Yun 3:1-10; Mzm 51:3-4.12-13.18-19; Luk 11:29-32.
"Signum-Tanda! " Inilah yang menjadi kekhasan iman kita bahwa Tuhan sebagai "Penanda Pertama", hadir lewat banyak tanda, bahkan setiap praksis liturgi dan mistagogi kita juga penuh dengan tanda. Yang pasti, kita juga diajak utk menjadi tanda yang hidup, dalam bahasa saya, menjadi "significant minority", minoritas yang memberi "tanda" (arti/guna/faedah) bagi gereja dan masyarakat kita. Adapun Yesus menegur orang yang tidak bertobat sehingga kurang peka pada pelbagai tanda jaman: "Angkatan ini adalah angkatan yang jahat. Mereka menuntut suatu tanda tapi mereka tidak akan diberi tanda selain tanda Nabi Yunus sebab orang-orang Niniwe itu bertobat waktu mereka mendengarkan pemberitaan Yunus dan sungguh, yang ada di sini lebih daripada Yunus!" Disinilah kita diajak benar-benar bertobat dan peka pada pelbagai tanda yang diberikanNya skaligus menjadi "sakramen" yang hidup, "tanda hadirnya Allah lewat 3 pilar, antara lain:
1."Sesama": Pelbagai perjumpaan dengan orang di sekitar kita kerap menjadikan kita lebih ingat akan sapaan dan kehadiranNya karena setiap manusia pad dsrnya adalah citra/cerminan ilahi, imago et similitudo Dei.
2."Semesta": Banyak orang kudus yang dekat dan bersahabat dengan alam, sehingga kadang saya katakan, "back to nature is back to God, "alam-Aku Lihat Allah Muncul". Alam kerap menjadi wujud manifestasi kehadiranNya yang mahakuasa.
3."Sejarah": Orang bijak kerap mengatakan, "historia se repete-sejarah kan terulang." Dalam bahasa Bung Karno, "jas merah-jangan sesekali melupakan sejarah." Kita diajak untuk menjadi orang yang eling dan waspada, tidak lupa akan sejarah peradaban dan kebudayaan dunia bahwa Tuhan kerap hadir dalam pelbagai lika liku sejarah kita dan sejarah dunia, bukan?
"Dari Jatijajar kita pergi berziarah - Mari kita blajar peka pd sesama-semesta dan sejarah.
Tuhan memberkati + Bunda merestui.
Fiat Lux! (@RomoJostKokoh).
Fiat Lux! (@RomoJostKokoh).
PIN HIK: 752D878C.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar