Ads 468x60px

Selasa 15 Juli 2014

Pw. St. Bonaventura, Uskup & Pujangga Gereja
Yes 7:1-9; Mat 11:20-24

"Dominus flevit - Tuhan menangis!' Tuhan ternyata tidak hanya menangis tapi juga bisa marah. Ia mengecam kota-kota yang "buta tuli dan tumpul" karena ketamakan dan kelekatan harta dunia, yang tidak peka dan tidak bertobat padahal disanalah banyak mukjizat yang dibuatNya. Secara insani, marah (Belanda: "korstluiting") bisa terjadi karena salah paham/salah ucap/salah tangkap/salah tingkah/kesel-jengkel/hilang respect/tersinggung/curiga dll. 


Dalam bahasa Yunani, marah mempunyai 2 arti dasar, "orge"/marah berkepanjangan dan "thumos"/marah sekilas-cepat muncul tapi cepat padam. Yang pasti, marah adalah warna emosi/reaksi manusiawi dan jasmani sebagai respon emosi entah karena faktor internal/eksternal, yang dalam KSPL/Perjanjian Lama ada 455 kata "marah" dimana 375nya adalah kemarahan Allah. Sebenarnya ada beberapa jenis kemarahan, antara lain:

1."Marah yang meledak-ledak" (Ams 19:19).

2."Marah yang berdosa" (Rom 12:19).

3."Marah yang dipendam": Ini berpotensi menjadi akar kepahitan dan menggerogoti sistem kekebalan tubuh terlebih bagi kaum perempuan: "stress dan tekanan darah labil juga memacu jantung menjadi tak terkendali."

4."Marah yang suci": Inilah kemarahan Allah sendiri demi hidup dan kasih yang lebih "adil": sejati dan sepenuh hati. Marah yang tidak asal marah tapi mempunyai alasan dan tujuan yang baik untuk menegur/menyadarkan demi kebaikan/perbaikan orang lain. Bagaimana dengan hidup kita sendiri?

"Cari galah di rumahnya Nana - Berhati-hatilah dan jadilah orang yang bijaksana."

Tuhan memberkati + Bunda merestui.
Fiat Lux! @RomoJostKokoh.

(Pin BB HIK : 752D878C).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar