Ads 468x60px

Minggu 30 Maret 2014

MINGGU PRAPASKAH IV
1 Sam 16:1b.6-7.10-13a; Mzm 23:1-3a.3b-4.5.6; Ef 5:8-14; Yoh 9:1-41.    

"Lux veritatis-Cahaya kebenaran!" Inilah salah satu gelar untuk Yesus ketika Ia menyembuhkan seorang yang buta sejak lahir. Cahaya kebenaranNya membuat orang buta itu dapat melihat. Sebaliknya, orang Farisi yang merasa bisa melihat (merasa tahu dan lebih mengenal Allah) justru menjadi buta. Mereka tidak mampu melihat karya Allah dalam diri Yesus dan si buta yang disembuhkanNya karena hatinya penuh dengan kesombongan dan kemunafikan.

Adapun hari ini, Yesus meludah ke tanah lalu membuat lumpur yang dipoleskannya pada mata orang buta itu dan menyuruhnya pergi ke Siloam (“yang diutus”). “Yang diutus” adalah sebutan khas bagi Yesus, maka dapat dipastikan bahwa pertama-tama kita diajak pergi kepada Yesus untuk mendapat penyembuhan dari aneka "kebutaan" ("Buta-Banyak Urusan Tanpa Allah”). Di lain matra, orang buta yang pergi ke "siloam" ini maju bertahap dan sejalan dengan proses pemahaman para katekumen. Dari pengertian pertama mengenai kenyataan bahwa ada seseorang bernama Yesus (ay. 11), mereka akan maju ke dalam pemahaman mengenai tokoh ini sebagai nabi (ay. 17), sebagai seorang yang berasal dari Allah (ay. 33), sebagai Anak Manusia yang ilahi (ay. 35) dan berpuncak pada pengakuan bahwa Yesus adalah Tuhan (ay. 38). Proses kemajuan yqg terjadi ini mencerminkan langkah-langkah katekumenat yang mengarahkan kepada iman yang utuh dan penuh. Orang buta itu sampai kepada iman akan Yesus tidak melalui Taurat dan berbagai tafsirannya seperti dilakukan oleh kaum Farisi tapi pengalaman pribadi diselamatkan oleh Yesus-lah yang menjadi alasan utamanya untuk beriman secara utuh. Yang pasti, bukankah juga keselamatan itu datang bagaikan terang bagi orang buta? (Lih: Mzm 146,8; Yes 29,18; 35,5; 42,16.18; 43,8;Yer 31,8).

"Ada usus ada bakmie - Tuhan Yesus sembuhkanlah kami."

Tuhan memberkati + Bunda merestui. 
Fiat Lux! (@RmJostKokoh).
PIN HIK: 752D878C.    

Tidak ada komentar:

Posting Komentar