“Amicus certus in re incerta cernitur.”
Kel.1:1-8, Luk 4:38-44.
“Amicus certus in re incerta cernitur - Seorang kawan sejati dapat dikenali pada saat yang penuh ketidakpastian. Kalimat yang ditulis oleh Cicero ini menghadirkan sosok sahabat sejati yang ditampilkan Yesus ketika menyembuhkan banyak orang yang ada dalam “ketidakpastian” karena sakit: " Ada tiga peranan Yesus yang dihadirkan secara real sebagai sahabat sejati, al:
1.Healer:
Yesus menjadi seorang tabib ilahi. Ia menyembuhkan ibu mertua Simon yang sakit demam keras bahkan ketika matahari terbenam, semua orang membawa kepada-Nya orang-orang sakitnya, yang menderita bermacam-macam penyakit. Ia pun meletakkan tangan-Nya atas mereka masing-masing dan menyembuhkan mereka. Bukankah tidak ada salib, besar atau kecil, dalam hidup kita yang Tuhan kita tidak turut menanggungnya?
2. Teacher: Kel.1:1-8, Luk 4:38-44.
“Amicus certus in re incerta cernitur - Seorang kawan sejati dapat dikenali pada saat yang penuh ketidakpastian. Kalimat yang ditulis oleh Cicero ini menghadirkan sosok sahabat sejati yang ditampilkan Yesus ketika menyembuhkan banyak orang yang ada dalam “ketidakpastian” karena sakit: " Ada tiga peranan Yesus yang dihadirkan secara real sebagai sahabat sejati, al:
1.Healer:
Yesus menjadi seorang tabib ilahi. Ia menyembuhkan ibu mertua Simon yang sakit demam keras bahkan ketika matahari terbenam, semua orang membawa kepada-Nya orang-orang sakitnya, yang menderita bermacam-macam penyakit. Ia pun meletakkan tangan-Nya atas mereka masing-masing dan menyembuhkan mereka. Bukankah tidak ada salib, besar atau kecil, dalam hidup kita yang Tuhan kita tidak turut menanggungnya?
Yesus menjadi guru kehidupan bagi banyak orang. Ia keluar masuk ke rumah ibadat untuk berdoa dan memberikan pengajaran: “Juga di kota-kota lain Aku harus memberitakan Injil Kerajaan Allah sebab untuk itulah Aku diutus. " Ia menjadi guru yang tulus mengajarkan iman yang benar, harapan yang pasti, dan kasih yang sempurna untuk semakin mengerti, memahami dan melaksanakan semua perintahNya: "Siapa yang mengasihi pasti dikasihi, siapa yang tenang pasti selamat, siapa yang bodoh pasti kalah, siapa yang terburu-buru pasti salah."
3. Prayer:
Di tengah kesibukan hidup karya yang terus datang silih berganti, Ia tak lupa untuk “retret”, mundur sejenak dari rutinitas harian: Ketika hari siang, Yesus berangkat dan pergi ke suatu tempat yang sunyi. Ia menyediakan waktu untuk ber-“intimitas cum Deo” dengan doa dan relasi pribadi kepada Yang Ilahi. Ia bukan hanya menjadi “man for others” tapi sekaligus juga menjadi “man of prayer”: “Yesus, datanglah ke hatiku, berdoalah denganku, berdoalah didalamku – agar aku bisa belajar dari-Mu cara untuk berdoa.” Yang pasti: manusia tidaklah diciptakan dengan main-main, ataupun secara serampangan, namun diciptakan secara mengagumkan untuk sebuah tujuan yang agung, bukan?
“Cari louhan di Pasaraya – Ikuti Tuhan dengan hati yang gembira.”
Tuhan memberkati dan Bunda merestui.
Fiat Lux!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar