Ads 468x60px

Refleksi Kamis Putih

Ada beberapa sikap di antara pribadi yang hadir dalam ruang perjamuan cintakasih di malam Kamis Putih ini, yaitu: 

-Tindakan pelayanan dari "Yang Mencintai" (Yesus) dan tindakan pengkhianatan dari "yang dicintai" (Yudas). Kita dapat menggambarkan kepedihan hati Yesus ketika orang yang dipilih-Nya sebagai rasul itu justru telah mengantar-Nya ke tiang salib. 

-Jika Yesus tampil sebagai aktor yang maha tahu, sebaliknya para murid tampak begitu lamban memahami saat-saat yang semakin genting itu. Petrus tidak menangkap tindakan simbolis Yesus, para murid juga salah duga tentang Yudas dan kepergiannya dari ruang perjamuan. Mereka tidak tahu bahwa Yudas sedang merencanakan sesuatu yang jahat terhadap Guru dan Tuhannya. 

- Para murid belum mampu merasakan kekuatan kasih Yesus secara penuh, kendati mereka tidak kerasukan Iblis seperti Yudas. Mereka bagaikan anak-anak yang masih lugu. Mereka tidak menduga dan tidak punya persiapan untuk menyongsong peristiwa tragis Yesus yang pada malam itu juga akan terjadi. Kendati para murid begitu lugu, Yesus masih menumpukan harapan-Nya kepada mereka agar mengikuti teladan-Nya. Rangkaian pengajaran Yesus yang disampaikan pada bab 13:31-17:26 menunjukkan bahwa merekalah tumpuan harapan Yesus.

- Yesus begitu tegar dan menguasai keadaan yang semakin genting tersebut. Sejak awal sudah ditunjukkan kesan bahwa Yesus tahu semua yang sedang dan akan terjadi. Namun pengetahuan itu tidak mendorong-Nya untuk lari menghindari tugas. Komitmen Yesus terhadap misi dan hidup-Nya menjadi teladan unggul bagi para murid dan kita semua pada saat kini sampai pada saat nanti.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar