Ads 468x60px

Minggu 13 April 2014

MINGGU PALMA
Mat 21:1-11; Yes 50:4-7; Fil 2:6-11; Mat 26:14-27:66.

"Equus asinus-Keledai". Ia adalah sejenis mamalia dari keluarga Equidae, hewan jinak seperti kuda kecil yang digunakan untuk pelbagai macam kerja, seperti menarik kereta kuda, membajak ladang/membawa beban. Disinilah pada awal Pekan Suci, Yesus datang ke Yerusalem dg keledai untuk mengangkat & mengangkut semua beban hidup supaya kita diselamatkan. Ia sungguh mengosongkan diri dan mengambil rupa seorang hamba yang menanggung beban dan hukuman (bdk. Flp 2:6-11). Bagi saya “keledai” mengandung 3 sikap dasar, antara lain:

1."KE-rendahan hati": Kuda adalah lambang keperkasaan, tapi keledai? Raja Daud,  Salomo dan Herodes Agung memasuki kota dengan menari-nari dan menaiki seekor kuda perkasa. Tidak pernah ada seorang raja memasuki sebuah kota dengan menaiki keledai. Keledai sendiri kerap menjadi mitos kebodohan: “keledai yang bodoh saja tidak mungkin masuk ke dalam lubang yang sama dua kali.” Keledai juga kerap terkesan diam, dg sikap yang suka menunduk. Ia mengajak kita belajar "menunduk": menerima dengan rendah hati, apa yang dikehendaki Allah agar terjadi pada hidup kita.

2.LE-mah lembut": “Lihat, rajamu datang; Ia adil dan jaya. Ia lemah lembut dan menaiki seekor keledai” (Zak 9: 9-10). Ia mengajak kita tidak mudah marah tapi bersikap lemah lembut lewat karya-ucapan dan doa kita setiap harinya.

3."DAY-a tahan": Di kota kuno Petra, ada biara di puncak bukit. Untuk mencapainya,  kita harus melalui ribuan anak tangga sepanjang tiga kilometer. Jika berjalan kaki butuh waktu 3 jam, tapi dengan keledai, kita hanya butuh waktu selama 45 menit. Jelaslah, keledai itu kuat untuk menahan beban berat. Keledai bagus untuk mendaki, sedangkan kuda hanya bagus untuk jalan lurus padahal hidup kita tak selamanya lurus, bukan? Hosana!

"Sakit gigi pas minggu palem - Mari kita slalu berbagi dan Berkah Dalem".
Tuhan memberkati + Bunda merestui.
Fiat Lux! @RomoJostKokoh.
PIN HIK: 752D878C.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar