Ads 468x60px

Minggu, 1 September 2013

“Beati pauperes spiritu.”
Hari Minggu Biasa XXII
Sir 3:19-21.30-31; Ibr 12:18-19.22-24a ;Luk 14:1.7-14

“Beati pauperes spiritu - Berbahagialah mereka yang rendah hati. Inilah salah satu pesan Yesus dalam kotbah di bukit. Hari ini, kita juga kembali diingatkan tentang pentingnya hati yang tertuju Tuhan. Adapun tiga keutamaan yang perlu diperHATIkan adalah: 

1. Rendah hati:
"Barangsiapa meninggikan diri akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri akan ditinggikan" dan "Rendahkanlah dirimu, supaya kau mendapat karunia di hadapan Tuhan." Inilah dua ajakan dasar kerendahan hati pada bacaan hari ini. Kata "rendah hati", bahasa Latinnya adalah "humus". Adapun dua karakter "humus", al: a.Ia tidak pernah menonjolkan dirinya sendirian. Ia adalah sebuah lapisan/bagian tanah yang subur, yang ada bersama dengan tanah yang lainnya. b.Humus juga membuat tanaman bisa tumbuh dan berkembang dengan baik sehingga berbuah banyak. Dkl: Bukankah kerendahan hati membuat hidup kita menjadi lebih subur dan bisa menyuburkan hidup orang lain? Yang pasti, kerendahan hati bukanlah suatu sikap yang sekadar menganggap diri penuh kelemahan dan kekurangan dan sebaliknya orang lain penuh kekuatan dan kelebihan. Kerendahan hati adalah suatu sikap yang merendah dan terbuka di hadapan Allah. Kerendahan hati adalah suatu sikap hidup yang menganggap orang lain sama penting dan mulianya dengan diri sendiri dan karena itu dengan ikhlas menghormati dan melayaninya tanpa merasa hina atau rendah. Pada akhirnya, kerendahan hati adalah sikap yang membuka diri kepada pertolongan orang lain dan terutama Allah: "Sungguh terpuji orang yang malu bila menerima pujian dan penghargaan, dan tetap diam bila tertimpa fitnahan dan gosipan".
2. Murah hati:
Seperti Tuhan yang mengadakan perjamuan dan mengundang semua orang, terlebih yang kecil, kitapun juga diajak bermurah hati lewat doa,kata kata dan tindakan nyata kita kepada semua orang terlebih yang miskin, cacat, lumpuh dan buta. Janganlah menyerah ketika masih ada sesuatu yang dapat kita berikan. Tidak ada yang benar-benar kalah sampai kita berhenti member karena kasih yang murah hati adalah kekayaan hidup, yang akan menjadi lebih banyak apabila dibagi-bagikan kepada orang lain dengan murah hati. Bukankah kalau burung dikenal dari suara dan nyanyiannya, maka manusia dikenal dari kata-kata dan perbuatannya yang penuh kemurahan hati. 

3. Hati-hati:
Separuh dari kesulitan yang terjadi di dalam hidup kadang disebabkan oleh terlalu cepat berkata ya dan lambat untuk berkata tidak. Dkl: kita kadang gegabah dan ceroboh dengan kata kata. Kita lupa bahwa kata kata dapat mengangkat hati tapi dapat juga membuat sakit hati. Ia seperti nuklir: Ia dapat mjd bom pemusnah atau sumber energi yg luar biasa. Satu pemaknaan yang coba saya bagikan bahwa bukankah saat yang paling berbahaya datang bersama dengan kemenangan yang paling besar karena dimana kekuatan kita, disitu juga terletak kelemahan kita. Kita diajak untuk berhati-hati: berpikir sebelum berbicara dan berdoa sebelum berkarya karena semakin banyak kita berbicara tentang diri sendiri, semakin banyak pula kemungkinan untuk bisa berbohong. Satu hal yang pasti, manusia yang berhati hati adalah "yang merendahkan hati ketika berkedudukan tinggi, yang memaafkan ketika mampu membalas, dan yang bersikap adil ketika kuat."

“Cari galah di Kramat Jati – Jadilah orang yang rendah hati.”
Tuhan memberkati dan Bunda merestui.
Fiat Lux! 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar