Ads 468x60px

Rabu 23 April 2014

Oktaf Paskah
Kis 3:1-10; Mzm 105:1-2.3-4.6-7.8-9; Luk 24:13-35

"Mane nobiscum Domine - Tuhan tinggallah bersama kami!" Inilah permohonan kedua murid Emaus yang berjumpa dengan Yesus dalam perjalanan. Emaus sendiri disebut sebagai "dusun" yang letaknya kira-kira 11 km dari Yerusalem. Perjalanan dari Yerusalem ke Emaus sendiri ditampilkan sebagai penjernihan gagasan para murid mengenai Yesus. Caranya sederhana, antara lain:

1."Pemurnian": Kedua murid itu diminta mengingat-ingat kembali semua yang sudah pernah didengar tentangNYA. Tapi kali ini mereka diajak membaca kembali pengalaman itu dengan pikiran yang murni, yang tidak dikuasai oleh agenda/kepentingan pribadi/kelompok.

2."Pencerahan": Mereka dihadapkan kepada sumber-sumber kepercayaan yang mencerahkan dan yang sejati, lewat kitab-kitab Musa dan nabi-nabi". Seperti mereka, kita juga diajak agar bersedia berdialog dan dicerahkan dengan sabda Tuhan sendiri dan membiarkan diri selalu diperkaya olehNya.

3."Persatuan": Di Emaus, "ketika Yesus memecah-mecah roti", barulah kedua murid itu ‘sembuh’: Mereka "sembuh" karena menyadari dan mengenali siapa sesungguhnya orang yang berjalan bersama. Mereka "sembuh karena mereka mengalami bahwa "Yang Ilahi" benar-benar hadir dan menyatu dalam gulat geliat hidup yang insani". Dan inilah yang kita selalu kenangkan dalam ekaristi, ketika Yesus sudi bersatu dengan kita. Dalam bahasa Injil Yohanes 1:14: “Verbum caro factum est, et habitavit in nobis - Firman itu telah menjadi daging, dan diam di antara kita”. Itulah sebabnya, "Emaus" bisa punya arti indah, “Ekaristi Mengubah Aku Untuk Sembuh.” Kalau begitu, sudahkah kita sembuh? Sudahkah kita juga berusaha menghayati serta lebih mencintai Ekaristi setiap harinya?

"Ada Tati ada Titi - Cintailah ekaristi sepenuh hati."  

Tuhan memberkati + Bunda merestui. Fiat Lux! (@RomoJostKokoh).
PIN HIK: 752D878C. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar