“Credo ergo sum.”
Pw St. Gregorius
Agung, Paus PujG
I Tes. 5:1-6,9-11, Luk. 4:31-37
“Credo ergo sum - Aku percaya maka aku ada".
Ungkapan ini mengajak kita menyadari hakekat iman yang mendasar adalah
kepercayaan (Yun: pistis, Lat:fides, Inggr: faith). Ada tiga pola dasar yang
menampilkan hidup kita sebagai orang yang benar-benar percaya pada Tuhan, al:
1. Berjaga:
“SIAP” adalah kata yang kerap saya dengarkan ketika
memasuki pos jaga dan kompleks militer. Kata ini kerap dikatakan oleh para
prajurit yang bertugas di pos jaga. Mereka diajak untuk selalu siap siaga.
Inilah salah satu sikap dasar orang percaya yakni: “SIAP-Slalu Ingat Akan
Panggilan”. Memang, Allah tidak slalu menjanjikan perjalanan yang nyaman,
tetapi pendaratan yang aman. Disinilah, kita diajak selalu ingat akan panggilan
kita sebagai anak-anak Tuhan: “Kamu semua adalah anak-anak terang dan anak-anak
siang. Kita bukanlah orang-orang malam atau orang-orang kegelapan. Sebab itu
baiklah jangan kita tidur seperti orang-orang lain, tetapi berjaga-jaga dan
sadar”. Yang pasti, jangan mencintai Allah demi mendapatkan "hadiah"
tapi biarkanlah Allah yang menjadi hadiahmu”
2. Berkualitas:
Yesus datang sebagai Mesias yang berarti ”Yang
diurapi”, dipenuhi oleh kuasa Roh Kudus, sehingga kata kata dan tindakannya
penuh kuasa bahkan terhadap semua kuasa jahat. Ia menjadi pribadi yang
berkualitas karena sungguh diurapi dengan Roh Kudus sehingga setan pun tahu
siapa Yesus: “Aku tahu siapa Engkau: Yang Kudus dari Allah." Sudahkah kita
setia memohon urapan Tuhan sehingga kata kata dan tindakan kita berkualitas
karena penuh kuasa bukan penuh dosa, penuh pujian bukan penuh gosipan dan
pergunjingan, karena jelaslah bahwa hidup orang percaya itu bukan menjadi
“pepesan kosong” atau “pabrik kata kata” tapi sungguh menjadi “yang kudus dari
Allah”, yang setia menghadirkan Kerajaan Allah secara nyata lewat kata dan
tindakan cinta setiap harinya karena bukankah lebih baik mempunyai hati tanpa
kata-kata, daripada kata-kata tanpa hati?
3. Bersatu dalam Tuhan:
Karena persatuanNya dengan Bapa, Yesus punyai kuasa
untuk menghardik setan: "Diam, keluarlah dari padanya!" Dan setan
itupun menghempaskan orang itu ke tengah-tengah orang banyak, lalu keluar dari
padanya dan sama sekali tidak menyakitinya. Setiap orang percaya yang selalu
mengalami persatuan dengan Tuhan dalam doa dan karyanya pasti akan
diperlengkapi dengan kuasa ilahi untuk mengalahkan kuasa-kuasa gelap. Bagi
orang percaya yang setia bersatu denganNya: mengetahui kehendakNya adalah
hikmat terbesar, menemukan kehendakNya adalah penemuan terbesar, dan melakukan
kehendakNya adalah prestasi terbesar. Sudahkah kita selalu menyediakan waktu
untuk bersatu dengan Tuhan secara pribadi? Bukankah resep untuk mengubah hidup
yang "berat" menjadi "berKat" : tambahkan "K"
(Kristus) didalamnya? Jelasnya, bagian kita adalah melakukan kehendak Allah,
dan bagian Allah adalah mengurus kita. Karenanya kita seharusnya tidak pernah
takut pada apapun juga.
“Daun pepaya daun jati – Orang percaya pasti
diberkati.”
Tuhan memberkati dan Bunda merestui.
Fiat Lux!
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar