Ads 468x60px

“LOTIS” – Loving, Transforming dan Sharing.

Ketika saya masih belajar di kota Yogyakarta, ada banyak makanan yang saya minati, antara lain: Gudeg Yu Djum di Wijilan, Bakso Bawor di dekat gapura seberang kolam renang UNY, Soto Kadipiro, Bakmi Kadin di Bintaran, Lotek Bu Ning dan teh poci di Tamansiswa, Wirogunan, Gado-gado di Moses Sanata Dharma, juga ada “tongseng asu” di Condong Catur, Mataram dan Kalasan, angkringan di depan Kentungan, pecel di Samirono, lele mangut di Kasihan Bantul, juga ada lotis di dekat Gejayan. Biasanya, saya bersama beberapa frater dari Seminari Kentungan mencari makan ketika ada waktu senggang atau setelah mengurus sebuah acara komunitas bersama rekan-rekan frater lainnya.

Lotis adalah, aneka buah, yang kerap kita kenal dengan nama rujak, potongan buah-buahan yang segar, yang dicocolkan dalam sambal gula merah campur kacang tanah. Ada aneka macamnya. Ada rujak cingur di Surabaya, bumbu rujak di Sunda, rujak Shanghai di Glodok. Artinya, meski berbeda, kita tetap diajak untuk bersatu memperkaya rasa bukan? Seperti Maria yang juga datang memperkaya rasa banyak orang bukan? Dia memperkaya Yusuf suaminya, Yesus puteranya, para murid Yesus sahabatnya, dan banyak orang juga. 



LOTIS sendiri terdiri atas tiga sikap baik, al: loving, transforming dan sharing.


-Loving: 
Sepenggal kisah nyata dari Pulau Galang, terdapatlah sebuah bangunan tua yang sebagian besar terbuat dari kayu. Di atas atap bangunan tersebut tampak sebuah salib kayu. Di bawahnya terdapat gambar Bunda Maria. Di sisi kanan dan kiri terdapat dua jendela yang terkunci rapat. Itulah bangunan Gereja St Maria di Pulau Galang, Kepulauan Riau, yang menjadi jejak kecintaan para pengungsi Vietnam di tengah impitan, putus atas, dan hilang harapan setelah eksodus dari negaranya. 

Sedikitnya, 250.000 pengungsi Vietnam pernah tinggal di Pulau Galang yang berjarak sekitar 50 kilometer sebelah selatan Pulau Batam dan hanya sekitar setengah jam perjalanan dari Singapura dengan menggunakan feri. Tidak jauh dari Gereja St Maria juga terdapat Patung Bunda Maria di atas perahu yang dibuat oleh pengungsi Vietnam selama mereka berada di Pulau Galang yang kini bisa ditempuh dengan melalui Jembatan Barelang (Batam-Rempang-Galang). Jembatan itu menghubungkan lima pulau dan berakhir di Pulau Galang.

Di areal Gereja St Maria juga terdapat sejumlah patung, diantaranya Patung Bunda Maria yang di bawahnya terdapat bangku, patung seorang pastor yang tengah merangkul dua anak kecil serta sebuah patung Rasul Paulus yang sedang membungkukkan diri. 

Gereja St Maria, Patung Bunda Maria, serta patung-patung lainnya merupakan jejak kecintaan para pengungsi Vietnam (boat people) terhadap Tuhan. Di tengah impitan serta kesusahan yang luar biasa, para pengungsi Vietnam yang eksodus dari negerinya setelah jatuhnya Vietnam Selatan ke tangan kekuasaan Vietnam Utara atau biasa dikenal sebagai Vietkong itu dan akhirnya dikumpulkan di kamp pengungsi di Pulau Galang, tetap menaruh harapan dan kasih mereka kepada Tuhan. Itulah loving!

Kata Paulus, ada trilogi penting bagi orang Kristen; Iman, harapan dan kasih, dan yang terbesar adalah Kasih. Kasih Maria dan kasih Yesus, membuat mukjijat Kana menjadi ada. Kasih mengalirkan kebaikan. Khalil Gibran dalam “Sang Nabi” pun berkata: Saat cinta menuntunmu, ikutlah dengannya walaupun jalan yang harus kau tempuh berliku. Dan saat sayap-sayapnya merangkulmu, serahkanlah seluruh dirimu padanya walaupun pedang-pedang yang ada dibalik sayap-sayap akan melukaimu. Sebagaimana cinta memahkotaimu, ia menyalibmu. Menumbuhkan juga memangkasmu. Saat engkau mencintai jangan katakan Tuhan ada dalam hatiku, tapi ucapkan, aku ada di hati Tuhan.” 


-Transforming: 
Menemukan Maria dalam kehidupan sehari-hari orang Katolik, akan nampak terlebih dalam bulan Mei dan Oktober sepanjang tahun. Tiada hari tanpa doa Maria dalam kehidupan umat kristiani katolik yang mentradisi dalam iman. Bahkan kadang patung Dewi Maria ditempatkan secara khusus dan diarak dari rumah ke rumah untuk didoakan bersama. Maria sebagai bunda kita yang mempersatukan segala bangsa dalam doa. Bila kita ke Lourdes terdengar lagu Ave Maria dengan berbagai ragam bahasa yang memuji Maria. Tidak hanya lagu Maria yang membuat orang beriman merasa bersatu tapi nampaknya juga lewat kelompok doa di bawah panji Maria, misalnya Legio Maria. 

Bapa Suci Yohanes Paulus II begitu mencintai dan menghormati Maria sehingga ia menciptakan “Peristiwa Terang” agar Maria menjadi harum, seperti Kartini harum namanya. Di Medan dibangun gereja yang bagus untuk menghormati Maria, namanya Gereja Maria Annai Velangkanni: Maria yang nampak seperti wanita India. Di Jawa Tengah dibuat arca Maria seperti patung candi yang terbuat dari batu alam. Ada banyak sekolah, yayasan, perkumpulan, lembaga keterampilan, dan organisasi yang berlindung dalam nama Maria. Maria telah masuk ke segala aspek kehidupan. Mengapa? Karena Maria kerap mentransformasi: mengubah hidup banyak orang. Kadang dalam membacakan intensi misa, ada saja umat yang bersyukur atas terkabulnya permohonan lewat doa novena tiga salam maria. Kadang, dalam mendengarkan keluh kesah hidup berkeluarga, ada saja umat yang men-sharingkan hidup doanya menjadi indah dengan doa Rosario. 

Dan, ingatlah inti kisah Kana: perubahan air menjadi anggur. Itu semua terjadi lewat perantaraan Maria bukan? Anggur sendiri adalah tanda suka cita dan antusiasme pesta perjamuan perkawinan Yahudi. Maka bagaimana lewat Maria, kita bisa juga belajar menjadi lebih bermutu, bagaimana lebih memberi suka cita. Suatu perubahan dari dalam. Itulah transformasi! Kita bisa belajar dari Tiram: Sebutir pasir terbawa arus masuk ke dalam cangkangnya, melukai dagingnya yang halus dan lembut. Ia tak berdaya melepaskannya. Apa yang dilakukannya? Ia mengeluarkan lendir, membungkus pasir itu, dan setelah berbulan bertahun lewat, sebutir pasir itu telah berubah menjadi mutiara. Mulanya dari sesuatu yang remeh, kecil, menyakitkan, minder, tapi Tuhan mengubah menjadi mutiara indah yang mahal harganya. 


-Sharing: 
Maria sebagai seorang ibu dan tokoh rohani telah mendapat hati bagi kaum beriman Katolik mulai dari anak-anak sampai orang tua, dari kalangan sederhana sampai kalangan tinggi. Maria telah menjadi ibu Yesus dan ibu kita semua. Sering kita temukan pula di rumah atau di tempat-tempat doa, banyak terdapat patung Bunda Maria. Bahkan aksesori, dan gambar Maria banyak sekali diminati umat Katolik. Maria tidak hanya mendapat hati bagi pencintanya, tetapi juga sudah menjadi nafas kehidupan umat. Doa Salam Maria misalnya telah menjadi doa yang terindah dan selalu didoakan di setiap kepentingan dan permohonan. Maria menjadi manusia beriman yang mencerminkan tipikal umat yang beriman mendalam. Maka kehidupan Maria sebagai gambaran umat dalam mencari dan menemukan keteladanan. Tidak melebih-lebihkan Maria, karena kekagumannya banyak penyair membuat puisi kehormatan, gambar yang indah sebagai madona dan lagu yang populer bagi para penggemarnya. Dan begitu banyak doa Salam Maria beraneka ragam bahasa. 

Dalam kehidupan sehari-hari Maria bukan saja jadi model, tetapi bergeser jadi pusat cipta dan kreasi yang menyuburkan inspirasi bagi kehormatan Maria. Hidup Maria menjadi sumber inspirasi yang bila digali tidak pernah habis-habisnya. Gereja selalu menghidupkan peranan Maria lewat doa, novena, dan pembicara dengan nara sumber yang bagus. Banyak orang tersentuh dan merasa digerakkan dan dibangkitkan semangatnya lewat pengalaman hidup bersama Maria. Disinilah jelas, Maria mendapat tempat dalam hidup sehari-hari karena Maria sangat rela berbagi, karena jelaslah, seperti mukjijat di Kana, perubahan air menjadi anggur tidaklah untuk dinikmati panitia pesta sendiri, bukan? Yo.. yo.. disimpan, nanti diminum sendiri ..nggak… anggur yang nikmat itu ada untuk dibagikan. Ini soal berbagi sukacita, berbagi rahmat. Ibarat cermin, tugas kita memantulkan cahaya ilahi yang kita terima ke sudut-sudut yang paling gelap sekalipun. Kita mau saling berbagi sinar yang kita terima untuk menerangi juga saat-saat sedih pedih dari pengalaman hidup kita. Aku berbagi, maka aku ada, itulah sharing! 

Yang pasti, Tuhan membutuhkan kita untuk mengubah dunia menjadi lebih baik. To make a Better World. Seperti idaman Michel Jackson. Heal the world, make a better place, for you and for me and the entire human race. Akhirulallam, sepakat dengan AA Gymnastiar, ini semua bisa lebih mudah dicapai dengan prinsip 3 M, yakni: “Mulai dari diri sendiri, mulai dari hal-hal kecil dan mulai dari sekarang”. Selamat menjadi “Lotis Dunia”.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar