Ads 468x60px

Siao Min


Namaku Siao Min. Tahun itu, seorang lelaki mendadak muncul memberi warna dalam hidupku, tampangnya tidak seberapa, namanya Siao Cien. Secara perlahan, aku bersahabat denganya, dan mendapati bahwa dia adalah orang yang penuh pengertian dan lemah lembut. Hari berlalu, hubungan kami semakin dekat, perasaan di antara kami semakin menguat, dan juga mendapat dukungan dari teman-teman. Pada suatu hari di tahun kelulusan kami, dia berkata padaku: "Aku telah mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan studi tetapi di Amerika, dan aku tidak tahu akan pergi berapa lama, kita bertunangan dulu, bolehkah ?"

Mungkin dalam keadaan tidak rela melepas kepergiannya, aku mengangguk. Oleh karena itu sehari sesudah hari wisuda, hari itulah merupakan hari pertunangan kami berdua. Setelah bertunangan tidak berapa lama, bersamaan dengan ucapan selamat dan perasaan berat hati dalam hatiku, dia menaiki pesawat dan terbang menuju sebuah tempat yang jauh, sebuah negara yang kerap disebut negeri Paman Sam. Aku juga mendapatkan sebuah pekerjaan yang bagus, memulai hari bekerja dari jam 09.00 hingga jam 17.00. Telepon interlokal merupakan cara kami untuk tetap berhubungan dan melepas kerinduan. 
Suatu hari, sebuah hal yang naas terjadi pada diriku. Pagi hari, dalam perjalanan menuju tempat kerja, sebuah taksi, mendadak menikung tajam. Tidak tahu setelah berapa lama, saat siuman aku telah berada di rumah sakit, anggota keluarga yang melihatku telah siuman, lantas bergegas memanggil dokter. "Pah, Mengapa ? Ada apa?” Kataku singkat tapi aneh tidak ada suara keluar dari mulutku.

Dokter mendatangiku dan memeriksa, suster menyuntikkan sebuah serum ke dalam diriku, mempersilahkan orang lain untuk keluar terlebih dahulu. Ketika siuman kembali, yang terlihat adalah raut wajah yang sedih dari setiap orang di sekitarku. Sebenarnya apa yang terjadi, mengapa kini aku tidak dapat bersuara? Ayah dengan sedihnya berkata : "Siao Min, dokter bilang syaraf kamu mengalami luka, untuk sementara kamu tidak dapat bersuara, tapi lewat beberapa waktu kamu akan membaik." 

“Aku tidak mau! Aku tidak mau!!!!!" Aku memukul ranjang, sambil berusaha membuka mulut lebar-lebar sambil berteriak, tapi hanya merupakan sebuah protes yang tidak bersuara. Setelah kembali ke rumah, kehidupanku berubah. “A nightmare”, sebuah mimpi buruk: Suara telepon yang kudambakan sewaktu dulu, merupakan suara yang sangat menakutkan bagiku sekarang ini. 

Aku tidak lagi keluar rumah, juga menjadi seorang pendiam yang murung, yang menyia-nyiakan diri, dan ayah juga mulai berpikir untuk pindah rumah. Dan pacarku? Dia ada di belahan bumi yang lain, yang diketahui hanyalah aku mungkin telah membatalkan pertunangan, karena setiap telepon darinya tidak mendapatkan jawaban, setiap surat yang ditulisnya bagaikan batu yang tenggelam ke dasar lautan. 

Dua tahun telah berlalu, aku secara perlahan telah dapat keluar yang masa gelap ini, memulai hidup baru, juga memulai belajar bahasa isyarat untuk berkomunikasi dengan orang lain. Suatu hari, Siao Cien memberitahu kepada keluargaku bahwa ia akan datang ke rumah merayakan ulang tahunku. Ia juga memberitahukan bahwa dia sekarang bekerja di sebuah perusahaan sebagai seorang insinyur. Aku hanya berdiam diri, tidak mengatakan apapun ketika keluargaku memberitahukan tentang rencana kedatangan Siao Cien ke rumahku. 

Sorenya, bel pintu berbunyi, suaranya berbunyi berulang-ulang dan terdengar tergesa-gesa, sehingga ayahku bergegas menyeretkan langkah kakinya yang berat, hendak membuka pintu. Saat itu, suasana di dalam rumahku menjadi hening. Yah, dia telah muncul, dia telah berdiri di depan pintu rumahku. Dia mengambil napas yang dalam, dengan perlahan berjalan ke hadapanku, dan,.....dengan bahasa isyarat yang terlatih, dia berkata: "Maafkan aku! Aku terlambat satu tahun baru menemuimu. Dalam satu tahun ini, aku berusaha dengan keras untuk mempelajari bahasa isyarat, demi untuk satu hari ini, Tidak peduli kamu berubah menjadi apapun, selamanya kamu merupakan orang yang paling kucintai. Selain kamu, aku tidak akan mencintai orang lain, Marilah kita segera menikah!" Cerita cukup sampai disini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar