“In omnibus Christus!”
Keb 9:13-18; Flm 9b-10.12-17; Luk 14:25-33
“In omnibus Christus – Dalam segalanya adalah Kristus!” Inilah sebuah pernyataan iman yang menjadi pokok bahasan bacaan minggu ini seputar kemuridan Yesus yang menuntut keberanian yang radikal dan sekaligus pertimbangan yang matang. Dkl: Kita diajak untuk mencintai Tuhan diatas segalanya, menjadi “gatot”: GAgah dalam iman dan TOTal ikut Tuhan.”
Adapun “3K” supaya kita bisa menjadi “gatot”: GAgah dalam iman dan TOTal ikut Tuhan,” al:
Keb 9:13-18; Flm 9b-10.12-17; Luk 14:25-33
“In omnibus Christus – Dalam segalanya adalah Kristus!” Inilah sebuah pernyataan iman yang menjadi pokok bahasan bacaan minggu ini seputar kemuridan Yesus yang menuntut keberanian yang radikal dan sekaligus pertimbangan yang matang. Dkl: Kita diajak untuk mencintai Tuhan diatas segalanya, menjadi “gatot”: GAgah dalam iman dan TOTal ikut Tuhan.”
Adapun “3K” supaya kita bisa menjadi “gatot”: GAgah dalam iman dan TOTal ikut Tuhan,” al:
1. Kapasitas:
Inilah sebuah kecakapan yang mengartikan bahwa semua doa dan karya kita tentunya dilakukan dengan penuh pertimbangan, seperti halnya perumpamaan tentang perang dan membangun menara. Kita diajak untuk senantiasa bersikap cermat dan berhati hati. Di balik itu semua, kita juga disadarkan bahwa sumber kapasitas adalah Tuhan sendiri, jadi kita diajak untuk selalu rendah hati di hadapan Tuhan. Tuhan sebagai sumber kapasitas sendiri kerap dsebut sebagai “Sang Filsuf” (Yun:philo sophia: pecinta kebijaksanaan). Jelasnya, indikasi orang yang memiliki kapasitas adalah dia selalu berjuang menjadi orang yang bijaksana dalam kata kata, sikap dan perbuatan nyata sehari-harinya. Kebijaksanaan ini mutlak diperlukan agar manusia semakin mampu mengenal Allah dan kehendak-Nya.
2. Komunitas:
Berangkat dari sebuah paham dasar bahwa Gereja adalah Umat Allah”, jelaslah bahwa iman kita juga memiliki dimensi sosial. Hal ini ditampakkan ketika Paulus ada bersama Onesimus di dalam penjara dan ia juga berkontak dan mengirim surat kepada Filemon. Di dalam suratnya kepada Filemon, Paulus juga berpesan agar memperlakukan Onesimus sebagai “saudara”. Ia ada bersama dan berjuang dengan yang lainnya dalam semangat persaudaraan: “exist is a co-exist.” Lihatlah Yesus sendiri! Di Betlehem: Dia bersama para gembala, tiga majus dan Maria serta Yosef. Di Galilea: Dia bersama 12 rasul, bahkan di Golgota-pun ia bersama disalibkan bersama dua penjahat. Kita juga diajak mempunyai komunitas pengharapan yang saling meneguhkan iman dan mewartakan kebaikan yang sejati.
3. Karitas:
Karitas adalah sebuah kasih sejati yang ditampilkan Yesus dengan tiga syarat dasarnya, yakni”:
a. "Jikalau seorang datang kepada-Ku dan ia tidak membenci bapanya, ibunya, isterinya, anak-anaknya, saudara-saudaranya laki-laki atau perempuan, bahkan nyawanya sendiri, ia tidak dapat menjadi murid-Ku”: Kita diajak menomorsatukan Allah, bukan karena keluarga kita jahat atau jelek, tetapi karena kita menemukan sesuatu yang lebih bernilai untuk mengikuti Kristus. Inilah sebuah prioritas dan totalitas untuk mencari nilai yang tertinggi dalam hidup.
b. “Barangsiapa tidak memikul salibnya dan mengikut Aku, ia tidak dapat menjadi murid-Ku" : Inilah suatu kesediaan untuk berjerih-payah demi melakukan kebaikan dan keutamaan. Hal ini juga berarti kesediaan mengorbankan diri demi orang lain dan kemuliaan Allah.
c. "Setiap orang di antara kamu, yang tidak melepaskan dirinya dari segala miliknya, tidak dapat menjadi murid-Ku": Kita diajak hidup lepas bebas dalam Allah sehingga Allah mudah membentuk kita dan lebih leluasa membagikan berkatNya lebih indah.
“Cari bantal di kota Tarsus – Mari total menjadi murid Yesus.”
Tuhan memberkati dan Bunda merestui.
Fiat Lux!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar