang engkau alami
Tak melebihi kekuatanmu
Tangan Tuhan sedang merenda
Suatu karya yang agung mulia
Saatnya ‘kan tiba nanti
Kau lihat pelangi kasihnya
Doa Sesudah Komuni
Kemudian imam berdiri di belakang altar dan berkata:
(I) : Marilah berdoa,
Imam merentangkan tangan dan mendoakan doa penutup yang diakhiri dengan konklusi singkat.
(I) : Allah Bapa surgawi, terima kasih untuk kesempatan di mana kami boleh mengalami sepotong surga yakni kebahagiaan ulang tahun saudara kami…... Biarlah melalui perayaan ekaristi ini, kami meninba modal rahmat untuk bekal perjalanan hidup saudara kami ini selanjutnya, sehingga ia dapat mengembangkan dan membaktikan kepadaMu dan sesama, dengan membawa panji keselamatan Yesus Kristus yang hidup dan berkuasa, kini dan sepanjang masa.
(U) : Amin
RITUS PENUTUP
Pengumuman
Dapat dibacakan beberapa pengumuman yang perlu diketahui oleh umat.
Berkat
Imam berdiri di belakang altar, dan dengan tangan terentang menyapa umat:
(I) : Tuhan sertamu
(U) : Dan sertamu juga
Lalu imam mohon berkat Allah bagi seluruh umat. Dengan mengulurkan kedua belah tangan ke arah umat imam mengucapkan:
(I) : Semoga saudara sekalian diberkati oleh Allah yang mahakuasa:
(+) Bapa dan Putera dan Roh Kudus.
(U) : Amin
Pengutusan
Imam menghadap umat, dan dengan tangan terkatup ia berkata:
(I) : Saudara sekalian, perayaan ekaristi sudah selesai, Aleluya, Aleluya.
(U) : Syukur kepada Allah, Aleluya, Aleluya.
(I ) : (Marilah pergi) Kita diutus
(U) : Amin.
Lagu Penutup: “Tuhan Sumber Gembiraku” MB. 477
PERAYAAN EKARISTI
PESTA EMAS 50 TAHUN PERKAWINAN
Pengantar
Perkawinan adalah peristiwa yang sangat istimewa bagi suami istri, 50 tahun bukanlah waktu yang singkat dalam membina rumah tangga. Maka, perayaan ini berguna untuk memperbaharui komitmen cinta kasih suami istri, sebagaimana dahulu telah diucapkannya. 2). Perayaan syukur 50 tahun perkawinan menjadi pembelajaran bagaimana seharusnya orang setia dalam perkawinan. Kesetiaan merupakan sesuatu yang harus diperjuangkan. 3). Perayaan 50 tahun perkawinan menjadi sarana membangun hidup yang rukun dan persatuan anggota keluarga. 4). Umat beriman diajak untuk bersyukur bersama atas 50 tahun rahmat perkawinan. Dalam kesatuan, mereka diajak untuk berdoa bersama agar Allah menaungi keluarga mereka yang merayakan maupun keluarga-keluarga lain.
I. Dimensi Teologis-Liturgis-Pastoral
A. Dimensi Teologis
1. Perayaan ekaristi sebagai perayaan puji syukur kepada Bapa
Sebagaimana dari asal katanya, ekaristi (Yunani : eucharistia, dari kata kerja eucharistein; memuji) berarti perayaan puji syukur. Dalam Ekaristi, pujian ini merupakan ungkapan syukur atas tindakan penyelamatan Allah bagi umat-Nya. Tindakan penyelamatan Allah memang merupakan peristiwa di masa lampau, namun tindakan tersebut dihadirkan kembali pada saat ekaristi dilakukan. Demikian pula, dalam ekaristi umat beriman berdoa dan memohon agar Allah sudi untuk memberikan rahmat-Nya atas umat yang pada masa sekarang masih dalam peziarahan.
Perayaan Ekaristi sebagai ucapan syukur kepada Bapa antara lain tampak pada struktur Doa Syukur Agung (DSA) dan Prefasi. Puji syukur itu terus mewarnai seluruh DSA, yaitu kasih dan kebaikan-Nya yang nampak dalam Putera-Nya, Yesus Kristus yang menebus dan manyelamatkan umat manusia melalui korban salib dan kebangkitan-Nya. Sementara itu, DSA diakhiri dengan rangkuman doksologi yaitu doa pujian yang ditujukan kepada Bapa, dengan perantaraan Kristus dan berkat Roh Kudus.
Demikianlah, puji dan syukur kepada Allah merupakan unsur konstitutif (pokok dan mendasar) dalam perayaan ekaristi. Bentuk makna ekaristi tersebut meliputi segi sakramen, epiklese, koinonia dan korban. Bentuk inilah yang menentukan makna ekaristi. Demikian juga sebagai perayaan syukur, perayaan ekaristi bisa disebut perjamuan, tetapi dalam arti perjamuan sakramental, yaitu sejauh dilihat sebagai simbol atau tanda yang berada dalam konteks perjamuan kebersamaaan. Sebab, yang menjadi unsur material dalam ekaristi yakni makanan dan minuman (roti dan anggur). Sementara itu, unsur lain dalam kaitannya dengan perayaan ekaristi adalah segi perjumpaan dengan umat, pewartaan dan pengenangan, doa, persembahan dan penerimaan komuni.
Dalam iman kristiani, kita mengakui bahwa perkawinan seorang pria dan seorang wanita yang dibaptis disebut juga dengan sakramen. Dalam sakramen perkawinan suami istri diangkat ke dalam misteri keselamatan Allah. Hal ini berarti bahwa keluarga kristiani ambil bagian di dalam kesatuan dengan keluarga Allah. Keluarga kristiani diangkat dalam kesatuan dengan Allah untuk menjadi bagian keluarga-Nya sendiri.
Melalui perayaan syukur ini umat beriman turut dalam mengucapkan syukur atas tindakan Allah yang memberikan diri-Nya. Perayaan Ekaristi dengan intensi ucapan syukur atas 50 tahun hidup perkawinan ini turut menghadirkan Kristus dalam keluarga dan Gereja.
2. Makna perkawinan dalam Gereja
Sebagai umat beriman kristiani kita percaya bahwa Allah adalah sumber cinta kasih yang sempurna. Cinta kasih Allah menjadi landasan yang paling fundamental dalam membangun hidup perkawinan. Dalam perkawinan Allah hadir dan memberkati seorang pria dan seorang wanita dalam ikatan yang satu. Gereja mengangkat seorang pria dan seorang wanita yang dibaptis dalam perkawinan menjadi sakramen. Ketika seorang pria dan seorang wanita yang dibaptis mengucapkan janji perkawinan, Yesus Kristus sendiri hadir dalam diri mereka .
"Oleh karena itu suami istri kristiani dikuatkan dan bagaikan dikuduskan untuk tugas kewajiban maupun martabat status hidup mereka dengan sakramen yang khas. Berkat kekuatan-Nyalah mereka menunaikan tugas mereka sebagai suami istri dalam keluarga; mereka dijiwai oleh semangat Kristus, yang meresapi seluruh hidup mereka dengan iman, harapan dan cinta kasih; mereka makin mendekati kesempurnaan mereka dan saling menguduskan dan dengan demikian bersama-sama makin memuliakan Allah."
Dalam perkawinan, kehadirian Kristus bukan hanya pada saat mereka mengungkapkan janji perkawinan melainkan dalam seluruh perjalanan hidup mereka. Ia menaungi, membimbing, mengarahkan, dan berjalan bersama dalam mengarungi kehidupan berkeluarga. Rahmat Allah yang diberikan kepada manusia antara lain melalui Roh Kudus-Nya. Roh Kudus ini yang bekerja dalam diri suami istri. Roh Kudus yang memampukan suami istri agar dapat melaksanakan hidup perkawinan, memberi kekuatan untuk menghadapi tantangan hidup, menggerakkan untuk menyalurkan kasih Allah kepada sesama.
Berkaitan dengan hal ini, KS memberi gagasan tentang sifat-sifat dasar perkawinan. Perkawinan merupakan persatuan seorang pria dan seorang wanita. Perkawinan ini bersifat tetap dan tidak dapat diceraikan . Hingga hari ini Gereja Katolik dengan setia berpegang teguh pada ajaran ini. Gereja mengajarkan bahwa “Sifat-sifat hakiki perkawinan ialah monogam dan tak terceraikan, yang dalam perkawinan kristiani memperoleh kekukuhan khusus atas dasar sakramen” (KHK 1987 Kan. 1056). Memang dalam kenyataannya tidaklah mudah untuk tetap setia dalam sifat hakiki perkawinan tersebut. Para pasutri harus senantiasa terbuka terhadap rahmat Roh. Sungguh harus disadari bahwa kesetiaan mereka satu sama lain tergantung pada kesetiaan mereka terhadap karya Roh Kudus. Roh Kuduslah yang menjadi tali pengikat dan pemelihara kasih antar mereka. Itulah pekerjaan Roh Kudus yang harus disyukuri.
Perkawinan juga menjadi gambaran kesatuan relasi Allah dengan manusia, Allah dengan Gereja . Di satu pihak perkawinan menjadi sarana cinta kasih antar manusia, Perkawinan merupakan sarana cinta kasih Allah kepada manusia. Di lain pihak, perkawinan menjadi medan bagi suami istri untuk menanggapi Allah yang memberikan diri-Nya. Suami istri mewujudkan cinta kasih-Nya melalui penerusan kehidupan, pelayanan kepada sesama, dan menyampaikan keselamatan kepada sesama.
Konsili Vatikan II menegaskan bahwa perkawinan adalah suatu ikatan yang diadakan oleh Sang Pencipta. Cinta kasih mengantar suami istri kepada serah diri bebas dan timbal balik, yang dibuktikan dengan perasaan dan tindakan mesra, serta meresapi seluruh hidup mereka .
"Sebab seperti dahulu Allah menghampiri bangsa-Nya dengan perjanjian kasih dan kesetiaan, begitu pula sekarang Penyelamat umat manusia dan Mempelai Gereja, melalui sakramen perkawinan menyambut suami istri kristiani ..... Kasih sejati suami istri ditampung dalam cinta kasih ilahi, dan dibimbing serta diperkaya berkat daya penebusan Kristus serta kegiatan Gereja yang menyelamatkan, supaya suami istri diantar menuju Allah".
Jadi, Yesus Kristuslah yang mengangkat perkawinan menjadi sakramen penyelamatan-Nya. Yesus Kristus yang membuat relasi dinamis antara suami istri. Yesus Kristus pula yang membuat relasi dinamis suami istri dengan Kristus dan Gereja-Nya. Melalui Kristus manusia sampai pada persatuan dengan Allah .
B. Dimensi Liturgis
1. Pelayan sakramen perkawinan adalah kedua mempelai
Perkawinan merupakan tindakan seorang pria dan seorang wanita untuk saling memberikan diri. Merekalah yang berjanji dan yang akan melaksanakan hiduip perkawinan mereka. Kesungguhan untuk membentuk ikatan tersebut mereka nyatakan dalam perkawinan. Maka, yang menjadi subyek dari perkawinan yaitu seorang pria dan seorang wanita untuk saling mempersatukan dan menyempurnakan cinta kasih itu sendiri.
Dalam hal ini, perayaan perkawinan hendaklah menunjukkan dengan jelas bahwa pelayan sakramen adalah pasangan suami istri itu sendiri. Mereka menjadi pemeran utama, dan merekalah yang mempunyai peran pokok. Demikianlah di tengah-tangah umat yang berkumpul hendaklah memberi kesaksian dan merayakan iman mereka. Mereka memberi kesaksian dan merayakan status baru mereka sebagai murid Kristus.
2. Keterlibatan pelayan tertahbis
Salah satu unsur dalam perkawinan adalah unsur eklesiologis. Perkawinan dalam hal ini bukan persoalan antara dua orang semata. Perkawinan menyangkut pula hubungannya dengan orang lain. Perkawinan dihadapan seorang pelayan tertahbis, selain untuk menunjukkan keabsahan sebuah perkawinan itu sendiri, tetapi juga menunjukkan bahwa mereka diterima dalam pangkuan Gereja tentang keberadaan mereka. Pelayan tertahbis mencerminkan peranannya sebagai saksi yang mewakili jemaat dan lebih luas dari itu, pelayan yang mewakili Gereja.
Demikian juga, perkawinan yang dilakukan oleh suami istri dihadapan seorang pelayan tertahbis mau menunjukkan kepada masyarakat luas bahwa mereka telah secara resmi menjadi suami istri. Oleh sebab itu mereka mempunyai tanggungjawab yang lebih besar baik sebagai anggota Gereja maupun sebagai anggota masyarakat.
3. Menimba rahmat kekuatan dari perayaan ekaristi
Perkawinan merupakan upacara peralihan. Perkawinan kristiani memberi tafsir baru atas peralihan ini dengan memasukkan arti peralihan Yesus Kristus melalui kematian ke dalam hidup baru, yaitu kebangkitan. Liturgi perkawinan dalam hal ini turut memperjelas bagaimana perkawinan kristiani dapat menemukan arti terdalam berkat misteri kematian dan kebangkitan Kristus. Dengan demikian salah satu unsur hakiki dalam liturgi adalah penampilan kehadiran Tuhan yang telah bangkit pada jemaat yang berkumpul. Hal ini oleh pasangan suami istri dihayati sebagai sakramen yang khusus .
Upacara perayaan perkawinan hendaknya memberikan kesmpatan kepada suami istri untuk ikut bertanggungjawab dalam mengemban tugas perutusan Gereja, saling memberikan dukungan dalam menjalankan pelayanan masing-masing, dan bekerja sama secara dewasa untuk mencapai tujuan itu. Dalam perayaan liturgi, suami istri saling bekerja sama untuk mewujudkan Kerajaan Allah.
Sebagai orang kristiani, perkawinan sejak semula harus sungguh mempunyai makna. Sebab seorang pria dan seorang wanita yang mengikatkan janji akan menjalankan hidup perkawinan mereka seumur hidup. Tentu saja mereka ingin agar janji tersebut menjadi kenangan hidup yang terindah bagi mereka berdua. Dan, menjadi suatu pengharapan agar Allah mendampingi perjalanan hidup mereka. Sebagai umat beriman, kita yakin bahwa pendampingan tersebut berasal dari Allah. Kita yakin juga bahwa dalam perayaan Ekaristi Allah sungguh-sungguh hadir. Oleh sebab itu menjadi sesuatu yang wajar bila suami istri ingin menimba rahmat dan kekuatan melalui ekaristi. Sebab Perayaan Ekaristi merupakan puncak kehidupan kristiani dan Gereja . Dengan Perayaan Ekaristi yang mengiringi perkawinan mereka, suami istri berharap agar berkat Allah sungguh melimpah. Dalam ekaristi, mereka bersama dengan umat beriman mempersatukan diri dan turut mendoakan mereka.
C. Dimensi Pastoral
1. Turut dalam keprihatinan
Pada jaman sekarang, kita dihadapkan pada kemajuan dalam berbagai bidang. Kemajuan di berbagai bidang memberikan banyak kemudahan kepada setiap orang. Namun, kemajuan di berbagai bidang itu turut pula menciptakan mundurnya mentalitas masyarakat. Salah satunya yaitu dalam bidang perkawinan. Kasus-kasus seperti seks bebas di kalangan orang muda, maraknya perceraian, kehamilan di luar nikah dan pengguguran karena kandungan yang tidak dikehendaki menjadi bukti adanya kemunduran makna sebuah perkawinan.
Sebagai umat beriman kristiani, kita merasa prihatin akan situasi ini. Demikian juga, Gereja merasa bahwa makna yang dalam tentang perkawinan telah dirongrong oleh orang-orang yang tidak mampu bertanggung jawab. Berkaitan dengan hal ini, Gereja memberi perhatian yang besar akan situasi ini. Keprihatinan Gereja antara lain ditampakkan dengan diterbitkannya Ensiklik Humanae Vitae oleh Paus Paulus VI, pada tanggal 25 Juli 1968. Konsili Vatikan II juga memberi perhatian dengan memasukkan persoalan ini dalam Konstitusi Pastoral tentang Gereja di dunia ini (GS 47-52). Sementara itu, Paus Yohanes Paulus II memberi perhatian dengan memberi Anjuran Apostolik dalam Familiaris Consortio.
Dalam dua dokumen tersebut ditunjukkan sifat dan prinsip dasar perkawinan kristiani. 1). Cinta Kasih Yang Manusiawi , 2). Cinta Kasih Yang Total , 3). Cinta Kasih Yang Setia , 4). Cinta Kasih Yang Subur , atau penerusan kehidupan.
Berkaitan dengan ini, maka menjadi tugas kita sebagai umat beriman untuk memperjuangkan nilai-nilai sebuah perkawinan. Perkawinan sejak semula memang dikehendaki oleh Allah. Oleh sebab itu perkawinan harus dijaga kesuciannya. Sebaliknya, umat beriman perlu menjadi saksi akan kebenaran itu. Salah satu sikap yang cara untuk menunjukkan hal itu dengan memperjuangkan dan menghargai perkawinan itu sendiri.
2. Pendampingan
Dalam hal ini, Gereja terlibat dalam menyempurnakan cinta kasih suami istri. Keterlibatan Gereja dalam menyempurnakan cinta kasih suami istri haruslah menyentuh hidup perkawinan itu sendiri. Oleh sebab itu, Gereja hendaknya menggunakan cara-cara yang dapat dipahami secara manusiawi.
Pendampingan merupakan tindakan yang mendesak . Tujuan pendampingan yaitu agar suami istri memahami arti, makna dan tujuan perkawinan. Bentuk terbagi atas: 1). Persiapan jauh yaitu persiapan yang dimulai sejak dini. 2). Persiapan dekat. Persiapan ini ditujukan kepada pria dan wanita yang sudah dewasa. 3). Persiapan langsung yaitu persiapan yang dilakukan oleh calon pasangan suami istri yang siap menikah.. 4). Perayaan pernikahan. Peristiwa pernikahan disadari sebagai peristiwa yang bersejarah, maka perlulah diciptakan perayaan yang bermakna dan berarti. 5) Pembinaan lanjut. Pendampingan ini ditujukan kepada umat kristiani yang sudah menikah.
Bentuk pembekalan antara lain meliputi pandangan tentang hakekat dan tujuan perkawinan, hubungan pribadi pria dan wanita, seksualitas, cara mempersiapkan perkawinan, tanggung jawab suami istri, cara mendidik anak-anak dan hal-hal lain yang berkaitan dengan rumah tangga. Mereka harus pula mempersiapkan kesiapan secara ekonomis guna menunjang hidup perkawinan mereka.
II. Struktur Dasar Perayaan Ekaristi Pesta Emas Perkawinan
A. Ritus Pembuka
Pembukaan perayaan Ekaristi meliputi: perarakan masuk, tanda salib dan salam, kata pengantar, pernyataan tobat, Tuhan kasihanilah kami, madah kemuliaan, dan doa pembuka. Acara-acara dalam ritus pembuka berfungsi sebagai pembuka, pengantar dan persiapan. Tujuan semua bagian itu ialah mempersatukan umat yang berhimpun dan mempersiapkan mereka, supaya dapat mendengarkan Sabda Allah dengan penuh perhatian dan merayakan Ekaristi dengan layak. Terlebih lagi mereka diajak untuk menyadari akan tema yang dirayakan pada perayaan ekaristi pada kesempatan tersebut yakni syukur atas 50 tahun perkawinan. Seluruh umat diajak bersama dengan pasangan yang merayakan pesta emas perkawinan untuk mensyukuri akan rahmat Tuhan yang dicurahkan selama ini. Dengan perayaan ini, seluruh umat diingatkan akan makna kesetiaan dalam perkawinan.
B. Liturgi sabda
Dalam perayaan syukur atas 50 tahun hidup perkawinan ini, ditampilkan dua bacaan. Bacaan pertama diambil dari surat rasul Paulus kepada jemaat di Efesus 5, 22-33. Dalam Efesus 5,22-33 Paulus menegaskan bahwa hubungan suami istri harus dilaksanakan dengan meneladan hubungan antara Kristus dan Gereja. Bacaan Injil diambil dari injil Matius 19,1-12. Dalam teks tampak bahwa Pembicaraan Yesus dengan orang Farisi secara tidak langsung berbicara tentang hakekat perkawinan. Bagi Yesus, yang menjadi landasan dalam perkawinan adalah Allah. Karena itu manusia tidak mempunyai kuasa untuk menceraikan sebuah perkawinan. Pewartaan Sabda ini disampaikan kembali oleh imam dalam homili. Inti dari homili yaitu perkawinan bukan semata-mata tindakan manusia sebab Allah turut dalam menciptakan perkawinan. Manusia mempunyai tanggung jawab untuk selalu memperjuangkan kesetiaan perkawinan.
C. Pembaharuan janji perkawinan
Dalam kesempatan ini dilakukan pula pembaharuan janji perkawinan untuk meneguhkan dan menyegarkan kembali janji perkawinan yang pernah dinyatakan pasutri saat saling menerimakan sakramen perkawinan dahulu. Pasutri makin disadarkan bahwa Allah sendiri yang menghendaki mereka, sebagai pria dan wanita bersatu menjadi suami isteri, dan dipanggil untuk ambil bagian dalam karya penciptaan: melahirkan dan mendidik anak-anak. Pembaharuan janji perkawinan mempunyai maksud 1) agar pasangan suami istri semakin diteguhkan dalam persatuan mereka, 2) memberi kesaksian bagi anak cucu agar mereka turut dalam memperjuangkan komitmen kesetiaan, 3) agar seluruh anggota keluarga menyadari bahwa berkat janji setia diucapkan 50 tahun yang lalu maka mereka dilahirkan di dunia. Dengan ini semua umat yang hadir berdoa agar yang merayakan 50 tahun perkawinan selalu diberi karunia rahmat yang melimpah. Mereka juga berdoa agar keluarga-keluarga muda dapat menghayati kesetiaan suami istri. Sebagaimana Kristus setia kepada Allah, semoga keluarga-keluarga kristiani turut setia sampai akhir.
C. Liturgi Ekaristi
Dalam liturgi Ekaristi, suami istri, anak-anak dan semua umat yang hadir dalam perayaan ekaristi bersama-sama bersyukur atas kurnia yang besar, yang diberikan kepada mereka terutama syukur atas 50 tahun perkawinan. Selama 50 tahun sungguh merasa didampingi oleh Allah sendiri. Oleh sebab itu, ucapan syukur ini mereka gabungkan dalam pujian kepada Allah atas karya agung dan korban persembahan Yesus Kristus. Sebagai bentuk dan tanda persatuan dengan Yesus Kristus, umat yang hadir turut menerima komuni suci. Komuni suci yang diterima juga menunjukkan tanggapan secara pribadi atas keterlibatan dan partisipasi umat akan tindakan Allah yang hadir secara nyata.
D. Ritus Penutup
Bagian penutup ini dapat dikatakan sebagai bagian perutusan. Setiap umat beriman dipanggil untuk menjadi pewarta kabar gembira Allah. Dalam hal ini keluarga diutus untuk sungguh menampakkan cinta kasih Tuhan dalam perjalanan hidup mereka selanjutnya. Hal ini menuntut suatu keterlibatan umat untuk secara nyata menampakkan diri dalam menjalankan tugas perutusan tersebut. Tindakan nyata dalam konteks ini ditampakkan melalui ciri khas panggilannya sebagai keluarga. Mereka juga diundang untuk menjadi nabi-nabi cinta kasih di dalam dunia. Pada ritus penutup ini, suami istri yang merayakan 50 tahun perkawinan, anak-anak, dan umat yang hadir mohon berkat Tuhan melalui imam.
IV. Sarana
Untuk menunjang rangkaian perayaan ekaristi dalam rangka pesta emas perkawinan tersebut beberapa hal yang perlu dipersiapkan adalah:
• Para petugas liturgi: Imam, misdinar, lektor, koor, petugas pembagi komuni, dan koster.
• Perlengkapan bagi perayaan ekaristi yang meliputi hosti dan anggur, pakaian Misa (Alba, kasula, singel), buku-buku liturgi (Tata Perayaan Ekaristi, Teks panduan misa dan nyanyian, kitab suci), air suci, dan cincin kenangan yang akan diberkati.
• Gereja dan altar dihias sehingga cukup mencerminkan kemeriahan suatu perayaan pesta emas perkawinan. Bunga-bunga ditata sedemikian rupa sehingga tidak memenuhi altar dan tidak mengganggu pandangan atau komunikasi antara Imam dengan umat.
• Petugas lain disekitar perayaan ekaristi untuk mendukung kelancaran pada saat perayaan ekaristi berlangsung : Sie sound system, Sie parkir dan keamanan, Sie dokumentasi
TATA PERAYAAN EKARISTI
PESTA EMAS PERKAWINAN
(Imam, lektor, prodiakon, dan putra altar bersiap memasuki gereja)
Protokol :Selamat pagi dan selamat datang kepada saudara-i dalam Tuhan Yesus Kristus. Kami mengucapkan banyak terima kasih atas kehadiran saudara-i semua dalam perayaan ucapan syukur atas pesta emas pernikahan Bapak dan Ibu Hendrawan di gereja ini. Marilah kita dengan khidmat mengambil bagian dalam perayaan ini untuk berdoa bagi kedua mempelai yang berbahagia dan semoga kita ikut memperoleh rahmat serta berkat dari Tuhan.
RITUS PEMBUKA
Perarakan ke depan altar dengan diiringi lagu pembukaan “Kasih”
Kasih
Kasih pasti lemah lembut, kasih pasti memaafkan.
Kasih pasti murah hati, kasih-Mu, kasih-Mu Tuhan.
Ajarilah kami ini saling mengasihi.
Ajarilah kami ini saling mengampuni.
Ajarilah kami ini kasih-Mu ya Tuhan.
Kasih-Mu, kudus tiada batasnya.
Tanda Salib
(Imam dan umat menandai diri dengan Tanda Salib sambil berkata:)
Imam : † Dalam Nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus
Umat : Amin.
Salam
Imam : Tuhan bersamamu
Umat : Dan bersama rohmu
Kata Pengantar
(Umat duduk. Sementara itu imam atau diakon atau seorang pelayan lain mengarahkan umat kepada inti misteri yang dirayakan dengan beberapa patah kata atau dengan lambang atau dengan cara lain.)
Imam : Saudara-i yang terkasih dalam Tuhan Yesus Kristus, khususnya Bapak dan ibu Hendrawan yang berbahagia merayakan pesta emas pernikahan. Dalam kesempatan penuh syukur ini marilah kita menyatukan hati untuk menghadap Tuhan. Bersama keluarga Bapak dan Ibu Hendrawan kita ingin memuji dan memuliakan Tuhan, karena telah melimpahkan anugerah besar atas keluarga ini selama lima puluh tahun. Semoga Tuhan melimpahkan lebih banyak berkat dan rahmat atas keduanya dan atas kita semua. Dua bacaan yang akan kita dengarkan menunjukkan hakekat dan makna sebuah hidup perkawinan. Dalam hal ini, karena perkawinan dikehendaki oleh Allah, maka perkawinan secara hakiki tak boleh diceraikan oleh manusia. Suami isteri harus bertanggungjawab untuk memperjuangkan hidup perkawinan. Mereka harus pula menjaga kesetiaan hidup satu sama lain. Dengan demikian, dalam kesetiaan suami istri akan memperoleh kebahagiaan. (hening sejenak)
Berlutut
Tobat
Imam : Marilah kita terlebih dahulu mempersiapkan hati dengan mengakui semua dosa dan kesalahan kita serta mohon ampun kepada-Nya supaya kita layak merayakan misteri penyelamatan ini.
(Kemudian, seluruh umat mengakui dosa dengan doa tobat disertai sikap tobat).
Pernyataan Tobat
I dan U : Saya mengaku, kepada Allah yang maha kuasa dan kepada Saudara sekalian, bahwa saya telah berdosa dengan pikiran dan perkataan, dengan perbuatan dan kelalaian
(baris berikut diucapkan sambil menepuk dada)
Saya berdosa, saya sungguh berdosa.
oleh sebab itu saya mohon kepada Santa Perawan Maria
kepada para malaikat dan orang kudus
dan kepada Saudara sekalian,
supaya mendoakan saya kepada Allah Tuhan kita.
(Dengan tangan terkatup, imam berkata:)
Imam : Semoga Allah yang maha kuasa mengasihani kita, mengampuni dosa kita, dan menghantar kita ke hidup yang kekal.
Umat : Amin
Tuhan Kasihanilah Kami (Misa Kita II, MB. No. 178)
Madah Kemuliaan (Misa Kita II, MB. No. 193)
Berdiri
Doa Pembuka
Imam : Marilah berdoa, (hening sejenak)
Ya Allah, Tuhan dan Bapa kami, Engkau menghendaki agar pria dan wanita membangun keluarga bahagia. Pandanglah kedua mempelai ini, Bapak dan Ibu Hendrawan yang telah mengikuti kehendak-Mu membangun keluarga selama lima puluh tahun. Kami bersyukur atas anugerah yang telah Engkau limpahkan ke dalam keluarga ini. Kini kami mohon Engkau tetap berkenan mendampingi keluarga ini. Kuatkanlah mereka dengan Roh Kudus agar mereka mampu selalu hidup dalam iman, harapan, dan kasih demi terciptanya keluarga yang lebih bahagia. Berkatilah para putera-puteri dan cucu-cucunya. Semoga kebahagiaan yang telah mereka nikmati dan cinta yang telah Kauanugerahkan dirasakan pula oleh sanak-saudara dan orang-orang yang dijumpainya. Semoga sabda-Mu menjadi kunci kehidupan mereka sehari-hari. Demi Kristus, Tuhan dan pengantara kami, yang hidup dan berkuasa bersama Dikau dan Roh Kudus, kini dan sepanjang masa.
Umat :Amin.
LITURGI SABDA
Duduk
Bacaan I
(Lektor pergi ke mimbar dan membawakan Bacaan Pertama. Para pelayan lain dan seluruh umat mengikuti pembacaan sambil duduk)
Lektor : Pembacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Efesus (5: 2a, 21-33)
Saudara-saudara, hiduplah di dalam cinta kasih seperti Kristus telah mencintai kita dan menyerahkan diri-Nya untuk kita. Hai isteri, tunduklah kepada suamimu seperti kepada Tuhan, karena suami adalah kepala isteri sama seperti Kristus adalah kepala jemaat. Dialah yang menyelamatkan tubuh. Karena itu sebagaimana jemaat tunduk kepada Kristus, demikian jugalah isteri kepada suami dalam segala sesuatu. Hai suami, kasihilah isterimu sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya baginya untuk menguduskannya, sesudah Ia menyucikannya dengan memandikannya dengan air dan firman, supaya dengan demikian Ia menempatkan jemaat di hadapan diri-Nya dengan cemerlang tanpa cacat atau kerut atau yang serupa itu, tetapi supaya jemaat kudus dan tidak bercela. Demikian juga suami harus mengasihi isterinya sama seperti tubuhnya sendiri: Siapa yang mengasihi isterinya mengasihi dirinya sendiri.
Sebab tidak pernah orang membenci tubuhnya sendiri, tetapi mengasuhnya dan merawatinya, sama seperti Kristus terhadap jemaat, karena kita adalah anggota tubuh-Nya. Sebab itu laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya itu menjadi satu daging. Rahasia ini besar, tetapi yang aku maksudkan ialah hubungan Kristus dan jemaat. Bagaimanapun juga, bagi kamu masing-masing berlaku: kasihilah isterimu seperti dirimu sendiri dan isteri hendaklah menghormati suaminya.
Lektor : Demikianlah Sabda Tuhan.
Umat : Syukur kepada Allah.
(Setelah bacaan pertama, dapat dinyanyikan atau dibacakan mazmur tanggapan)
Lagu antar bacaan : “Sabda-Mu Bagai Air Segar” Kidung Ekaristi Gereja Kotabaru no. 049
Berdiri
Bait Pengantar Injil
Solis : Alleluia
Umat : Alleluia
Solis : Marilah kita mengasihi bukan dengan kata-kata, melainkan dengan perbuatan nyata
Umat : Alleluia
Bacaan Injil Suci (Mat 19:1-12)
Umat Berdiri
Imam : Tuhan sertamu
Umat : Dan sertamu juga
Imam : Inilah Injil Tuhan kita Yesus Kristus, menurut Santo Mateus
Umat : Dimuliakanlah Tuhan
(Imam membuat tanda salib dengan ibu jari pada Injil, dahi, mulut, dan dadanya sendiri. Kemudian imam membacakan Injil).
Imam : Pada suatu saat, setelah Yesus selesai dengan pengajaranNya, berangkatlah Ia dari Galilea dan tiba di daerah Yudea yang di seberang sungai Yordan. Orang banyak berbondong-bondong mengikuti Dia dan Iapun menyembuhkan mereka di sana. Maka datanglah orang-orang Farisi kepada-Nya untuk mencobai Dia. Mereka bertanya: "Apakah diperbolehkan orang menceraikan isterinya dengan alasan apa saja?" Jawab Yesus: "Tidakkkah kamu baca, bahwa Ia yang menciptakan manusia sejak semula menjadikan mereka laki-laki dan perempuan? Dan firman-Nya: Sebab itu laki-laki harus meninggalkan ayah dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya menjadi satu daging. Demikianlah mereka bukan lagi dua, melainkan satu. Karena itu apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia." Kata mereka kepada-Nya: Jika demikian, apakah sebabnya Musa memerintahkan untuk memberikan surat cerai jika orang menceraikan isterinya?" Kata Yesus kepada mereka: "Karena ketegaran hatimu Musa mengijinkan kamu menceraikan isterimu, tetapi sejak semula tidaklah demikian. Tetapi Aku berkata kepadamu: Barangsiapa menceraikan isterinya, kecuali karena zinah, lalu kawin dengan perempuan lain, ia berbuat zinah." Murid-murid itu berkata kepadaNya: "Jika demikian halnya hubungan antara suami dan isteri, lebih baik jangan kawin." Akan tetapi Ia berkata kepada mereka: "Tidak semua orang dapat mengerti perkataan itu, hanya mereka yang dikaruniai saja. Ada orang yang tidak dapat kawin karena memang lahir demikian dari rahim ibunya, dan ada orang yang dijadikan demikian oleh orang lain, dan ada orang yang membuat dirinya demikian karena kemauannya sendiri oleh karena Kerajaan Sorga. Siapa dapat mengerti hendaklah ia mengerti."
(Setelah pembacaan Injil selesai, imam menyerukan/melagukan aklamasi)
Imam : Berbahagialah orang yang mendengarkan Sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
Umat : Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami
(Sesudah itu imam mengecup Kitab Injil sambil berkata:)
Imam : Semoga karena pewartaan Injil ini, dilebur dosa-dosa kita.
Duduk
Homili
(Homili disampaikan sambil berdiri di depan tempat duduk atau di mimbar atau di tempat yang serasi. Seluruh umat mengikuti homili sambil duduk. Sesudah homili, diadakan saat hening).
• Dalam bacaan I tampak bahwa perkawinan diangkat sebagai gambaran Kristus dengan Gereja. Dalam hal ini Kristus sebagai suami dan Gereja sebagai isteri. Perkawinan menjadi prototipe dari maksud yang lebih dalam. Oleh sebab itu hal yang mau ditunjukkan bahwa hubungan antara suami istri mermpunyai nilai yang sangat mendalam. Sementara, bacaan II mengolah pertanyaan seorang Farisi, apakah diperkenankan bercerai. Bagi Yesus apa yang telah dipersatukan Allah tidak dapat diceraikan manusia. Yesus sendiri tidak menerima perceraian sebab Allah sendiri yang menciptakan perkawinan. Kesetiaan lebih bermakna daripada mencoba dengan mencari alasan untuk sebuah perceraian.
• Berkat perjanjian perkawinan, seorang pria dan seorang wanita yang dibaptis diangkat dalam sebuah sakramen.. Dalam sakramen perkawinan, suami istri kristiani diangkat dalam misteri penyelamatan Yesus Kristus.
• Salah satu bentuk warta keselamatan yaitu dengan menyampaikan semangat cinta kasih. Cinta kasih merupakan perwujudan konkret perutusan Gereja. Cinta kasih itu pertama-tama dimulai dari keluarga. Sebab, keluarga tercipta bila dilandasi oleh cinta kasih suami istri. Cinta kasih tersebut berkembang kepada anak yang dilahirkan dan kepada keluarga dan akhirnya kepada orang-orang di sekitarnya.
• Keluarga kristiani dalam menjalankan perutusannya haruslah dijiwai semangat Yesus Kristus. Sebab Yesus Kristus hadir menyelamatkan manusia melalui cinta kasih-Nya. Cinta kasih yang sejati melampaui batas-batas golongan atau kelompok tertentu. Dalam arti ini cinta kasih bersifat universal. Demikianlah, hendaknya bahwa cinta kasih yang ditampakkan oleh keluarga kristiani turut mengangkat semua manusia sampai kepada persatuan dengan Allah.
• Pertanyaannya, sejauhmanakah keterlibatan keluarga dalam mewartakan Kerajaan Allah? Cinta kasih Allah dihadirkan dalam segala gerak dan tindakan keluarga. Keluarga kristiani membangun Kerajaan Allah dengan cara mengambil bagian dalam hidup dan perutusan Gereja. Kesaksian hidup antara lain tampak dalam rukunnya hidup keluarga dengan saling menyayangi, mengasihi, menghargai dan sebagainya.
• Demikianlah, suami isteri diundang untuk menyalurkan keselamatan kepada semua orang. Maka, ini menjadi panggilan kita semua untuk berani mewartakan Kristus dalam hidup kita.
Aku Percaya
(Imam mengajak umat untuk berdiri dan mengucapkan syahadat sebagai tanggapan atas sabda Allah, dengan ajakan)
Imam : Saudara-saudari terkasih, Allah telah menyampaikan sabda-Nya kepada kita - melalui bacaan-bacaan dan homili yang kita dengarkan. Marilah kita menanggapi sabda itu dengan mengucapkan syahadat iman kita:
Aku percaya akan Allah
Bapa yang maha kuasa,
Pencipta langit dan bumi.
Dan akan Yesus Kristus,
Putera-Nya yang tunggal, Tuhan kita,
Yang dikandung dari Roh Kudus,
dilahirkan oleh Perawan Maria;
Yang menderita sengsara
Dalam pemerintahan Pontius Pilatus,
Disalibkan, wafat dan dimakamkan;
Yang turun ke tempat penantian,
pada hari ketiga bangkit dari antara orang mati;
yang naik ke surga,
duduk di sebelah kanan Allah Bapa yang mahakuasa;
dari situ Ia akan datang
mengadili orang hidup dan mati.
Aku percaya akan Roh Kudus,
Gereja Katolik yang kudus,
Persekutun para kudus,
Pengampunan dosa,
Kebangkitan badan,
Kehidupan kekal.
Amin.
Pembaharuan Janji Perkawinan
(Pada kesempatan ini dilakukan pembaharuan janji perkawinan. Imam mengundang pasangan suami istri yang merayakan pesta emas perkawinan untuk maju ke depan altar).
Imam : Kristus telah mengangkat perkawinan menjadi sakramen. Karena Dia sendiri ingin menjadi tali pengikat kasih suami-istri, agar mereka dapat saling setia penuh kasih dan kerja sama dalam membangun keluarga, Gereja dan masyarakat. Lima puluh tahun yang lalu pasangan suami istri, Albertus Hendrawan dan Monika Lestari telah mengucapkan janji perkawinan di hadapan Tuhan dan juga Bunda Maria. Namun di dalam perjalanan hidup tidak jarang janji-janji itu kurang disadari lagi, maka pada kesempatan yang indah ini mereka akan mengulangi janji nikahnya.
AH : Monika Lestari, istriku tercinta, di hadapan Imam, seluruh keluarga dan para hadirin yang hadir di sini, saya berjanji akan tetap mencintaimu dalam suka dan duka, dalam untung dan malang, dengan segala kelebihan dan kekuranganmu baik di waktu engkau sehat maupun di waktu engkau sakit.
Saya mengucapkan puji syukur kepada Allah yang maha kasih atas segala anugerah kebahagiaan yang saya terima selama lima puluh tahun perkawinan dengan Monika Lestari.
Monika Lestari, istriku tercinta, saya sampaikan terima kasih saya, karena engkau mencintaiku dan hidup bersama denganku hingga kini. Demikianlah pembaharuan janji dan ucapan syukur saya demi Allah yang maha kasih. Semoga Allah memberkati niat baik saya ini.
ML : Terima kasih
ML : Albertus Hendrawan, suamiku tercinta, di hadapan imam, seluruh keluarga dan para hadirin yang hadir di sini, saya berjanji akan tetap mencintaimu dalam suka dan duka, dalam untung dan malang, dengan segala kelebihan dan kekuranganmu baik di waktu engkau sehat maupun di waktu engkau sakit. Saya mengucapkan puji syukur kepada Allah yang maha kasih atas segala anugerah kebahagiaan yang saya terima selama lima puluh tahun perkawinan dengan Albertus Hendrawan. Albertus Hendrawan, suamiku tercinta, saya sampaikan terima kasih saya, karena engkau mencintaiku dan hidup bersama denganku hingga kini.
Demikianlah pembaharuan janji dan ucapan syukur saya demi Allah yang maha kasih. Semoga Allah memberkati niat baik saya ini.
AH : Terima kasih.
(dapat dilanjutkan dengan saling memeluk)
Imam : Atas nama Gereja dan di hadapan umat yang hadir pada hari ini, saya menerima kembali janji pernikahan pasangan Albertus Hendrawan dan Monika Lestari. Semoga sakramen pernikahan ini selalu menjadi sumber kekuatan dan kebahagiaan. Semoga berkat dan rahmat Tuhan selalu melimpah atas kedua mempelai ini: Demi nama Bapa, dan Putera, dan Roh Kudus.
(Imam mereciki kedua mempelai dengan air suci)
Umat : Amin
Sungkeman: oleh anak-anak dan cucu-cucu (diiringi lagu "Di Doa Ibuku")
Di Doa Ibuku
1. Di waktuku masih kecil gembira dan senang
Tiada duka kukenal tak kunjung mengerang
Di sore hari hari nan sepi ibuku bertelut
Sujud berdoa kudengar namaku disebut
2. Seringlah ini kudengar di masa yang berat
Di kala hidup mendesak dan nyaris kusesat
Melintas gambar ibuku sewaktu bertelut
Kembali sayup kudengar namaku disebut
3. Kini bidukku tlah siap kudayung sendiri
Mengarung samudra luas berjuang mandiri
Namun bayangan ibuku sewaktu bertelut
Kembali sayup kudengar namaku disebut
Reff.: Di doa ibuku namaku disebut
Di doa ibuku kudengar ada namaku disebut
Pemberkatan Cincin Kenangan
(Bila ada cincin kenangan 50 tahun perkawinan, maka imam kemudian memberkati cincin tersebut).
Imam : Tuhan yang maha pengasih, berkatilah cincin ini agar menjadi kenangan indah dalam membangun kasih setia dalam kehidupan keluarga Bapak Albertus Hendrawan dan Ibu Monika Lestari (†) Dalam nama Bapa dan Putera, dan Roh Kudus.
(cincin direciki air suci)
Umat : Amin.
Doa Umat
(Dengan tangan terkatup imam mengajak umat untuk memanjatkan Doa Umat:)
Imam : Allah, Bapa dan sumber kehidupan. Engkau menghendaki umat manusia tumbuh dan berkembang melalui perkawinan. Engkau menguduskan setiap perkawinan sebagai tanda karya-Mu sendiri. Karena itu, kami para putera-putri-Mu berani datang menghadap-Mu dan memohon.
AH : Allah Bapa yang bertakhta di dalam surga, kami bersujud di hadapan hadirat-Mu yang kudus, untuk saling mengucapkan kata dan berserah setia ingin hidup dengan penuh cinta. Semoga engkau berkati niat suci ini supaya kami selalu menjadi satu di dalam nama-Mu.
Bapa yang maha kasih, bimbinglah kami, agar cinta kami suci dan kekal abadi. Berkati kami semoga tetap berbahagia. Tiada hari yang berlalu tanpa kasih mesra-Mu. Terima kasih Bapa atas karunia-Mu di hari yang indah ini, berkati anak-anak kami yang telah Engkau percayakan kepada kami, juga cucu-cucu kami yang manis. Berkati pula seluruh keluarga kami, dan sahabat-sahabat serta handai taulan yang saat ini hadir di sini. Ingatlah akan sanak saudara kami yang tidak dapat hadir untuk bersyukur bersama kami di sini. Semoga mereka pun menikmati dan merasakan rahmat dan berkat-Mu.
Kami mohon……………………………………
Umat : Kabulkanlah doa kami ya Tuhan.
Putera1 : Bapa yang maha cinta, kami sungguh merasa bahagia karena pada hari ini engkau memperkenankan kami mengambil bagian dalam misa syukur lima puluh tahun pernikahan orangtua kami tercinta. Kami mohon dengan rendah hati, berkatilah ikatan cinta kasih diantara mereka dan jauhkanlah dari segala halangan, rintangan, dan godaan supaya cinta mereka berdua tetap tumbuh subur dan tetap abadi sampai selama-lamanya.
Kami mohon……………………………………..
Umat : Kabulkanlah doa kami ya Tuhan.
Putera2 : Tuhan yang penuh kasih, kami juga bersyukur karena Engkau berikan kepada kami orangtua yang baik dan mencintai kami dengan sepenuh hati. Berkatilah kami putera-puterinya agar kami selalu menghormati, mencintai dan patuh kepada orangtua kami. Berikanlah kesehatan rohani-jasmani yang baik, rejeki yang cukup, rasa tenteram, dan damai sejati di dalam keluarga kami. Semoga kami selalu hormat, setia, dan taat kepada-Mu.
Kami mohon…………………………………..
Umat : Kabulkanlah doa kami ya Tuhan
Putera3 : Bapa yang maha pengasih dan penyayang, terima kasih atas kebahagiaan yang telah Kauberikan kepada kami sekeluarga hingga hari ini. Jangan biarkan kebahagiaan ini berhenti sampai di sini, tetapi sudilah Engkau lanjutkan terus sepanjang hidup kami. Berkati pula ya Bapa, semua yang hadir di sini agar kedamaian dan sinar kasih-Mu terpancar dalam diri mereka.
Kami mohon……………………………….
Umat : Kabulkanlah doa kami ya Tuhan.
Putera4 : Tuhan, kami berdoa bagi semua keluarga, khususnya keluarga muda yang baru memasuki kehidupan mereka yang baru. Semoga Engkau tetap mendampingi dan memberkati mereka. Jauhkanlah mereka dari segala yang menghancurkan cinta kasih. Kuatkanlah iman, harapan, dan kasih mereka kepada-Mu. Berikanlah kesabaran di kala menghadapi masalah dan penderitaan. Semoga kekuatan-Mu sendiri senantiasa menopang keluarga mereka dan kebijaksanaan-Mu menuntun langkah hidup mereka.
Kami mohon………………………………
Umat : Kabulkanlah doa kami ya Tuhan.
Imam : Demikianlah ya Tuhan, ucapan syukur dan terima kasih serta permohonan kami. Semoga engkau mengabulkan semua permohonan dan doa yang kami sampaikan dalam nama Yesus Kristus, Putera-Mu, Tuhan dan Pengantara kami, kini dan sepanjang masa. Amin.
LITURGI EKARISTI
Duduk
Persiapan Persembahan
(Imam mempersiapkan bahan-bahan persembahan serta perlengkapannya di altar. Petugas persembahan membawa persembahan kepada Romo, diiringi lagu : TiadaYang Lebih Indah MB No 237)
TIADA YANG LEBIH INDAH
Teruntai sulur niat suci, menjadi kembang yang asri
Terurai arum harum janji, semerbak segala hari
Tiada yang lebih seimbang, tiada yang lebih indah
Selain ikhlas yang terbentang dalam menghaturkan diri
Menghunjukan Persembahan
Imam : Terpujilah Engkau, ya Tuhan, Allah semesta alam, sebab dari kemurahan-Mu kami menerima roti yang kami siapkan ini. Inilah hasil dari bumi dan dari usaha manusia yang bagi kami akan menjadi roti kehidupan.
Umat : Terpujilah Allah selama-lamanya.
Imam : Terpujilah Engkau ya Tuhan, Allah semesta alam sebab dari kemurahan-Mu kami menerima anggur yang kami siapkan ini. Inilah hasil dari pohon anggur dan dari usaha manusia yang bagi kami akan menjadi minuman rohani.
Umat : Terpujilah Allah selama-lamanya.
Berdiri
Imam : Berdoalah, Saudara-saudari, supaya perkembahanku dan persembahanmu berkenan kepada Allah, Bapa yang maha kuasa.
Umat : Semoga persembahan ini diterima demi kemuliaan Tuhan dan keselamatan kita serta seluruh umat Allah yang kudus.
Doa Persiapan Persembahan
(Sambil merentangkan tangan, imam mengucapkan/melagukan Doa Persembahan yang diakhiri dengan kata-kata sebagai berikut:)
Imam : Allah, Bapa yang maha baik. Terimalah dengan rela persembahan roti dan anggur ini sebagai ungkapan syukur keluarga Bapak/Ibu Hendrawan. Semoga dari kurban Kristus ini, mereka sekeluarga senantiasa menimba damai dan sukacita yang berlimpah, demi Kristus, Tuhan dan pengantara kami.
Umat : Amin.
DOA SYUKUR AGUNG III
(Imam dapat mengumumkan kepada umat teks Doa Syukur Agung yang akan digunakan. Sementara itu Putra/I altar membunyikan bel/gong sebagai tanda dimulainya Doa Syukur Agung).
Berdiri
Prefasi
(Sambil membuka tangan, imam bernyanyi/berkata:)
Imam : Tuhan sertamu
Umat : Dan sertamu juga
Imam : Marilah mengarahkan hati kepada Tuhan
Umat : Sudah kami arahkan
Imam : Marilah bersyukur kepada Tuhan Allah kita
Umat : Sudah layak dan sepantasnya.
Imam : Sungguh layak dan sepantasnya
Ya Tuhan, Bapa yang kudus Allah yang kekal dan kuasa,
bahwa di mana pun juga - kami senantiasa bersyukur kepada-Mu.
Sebab Engkau berkenan menciptakan manusia
dan menganugerahinya martabat yang luhur.
Persatuan mesra antara suami dan istri
mencerminkan cinta kasih-Mu sendiri.
Engkau menciptakan manusia untuk mengenalkan cinta,
dan Engkau mempersatukan mereka
untuk menikmati cinta-Mu dengan tali kesetiaan yang tak terputuskan.
Dengan demikian
misteri perkawinan menandakan kemurnian cinta insani,
yang secara mengagumkan telah Kau atur
sehingga dengan kuasa-Mu
dapat berkembang menjadi sebuah persekutuan
dasar iman dan tempat persemaian iman sejati.
Maka bersama para malaikat dan orang kudus
kami bermadah memuliakan Dikau
dengan tak henti-hentinya bernyanyi :
(Imam mengatupkann tangan, dan bersama umat menutup prefasi dengan melagukan/mengucapkan aklamasi/Kudus)
Kudus (Misa Kita II, MB. No. 249)
Berlutut
Imam : Sungguh kuduslah Engkau ya Bapa, segala ciptaan patut memuji Engkau. Sebab, dengan pengantaraan Putra-Mu dan dengan daya kekuatan Roh Kudus, Engkau menghidupkan dan menguduskan segala sesuatu. Tak henti-hentinya Engkau menghimpun umat-Mu, sehingga dari terbitnya matahari sampai terbenamnya di seluruh bumi dipersembahkan kurban yang murni untuk memuliakan nama-Mu.
Maka kami mohon ya Bapa sudilah menguduskan persembahan ini dengan Roh-Mu agar bagi kami menjadi Tubuh dan † Darah PutraMu terkasih, Tuhan kami Yesus Kristus, yang menghendaki kami merayakan misteri ini.
Sebab pada malam Ia dikhianati,
Yesus mengambil roti, Ia mengucap syukur dan memuji Dikau, memecah-mecahkan roti itu, dan memberikannya kepada murid-murid-Nya seraya berkata :
TERIMALAH DAN MAKANLAH :
INILAH TUBUHKU
YANG DISERAHKAN BAGIMU
Demikian pula, sesudah perjamuan,
Yesus mengambil piala. Sekali lagi Ia mengucap syukur dan memuji Dikau, lalu memberikan piala itu kepada murid-murid-Nya seraya berkata :
TERIMALAH DAN MINUMLAH
INILAH PIALA DARAHKU,
DARAH PERJANJIAN BARU
DAN KEKAL YANG DITUMPAHKAN
BAGIMU DAN BAGI SEMUA ORANG DEMI
PENGAMPUNAN DOSA.
LAKUKANLAH INI
UNTUK MENGENANGKAN DAKU.
Imam : Marilah menyatakan misteri iman kita
Umat : Wafat Kristus kita maklumkan, Kebangkitan-Nya kita muliakan
Kedatangan-Nya kita rindukan. Amin.
Imam : Bapa, kami mengenangkan sengsara Putra-Mu yang menyelamatkan, dan kenaikan-Nya ke surga. Sambil mengharapkan kedatangan-Nya kembali dengan penuh syukur kami mempersembahkan kepada-Mu kurban yang hidup dan kudus ini. Kami mohon, pandanglah persembahan Gereja-Mu ini dan indahkanlah kurban yang telah mendamaikan kami dengan Dikau ini.
Kuatkanlah kami dengan Tubuh dan Darah-Nya, penuhilah kami dengan Roh Kudus-Nya, agar kami sehati dan sejiwa dalam Kristus. Semoga kami disempurnakan oleh-Nya menjadi suatu persembahan abadi bagi-Mu agar kami pantas mewarisi kebahagiaan surgawi, bersama para pilihan-Mu, terutama bersama Santa Perawan Maria, Bunda Allah, para rasulMu yang kudus, dan para martir-Mu yang jaya, dan semua orang kudus yang selalu mendampingi dan menolong kami.
Ya Bapa, semoga berkat kurban yang mendamaikan ini, damai sejahtera dan keselamatan semakin dirasakan di seluruh dunia.
Kuatkanlah iman dan cinta kasih Gereja-Mu yang kini masih berziarah di bumi ini, bersama hamba-Mu, Paus kami Yohanes Paulus II, Uskup kami Ignatius Suharyo, serta semua uskup, para imam, diakon serta semua pelayan umat dan seluruh umat kesayangan-Mu. Dengarlah doa-doa umat-Mu yang Engkau perkenankan berhimpun di sini. Demi kerahiman dan kasih setia-Mu, ya Bapa, persatukanlah semua anak-Mu di manapun mereka berada.
Terimalah dengan rela ke dalam kerajaan-Mu : saudara-saudari kami dan semua orang yang berkenan kepada-Mu, yang telah beralih dari dunia ini.
Kami berharap, agar bersama mereka kamipun menikmati kemuliaan-Mu selama-lamanya dengan perantaraan Kristus Tuhan kami. Sebab melalui Dialah Engkau melimpahkan segala yang baik kepada dunia.
Dengan pengantaraan Kristus, bersama Dia dan dalam Dia, dalam persekutuan dengan Roh Kudus, bagi-Mu, Allah Allah Bapa yang maha kuasa segala hormat dan kemuliaan sepanjang masa
Umat : Amin.
KOMUNI
Berdiri
Bapa Kami (MB. No. 144)
(Setelah Doa Syukur Agung, dengan tangan terkatup, imam mengajak umat mendoakan Bapa Kami).
Imam : Atas petunjuk penyelamat kita dan menurut ajaran ilahi, maka beranilah kita bernyanyi
Umat : Bapa kami………………….
Doa Damai
Imam : Saudara-saudari, Tuhan Yesus Kristus bersabda kepada para rasul, "Damai kutinggalkan bagimu, damai-Ku Kuberikan kepadamu." Maka marilah kita mohon damai kepada-Nya. Tuhan Yesus Kristus, jangan memperhitungkan dosa kami, tetapi perhatikanlah iman Gereja-Mu, dan restuilah kami supaya hidup bersatu dengan rukun sesuai dengan kehendak-Mu. Sebab Engkaulah pengantara kami kini dan sepanjang masa.
Umat : Amin.
(Sambil membuka tangan, imam mengucapkan Salam Damai)
Imam : Damai Tuhan kita Yesus Kristus selalu beserta kita.
Umat : Sekarang dan selama-lamanya.
(Imam mengajak umat untuk saling menyatakan salam Damai)
Salam Damai (dinyanyikan)
Pemecahan Roti (diiringi nyanyian “Anak Domba Allah” Misa Kita II, MB. No. 270).
Umat : Anak Domba Allah, yang menghapus dosa dunia,
Kasihanilah kami
Anak Domba Allah, yang menghapus dosa dunia,
Kasihanilah kami
Anak Domba Allah, yang menghapus dosa dunia,
Berilah kami damai
(Imam mengambil hosti besar, membelahnya menjadi tiga bagian menurut garis-garis yang ada pada hosti itu, lalu memasukkan sebagian yang kecil ke dalam piala sambil berdoa dalam hati)
Imam :Semoga percampuran Tubuh dan Darah
Tuhan kita Yesus Kristus ini memberikan kehidupan abadi
Kepada kita semua yang menyambutnya
Duduk
Persiapan Komuni
(Dengan tangan terkatup, imam berdoa dalam hati. Umat mempersiapkan diri dengan Sikap Doa Pribadi)
Imam : Tuhan Yesus Kristus, Putra Allah yang hidup, karena taat kepada Bapa dan dalam kuasa Roh Kudus, Engkau telah menanggung kematian untuk menghidupkan dunia. Bebaskanlah aku dari segala kejahatan dan dosa berkat Tubuh dan Darah-Mu yang maha kudus ini. Semoga aku selalu setia pada perintah-perintah-Mu, dan janganlah Engkau biarkan aku terpisah dari-Mu
Ya Tuhan Yesus Kristus, semoga Tubuh dan Darah-Mu, yang akan kusambut, melindungi dan menyehatkan jiwaku.
(Imam berlutut, mengambil roti kudus, mengangkatnya sedikit di atas patena atau piala, lalu ditunjukkan kepada seluruh umat sambil berkata:)
Imam : Inilah Anak Domba Allah yang karena cinta kasih-Nya telah menghapus dosa-dosa dunia, berbahagialah kita yang diundang ke perjamuaan-Nya.
Umat : Ya Tuhan, saya tidak pantas Tuhan datang pada saya tetapi bersabdalah saja maka saya akan sembuh.
Membagi Tubuh Dan Darah Kristus
(Imam berdoa dalam hati)
Imam :Semoga Tubuh Kristus selalu melindungi aku
(Dengan khidmat imam menyantap Tubuh Kristus. Kemudian imam mengambil piala berisi anggur dan berdoa dalam hati:)
Imam :Semoga Darah Kristus selalu melindungi aku
(Dengan khidmat imam menyambut Darah Kristus. Kemudian imam mengambil patena atau sibori berisi roti kudus, dan pergi ke tempat umat yang akan menyambut Tubuh dan Darah Kristus).
Imam : Tubuh Kristus
Umat : Amin
Komuni (Koor menyanyikan lagu "Slamat dan Bahagia" MB. No. 72)
Membersihkan Piala
(Setelah komuni selesai, imam membersihkan patena, sibori dan piala sambil berdoa dalam hati:)
Imam :Ya Tuhan, semoga anugerahMu yang kami sambut sungguh meresap ke dalam hati, dan memulihkan kekuatan iman kami
(Sesudah itu imam pergi ke tempat duduk. Saat hening sejenak untuk berdoa dalam hati)
Lagu sesudah komuni: “Tuhan semayam di hatiku” MB. no294
Doa sesudah komuni
Imam : Marilah berdoa, (hening sejenak)
Tuhan, restuilah perkawinan pasangan Albertus Hendrawan dan Monika Lestari yang telah diperbaharui berkat kekuatan korban Kristus. Kedua suami-istri ini telah Engkau satukan dalam ikatan suci selama lima puluh tahun dan kaupuaskan dengan satu roti dan satu piala. Semoga mereka senantiasa sehati dalam cinta dan berbakti kepada sesama. Lindungilah dan berkatilah Bapak ibu Hendrawan dan putra-putri, serta cucu-cucunya. Demikian pula kami semua yang hadir di sini. Demi Kristus, Tuhan dan Pengantara kami.
Umat : Amin
RITUS PENUTUP
Duduk
Sambutan dan Ucapan Terima Kasih
(Pada kesempatan ini dapat disampaikan sambutan-sambutan dan ucapan terima kasih sesuai dengan kebiasaan setempat)
Berkat Meriah dan Perutusan
Imam : Saudara-saudara, marilah kita mengakhiri perayaan syukur ini dengan memohon berkat Tuhan untuk keluarga ini dan untuk kita semua yang hadir di sini. (Hening sejenak)
Imam : Tuhan sertamu
Umat : Dan sertamu juga
Imam : Semoga Allah Bapa yang maha kuasa menganugerahkan suka cita-Nya kepada Saudara.
Umat : Amin
Imam : Semoga Putera Allah Yang maha kuasa mendampingi Saudara dengan penuh kasih dalam suka dan duka.
Umat : Amin
Imam : Semoga Roh Kudus mencurahkan cinta kasih-Nya dalam hati Saudara.
Umat : Amin
Imam : Dan semoga saudara-saudari yang hadir di sini diberkati oleh Allah yang maha kuasa Bapa, dan Putera, dan Roh Kudus.
Umat : Amin
Imam : Saudara sekalian dengan ini perayaan ekaristi sudah selesai.
Umat : Syukur kepada Allah
Imam : Marilah kita pergi membawa damai Tuhan.
Umat : Amin.
(Imam dan para petugas serta seluruh umat memberi hormat kepada altar. Imam dan para pelayan lalu meninggalkan ruangan altar menuju sakristi diiringi nyanyian penutup)
Lagu Penutup: “Puji dan Syukur” Kidung Ekaristi Gereja Kotabaru no. 047
Puji dan Syukur
1. Puji dan syukur pada-Mu ya Tuhan,
Melimpah berkat-Mu serta pengasihan
Kuasa kasih bimbingan tangan-Mu
menuntun hati kami selalu
Hadirlah Tuhan di antara kami,
Jadikanlah kami Gereja sehati.
Dimuliakanlah nama-Mu ya Tuhan,
Segala puji syukur kepada-Mu
2. Upaya kami membangun dunia
seturut semangat Yesus Tuhan kita.
Curahkan Roh-Mu kepada umat-Mu,
dampingi kami Tuhan selalu.
Anugrahilah sluruh nusantara,
Agar hidup rukun damai sejahtera
Kami bersujud pada-Mu ya Tuhan,
Engkau yang maha murah, maha besar.
PESTA EMAS 50 TAHUN PERKAWINAN
Pengantar
Perkawinan adalah peristiwa yang sangat istimewa bagi suami istri, 50 tahun bukanlah waktu yang singkat dalam membina rumah tangga. Maka, perayaan ini berguna untuk memperbaharui komitmen cinta kasih suami istri, sebagaimana dahulu telah diucapkannya. 2). Perayaan syukur 50 tahun perkawinan menjadi pembelajaran bagaimana seharusnya orang setia dalam perkawinan. Kesetiaan merupakan sesuatu yang harus diperjuangkan. 3). Perayaan 50 tahun perkawinan menjadi sarana membangun hidup yang rukun dan persatuan anggota keluarga. 4). Umat beriman diajak untuk bersyukur bersama atas 50 tahun rahmat perkawinan. Dalam kesatuan, mereka diajak untuk berdoa bersama agar Allah menaungi keluarga mereka yang merayakan maupun keluarga-keluarga lain.
I. Dimensi Teologis-Liturgis-Pastoral
A. Dimensi Teologis
1. Perayaan ekaristi sebagai perayaan puji syukur kepada Bapa
Sebagaimana dari asal katanya, ekaristi (Yunani : eucharistia, dari kata kerja eucharistein; memuji) berarti perayaan puji syukur. Dalam Ekaristi, pujian ini merupakan ungkapan syukur atas tindakan penyelamatan Allah bagi umat-Nya. Tindakan penyelamatan Allah memang merupakan peristiwa di masa lampau, namun tindakan tersebut dihadirkan kembali pada saat ekaristi dilakukan. Demikian pula, dalam ekaristi umat beriman berdoa dan memohon agar Allah sudi untuk memberikan rahmat-Nya atas umat yang pada masa sekarang masih dalam peziarahan.
Perayaan Ekaristi sebagai ucapan syukur kepada Bapa antara lain tampak pada struktur Doa Syukur Agung (DSA) dan Prefasi. Puji syukur itu terus mewarnai seluruh DSA, yaitu kasih dan kebaikan-Nya yang nampak dalam Putera-Nya, Yesus Kristus yang menebus dan manyelamatkan umat manusia melalui korban salib dan kebangkitan-Nya. Sementara itu, DSA diakhiri dengan rangkuman doksologi yaitu doa pujian yang ditujukan kepada Bapa, dengan perantaraan Kristus dan berkat Roh Kudus.
Demikianlah, puji dan syukur kepada Allah merupakan unsur konstitutif (pokok dan mendasar) dalam perayaan ekaristi. Bentuk makna ekaristi tersebut meliputi segi sakramen, epiklese, koinonia dan korban. Bentuk inilah yang menentukan makna ekaristi. Demikian juga sebagai perayaan syukur, perayaan ekaristi bisa disebut perjamuan, tetapi dalam arti perjamuan sakramental, yaitu sejauh dilihat sebagai simbol atau tanda yang berada dalam konteks perjamuan kebersamaaan. Sebab, yang menjadi unsur material dalam ekaristi yakni makanan dan minuman (roti dan anggur). Sementara itu, unsur lain dalam kaitannya dengan perayaan ekaristi adalah segi perjumpaan dengan umat, pewartaan dan pengenangan, doa, persembahan dan penerimaan komuni.
Dalam iman kristiani, kita mengakui bahwa perkawinan seorang pria dan seorang wanita yang dibaptis disebut juga dengan sakramen. Dalam sakramen perkawinan suami istri diangkat ke dalam misteri keselamatan Allah. Hal ini berarti bahwa keluarga kristiani ambil bagian di dalam kesatuan dengan keluarga Allah. Keluarga kristiani diangkat dalam kesatuan dengan Allah untuk menjadi bagian keluarga-Nya sendiri.
Melalui perayaan syukur ini umat beriman turut dalam mengucapkan syukur atas tindakan Allah yang memberikan diri-Nya. Perayaan Ekaristi dengan intensi ucapan syukur atas 50 tahun hidup perkawinan ini turut menghadirkan Kristus dalam keluarga dan Gereja.
2. Makna perkawinan dalam Gereja
Sebagai umat beriman kristiani kita percaya bahwa Allah adalah sumber cinta kasih yang sempurna. Cinta kasih Allah menjadi landasan yang paling fundamental dalam membangun hidup perkawinan. Dalam perkawinan Allah hadir dan memberkati seorang pria dan seorang wanita dalam ikatan yang satu. Gereja mengangkat seorang pria dan seorang wanita yang dibaptis dalam perkawinan menjadi sakramen. Ketika seorang pria dan seorang wanita yang dibaptis mengucapkan janji perkawinan, Yesus Kristus sendiri hadir dalam diri mereka .
"Oleh karena itu suami istri kristiani dikuatkan dan bagaikan dikuduskan untuk tugas kewajiban maupun martabat status hidup mereka dengan sakramen yang khas. Berkat kekuatan-Nyalah mereka menunaikan tugas mereka sebagai suami istri dalam keluarga; mereka dijiwai oleh semangat Kristus, yang meresapi seluruh hidup mereka dengan iman, harapan dan cinta kasih; mereka makin mendekati kesempurnaan mereka dan saling menguduskan dan dengan demikian bersama-sama makin memuliakan Allah."
Dalam perkawinan, kehadirian Kristus bukan hanya pada saat mereka mengungkapkan janji perkawinan melainkan dalam seluruh perjalanan hidup mereka. Ia menaungi, membimbing, mengarahkan, dan berjalan bersama dalam mengarungi kehidupan berkeluarga. Rahmat Allah yang diberikan kepada manusia antara lain melalui Roh Kudus-Nya. Roh Kudus ini yang bekerja dalam diri suami istri. Roh Kudus yang memampukan suami istri agar dapat melaksanakan hidup perkawinan, memberi kekuatan untuk menghadapi tantangan hidup, menggerakkan untuk menyalurkan kasih Allah kepada sesama.
Berkaitan dengan hal ini, KS memberi gagasan tentang sifat-sifat dasar perkawinan. Perkawinan merupakan persatuan seorang pria dan seorang wanita. Perkawinan ini bersifat tetap dan tidak dapat diceraikan . Hingga hari ini Gereja Katolik dengan setia berpegang teguh pada ajaran ini. Gereja mengajarkan bahwa “Sifat-sifat hakiki perkawinan ialah monogam dan tak terceraikan, yang dalam perkawinan kristiani memperoleh kekukuhan khusus atas dasar sakramen” (KHK 1987 Kan. 1056). Memang dalam kenyataannya tidaklah mudah untuk tetap setia dalam sifat hakiki perkawinan tersebut. Para pasutri harus senantiasa terbuka terhadap rahmat Roh. Sungguh harus disadari bahwa kesetiaan mereka satu sama lain tergantung pada kesetiaan mereka terhadap karya Roh Kudus. Roh Kuduslah yang menjadi tali pengikat dan pemelihara kasih antar mereka. Itulah pekerjaan Roh Kudus yang harus disyukuri.
Perkawinan juga menjadi gambaran kesatuan relasi Allah dengan manusia, Allah dengan Gereja . Di satu pihak perkawinan menjadi sarana cinta kasih antar manusia, Perkawinan merupakan sarana cinta kasih Allah kepada manusia. Di lain pihak, perkawinan menjadi medan bagi suami istri untuk menanggapi Allah yang memberikan diri-Nya. Suami istri mewujudkan cinta kasih-Nya melalui penerusan kehidupan, pelayanan kepada sesama, dan menyampaikan keselamatan kepada sesama.
Konsili Vatikan II menegaskan bahwa perkawinan adalah suatu ikatan yang diadakan oleh Sang Pencipta. Cinta kasih mengantar suami istri kepada serah diri bebas dan timbal balik, yang dibuktikan dengan perasaan dan tindakan mesra, serta meresapi seluruh hidup mereka .
"Sebab seperti dahulu Allah menghampiri bangsa-Nya dengan perjanjian kasih dan kesetiaan, begitu pula sekarang Penyelamat umat manusia dan Mempelai Gereja, melalui sakramen perkawinan menyambut suami istri kristiani ..... Kasih sejati suami istri ditampung dalam cinta kasih ilahi, dan dibimbing serta diperkaya berkat daya penebusan Kristus serta kegiatan Gereja yang menyelamatkan, supaya suami istri diantar menuju Allah".
Jadi, Yesus Kristuslah yang mengangkat perkawinan menjadi sakramen penyelamatan-Nya. Yesus Kristus yang membuat relasi dinamis antara suami istri. Yesus Kristus pula yang membuat relasi dinamis suami istri dengan Kristus dan Gereja-Nya. Melalui Kristus manusia sampai pada persatuan dengan Allah .
B. Dimensi Liturgis
1. Pelayan sakramen perkawinan adalah kedua mempelai
Perkawinan merupakan tindakan seorang pria dan seorang wanita untuk saling memberikan diri. Merekalah yang berjanji dan yang akan melaksanakan hiduip perkawinan mereka. Kesungguhan untuk membentuk ikatan tersebut mereka nyatakan dalam perkawinan. Maka, yang menjadi subyek dari perkawinan yaitu seorang pria dan seorang wanita untuk saling mempersatukan dan menyempurnakan cinta kasih itu sendiri.
Dalam hal ini, perayaan perkawinan hendaklah menunjukkan dengan jelas bahwa pelayan sakramen adalah pasangan suami istri itu sendiri. Mereka menjadi pemeran utama, dan merekalah yang mempunyai peran pokok. Demikianlah di tengah-tangah umat yang berkumpul hendaklah memberi kesaksian dan merayakan iman mereka. Mereka memberi kesaksian dan merayakan status baru mereka sebagai murid Kristus.
2. Keterlibatan pelayan tertahbis
Salah satu unsur dalam perkawinan adalah unsur eklesiologis. Perkawinan dalam hal ini bukan persoalan antara dua orang semata. Perkawinan menyangkut pula hubungannya dengan orang lain. Perkawinan dihadapan seorang pelayan tertahbis, selain untuk menunjukkan keabsahan sebuah perkawinan itu sendiri, tetapi juga menunjukkan bahwa mereka diterima dalam pangkuan Gereja tentang keberadaan mereka. Pelayan tertahbis mencerminkan peranannya sebagai saksi yang mewakili jemaat dan lebih luas dari itu, pelayan yang mewakili Gereja.
Demikian juga, perkawinan yang dilakukan oleh suami istri dihadapan seorang pelayan tertahbis mau menunjukkan kepada masyarakat luas bahwa mereka telah secara resmi menjadi suami istri. Oleh sebab itu mereka mempunyai tanggungjawab yang lebih besar baik sebagai anggota Gereja maupun sebagai anggota masyarakat.
3. Menimba rahmat kekuatan dari perayaan ekaristi
Perkawinan merupakan upacara peralihan. Perkawinan kristiani memberi tafsir baru atas peralihan ini dengan memasukkan arti peralihan Yesus Kristus melalui kematian ke dalam hidup baru, yaitu kebangkitan. Liturgi perkawinan dalam hal ini turut memperjelas bagaimana perkawinan kristiani dapat menemukan arti terdalam berkat misteri kematian dan kebangkitan Kristus. Dengan demikian salah satu unsur hakiki dalam liturgi adalah penampilan kehadiran Tuhan yang telah bangkit pada jemaat yang berkumpul. Hal ini oleh pasangan suami istri dihayati sebagai sakramen yang khusus .
Upacara perayaan perkawinan hendaknya memberikan kesmpatan kepada suami istri untuk ikut bertanggungjawab dalam mengemban tugas perutusan Gereja, saling memberikan dukungan dalam menjalankan pelayanan masing-masing, dan bekerja sama secara dewasa untuk mencapai tujuan itu. Dalam perayaan liturgi, suami istri saling bekerja sama untuk mewujudkan Kerajaan Allah.
Sebagai orang kristiani, perkawinan sejak semula harus sungguh mempunyai makna. Sebab seorang pria dan seorang wanita yang mengikatkan janji akan menjalankan hidup perkawinan mereka seumur hidup. Tentu saja mereka ingin agar janji tersebut menjadi kenangan hidup yang terindah bagi mereka berdua. Dan, menjadi suatu pengharapan agar Allah mendampingi perjalanan hidup mereka. Sebagai umat beriman, kita yakin bahwa pendampingan tersebut berasal dari Allah. Kita yakin juga bahwa dalam perayaan Ekaristi Allah sungguh-sungguh hadir. Oleh sebab itu menjadi sesuatu yang wajar bila suami istri ingin menimba rahmat dan kekuatan melalui ekaristi. Sebab Perayaan Ekaristi merupakan puncak kehidupan kristiani dan Gereja . Dengan Perayaan Ekaristi yang mengiringi perkawinan mereka, suami istri berharap agar berkat Allah sungguh melimpah. Dalam ekaristi, mereka bersama dengan umat beriman mempersatukan diri dan turut mendoakan mereka.
C. Dimensi Pastoral
1. Turut dalam keprihatinan
Pada jaman sekarang, kita dihadapkan pada kemajuan dalam berbagai bidang. Kemajuan di berbagai bidang memberikan banyak kemudahan kepada setiap orang. Namun, kemajuan di berbagai bidang itu turut pula menciptakan mundurnya mentalitas masyarakat. Salah satunya yaitu dalam bidang perkawinan. Kasus-kasus seperti seks bebas di kalangan orang muda, maraknya perceraian, kehamilan di luar nikah dan pengguguran karena kandungan yang tidak dikehendaki menjadi bukti adanya kemunduran makna sebuah perkawinan.
Sebagai umat beriman kristiani, kita merasa prihatin akan situasi ini. Demikian juga, Gereja merasa bahwa makna yang dalam tentang perkawinan telah dirongrong oleh orang-orang yang tidak mampu bertanggung jawab. Berkaitan dengan hal ini, Gereja memberi perhatian yang besar akan situasi ini. Keprihatinan Gereja antara lain ditampakkan dengan diterbitkannya Ensiklik Humanae Vitae oleh Paus Paulus VI, pada tanggal 25 Juli 1968. Konsili Vatikan II juga memberi perhatian dengan memasukkan persoalan ini dalam Konstitusi Pastoral tentang Gereja di dunia ini (GS 47-52). Sementara itu, Paus Yohanes Paulus II memberi perhatian dengan memberi Anjuran Apostolik dalam Familiaris Consortio.
Dalam dua dokumen tersebut ditunjukkan sifat dan prinsip dasar perkawinan kristiani. 1). Cinta Kasih Yang Manusiawi , 2). Cinta Kasih Yang Total , 3). Cinta Kasih Yang Setia , 4). Cinta Kasih Yang Subur , atau penerusan kehidupan.
Berkaitan dengan ini, maka menjadi tugas kita sebagai umat beriman untuk memperjuangkan nilai-nilai sebuah perkawinan. Perkawinan sejak semula memang dikehendaki oleh Allah. Oleh sebab itu perkawinan harus dijaga kesuciannya. Sebaliknya, umat beriman perlu menjadi saksi akan kebenaran itu. Salah satu sikap yang cara untuk menunjukkan hal itu dengan memperjuangkan dan menghargai perkawinan itu sendiri.
2. Pendampingan
Dalam hal ini, Gereja terlibat dalam menyempurnakan cinta kasih suami istri. Keterlibatan Gereja dalam menyempurnakan cinta kasih suami istri haruslah menyentuh hidup perkawinan itu sendiri. Oleh sebab itu, Gereja hendaknya menggunakan cara-cara yang dapat dipahami secara manusiawi.
Pendampingan merupakan tindakan yang mendesak . Tujuan pendampingan yaitu agar suami istri memahami arti, makna dan tujuan perkawinan. Bentuk terbagi atas: 1). Persiapan jauh yaitu persiapan yang dimulai sejak dini. 2). Persiapan dekat. Persiapan ini ditujukan kepada pria dan wanita yang sudah dewasa. 3). Persiapan langsung yaitu persiapan yang dilakukan oleh calon pasangan suami istri yang siap menikah.. 4). Perayaan pernikahan. Peristiwa pernikahan disadari sebagai peristiwa yang bersejarah, maka perlulah diciptakan perayaan yang bermakna dan berarti. 5) Pembinaan lanjut. Pendampingan ini ditujukan kepada umat kristiani yang sudah menikah.
Bentuk pembekalan antara lain meliputi pandangan tentang hakekat dan tujuan perkawinan, hubungan pribadi pria dan wanita, seksualitas, cara mempersiapkan perkawinan, tanggung jawab suami istri, cara mendidik anak-anak dan hal-hal lain yang berkaitan dengan rumah tangga. Mereka harus pula mempersiapkan kesiapan secara ekonomis guna menunjang hidup perkawinan mereka.
II. Struktur Dasar Perayaan Ekaristi Pesta Emas Perkawinan
A. Ritus Pembuka
Pembukaan perayaan Ekaristi meliputi: perarakan masuk, tanda salib dan salam, kata pengantar, pernyataan tobat, Tuhan kasihanilah kami, madah kemuliaan, dan doa pembuka. Acara-acara dalam ritus pembuka berfungsi sebagai pembuka, pengantar dan persiapan. Tujuan semua bagian itu ialah mempersatukan umat yang berhimpun dan mempersiapkan mereka, supaya dapat mendengarkan Sabda Allah dengan penuh perhatian dan merayakan Ekaristi dengan layak. Terlebih lagi mereka diajak untuk menyadari akan tema yang dirayakan pada perayaan ekaristi pada kesempatan tersebut yakni syukur atas 50 tahun perkawinan. Seluruh umat diajak bersama dengan pasangan yang merayakan pesta emas perkawinan untuk mensyukuri akan rahmat Tuhan yang dicurahkan selama ini. Dengan perayaan ini, seluruh umat diingatkan akan makna kesetiaan dalam perkawinan.
B. Liturgi sabda
Dalam perayaan syukur atas 50 tahun hidup perkawinan ini, ditampilkan dua bacaan. Bacaan pertama diambil dari surat rasul Paulus kepada jemaat di Efesus 5, 22-33. Dalam Efesus 5,22-33 Paulus menegaskan bahwa hubungan suami istri harus dilaksanakan dengan meneladan hubungan antara Kristus dan Gereja. Bacaan Injil diambil dari injil Matius 19,1-12. Dalam teks tampak bahwa Pembicaraan Yesus dengan orang Farisi secara tidak langsung berbicara tentang hakekat perkawinan. Bagi Yesus, yang menjadi landasan dalam perkawinan adalah Allah. Karena itu manusia tidak mempunyai kuasa untuk menceraikan sebuah perkawinan. Pewartaan Sabda ini disampaikan kembali oleh imam dalam homili. Inti dari homili yaitu perkawinan bukan semata-mata tindakan manusia sebab Allah turut dalam menciptakan perkawinan. Manusia mempunyai tanggung jawab untuk selalu memperjuangkan kesetiaan perkawinan.
C. Pembaharuan janji perkawinan
Dalam kesempatan ini dilakukan pula pembaharuan janji perkawinan untuk meneguhkan dan menyegarkan kembali janji perkawinan yang pernah dinyatakan pasutri saat saling menerimakan sakramen perkawinan dahulu. Pasutri makin disadarkan bahwa Allah sendiri yang menghendaki mereka, sebagai pria dan wanita bersatu menjadi suami isteri, dan dipanggil untuk ambil bagian dalam karya penciptaan: melahirkan dan mendidik anak-anak. Pembaharuan janji perkawinan mempunyai maksud 1) agar pasangan suami istri semakin diteguhkan dalam persatuan mereka, 2) memberi kesaksian bagi anak cucu agar mereka turut dalam memperjuangkan komitmen kesetiaan, 3) agar seluruh anggota keluarga menyadari bahwa berkat janji setia diucapkan 50 tahun yang lalu maka mereka dilahirkan di dunia. Dengan ini semua umat yang hadir berdoa agar yang merayakan 50 tahun perkawinan selalu diberi karunia rahmat yang melimpah. Mereka juga berdoa agar keluarga-keluarga muda dapat menghayati kesetiaan suami istri. Sebagaimana Kristus setia kepada Allah, semoga keluarga-keluarga kristiani turut setia sampai akhir.
C. Liturgi Ekaristi
Dalam liturgi Ekaristi, suami istri, anak-anak dan semua umat yang hadir dalam perayaan ekaristi bersama-sama bersyukur atas kurnia yang besar, yang diberikan kepada mereka terutama syukur atas 50 tahun perkawinan. Selama 50 tahun sungguh merasa didampingi oleh Allah sendiri. Oleh sebab itu, ucapan syukur ini mereka gabungkan dalam pujian kepada Allah atas karya agung dan korban persembahan Yesus Kristus. Sebagai bentuk dan tanda persatuan dengan Yesus Kristus, umat yang hadir turut menerima komuni suci. Komuni suci yang diterima juga menunjukkan tanggapan secara pribadi atas keterlibatan dan partisipasi umat akan tindakan Allah yang hadir secara nyata.
D. Ritus Penutup
Bagian penutup ini dapat dikatakan sebagai bagian perutusan. Setiap umat beriman dipanggil untuk menjadi pewarta kabar gembira Allah. Dalam hal ini keluarga diutus untuk sungguh menampakkan cinta kasih Tuhan dalam perjalanan hidup mereka selanjutnya. Hal ini menuntut suatu keterlibatan umat untuk secara nyata menampakkan diri dalam menjalankan tugas perutusan tersebut. Tindakan nyata dalam konteks ini ditampakkan melalui ciri khas panggilannya sebagai keluarga. Mereka juga diundang untuk menjadi nabi-nabi cinta kasih di dalam dunia. Pada ritus penutup ini, suami istri yang merayakan 50 tahun perkawinan, anak-anak, dan umat yang hadir mohon berkat Tuhan melalui imam.
IV. Sarana
Untuk menunjang rangkaian perayaan ekaristi dalam rangka pesta emas perkawinan tersebut beberapa hal yang perlu dipersiapkan adalah:
• Para petugas liturgi: Imam, misdinar, lektor, koor, petugas pembagi komuni, dan koster.
• Perlengkapan bagi perayaan ekaristi yang meliputi hosti dan anggur, pakaian Misa (Alba, kasula, singel), buku-buku liturgi (Tata Perayaan Ekaristi, Teks panduan misa dan nyanyian, kitab suci), air suci, dan cincin kenangan yang akan diberkati.
• Gereja dan altar dihias sehingga cukup mencerminkan kemeriahan suatu perayaan pesta emas perkawinan. Bunga-bunga ditata sedemikian rupa sehingga tidak memenuhi altar dan tidak mengganggu pandangan atau komunikasi antara Imam dengan umat.
• Petugas lain disekitar perayaan ekaristi untuk mendukung kelancaran pada saat perayaan ekaristi berlangsung : Sie sound system, Sie parkir dan keamanan, Sie dokumentasi
TATA PERAYAAN EKARISTI
PESTA EMAS PERKAWINAN
(Imam, lektor, prodiakon, dan putra altar bersiap memasuki gereja)
Protokol :Selamat pagi dan selamat datang kepada saudara-i dalam Tuhan Yesus Kristus. Kami mengucapkan banyak terima kasih atas kehadiran saudara-i semua dalam perayaan ucapan syukur atas pesta emas pernikahan Bapak dan Ibu Hendrawan di gereja ini. Marilah kita dengan khidmat mengambil bagian dalam perayaan ini untuk berdoa bagi kedua mempelai yang berbahagia dan semoga kita ikut memperoleh rahmat serta berkat dari Tuhan.
RITUS PEMBUKA
Perarakan ke depan altar dengan diiringi lagu pembukaan “Kasih”
Kasih
Kasih pasti lemah lembut, kasih pasti memaafkan.
Kasih pasti murah hati, kasih-Mu, kasih-Mu Tuhan.
Ajarilah kami ini saling mengasihi.
Ajarilah kami ini saling mengampuni.
Ajarilah kami ini kasih-Mu ya Tuhan.
Kasih-Mu, kudus tiada batasnya.
Tanda Salib
(Imam dan umat menandai diri dengan Tanda Salib sambil berkata:)
Imam : † Dalam Nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus
Umat : Amin.
Salam
Imam : Tuhan bersamamu
Umat : Dan bersama rohmu
Kata Pengantar
(Umat duduk. Sementara itu imam atau diakon atau seorang pelayan lain mengarahkan umat kepada inti misteri yang dirayakan dengan beberapa patah kata atau dengan lambang atau dengan cara lain.)
Imam : Saudara-i yang terkasih dalam Tuhan Yesus Kristus, khususnya Bapak dan ibu Hendrawan yang berbahagia merayakan pesta emas pernikahan. Dalam kesempatan penuh syukur ini marilah kita menyatukan hati untuk menghadap Tuhan. Bersama keluarga Bapak dan Ibu Hendrawan kita ingin memuji dan memuliakan Tuhan, karena telah melimpahkan anugerah besar atas keluarga ini selama lima puluh tahun. Semoga Tuhan melimpahkan lebih banyak berkat dan rahmat atas keduanya dan atas kita semua. Dua bacaan yang akan kita dengarkan menunjukkan hakekat dan makna sebuah hidup perkawinan. Dalam hal ini, karena perkawinan dikehendaki oleh Allah, maka perkawinan secara hakiki tak boleh diceraikan oleh manusia. Suami isteri harus bertanggungjawab untuk memperjuangkan hidup perkawinan. Mereka harus pula menjaga kesetiaan hidup satu sama lain. Dengan demikian, dalam kesetiaan suami istri akan memperoleh kebahagiaan. (hening sejenak)
Berlutut
Tobat
Imam : Marilah kita terlebih dahulu mempersiapkan hati dengan mengakui semua dosa dan kesalahan kita serta mohon ampun kepada-Nya supaya kita layak merayakan misteri penyelamatan ini.
(Kemudian, seluruh umat mengakui dosa dengan doa tobat disertai sikap tobat).
Pernyataan Tobat
I dan U : Saya mengaku, kepada Allah yang maha kuasa dan kepada Saudara sekalian, bahwa saya telah berdosa dengan pikiran dan perkataan, dengan perbuatan dan kelalaian
(baris berikut diucapkan sambil menepuk dada)
Saya berdosa, saya sungguh berdosa.
oleh sebab itu saya mohon kepada Santa Perawan Maria
kepada para malaikat dan orang kudus
dan kepada Saudara sekalian,
supaya mendoakan saya kepada Allah Tuhan kita.
(Dengan tangan terkatup, imam berkata:)
Imam : Semoga Allah yang maha kuasa mengasihani kita, mengampuni dosa kita, dan menghantar kita ke hidup yang kekal.
Umat : Amin
Tuhan Kasihanilah Kami (Misa Kita II, MB. No. 178)
Madah Kemuliaan (Misa Kita II, MB. No. 193)
Berdiri
Doa Pembuka
Imam : Marilah berdoa, (hening sejenak)
Ya Allah, Tuhan dan Bapa kami, Engkau menghendaki agar pria dan wanita membangun keluarga bahagia. Pandanglah kedua mempelai ini, Bapak dan Ibu Hendrawan yang telah mengikuti kehendak-Mu membangun keluarga selama lima puluh tahun. Kami bersyukur atas anugerah yang telah Engkau limpahkan ke dalam keluarga ini. Kini kami mohon Engkau tetap berkenan mendampingi keluarga ini. Kuatkanlah mereka dengan Roh Kudus agar mereka mampu selalu hidup dalam iman, harapan, dan kasih demi terciptanya keluarga yang lebih bahagia. Berkatilah para putera-puteri dan cucu-cucunya. Semoga kebahagiaan yang telah mereka nikmati dan cinta yang telah Kauanugerahkan dirasakan pula oleh sanak-saudara dan orang-orang yang dijumpainya. Semoga sabda-Mu menjadi kunci kehidupan mereka sehari-hari. Demi Kristus, Tuhan dan pengantara kami, yang hidup dan berkuasa bersama Dikau dan Roh Kudus, kini dan sepanjang masa.
Umat :Amin.
LITURGI SABDA
Duduk
Bacaan I
(Lektor pergi ke mimbar dan membawakan Bacaan Pertama. Para pelayan lain dan seluruh umat mengikuti pembacaan sambil duduk)
Lektor : Pembacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Efesus (5: 2a, 21-33)
Saudara-saudara, hiduplah di dalam cinta kasih seperti Kristus telah mencintai kita dan menyerahkan diri-Nya untuk kita. Hai isteri, tunduklah kepada suamimu seperti kepada Tuhan, karena suami adalah kepala isteri sama seperti Kristus adalah kepala jemaat. Dialah yang menyelamatkan tubuh. Karena itu sebagaimana jemaat tunduk kepada Kristus, demikian jugalah isteri kepada suami dalam segala sesuatu. Hai suami, kasihilah isterimu sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya baginya untuk menguduskannya, sesudah Ia menyucikannya dengan memandikannya dengan air dan firman, supaya dengan demikian Ia menempatkan jemaat di hadapan diri-Nya dengan cemerlang tanpa cacat atau kerut atau yang serupa itu, tetapi supaya jemaat kudus dan tidak bercela. Demikian juga suami harus mengasihi isterinya sama seperti tubuhnya sendiri: Siapa yang mengasihi isterinya mengasihi dirinya sendiri.
Sebab tidak pernah orang membenci tubuhnya sendiri, tetapi mengasuhnya dan merawatinya, sama seperti Kristus terhadap jemaat, karena kita adalah anggota tubuh-Nya. Sebab itu laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya itu menjadi satu daging. Rahasia ini besar, tetapi yang aku maksudkan ialah hubungan Kristus dan jemaat. Bagaimanapun juga, bagi kamu masing-masing berlaku: kasihilah isterimu seperti dirimu sendiri dan isteri hendaklah menghormati suaminya.
Lektor : Demikianlah Sabda Tuhan.
Umat : Syukur kepada Allah.
(Setelah bacaan pertama, dapat dinyanyikan atau dibacakan mazmur tanggapan)
Lagu antar bacaan : “Sabda-Mu Bagai Air Segar” Kidung Ekaristi Gereja Kotabaru no. 049
Berdiri
Bait Pengantar Injil
Solis : Alleluia
Umat : Alleluia
Solis : Marilah kita mengasihi bukan dengan kata-kata, melainkan dengan perbuatan nyata
Umat : Alleluia
Bacaan Injil Suci (Mat 19:1-12)
Umat Berdiri
Imam : Tuhan sertamu
Umat : Dan sertamu juga
Imam : Inilah Injil Tuhan kita Yesus Kristus, menurut Santo Mateus
Umat : Dimuliakanlah Tuhan
(Imam membuat tanda salib dengan ibu jari pada Injil, dahi, mulut, dan dadanya sendiri. Kemudian imam membacakan Injil).
Imam : Pada suatu saat, setelah Yesus selesai dengan pengajaranNya, berangkatlah Ia dari Galilea dan tiba di daerah Yudea yang di seberang sungai Yordan. Orang banyak berbondong-bondong mengikuti Dia dan Iapun menyembuhkan mereka di sana. Maka datanglah orang-orang Farisi kepada-Nya untuk mencobai Dia. Mereka bertanya: "Apakah diperbolehkan orang menceraikan isterinya dengan alasan apa saja?" Jawab Yesus: "Tidakkkah kamu baca, bahwa Ia yang menciptakan manusia sejak semula menjadikan mereka laki-laki dan perempuan? Dan firman-Nya: Sebab itu laki-laki harus meninggalkan ayah dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya menjadi satu daging. Demikianlah mereka bukan lagi dua, melainkan satu. Karena itu apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia." Kata mereka kepada-Nya: Jika demikian, apakah sebabnya Musa memerintahkan untuk memberikan surat cerai jika orang menceraikan isterinya?" Kata Yesus kepada mereka: "Karena ketegaran hatimu Musa mengijinkan kamu menceraikan isterimu, tetapi sejak semula tidaklah demikian. Tetapi Aku berkata kepadamu: Barangsiapa menceraikan isterinya, kecuali karena zinah, lalu kawin dengan perempuan lain, ia berbuat zinah." Murid-murid itu berkata kepadaNya: "Jika demikian halnya hubungan antara suami dan isteri, lebih baik jangan kawin." Akan tetapi Ia berkata kepada mereka: "Tidak semua orang dapat mengerti perkataan itu, hanya mereka yang dikaruniai saja. Ada orang yang tidak dapat kawin karena memang lahir demikian dari rahim ibunya, dan ada orang yang dijadikan demikian oleh orang lain, dan ada orang yang membuat dirinya demikian karena kemauannya sendiri oleh karena Kerajaan Sorga. Siapa dapat mengerti hendaklah ia mengerti."
(Setelah pembacaan Injil selesai, imam menyerukan/melagukan aklamasi)
Imam : Berbahagialah orang yang mendengarkan Sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
Umat : Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami
(Sesudah itu imam mengecup Kitab Injil sambil berkata:)
Imam : Semoga karena pewartaan Injil ini, dilebur dosa-dosa kita.
Duduk
Homili
(Homili disampaikan sambil berdiri di depan tempat duduk atau di mimbar atau di tempat yang serasi. Seluruh umat mengikuti homili sambil duduk. Sesudah homili, diadakan saat hening).
• Dalam bacaan I tampak bahwa perkawinan diangkat sebagai gambaran Kristus dengan Gereja. Dalam hal ini Kristus sebagai suami dan Gereja sebagai isteri. Perkawinan menjadi prototipe dari maksud yang lebih dalam. Oleh sebab itu hal yang mau ditunjukkan bahwa hubungan antara suami istri mermpunyai nilai yang sangat mendalam. Sementara, bacaan II mengolah pertanyaan seorang Farisi, apakah diperkenankan bercerai. Bagi Yesus apa yang telah dipersatukan Allah tidak dapat diceraikan manusia. Yesus sendiri tidak menerima perceraian sebab Allah sendiri yang menciptakan perkawinan. Kesetiaan lebih bermakna daripada mencoba dengan mencari alasan untuk sebuah perceraian.
• Berkat perjanjian perkawinan, seorang pria dan seorang wanita yang dibaptis diangkat dalam sebuah sakramen.. Dalam sakramen perkawinan, suami istri kristiani diangkat dalam misteri penyelamatan Yesus Kristus.
• Salah satu bentuk warta keselamatan yaitu dengan menyampaikan semangat cinta kasih. Cinta kasih merupakan perwujudan konkret perutusan Gereja. Cinta kasih itu pertama-tama dimulai dari keluarga. Sebab, keluarga tercipta bila dilandasi oleh cinta kasih suami istri. Cinta kasih tersebut berkembang kepada anak yang dilahirkan dan kepada keluarga dan akhirnya kepada orang-orang di sekitarnya.
• Keluarga kristiani dalam menjalankan perutusannya haruslah dijiwai semangat Yesus Kristus. Sebab Yesus Kristus hadir menyelamatkan manusia melalui cinta kasih-Nya. Cinta kasih yang sejati melampaui batas-batas golongan atau kelompok tertentu. Dalam arti ini cinta kasih bersifat universal. Demikianlah, hendaknya bahwa cinta kasih yang ditampakkan oleh keluarga kristiani turut mengangkat semua manusia sampai kepada persatuan dengan Allah.
• Pertanyaannya, sejauhmanakah keterlibatan keluarga dalam mewartakan Kerajaan Allah? Cinta kasih Allah dihadirkan dalam segala gerak dan tindakan keluarga. Keluarga kristiani membangun Kerajaan Allah dengan cara mengambil bagian dalam hidup dan perutusan Gereja. Kesaksian hidup antara lain tampak dalam rukunnya hidup keluarga dengan saling menyayangi, mengasihi, menghargai dan sebagainya.
• Demikianlah, suami isteri diundang untuk menyalurkan keselamatan kepada semua orang. Maka, ini menjadi panggilan kita semua untuk berani mewartakan Kristus dalam hidup kita.
Aku Percaya
(Imam mengajak umat untuk berdiri dan mengucapkan syahadat sebagai tanggapan atas sabda Allah, dengan ajakan)
Imam : Saudara-saudari terkasih, Allah telah menyampaikan sabda-Nya kepada kita - melalui bacaan-bacaan dan homili yang kita dengarkan. Marilah kita menanggapi sabda itu dengan mengucapkan syahadat iman kita:
Aku percaya akan Allah
Bapa yang maha kuasa,
Pencipta langit dan bumi.
Dan akan Yesus Kristus,
Putera-Nya yang tunggal, Tuhan kita,
Yang dikandung dari Roh Kudus,
dilahirkan oleh Perawan Maria;
Yang menderita sengsara
Dalam pemerintahan Pontius Pilatus,
Disalibkan, wafat dan dimakamkan;
Yang turun ke tempat penantian,
pada hari ketiga bangkit dari antara orang mati;
yang naik ke surga,
duduk di sebelah kanan Allah Bapa yang mahakuasa;
dari situ Ia akan datang
mengadili orang hidup dan mati.
Aku percaya akan Roh Kudus,
Gereja Katolik yang kudus,
Persekutun para kudus,
Pengampunan dosa,
Kebangkitan badan,
Kehidupan kekal.
Amin.
Pembaharuan Janji Perkawinan
(Pada kesempatan ini dilakukan pembaharuan janji perkawinan. Imam mengundang pasangan suami istri yang merayakan pesta emas perkawinan untuk maju ke depan altar).
Imam : Kristus telah mengangkat perkawinan menjadi sakramen. Karena Dia sendiri ingin menjadi tali pengikat kasih suami-istri, agar mereka dapat saling setia penuh kasih dan kerja sama dalam membangun keluarga, Gereja dan masyarakat. Lima puluh tahun yang lalu pasangan suami istri, Albertus Hendrawan dan Monika Lestari telah mengucapkan janji perkawinan di hadapan Tuhan dan juga Bunda Maria. Namun di dalam perjalanan hidup tidak jarang janji-janji itu kurang disadari lagi, maka pada kesempatan yang indah ini mereka akan mengulangi janji nikahnya.
AH : Monika Lestari, istriku tercinta, di hadapan Imam, seluruh keluarga dan para hadirin yang hadir di sini, saya berjanji akan tetap mencintaimu dalam suka dan duka, dalam untung dan malang, dengan segala kelebihan dan kekuranganmu baik di waktu engkau sehat maupun di waktu engkau sakit.
Saya mengucapkan puji syukur kepada Allah yang maha kasih atas segala anugerah kebahagiaan yang saya terima selama lima puluh tahun perkawinan dengan Monika Lestari.
Monika Lestari, istriku tercinta, saya sampaikan terima kasih saya, karena engkau mencintaiku dan hidup bersama denganku hingga kini. Demikianlah pembaharuan janji dan ucapan syukur saya demi Allah yang maha kasih. Semoga Allah memberkati niat baik saya ini.
ML : Terima kasih
ML : Albertus Hendrawan, suamiku tercinta, di hadapan imam, seluruh keluarga dan para hadirin yang hadir di sini, saya berjanji akan tetap mencintaimu dalam suka dan duka, dalam untung dan malang, dengan segala kelebihan dan kekuranganmu baik di waktu engkau sehat maupun di waktu engkau sakit. Saya mengucapkan puji syukur kepada Allah yang maha kasih atas segala anugerah kebahagiaan yang saya terima selama lima puluh tahun perkawinan dengan Albertus Hendrawan. Albertus Hendrawan, suamiku tercinta, saya sampaikan terima kasih saya, karena engkau mencintaiku dan hidup bersama denganku hingga kini.
Demikianlah pembaharuan janji dan ucapan syukur saya demi Allah yang maha kasih. Semoga Allah memberkati niat baik saya ini.
AH : Terima kasih.
(dapat dilanjutkan dengan saling memeluk)
Imam : Atas nama Gereja dan di hadapan umat yang hadir pada hari ini, saya menerima kembali janji pernikahan pasangan Albertus Hendrawan dan Monika Lestari. Semoga sakramen pernikahan ini selalu menjadi sumber kekuatan dan kebahagiaan. Semoga berkat dan rahmat Tuhan selalu melimpah atas kedua mempelai ini: Demi nama Bapa, dan Putera, dan Roh Kudus.
(Imam mereciki kedua mempelai dengan air suci)
Umat : Amin
Sungkeman: oleh anak-anak dan cucu-cucu (diiringi lagu "Di Doa Ibuku")
Di Doa Ibuku
1. Di waktuku masih kecil gembira dan senang
Tiada duka kukenal tak kunjung mengerang
Di sore hari hari nan sepi ibuku bertelut
Sujud berdoa kudengar namaku disebut
2. Seringlah ini kudengar di masa yang berat
Di kala hidup mendesak dan nyaris kusesat
Melintas gambar ibuku sewaktu bertelut
Kembali sayup kudengar namaku disebut
3. Kini bidukku tlah siap kudayung sendiri
Mengarung samudra luas berjuang mandiri
Namun bayangan ibuku sewaktu bertelut
Kembali sayup kudengar namaku disebut
Reff.: Di doa ibuku namaku disebut
Di doa ibuku kudengar ada namaku disebut
Pemberkatan Cincin Kenangan
(Bila ada cincin kenangan 50 tahun perkawinan, maka imam kemudian memberkati cincin tersebut).
Imam : Tuhan yang maha pengasih, berkatilah cincin ini agar menjadi kenangan indah dalam membangun kasih setia dalam kehidupan keluarga Bapak Albertus Hendrawan dan Ibu Monika Lestari (†) Dalam nama Bapa dan Putera, dan Roh Kudus.
(cincin direciki air suci)
Umat : Amin.
Doa Umat
(Dengan tangan terkatup imam mengajak umat untuk memanjatkan Doa Umat:)
Imam : Allah, Bapa dan sumber kehidupan. Engkau menghendaki umat manusia tumbuh dan berkembang melalui perkawinan. Engkau menguduskan setiap perkawinan sebagai tanda karya-Mu sendiri. Karena itu, kami para putera-putri-Mu berani datang menghadap-Mu dan memohon.
AH : Allah Bapa yang bertakhta di dalam surga, kami bersujud di hadapan hadirat-Mu yang kudus, untuk saling mengucapkan kata dan berserah setia ingin hidup dengan penuh cinta. Semoga engkau berkati niat suci ini supaya kami selalu menjadi satu di dalam nama-Mu.
Bapa yang maha kasih, bimbinglah kami, agar cinta kami suci dan kekal abadi. Berkati kami semoga tetap berbahagia. Tiada hari yang berlalu tanpa kasih mesra-Mu. Terima kasih Bapa atas karunia-Mu di hari yang indah ini, berkati anak-anak kami yang telah Engkau percayakan kepada kami, juga cucu-cucu kami yang manis. Berkati pula seluruh keluarga kami, dan sahabat-sahabat serta handai taulan yang saat ini hadir di sini. Ingatlah akan sanak saudara kami yang tidak dapat hadir untuk bersyukur bersama kami di sini. Semoga mereka pun menikmati dan merasakan rahmat dan berkat-Mu.
Kami mohon……………………………………
Umat : Kabulkanlah doa kami ya Tuhan.
Putera1 : Bapa yang maha cinta, kami sungguh merasa bahagia karena pada hari ini engkau memperkenankan kami mengambil bagian dalam misa syukur lima puluh tahun pernikahan orangtua kami tercinta. Kami mohon dengan rendah hati, berkatilah ikatan cinta kasih diantara mereka dan jauhkanlah dari segala halangan, rintangan, dan godaan supaya cinta mereka berdua tetap tumbuh subur dan tetap abadi sampai selama-lamanya.
Kami mohon……………………………………..
Umat : Kabulkanlah doa kami ya Tuhan.
Putera2 : Tuhan yang penuh kasih, kami juga bersyukur karena Engkau berikan kepada kami orangtua yang baik dan mencintai kami dengan sepenuh hati. Berkatilah kami putera-puterinya agar kami selalu menghormati, mencintai dan patuh kepada orangtua kami. Berikanlah kesehatan rohani-jasmani yang baik, rejeki yang cukup, rasa tenteram, dan damai sejati di dalam keluarga kami. Semoga kami selalu hormat, setia, dan taat kepada-Mu.
Kami mohon…………………………………..
Umat : Kabulkanlah doa kami ya Tuhan
Putera3 : Bapa yang maha pengasih dan penyayang, terima kasih atas kebahagiaan yang telah Kauberikan kepada kami sekeluarga hingga hari ini. Jangan biarkan kebahagiaan ini berhenti sampai di sini, tetapi sudilah Engkau lanjutkan terus sepanjang hidup kami. Berkati pula ya Bapa, semua yang hadir di sini agar kedamaian dan sinar kasih-Mu terpancar dalam diri mereka.
Kami mohon……………………………….
Umat : Kabulkanlah doa kami ya Tuhan.
Putera4 : Tuhan, kami berdoa bagi semua keluarga, khususnya keluarga muda yang baru memasuki kehidupan mereka yang baru. Semoga Engkau tetap mendampingi dan memberkati mereka. Jauhkanlah mereka dari segala yang menghancurkan cinta kasih. Kuatkanlah iman, harapan, dan kasih mereka kepada-Mu. Berikanlah kesabaran di kala menghadapi masalah dan penderitaan. Semoga kekuatan-Mu sendiri senantiasa menopang keluarga mereka dan kebijaksanaan-Mu menuntun langkah hidup mereka.
Kami mohon………………………………
Umat : Kabulkanlah doa kami ya Tuhan.
Imam : Demikianlah ya Tuhan, ucapan syukur dan terima kasih serta permohonan kami. Semoga engkau mengabulkan semua permohonan dan doa yang kami sampaikan dalam nama Yesus Kristus, Putera-Mu, Tuhan dan Pengantara kami, kini dan sepanjang masa. Amin.
LITURGI EKARISTI
Duduk
Persiapan Persembahan
(Imam mempersiapkan bahan-bahan persembahan serta perlengkapannya di altar. Petugas persembahan membawa persembahan kepada Romo, diiringi lagu : TiadaYang Lebih Indah MB No 237)
TIADA YANG LEBIH INDAH
Teruntai sulur niat suci, menjadi kembang yang asri
Terurai arum harum janji, semerbak segala hari
Tiada yang lebih seimbang, tiada yang lebih indah
Selain ikhlas yang terbentang dalam menghaturkan diri
Menghunjukan Persembahan
Imam : Terpujilah Engkau, ya Tuhan, Allah semesta alam, sebab dari kemurahan-Mu kami menerima roti yang kami siapkan ini. Inilah hasil dari bumi dan dari usaha manusia yang bagi kami akan menjadi roti kehidupan.
Umat : Terpujilah Allah selama-lamanya.
Imam : Terpujilah Engkau ya Tuhan, Allah semesta alam sebab dari kemurahan-Mu kami menerima anggur yang kami siapkan ini. Inilah hasil dari pohon anggur dan dari usaha manusia yang bagi kami akan menjadi minuman rohani.
Umat : Terpujilah Allah selama-lamanya.
Berdiri
Imam : Berdoalah, Saudara-saudari, supaya perkembahanku dan persembahanmu berkenan kepada Allah, Bapa yang maha kuasa.
Umat : Semoga persembahan ini diterima demi kemuliaan Tuhan dan keselamatan kita serta seluruh umat Allah yang kudus.
Doa Persiapan Persembahan
(Sambil merentangkan tangan, imam mengucapkan/melagukan Doa Persembahan yang diakhiri dengan kata-kata sebagai berikut:)
Imam : Allah, Bapa yang maha baik. Terimalah dengan rela persembahan roti dan anggur ini sebagai ungkapan syukur keluarga Bapak/Ibu Hendrawan. Semoga dari kurban Kristus ini, mereka sekeluarga senantiasa menimba damai dan sukacita yang berlimpah, demi Kristus, Tuhan dan pengantara kami.
Umat : Amin.
DOA SYUKUR AGUNG III
(Imam dapat mengumumkan kepada umat teks Doa Syukur Agung yang akan digunakan. Sementara itu Putra/I altar membunyikan bel/gong sebagai tanda dimulainya Doa Syukur Agung).
Berdiri
Prefasi
(Sambil membuka tangan, imam bernyanyi/berkata:)
Imam : Tuhan sertamu
Umat : Dan sertamu juga
Imam : Marilah mengarahkan hati kepada Tuhan
Umat : Sudah kami arahkan
Imam : Marilah bersyukur kepada Tuhan Allah kita
Umat : Sudah layak dan sepantasnya.
Imam : Sungguh layak dan sepantasnya
Ya Tuhan, Bapa yang kudus Allah yang kekal dan kuasa,
bahwa di mana pun juga - kami senantiasa bersyukur kepada-Mu.
Sebab Engkau berkenan menciptakan manusia
dan menganugerahinya martabat yang luhur.
Persatuan mesra antara suami dan istri
mencerminkan cinta kasih-Mu sendiri.
Engkau menciptakan manusia untuk mengenalkan cinta,
dan Engkau mempersatukan mereka
untuk menikmati cinta-Mu dengan tali kesetiaan yang tak terputuskan.
Dengan demikian
misteri perkawinan menandakan kemurnian cinta insani,
yang secara mengagumkan telah Kau atur
sehingga dengan kuasa-Mu
dapat berkembang menjadi sebuah persekutuan
dasar iman dan tempat persemaian iman sejati.
Maka bersama para malaikat dan orang kudus
kami bermadah memuliakan Dikau
dengan tak henti-hentinya bernyanyi :
(Imam mengatupkann tangan, dan bersama umat menutup prefasi dengan melagukan/mengucapkan aklamasi/Kudus)
Kudus (Misa Kita II, MB. No. 249)
Berlutut
Imam : Sungguh kuduslah Engkau ya Bapa, segala ciptaan patut memuji Engkau. Sebab, dengan pengantaraan Putra-Mu dan dengan daya kekuatan Roh Kudus, Engkau menghidupkan dan menguduskan segala sesuatu. Tak henti-hentinya Engkau menghimpun umat-Mu, sehingga dari terbitnya matahari sampai terbenamnya di seluruh bumi dipersembahkan kurban yang murni untuk memuliakan nama-Mu.
Maka kami mohon ya Bapa sudilah menguduskan persembahan ini dengan Roh-Mu agar bagi kami menjadi Tubuh dan † Darah PutraMu terkasih, Tuhan kami Yesus Kristus, yang menghendaki kami merayakan misteri ini.
Sebab pada malam Ia dikhianati,
Yesus mengambil roti, Ia mengucap syukur dan memuji Dikau, memecah-mecahkan roti itu, dan memberikannya kepada murid-murid-Nya seraya berkata :
TERIMALAH DAN MAKANLAH :
INILAH TUBUHKU
YANG DISERAHKAN BAGIMU
Demikian pula, sesudah perjamuan,
Yesus mengambil piala. Sekali lagi Ia mengucap syukur dan memuji Dikau, lalu memberikan piala itu kepada murid-murid-Nya seraya berkata :
TERIMALAH DAN MINUMLAH
INILAH PIALA DARAHKU,
DARAH PERJANJIAN BARU
DAN KEKAL YANG DITUMPAHKAN
BAGIMU DAN BAGI SEMUA ORANG DEMI
PENGAMPUNAN DOSA.
LAKUKANLAH INI
UNTUK MENGENANGKAN DAKU.
Imam : Marilah menyatakan misteri iman kita
Umat : Wafat Kristus kita maklumkan, Kebangkitan-Nya kita muliakan
Kedatangan-Nya kita rindukan. Amin.
Imam : Bapa, kami mengenangkan sengsara Putra-Mu yang menyelamatkan, dan kenaikan-Nya ke surga. Sambil mengharapkan kedatangan-Nya kembali dengan penuh syukur kami mempersembahkan kepada-Mu kurban yang hidup dan kudus ini. Kami mohon, pandanglah persembahan Gereja-Mu ini dan indahkanlah kurban yang telah mendamaikan kami dengan Dikau ini.
Kuatkanlah kami dengan Tubuh dan Darah-Nya, penuhilah kami dengan Roh Kudus-Nya, agar kami sehati dan sejiwa dalam Kristus. Semoga kami disempurnakan oleh-Nya menjadi suatu persembahan abadi bagi-Mu agar kami pantas mewarisi kebahagiaan surgawi, bersama para pilihan-Mu, terutama bersama Santa Perawan Maria, Bunda Allah, para rasulMu yang kudus, dan para martir-Mu yang jaya, dan semua orang kudus yang selalu mendampingi dan menolong kami.
Ya Bapa, semoga berkat kurban yang mendamaikan ini, damai sejahtera dan keselamatan semakin dirasakan di seluruh dunia.
Kuatkanlah iman dan cinta kasih Gereja-Mu yang kini masih berziarah di bumi ini, bersama hamba-Mu, Paus kami Yohanes Paulus II, Uskup kami Ignatius Suharyo, serta semua uskup, para imam, diakon serta semua pelayan umat dan seluruh umat kesayangan-Mu. Dengarlah doa-doa umat-Mu yang Engkau perkenankan berhimpun di sini. Demi kerahiman dan kasih setia-Mu, ya Bapa, persatukanlah semua anak-Mu di manapun mereka berada.
Terimalah dengan rela ke dalam kerajaan-Mu : saudara-saudari kami dan semua orang yang berkenan kepada-Mu, yang telah beralih dari dunia ini.
Kami berharap, agar bersama mereka kamipun menikmati kemuliaan-Mu selama-lamanya dengan perantaraan Kristus Tuhan kami. Sebab melalui Dialah Engkau melimpahkan segala yang baik kepada dunia.
Dengan pengantaraan Kristus, bersama Dia dan dalam Dia, dalam persekutuan dengan Roh Kudus, bagi-Mu, Allah Allah Bapa yang maha kuasa segala hormat dan kemuliaan sepanjang masa
Umat : Amin.
KOMUNI
Berdiri
Bapa Kami (MB. No. 144)
(Setelah Doa Syukur Agung, dengan tangan terkatup, imam mengajak umat mendoakan Bapa Kami).
Imam : Atas petunjuk penyelamat kita dan menurut ajaran ilahi, maka beranilah kita bernyanyi
Umat : Bapa kami………………….
Doa Damai
Imam : Saudara-saudari, Tuhan Yesus Kristus bersabda kepada para rasul, "Damai kutinggalkan bagimu, damai-Ku Kuberikan kepadamu." Maka marilah kita mohon damai kepada-Nya. Tuhan Yesus Kristus, jangan memperhitungkan dosa kami, tetapi perhatikanlah iman Gereja-Mu, dan restuilah kami supaya hidup bersatu dengan rukun sesuai dengan kehendak-Mu. Sebab Engkaulah pengantara kami kini dan sepanjang masa.
Umat : Amin.
(Sambil membuka tangan, imam mengucapkan Salam Damai)
Imam : Damai Tuhan kita Yesus Kristus selalu beserta kita.
Umat : Sekarang dan selama-lamanya.
(Imam mengajak umat untuk saling menyatakan salam Damai)
Salam Damai (dinyanyikan)
Pemecahan Roti (diiringi nyanyian “Anak Domba Allah” Misa Kita II, MB. No. 270).
Umat : Anak Domba Allah, yang menghapus dosa dunia,
Kasihanilah kami
Anak Domba Allah, yang menghapus dosa dunia,
Kasihanilah kami
Anak Domba Allah, yang menghapus dosa dunia,
Berilah kami damai
(Imam mengambil hosti besar, membelahnya menjadi tiga bagian menurut garis-garis yang ada pada hosti itu, lalu memasukkan sebagian yang kecil ke dalam piala sambil berdoa dalam hati)
Imam :Semoga percampuran Tubuh dan Darah
Tuhan kita Yesus Kristus ini memberikan kehidupan abadi
Kepada kita semua yang menyambutnya
Duduk
Persiapan Komuni
(Dengan tangan terkatup, imam berdoa dalam hati. Umat mempersiapkan diri dengan Sikap Doa Pribadi)
Imam : Tuhan Yesus Kristus, Putra Allah yang hidup, karena taat kepada Bapa dan dalam kuasa Roh Kudus, Engkau telah menanggung kematian untuk menghidupkan dunia. Bebaskanlah aku dari segala kejahatan dan dosa berkat Tubuh dan Darah-Mu yang maha kudus ini. Semoga aku selalu setia pada perintah-perintah-Mu, dan janganlah Engkau biarkan aku terpisah dari-Mu
Ya Tuhan Yesus Kristus, semoga Tubuh dan Darah-Mu, yang akan kusambut, melindungi dan menyehatkan jiwaku.
(Imam berlutut, mengambil roti kudus, mengangkatnya sedikit di atas patena atau piala, lalu ditunjukkan kepada seluruh umat sambil berkata:)
Imam : Inilah Anak Domba Allah yang karena cinta kasih-Nya telah menghapus dosa-dosa dunia, berbahagialah kita yang diundang ke perjamuaan-Nya.
Umat : Ya Tuhan, saya tidak pantas Tuhan datang pada saya tetapi bersabdalah saja maka saya akan sembuh.
Membagi Tubuh Dan Darah Kristus
(Imam berdoa dalam hati)
Imam :Semoga Tubuh Kristus selalu melindungi aku
(Dengan khidmat imam menyantap Tubuh Kristus. Kemudian imam mengambil piala berisi anggur dan berdoa dalam hati:)
Imam :Semoga Darah Kristus selalu melindungi aku
(Dengan khidmat imam menyambut Darah Kristus. Kemudian imam mengambil patena atau sibori berisi roti kudus, dan pergi ke tempat umat yang akan menyambut Tubuh dan Darah Kristus).
Imam : Tubuh Kristus
Umat : Amin
Komuni (Koor menyanyikan lagu "Slamat dan Bahagia" MB. No. 72)
Membersihkan Piala
(Setelah komuni selesai, imam membersihkan patena, sibori dan piala sambil berdoa dalam hati:)
Imam :Ya Tuhan, semoga anugerahMu yang kami sambut sungguh meresap ke dalam hati, dan memulihkan kekuatan iman kami
(Sesudah itu imam pergi ke tempat duduk. Saat hening sejenak untuk berdoa dalam hati)
Lagu sesudah komuni: “Tuhan semayam di hatiku” MB. no294
Doa sesudah komuni
Imam : Marilah berdoa, (hening sejenak)
Tuhan, restuilah perkawinan pasangan Albertus Hendrawan dan Monika Lestari yang telah diperbaharui berkat kekuatan korban Kristus. Kedua suami-istri ini telah Engkau satukan dalam ikatan suci selama lima puluh tahun dan kaupuaskan dengan satu roti dan satu piala. Semoga mereka senantiasa sehati dalam cinta dan berbakti kepada sesama. Lindungilah dan berkatilah Bapak ibu Hendrawan dan putra-putri, serta cucu-cucunya. Demikian pula kami semua yang hadir di sini. Demi Kristus, Tuhan dan Pengantara kami.
Umat : Amin
RITUS PENUTUP
Duduk
Sambutan dan Ucapan Terima Kasih
(Pada kesempatan ini dapat disampaikan sambutan-sambutan dan ucapan terima kasih sesuai dengan kebiasaan setempat)
Berkat Meriah dan Perutusan
Imam : Saudara-saudara, marilah kita mengakhiri perayaan syukur ini dengan memohon berkat Tuhan untuk keluarga ini dan untuk kita semua yang hadir di sini. (Hening sejenak)
Imam : Tuhan sertamu
Umat : Dan sertamu juga
Imam : Semoga Allah Bapa yang maha kuasa menganugerahkan suka cita-Nya kepada Saudara.
Umat : Amin
Imam : Semoga Putera Allah Yang maha kuasa mendampingi Saudara dengan penuh kasih dalam suka dan duka.
Umat : Amin
Imam : Semoga Roh Kudus mencurahkan cinta kasih-Nya dalam hati Saudara.
Umat : Amin
Imam : Dan semoga saudara-saudari yang hadir di sini diberkati oleh Allah yang maha kuasa Bapa, dan Putera, dan Roh Kudus.
Umat : Amin
Imam : Saudara sekalian dengan ini perayaan ekaristi sudah selesai.
Umat : Syukur kepada Allah
Imam : Marilah kita pergi membawa damai Tuhan.
Umat : Amin.
(Imam dan para petugas serta seluruh umat memberi hormat kepada altar. Imam dan para pelayan lalu meninggalkan ruangan altar menuju sakristi diiringi nyanyian penutup)
Lagu Penutup: “Puji dan Syukur” Kidung Ekaristi Gereja Kotabaru no. 047
Puji dan Syukur
1. Puji dan syukur pada-Mu ya Tuhan,
Melimpah berkat-Mu serta pengasihan
Kuasa kasih bimbingan tangan-Mu
menuntun hati kami selalu
Hadirlah Tuhan di antara kami,
Jadikanlah kami Gereja sehati.
Dimuliakanlah nama-Mu ya Tuhan,
Segala puji syukur kepada-Mu
2. Upaya kami membangun dunia
seturut semangat Yesus Tuhan kita.
Curahkan Roh-Mu kepada umat-Mu,
dampingi kami Tuhan selalu.
Anugrahilah sluruh nusantara,
Agar hidup rukun damai sejahtera
Kami bersujud pada-Mu ya Tuhan,
Engkau yang maha murah, maha besar.
CONTOH TATA PERAYAAN EKARISTI
HARI RAYA KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA
17 Agustus
RITUS PEMBUKA
Lagu Pembuka "Indonesis Raya”
(Urutan perakan: pembawa salib, pembawa bendera, pembawa Bendera Vatikan, misdinar, pembaca UUD ’45 dan Lektor, prodiakon, Pastor.)
HARI RAYA KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA
17 Agustus
RITUS PEMBUKA
Lagu Pembuka "Indonesis Raya”
(Urutan perakan: pembawa salib, pembawa bendera, pembawa Bendera Vatikan, misdinar, pembaca UUD ’45 dan Lektor, prodiakon, Pastor.)
MEMBACA PEMBUKAAN UUD ‘45
TANDA SALIB
(Setelah Lagu Pembukaan selesai imam dan umat membuat tanda salib dengan mengucapkan:)
I : Dalam nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus
U : Amin
SALAM
(Sesudah itu sambil membuka tangan, atau dengan cara lain, menurut kebiasaan setempat, Imam menyampaikan SALAM kepada umat.)
I : Rahmat Tuhan kita Yesus Kristus, cinta kasih Allah, dan persekutuan Roh Kudus besertamu.
U : Dan sertamu juga.
PENGANTAR
I : Berkat rahmat Allah yang mahakuasa dan didorong oleh cita-cita luhur pada tanggal 17 agustus 1945 bangsa Indonesia menyatakan kemerdekaan. Pernyataan itu timbul dari keyakinan bahwa setiap bangsa berhak atas kemerdekaan dan bahwa penjajahan harus dihapus habis dari muka bumi.Pada waktu itu dicitak-citakan suatu negara yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur. Pemerintah harus memajukan kesejahteraan umum, membina kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaain dan keadilan sosial. Cita-cita inilah yang tercantum dalam Mukadimah Undang-Undang Dasar 1945. Kemerdekaan itu suatu karunia dari Allah, tetapi juga merupakan suatu tugas . Kita dipanggil kepada kemerdekaan. Namun kemerdekaan tersebut jangan kita gunakan sebagai kesempatan untuk melampiaskan hawa nafsu, melainkan hendaknya kita saling melayani dalam cinta kasih.
PERNYATAAN TOBAT
(Setelah hening sejenak, Imam mengajak umat untuk menyesali dan mengakui dosa dengan kata-kata berikut):
I : Saudara-saudari, marilah menyesali dan mengakui bahwa kita berdosa, supaya layak merayakan peristiwa penyelamatan ini.
(Hening sejenak. Kemudian, seluruh umat mengakui dosa dengan mengucapkan Doa Tobat, disertai SIKAP TOBAT.)
I + U : Saya mengaku kepada Allah yang Mahakuasa dan kepada saudara sekalian,
Bahwa saya telah berdosa dengan pikiran dan perkataan, dengan perbuatan dan kelalaian,
(Setelah Lagu Pembukaan selesai imam dan umat membuat tanda salib dengan mengucapkan:)
I : Dalam nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus
U : Amin
SALAM
(Sesudah itu sambil membuka tangan, atau dengan cara lain, menurut kebiasaan setempat, Imam menyampaikan SALAM kepada umat.)
I : Rahmat Tuhan kita Yesus Kristus, cinta kasih Allah, dan persekutuan Roh Kudus besertamu.
U : Dan sertamu juga.
PENGANTAR
I : Berkat rahmat Allah yang mahakuasa dan didorong oleh cita-cita luhur pada tanggal 17 agustus 1945 bangsa Indonesia menyatakan kemerdekaan. Pernyataan itu timbul dari keyakinan bahwa setiap bangsa berhak atas kemerdekaan dan bahwa penjajahan harus dihapus habis dari muka bumi.Pada waktu itu dicitak-citakan suatu negara yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur. Pemerintah harus memajukan kesejahteraan umum, membina kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaain dan keadilan sosial. Cita-cita inilah yang tercantum dalam Mukadimah Undang-Undang Dasar 1945. Kemerdekaan itu suatu karunia dari Allah, tetapi juga merupakan suatu tugas . Kita dipanggil kepada kemerdekaan. Namun kemerdekaan tersebut jangan kita gunakan sebagai kesempatan untuk melampiaskan hawa nafsu, melainkan hendaknya kita saling melayani dalam cinta kasih.
PERNYATAAN TOBAT
(Setelah hening sejenak, Imam mengajak umat untuk menyesali dan mengakui dosa dengan kata-kata berikut):
I : Saudara-saudari, marilah menyesali dan mengakui bahwa kita berdosa, supaya layak merayakan peristiwa penyelamatan ini.
(Hening sejenak. Kemudian, seluruh umat mengakui dosa dengan mengucapkan Doa Tobat, disertai SIKAP TOBAT.)
I + U : Saya mengaku kepada Allah yang Mahakuasa dan kepada saudara sekalian,
Bahwa saya telah berdosa dengan pikiran dan perkataan, dengan perbuatan dan kelalaian,
(Baris berikut diucapkan sambil menepuk dada).
Saya berdosa, saya sungguh
berdosa. Oleh sebab itu saya mohon kepada Santa Perawan
Maria, kepada para malaikat dan orang kudus dan kepada saudara sekalian,
Supaya mendoakan saya pada Allah, Tuhan kita.
(Dengan tangan terkatup, Imam berkata:)
Maria, kepada para malaikat dan orang kudus dan kepada saudara sekalian,
Supaya mendoakan saya pada Allah, Tuhan kita.
(Dengan tangan terkatup, Imam berkata:)
I : Semoga Allah yang
Mahakuasa mengasihani kita, mengampuni dosa kita,
dan mengantar kita ke hidup yang kekal.
U : Amin.
Tuhan Kasihanilah, MB. No. 177:
Kemuliaan. MB. No. 192
DOA PEMBUKA
Sesudah Tuhan kasihanilah kami, imam mengucapkan doa pembukaan dengan tangan terkatub:
dan mengantar kita ke hidup yang kekal.
U : Amin.
Tuhan Kasihanilah, MB. No. 177:
Kemuliaan. MB. No. 192
DOA PEMBUKA
Sesudah Tuhan kasihanilah kami, imam mengucapkan doa pembukaan dengan tangan terkatub:
I : Marilah berdoa
(Imam dan seluruh umat yang hadir hening sejenak, berdoa dalam hati.
Kemudian imam, sambil merentangkan tangan, mengucapkan DOA PEMBUKA yang diakhiri dengan rumusan Trinitaris.)
(Imam dan seluruh umat yang hadir hening sejenak, berdoa dalam hati.
Kemudian imam, sambil merentangkan tangan, mengucapkan DOA PEMBUKA yang diakhiri dengan rumusan Trinitaris.)
I : Tuhan Allah yang Mahaesa, Engkau memanggil setiap umat manusia kepada kebebasan dan kemerdekaan dalam Yesus Kristus, Putera-Mu. Pada hari ini kami bangsa Indonesia merayakan hari proklamasi kemerdekaan, maka kami mohon anugerahkanlah dan lindungilah bangsa dan negara kami, agar kami bisa selalu mengisi kemerdekaan kami dengan hal-hal yang berkenan kepada-MU . Demi Yesus Kristus, Putera-Mu, Tuhan dan pengantara kami. Yang bersatu dengan Dikau dan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, kini dan sepanjang masa.
U : Amin
LITURGI SABDA
BACAAN I
(Imam duduk di tempat yang sudah disediakan. Sementara itu Lektor menuju mimbar dan membacakan bacaan pertama. Seluruh umat duduk dengan tenang mendengarkan bacaan.)
L : Pembacaan dari Kitab Putera Sirakh 10: 1-8
“Janganlah Terpengaruh Oleh Nafsu Kuasa”
Seorang penguasa yang bijaksana menjamin ketertiban dalam masyarakat dan Raja yang budiman memerintah dengan aman sentosa. Sebagaimana sikap dan tingkah laku para pejabat pemerintah, Demikan pula seluruh rakyat dan sebagaimana para pembesar kota demikian pula semua penduduk. Raja yang tidak bertanggung jawab membinasakan rakyat, tetapi para pembesar yang arif menjamin perkembangan negeri. Tuhanlah yang memerintah atas seluruh dunia. Dia yang mengankat para penguasa pada waktunya. Tuhan yang memberikan hasil gemilang kepada usaha manusia, Dia yang memurnikan martabat luhur kepada para pembesar. Hai para penguasa, Jangan membeci sesama, apa pun kesalahannya, dan dalam tindakan-tindakan jangan terpengaruh oleh nafsu kuasa. Baik Tuhan maupun manusia menolak oarang yang sombong dan penguasa yang sewenang-wenang digolongkan diantara para penjahat. Bila pemerintah beralih dari bangsa yang satu kepada bangsa yang lain sebabnya ialah ketidakadilan, kesewenang-wenangan dan nafsu uang. Demikianlah sabda Tuhan
LITURGI SABDA
BACAAN I
(Imam duduk di tempat yang sudah disediakan. Sementara itu Lektor menuju mimbar dan membacakan bacaan pertama. Seluruh umat duduk dengan tenang mendengarkan bacaan.)
L : Pembacaan dari Kitab Putera Sirakh 10: 1-8
“Janganlah Terpengaruh Oleh Nafsu Kuasa”
Seorang penguasa yang bijaksana menjamin ketertiban dalam masyarakat dan Raja yang budiman memerintah dengan aman sentosa. Sebagaimana sikap dan tingkah laku para pejabat pemerintah, Demikan pula seluruh rakyat dan sebagaimana para pembesar kota demikian pula semua penduduk. Raja yang tidak bertanggung jawab membinasakan rakyat, tetapi para pembesar yang arif menjamin perkembangan negeri. Tuhanlah yang memerintah atas seluruh dunia. Dia yang mengankat para penguasa pada waktunya. Tuhan yang memberikan hasil gemilang kepada usaha manusia, Dia yang memurnikan martabat luhur kepada para pembesar. Hai para penguasa, Jangan membeci sesama, apa pun kesalahannya, dan dalam tindakan-tindakan jangan terpengaruh oleh nafsu kuasa. Baik Tuhan maupun manusia menolak oarang yang sombong dan penguasa yang sewenang-wenang digolongkan diantara para penjahat. Bila pemerintah beralih dari bangsa yang satu kepada bangsa yang lain sebabnya ialah ketidakadilan, kesewenang-wenangan dan nafsu uang. Demikianlah sabda Tuhan
(Lektor mengakhiri bacaan dengan mengucapkan:)
L : Demikianlah Sabda Tuhan
U : Syukur kepada Allah.
L : Demikianlah Sabda Tuhan
U : Syukur kepada Allah.
(Umat hening sejenak untuk meresapkan sabda Allah.)
Mazmur Tanggapan
Ref. Kalian dipanggil untuk kemerdekaan, maka abdilah satu sama lain dalam cinta kasih.
1. Ya Tuhan, aku hendak menyanyikan kasih setia dan hukum Mu aku hendak memeperhatikan hidup yang tidak bercela. Aku hendak hidup dalam ketulusan hati di dalam rumahku. Tiada kutaruh di depan mataku perkara dursila hal-hal yang jahat takkan kuperhatikan
2. Mataku tertuju kepada rakyat yang setia supaya mereka tinggal bersama aku. Orang yang hidupnya tidak bercela akan mendukung aku.
3. Orang yang melakukan tipu daya tidak akan diam dalam rumahku. Orang yang berbicara dusta tidak bertahan di bawah pandanganku.
Bacaan II
L. Pembacaan dari surat Pertama Rasul Petrus 2: 13-17
“Berlakulah sebgai Abdi Allah”
Saudara-saudar terkasih, demi Yesus hendaknya kalian taat kepada setiap orang yang memegang kekuasaan: kepada kepala negara, pemimpin kita yang tertinggi; kepada para pejabat yang diangkat olehnya untuk menghukum para penjahat dan mengganjar yang berbuat baik. Allah menghendaki kalian membungkam orang bodoh yang tak mau mengerti, dengan perbuatan dan tingkah laku yang baik. Berlakulah sebagai orang yang merdeka. Janganlah menggunakan kemerdekaan sebagai kedok kejahatan. Tetapi berlakulah sebagai Abdi Allah. Hormatilah semua orang dan kasihanilah saudar-saudara mu. Hendakalh takwa kepada Allah dan hormatilah kepala Negara.
Bait Pengantar Injil
(BAIT PENGANTAR INJIL diangkat oleh solis atau koor, seluruh umat berdiri sebagai ungkapan hormat pada Sabda Tuhan.)
Ref. Kalian dipanggil untuk kemerdekaan, maka abdilah satu sama lain dalam cinta kasih.
1. Ya Tuhan, aku hendak menyanyikan kasih setia dan hukum Mu aku hendak memeperhatikan hidup yang tidak bercela. Aku hendak hidup dalam ketulusan hati di dalam rumahku. Tiada kutaruh di depan mataku perkara dursila hal-hal yang jahat takkan kuperhatikan
2. Mataku tertuju kepada rakyat yang setia supaya mereka tinggal bersama aku. Orang yang hidupnya tidak bercela akan mendukung aku.
3. Orang yang melakukan tipu daya tidak akan diam dalam rumahku. Orang yang berbicara dusta tidak bertahan di bawah pandanganku.
Bacaan II
L. Pembacaan dari surat Pertama Rasul Petrus 2: 13-17
“Berlakulah sebgai Abdi Allah”
Saudara-saudar terkasih, demi Yesus hendaknya kalian taat kepada setiap orang yang memegang kekuasaan: kepada kepala negara, pemimpin kita yang tertinggi; kepada para pejabat yang diangkat olehnya untuk menghukum para penjahat dan mengganjar yang berbuat baik. Allah menghendaki kalian membungkam orang bodoh yang tak mau mengerti, dengan perbuatan dan tingkah laku yang baik. Berlakulah sebagai orang yang merdeka. Janganlah menggunakan kemerdekaan sebagai kedok kejahatan. Tetapi berlakulah sebagai Abdi Allah. Hormatilah semua orang dan kasihanilah saudar-saudara mu. Hendakalh takwa kepada Allah dan hormatilah kepala Negara.
Bait Pengantar Injil
(BAIT PENGANTAR INJIL diangkat oleh solis atau koor, seluruh umat berdiri sebagai ungkapan hormat pada Sabda Tuhan.)
Alleluai. Alleuia.
Berikanlah kepada pemerintah yang menjadi hak pemerintah, dan kepada Allah yang menjadi hak Allah. Alleluia. Alleluia
(Imam membungkuk ke arah altar sambil berdoa dalam hati sebagai berikut:)
I : Sucikanlah hati dan budiku, Ya Allah yang mahakuasa,
supaya aku dapat mewartakan Injil-Mu dengan baik.
BACAAN INJIL
I : Tuhan sertamu.
U : Dan sertamu juga.
Sambil membuat tanda salib dengan ibu jari pada Kitab Injil, Imam berkata/bernyanyi:
I : Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius
U : Dimuliakanlah Tuhan.
Kemudian Imam membuat tanda salib dengan ibu jari pada dahi, mulut, dan dadanya sendiri. Lalu ia membacakan Injil. Seluruh umat mengikuti pewartaan Injil sambil berdiri.
Matius 22: 15-21
Berikanlah kepada Kaisar yang menjadi hak Kaisar, dan kepada Allah yang menjadi hak Allah”Sekali peristiwa oran-orang Farisi berunding, bagaimana mereka dapat menjerat Yesus dalam perkataan-Nya. Mereka menyuruh beberapa murid serta orang-orang Herodian bertanya kepada-Nya “guru, kami tahu, bahwa Guru seorang yang jujur dan dengan ikhlas mengajarkan jalan Allah. Guru tidak takut kepada siapa pun, karena tidak mencari muka. Katakanlah kepada kami, bolehkah membayar pajak kepada Kaisar atau tidak?”
Tetapi Yesus menegtahui kejahatan hati mereka, lalu berkata, “Mengapa kalian mencobai Aku, hai orang munafik? Tunjukkanlah kepada Ku mata uang pajak itu!” Mereka menunjukkan sekeping dinar kepada-Nya. Lalu bertanyalah Yesus kepada mereka, “Gambar dan tulisan siapakah ini?” Sahut mereka, Gambar dan tulisan Kaisar.” Maka kata Yesus kepada mereka, “Kalau begitu, berikanlah kepada kaisar yang menjadi hak kaisar dan kepada Allah yang menjadi hak Allah
Aklamasi sesudah Injil
Setelah pembacaan Injil selesai, imam menyerukan Aklamasi di bawah ini:
I : Demikianlah Injil Tuhan.
U : Terpujilah Kristus.
Sesudah itu imam mengecup Injil dan berkata:
I : Semoga karena pewartaan Injil ini dileburlah dosa-dosa kita.
HOMILI
Kemudian Imam menyampaikan HOMILI sambil berdiri di depan tempat duduk atau di mimbar atau di tempat lain yang serasi. Seluruh umat mengikuti homili sambil duduk. Sesudah homili, diadakan saat hening sejenak.
AKU PERCAYA
DOA UMAT
(Dengan tangan terkatup Imam mengajak/mengundang jemaat untuk memanjatkan DOA UMAT.
Kemudian menyusul DOA UMAT yang berisi permohonan-permohonan seluruh umat. DOA UMAT dimulai dan diakhiri oleh imam. Seluruh umat mengambil bagian dalam doa ini dengan menyerukan aklamasi pada akhir tiap-tiap ujud.)
(Dengan tangan terkatup Imam mengajak/mengundang jemaat untuk memanjatkan DOA UMAT.
Kemudian menyusul DOA UMAT yang berisi permohonan-permohonan seluruh umat. DOA UMAT dimulai dan diakhiri oleh imam. Seluruh umat mengambil bagian dalam doa ini dengan menyerukan aklamasi pada akhir tiap-tiap ujud.)
I : . Marilah kita meluhurkan Tuhan Allah yang memberikan fajar harapan baru kepada kita pada hari raya kemerdekaan Indonesia ini. Marilah kita bersyukur kepada Tuhan dengan menyampaikan segala doa dan permohonan kita.
L : Allah Bapa maha pengasih dan penyayang, kami bersyukur atas tanah air kami: ribuan pulau, aneka Suku dan beragam agama dan budaya Kau himpun menjadi satu nusa, satu bangsa dan satu bahasa.
U : Puji dan syukur bagiMu, ya Tuhan
L : Bapa Maha pengasih, kami juga dirundung duka dan malang, persatuan dan persaudaraan bangsa kami tercabik oleh pertikaian politik, terkoyak oleh kesenjangan dalam banyak kehidupan. Martabat bangsa kami ternoda oleh kekerasan dan penindasan, Citra kami sebagai bangsa yang beriman dan bertakwa terluka, karena rumah-rumah yang kami bangun untuk memuliakan Mu dirusak dan dihancurkan. Kami merasa resah dan gelisah karena tidak adanya kepastian hukum, kami prihatin dan cemas karena harkat dan martabat manusia kurang dihargai.
U : Tuhan Sayangilah Umat-Mu
L : Bapa yang maha pengasih dan penyayang, Engkaulah tumpuan harapan kami, Engkaulah gunung batu pengunsian kami. Lewat puteraMu Engkau berjanji akan berserta kami samapi akhir jaman. JanjiMu itu sungguh membesarkan hati, menumbuhkan harapan dalam diri kami, maka dampingilah selalu bagsa kami. Sudilah memupuk iamn dan takwa segenap warga negara Indonesia, agar semua orang menyembah Engkau sebagai Tuhan yang Mahaesa, Selalu hidup rukun dan bersaudara, saling menghormati dan saling mengasihi. Semoga cinta lebih kuat dari kebencian pengampunan dari balas dendam, supaya bangsa kami tetap teguh bersatu, seia sekata, sehati sepikir, mengusahakan masa depan yang cerah, hidup bahagia dan sejahtera.
U : Tuhan. Sayangilah Umat-Mu
L : Bapa yang maha pengasih dan penyayang, Dampingilah para pemimpin kami, agar sungguh memiliki semangat melayani. Teristimewa kami mohon rahmat Mu bagi saudara-saudari kami yang lemah, miskin, sakit terhimpit oleh aneka derita dan mereka yang tertimpa bencana alam. Semoga duka dan kecemasan mereka mendapat perhatian seluruh masyarakat, agar tetap tabah dan tegar. Berilah kami kebijaksanaan, agar kami mampu mengabdi dengan tulus ikhlas dan jujur demi kebenaran dan keadilan.
U : Tuhan sayangilah Umat-Mu.
I : Bapa maha pengasih, kami serahkan nusa bangsa kami ke dalam tangan-MuBantulah kami mewujudkan tanah air yang adil dan makmur, aman dan sejatera sehingga tanah air yang kami diami ini menjadi tanda tanah air surgawi, tempat kami berbahagia abadi bersama Engkau. Semua ini kami
hunjukkan dengan
pengataraan Kritus Tuhan Kami.
U : Amin
LITURGI EKARISTI
Lagu Persiapan Persembahan: “Kususun Jari Di Altar-Mu”, MB No. 232.
PERSIAPAN PERSEMBAHAN
Imam mempersiapkan persembahan di meja perjamuan, diiringi dengan LAGU PERSEMBAHAN.
MENGHUNJUKKAN PERSEMBAHAN
(Imam, berdiri di belakang altar, mengambil patena dengan roti di atasnya, lalu mengangkatnya sedikit sambil berkata dengan suara lembut. Bila tidak ada nyanyian, Imam dapat mengucapkan rumus berikut dengan suara lantang:)
LITURGI EKARISTI
Lagu Persiapan Persembahan: “Kususun Jari Di Altar-Mu”, MB No. 232.
PERSIAPAN PERSEMBAHAN
Imam mempersiapkan persembahan di meja perjamuan, diiringi dengan LAGU PERSEMBAHAN.
MENGHUNJUKKAN PERSEMBAHAN
(Imam, berdiri di belakang altar, mengambil patena dengan roti di atasnya, lalu mengangkatnya sedikit sambil berkata dengan suara lembut. Bila tidak ada nyanyian, Imam dapat mengucapkan rumus berikut dengan suara lantang:)
I : Terpujilah Engkau, ya Tuhan, Allah semesta alam,
sebab dari kemurahan-Mu kami menerima roti yang kami siapkan ini.
Inilah hasil dari bumi dan dari usaha manusia. Yang bagi kami akan menjadi roti kehidupan.
(Imam menaruh patena di atas korporale. Kalau nyanyian persembahan tidak dilagukan, Imam dapat mengucapkan doa di atas dengan suara nyaring, dan umat menanggapinya dengan aklamasi berikut:)
U : Terpujilah Allah selama-lamanya.
(Kemudian Imam menuangkan anggur dan sedikit air ke dalam piala sambil berkata dengan suara lembut:)
I : Sebagaimana dilambangkan oleh percampuran air dan anggur ini,
Semoga kami boleh mengambil bagian dalam keallahan Kristus, yang telah berkenan menjadi manusia seperti kami.
(Imam mengambil piala berisi anggur, lalu mengangkatnya sedikit sambil berkata dengan suara lembut. Bila tidak ada nyanyian, Imam dapat mengucapkan rumus berikut dengan suara lantang.)
I : Terpujilah Engkau,
ya Tuhan, Allah semesta alam, sebab dari kemurahanMu, kami menerima anggur yang kami siapkan ini.
Inilah hasil dari pohon anggur dan dari usaha manusia. Yang bagi kami akan menjadi minuman rohani.
Imam menaruh piala di atas korporale. Kalau nyayian persembahana tidak dilagukan, Imam dapat mengucapkan doa di atas dengan suara nyaring, dan umat menanggapinya dengan aklamasi berikut:
U : Terpujilah Allah selama-lamanya.
ya Tuhan, Allah semesta alam, sebab dari kemurahanMu, kami menerima anggur yang kami siapkan ini.
Inilah hasil dari pohon anggur dan dari usaha manusia. Yang bagi kami akan menjadi minuman rohani.
Imam menaruh piala di atas korporale. Kalau nyayian persembahana tidak dilagukan, Imam dapat mengucapkan doa di atas dengan suara nyaring, dan umat menanggapinya dengan aklamasi berikut:
U : Terpujilah Allah selama-lamanya.
(Kemudian Imam membungkuk khidmat dan berdoa dengan suara lembut):
I : Dengan rendah hati dan
tulus
Kami menghadap kepada-Mu, ya Allah, Bapa kami.
Terimalah kami,
Dan semoga persembahan yang kami siapkan ini berkenan pada-Mu.
(Sesudah itu, Imam membasuh tangan di sisi meja altar sambil berdoa dalam hati:)
Kami menghadap kepada-Mu, ya Allah, Bapa kami.
Terimalah kami,
Dan semoga persembahan yang kami siapkan ini berkenan pada-Mu.
(Sesudah itu, Imam membasuh tangan di sisi meja altar sambil berdoa dalam hati:)
I : Ya Tuhan,
bersihkanlah aku seluruhnya dari kesalahanku,
dan sucikanlah aku dari dosaku.
Imam kembali ke tengah, menghadap ke arah umat. Ia membuka tangan dan mengatupkannya kembali sambil berkata:
I : Berdoalah, Saudara-saudari,
supaya persembahanku dan persembahanmu
berkenan pada Allah, Bapa yang mahakuasa.
U : Semoga persembahan ini diterima
demi kemuliaan Tuhan dan keselamatan kita
serta seluruh umat Allah yang kudus.
DOA PERSEMBAHAN
Kemudian sambil merentangkan tangan, Imam mengucapkan/melagukan DOA PERSIAPAN PERSEMBAHAN yang diakhiri dengan kata-kata sebagai berikut:
I : Ya Allah Bapa, Engkau telah mengaruniakan Yesus Kristus
demi keselamatan kami.
Perkenankanlah bersama persembahan diri Putera-Mu
dalam rupa roti dan anggur
kami menghaturkan persembahan kami,
agar Engkau persatukan dengan kurban Yesus Putra-Mu.
Dialah Tuhan dan pengantara kami.
U : Amin.
bersihkanlah aku seluruhnya dari kesalahanku,
dan sucikanlah aku dari dosaku.
Imam kembali ke tengah, menghadap ke arah umat. Ia membuka tangan dan mengatupkannya kembali sambil berkata:
I : Berdoalah, Saudara-saudari,
supaya persembahanku dan persembahanmu
berkenan pada Allah, Bapa yang mahakuasa.
U : Semoga persembahan ini diterima
demi kemuliaan Tuhan dan keselamatan kita
serta seluruh umat Allah yang kudus.
DOA PERSEMBAHAN
Kemudian sambil merentangkan tangan, Imam mengucapkan/melagukan DOA PERSIAPAN PERSEMBAHAN yang diakhiri dengan kata-kata sebagai berikut:
I : Ya Allah Bapa, Engkau telah mengaruniakan Yesus Kristus
demi keselamatan kami.
Perkenankanlah bersama persembahan diri Putera-Mu
dalam rupa roti dan anggur
kami menghaturkan persembahan kami,
agar Engkau persatukan dengan kurban Yesus Putra-Mu.
Dialah Tuhan dan pengantara kami.
U : Amin.
DOA SYUKUR AGUNG VII
Dialog Pembukaan
Sambil membuka tangan, imam berkata:
I : Tuhan sertamu.
U : Dan sertamu juga.
Sambil mengangkat tangan, Imam melanjutkan:
I : Marilah mengarahkan hati kepada Tuhan.
U : Sudah kami arahkan.
Sambil merentangkan tangan, Imam melanjutkan:
I : Marilah bersyukur kepada Tuhan Allah kita.
U : Sudah layak dan sepantasnya.
Prefasi
Sambil merentangkan tangan, Imam melagukan/mengucapkan prefasi berikut:
Prefasi B
Allah membimbing Gereja menuju keselamatan
I : Sungguh layak dan sepantasnya, ya Bapa yang kudus, Allah yang kekal dan kuasa, bahwa dimanapun juga kami senantiasa bersyukur kepad-Mu. Sebab sepanjang sejarah Engkau mencurahkan kasih sayang yang besar kepada bangsa kami. Berkat jasa begitu banyak tokoh pahlawan, Engkau menumbuhkan kesadaran kami sebagai bangsa, dan membimbing kami mewujudkan negara yang berdaulat. Kami bersyukur kepada-Mu atas bahasa yang mempersatukan kami dan atas Pancasila, dasar kemerdekaan kami. Kami bersyukur sebab terus menerus, Engkau mengajak dan mendorong kami supaya membela persatuan dan kebebasan, menegakkan hukum dan keadilan, meningkatkan keamanan dan peri kemanusiaan, membangun masyarakat yang lebih makmur dan sejahtera, berdasarkan iamna dan pengabdian kepada Mu, Tuhan yang Maha esa. Karena semua anugerah MU itu kami amat bergembira, ya Bapa, dan bersama paduan suara para malaikat kami memuliakan Dikau dengan tak henti-hintinya bernyanyi / berseru:
Kudus Kudus, MB no. 248
Sambil merentangkan tangan, Imam berkata:
I : Sungguh kuduslah Engkau, dan pantas dimuliakan,
Ya Allah, Penyayang umat manusia, sebab Engkau senantiasa mendampingi kami
dalam perjalanan hidup ini.
Sungguh terberkatilah Putra-Mu yang hadir di tengah kami,
Karena oleh kasih-Nya kami dihimpun, dan seperti dahulu bagi para murid-Nya,
demikian pula kini bagi kami
Ia menjelaskan isi Kitab Suci dan memecah-mecah roti.
(Imam mengatupkan tangan. Kemudian, sambil mengulurkan tangan di atas persembahan, ia berkata:)
I : Maka kami mohon kepada-Mu, Yang Bapa yang mahamurah,
Sudilah mengutus Roh Kudus-Mu
Agar Ia menguduskan persembahan roti dan anggur ini Supaya menjadi bagi kami
(Imam mengatupkan tangan, lalu membuat tanda salib satu kali atas roti dan anggur sambil berkata:
Tubuh dan ╬ Darah Tuhan kami, Yesus Kristus.)
(Imam mengatupkan tangan)
I : Pada hari sebelum menderita sengsara,
Dalam perjamuan malam terakhir.
(Imam mengambil roti, dan sambil mengangkatnya sedikit di atas meja altar, ia melanjutkan:)
Ia mengambil roti dan memuji Dikau,,Memecah-mecahkan roti itu,
Dan memberikannya kepada murid-murid-Nya, seraya berkata:
(Imam membungkuk sedikit. Sabda Tuhan berikut hendaknya dibawakan dengan ucapan yang jelas, sesuai dengan sifatnya.)
TERIMALAH DAN MAKANLAH:
INILAH TUBUHKU
YANG DISERAHKAN BAGIMU.
(Imam memperlihatkan hosti suci kepada umat, lalu meletakkannya kembali pada patena. Kemudian ia berlutut menyembah. Sesudah itu, ia melanjutkan:
Demikian pula, sesudah perjamuan,)
(Imam mengambil piala, dan sambil mengangkatnya sedikit di atas meja altar, ia melanjutkan:)
Ia mengambil piala.
mengucap syukur kepada-Mu,
lalu memberikan piala itu kepada murid-murid-Nya seraya berkata:
Imam membungkuk sedikit. Sabda Tuhan berikut hendaknya dibawakan dengan ucapan yang jelas, sesuai dengan sifatnya.
TERIMALAH DAN MINUMLAH:
INILAH PIALA DARAHKU,
DARAH PERJANJIAN BARU DAN KEKAL
YANG DITUMPAHKAN BAGIMU
DAN BAGI SEMUA ORANG
DEMI PENGAMPUNAN DOSA
LAKUKANLAH INI UNTUK MENGENANGKAN DAKU.
Imam memperlihatkan piala kepada umat, lalu meletakkannya di atas korporale. Kemudian Imam berlutut menyembah. Sesudah itu, Imam mengajak umat melagukan/mengucapkan salah satu aklamasi anamnesis:
I : Marilah menyatakan misteri iman kita.
U : Wafat Kristus kita maklumkan,
Kebangkitan-Nya kita muliakan,
Kedatangan-Nya kita rindukan, Amin.
(Sambil merentangkan tangan, Imam berkata:)
I : Dari sebab itu, ya Bapa yang kudus, kami mengenangkan Yesus Kristus, Putra-Mu, Penyelamat kami.
Melalui penderitaan dan kematian pada kayu salib, Ia telah Engkau antar menuju kemuliaan kebangkitan,
dan Engkau beri tempat di sisi kanan-Mu. Sambil mengenangkan Dia, kami mewartakan karya cinta kasih-Mu sampai Ia datang kembali, dan kepada-Mu kami mempersembahkan roti kehidupan dan piala syukur.
I : Ya Bapa, sudilah menerima
persembahan Gereja-Mu ini; Didalamnya kami menghadirkan kurban Paskah Kristus yang telah diserahkan kepada kami. Semoga
berkat kekuatan Roh cinta kasih-Mu,
kini dan selamanya, kami dicatat sebagai anggota Putra-Mu karena kami telah mengambil bagian dalam Tubuh dan Darah-Nya.
kini dan selamanya, kami dicatat sebagai anggota Putra-Mu karena kami telah mengambil bagian dalam Tubuh dan Darah-Nya.
I : Ya Tuhan, teguhkanlah
persatuan kami, yang berhimpun disekeliling altar-Mu, agar bersama Paus
kami………….,dan Uskup kami……….,bersama semua Uskup, Imam, Diakon dan segenap
umat-Mu,
kami menempuh jalan-Mu dengan penuh iman dan harapan.Dengan demikian,
Kami memancarkan sukacita dan kepercayaan kepada dunia.
kami menempuh jalan-Mu dengan penuh iman dan harapan.Dengan demikian,
Kami memancarkan sukacita dan kepercayaan kepada dunia.
I : Ingatlah akan
saudara-saudari kami…. yang kini beristirahat dalam dalam Kristus. Ingatlah
pula akan semua orang yang sudah meninggal;hanya Engkaulah yang mengenal iman
mereka.
(Hening sejenak. Imam menundukkan kepala dan berdoa sejenak
untuk orang-orang yang sudah meninggal. Kemudian, sambil merentangkan tangan,
Imam melanjutkan:)
Perkenankanlah mereka menikmati cahaya wajah-Mu,
Dan pada waktu kebangkitan anugerahilah mereka kepenuhan hidup.
Dan pada waktu kebangkitan anugerahilah mereka kepenuhan hidup.
I : Izinkanlah kami pula,
mencapai kediaman abadi, setelah mengakhiri ziarah kami di dunia ini.
Di sana kami akan hidup abadi bersama Engkau, bersama Santa Perawan Maria, Bunda Allah,
para rasul dan para martir, dan dalam kesatuan dengan semua orang kudus, kami akan memuji dan mengagungkan Dikau Imam mengatupkan tangan. Demi Yesus Kristus, Putra-Mu.
Di sana kami akan hidup abadi bersama Engkau, bersama Santa Perawan Maria, Bunda Allah,
para rasul dan para martir, dan dalam kesatuan dengan semua orang kudus, kami akan memuji dan mengagungkan Dikau Imam mengatupkan tangan. Demi Yesus Kristus, Putra-Mu.
(Sambil mengangkat piala dan patena dengan hosti diatasnya,
Imam bernyanyi/berkata:)
I : Dengan pengantaraan
Kristus, bersama Dia dan dalam Dia, Dalam persekutuan dengan Roh Kudus,
Bagi-Mu, Allah Bapa yang mahakuasa, Segala hormat dan kemuliaan sepanjang segala masa.
Bagi-Mu, Allah Bapa yang mahakuasa, Segala hormat dan kemuliaan sepanjang segala masa.
U : AMIN.
KOMUNI
Bapa Kami
(Sesudah DOA SYUKUR AGUNG, dengan tangan terkatup, imam mengajak umat untuk mendoakan BAPA KAMI):
Bapa Kami
(Sesudah DOA SYUKUR AGUNG, dengan tangan terkatup, imam mengajak umat untuk mendoakan BAPA KAMI):
Lagu Bapa Kami Filipina
dari Madah Bakti No. 144.
I : Atas petunjuk
Penyelamat kita, dan menurut ajaran ilahi, maka beranilah kita berdoa:
(Imam merentangkan tangan, dan bersama umat menyanyikan/mendoakan BAPA KAMI:)
(Imam merentangkan tangan, dan bersama umat menyanyikan/mendoakan BAPA KAMI:)
Embolisme
(Kemudian, sambil merentangkan tangan, imam mengucapkan/melagukan Embolisme (doa sisipan) sebagai berikut dengan suara nyaring):
(Kemudian, sambil merentangkan tangan, imam mengucapkan/melagukan Embolisme (doa sisipan) sebagai berikut dengan suara nyaring):
I : Ya Bapa, bebaskanlah kami dari segala yang jahat dan berilah kami damai-Mu. Kasihanilah dan bantulah kami, supaya selalu bersih dari noda dosa dan terhindar dari segala gangguan, sehingga kami dapat hidup dengan tenteram, sambil mengharapkan kedatangan Penyelamat kami, Yesus Kristus.
(Imam mengatupkan tangannya. Umat melanjutkan doa tersebut dengan berseru/bernyanyi:)
U : Sebab Engkaulah Raja, yang
mulia dan berkuasa untuk selama-lamanya.
Doa Damai
(Kemudian imam membawakan DOA DAMAI di bawah ini:)
I : Saudara-saudari, Tuhan Yesus Kristus bersabda kepada para rasul,
“Damai kutinggalkan bagimu, damai-Ku Kuberikan kepadamu”. Maka marilah kita mohon damai kepada-Nya.
Tuhan Yesus Kristus, jangan memperhitungkan dosa kami,tetapi perhatikanlah iman Gereja-Mu,
dan restuilah kami supaya hidup bersatu dengan rukun sesuai kehendak-Mu.
Sebab Engkaulah pengantara kami kini dan sepanjang masa.
U : AMIN.
(Sambil membuka tangan, Imam mengucapkan Salam Damai.)
(Kemudian imam membawakan DOA DAMAI di bawah ini:)
I : Saudara-saudari, Tuhan Yesus Kristus bersabda kepada para rasul,
“Damai kutinggalkan bagimu, damai-Ku Kuberikan kepadamu”. Maka marilah kita mohon damai kepada-Nya.
Tuhan Yesus Kristus, jangan memperhitungkan dosa kami,tetapi perhatikanlah iman Gereja-Mu,
dan restuilah kami supaya hidup bersatu dengan rukun sesuai kehendak-Mu.
Sebab Engkaulah pengantara kami kini dan sepanjang masa.
U : AMIN.
(Sambil membuka tangan, Imam mengucapkan Salam Damai.)
I : Damai Tuhan kita Yesus Kristus beserta kita.
U : Sekarang dan selama-lamanya.
Pemecahan Hosti
(Imam mengambil roti (besar), memecah-mecahkannya, lalu memasukkan pecahan kecil ke dalam piala sambil berdoa dalam hati.)
I : Semoga percampuran Tubuh dan Darah Tuhan Yesus Kristus ini,memberikan kehidupan abadi kepada kita semua yang akan menyambutnya.
Anakdomba Allah
(Acara Pemecahan Hosti diiringi dengan nyanyian/seruan ANAKDOMBA ALLAH: (MB no. 269))
Doa Persiapan Komuni
(Dengan tangan terkatup, imam berdoa dalam hati. Umat mempersiapkan diri dengan SIKAP DOA PRIBADI):
I : Tuhan Yesus Kristus, Putra Allah yang hidup, karena taat kepada Bapa dan dalam kuasa Roh Kudus, Engkau telah menanggung kematian untuk menghidupkan dunia. Bebaskanlah aku dari segala kejahatan dan dosa berkat Tubuh dan Darah-Mu yang mahakudus ini. Semoga aku selalu setia pada perintah-perintah-Mu, Dan janganlah Engkau biarkan aku terpisah dari-Mu.
Ajakan Menyambut Komuni
(Imam berlutut, mengambil roti kudus, mengangkatnya sedikit di atas patena atau piala, lalu berkata kepada seluruh umat:)
(Roti (dan piala) ditunjukkan kepada umat.)
I : Inilah Anak Domba
Allah yang menghapus dosa dunia.
Berbahagialah kita
yang diundang ke perjamuan-Nya.
Berbahagialah kita
yang diundang ke perjamuan-Nya.
(Umat menanggapi kata-kata Imam dengan berdoa satu kali.)
U : Ya Tuhan, saya tidak pantas. Tuhan datang pada saya, tetapi bersabdalah saja, maka saya akan sembuh.
(Membagi Tubuh (dan Darah) Kristus Kemudian imam berdoa dalam hati:)
I : Semoga tubuh Kristus selalu melindungi aku.
(Dengan khidmat imam menyantap tubuh Kristus. Kemudian ia mengambil piala berisi anggur dan berdoa dalam hati: )
U : Ya Tuhan, saya tidak pantas. Tuhan datang pada saya, tetapi bersabdalah saja, maka saya akan sembuh.
(Membagi Tubuh (dan Darah) Kristus Kemudian imam berdoa dalam hati:)
I : Semoga tubuh Kristus selalu melindungi aku.
(Dengan khidmat imam menyantap tubuh Kristus. Kemudian ia mengambil piala berisi anggur dan berdoa dalam hati: )
I : Semoga darah Kristus selalu
melindungi aku.
(Dengan khidmat imam menyambut darah Kristus.Kemudian imam mengambil patena atau sibori berisi roti kudus dan pergi ke tempat umat akan MENYAMBUT Tubuh (dan Darah) Kristus.Kepada setiap orang yang datang menyambut, imam memperlihatkan hosti kepada umat sambil berkata:
I : Tubuh Kristus.
(Dengan khidmat imam menyambut darah Kristus.Kemudian imam mengambil patena atau sibori berisi roti kudus dan pergi ke tempat umat akan MENYAMBUT Tubuh (dan Darah) Kristus.Kepada setiap orang yang datang menyambut, imam memperlihatkan hosti kepada umat sambil berkata:
I : Tubuh Kristus.
(Umat yang bersangkutan mengamini dengan berkata:)
U : AMIN.
(Membersihkan Piala. Setelah komuni selesai, Imam
membersihkan patena dan piala.
Sebaiknya pembersihan ini dilakukan pada kredens; atau, boleh juga ditangguhkan sampai sesudah
Sebaiknya pembersihan ini dilakukan pada kredens; atau, boleh juga ditangguhkan sampai sesudah
Perayaan Ekaristi. Sambil membersihkan patena dan piala, Imam
berdoa dalam hati:)
I : Ya Tuhan, Semoga
anugrah-Mu yang tadi kami sambut sungguh meresap dalam hati,
Dan memulihkan kekuatan iman kami. Sesudah itu imam pergi ke tempat duduk. Sebaiknya diadakan saat hening sejenak untuk berdoa dalam batin.
lagu Komuni. “Indah Tanahku” MB No. 496
Doa Sesudah Komuni
(Kemudian imam berdiri di belakang meja perjamuan, dan berkata:)
I : Marilah berdoa, Hening
(Lalu ia merentangkan tangan dan mengucapkan doa penutup yang diakhiri dengan konklusi singkat:)
Dan memulihkan kekuatan iman kami. Sesudah itu imam pergi ke tempat duduk. Sebaiknya diadakan saat hening sejenak untuk berdoa dalam batin.
lagu Komuni. “Indah Tanahku” MB No. 496
Doa Sesudah Komuni
(Kemudian imam berdiri di belakang meja perjamuan, dan berkata:)
I : Marilah berdoa, Hening
(Lalu ia merentangkan tangan dan mengucapkan doa penutup yang diakhiri dengan konklusi singkat:)
I : Allah Bapa maha esa,
kami mengucap syukur atas segala rahmat dan anugerah yang Kau limpahkan kepada
nusa dan bangsa kami. Engkaulah yang mempersatukan kami menjadi satu nusa satu
bangsa dan satu bahasa. Engkaulah yang mengantar kami kepada kemerdekaan. Maka
kami mohon, perkenankanlah kami mengisinya dengan kejujuran, keadilan dan cinta
kasih. Dan semoga kami kelak juga Kau persatukan dengan Dikau sendiri dan
bersama para kudus Mu di Surga. Demi Kristus Tuhan Kami.
U : AMIN
U : AMIN
RITUS PENUTUP
PENGUMUMAN
(Sekarang dapat dibacakan beberapa PENGUMUMAN yang perlu diketahui oleh umat.)
AMANAT PENGUTUSAN
(Imam dengan amat singkat dapat menandaskan amanat perayaan.)
BERKAT
(Imam membuka tangan.)
I : Tuhan sertamu.
U : Dan sertamu juga.
(Imam mengulurkan kedua belah tangan ke arah umat.)
I : Semoga Saudara sekalian diberkati oleh Allah yang mahakuasa,
╬ Bapa dan Putera dan Roh Kudus.
U : Amin
PENGUTUSAN
(Imam mengutus umat.)
I : Saudara sekalian, perayaan ekaristi sudah selesai.
U : Syukur kepada Allah.
I : (Marilah pergi) Kita diutus.
U : Amin.
LAGU PENUTUP “Syukur kepadaMu Tuhan”, MB No.497:
(Imam meninggalkan meja perjamuan. Sementara itu bisa dinyanyikan lagu penutup.)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar