Ads 468x60px

Senin 01 September 2014

Pekan Biasa XXII
1 Kor. 2:1-5; Luk. 4:16-30.

"Prophet-Sang Nabi!" 
Inilah salah satu judul buku Kahlil Gibran. Inilah juga yang ditampilkan Yesus ketika pulang ke Nazaret, kampung halamannya setelah dibaptis di Yordan (Luk 3:21-22) dan berpuasa di padang gurun (Luk 4:1-13). Ia hadir sebagai "Sang Nabi", jurkam-nya Allah yang dalam bahas Arab, kerap disebut mempunyai 4 sikap dasar, "SAFT – Siddiq, Amanah, Fathonah dan Tabliq". Lewat diri Yesus dan pembukaan BKSN hari ini, tampak juga 4 sikap dasar sang Nabi yang bisa kita teladani, antara lain: 

1."Daya pikat": Banyak orangg yang terpikat dengan kharismaNya ketika Yesus masuk ke Bait Allah-membaca nats kitab suci dan mengajar orang banyak. 

2."Daya tahan": Selain ada yang terpikat, juga ada banyak orang yang sinis, meragukan dan meremehkanNya (Luk 4:22). Mereka mengusir dan hendak melemparkanNya dari tebing (Luk 4:29). Menghadapi ini semua, Yesus tidak patah arang, tidak gusar dan berlaku kasar. Ia menghadapinya dengan hati dan sikap yang tenang bahkan menjadikannya sebagai bahan pengajaran yang real dan aktual. 

3. "Daya cinta": CintaNya jelas yakni membebaskan belenggu/keterikatan, terlebih bagi "korban - silent victim", orang kecil yang "buta-miskin-tertindas dan tertawan". Ia menjadi "kabar baik", injil yang hidup bagi sesama yang kecil dan tersingkir. 

4."Daya mistik": Di tengah banyak orang yang mengepungNya, Ia bisa pergi dengan tenang lewat dari tengah mereka. Tidak ada yang bisa menahan dan menangkapNya karena semangat "prophetik"-nya sungguh berasal dari pengalaman "mistik"-nya akan Allah sendiri. Ia mempunyai "inner power", kekuatan ilahi yang didapatnya dari relasi personal dengan Allah Bapa sendiri. Bagaimana dengan kita?

"Sate babi sate kambing -Jadilah nabi yang harus siap diombang ambing." 


"Salam HIK-ers."
Tuhan memberkati + Bunda mrestui.
Fiat Lux! (@RomoJostKokoh).


Tidak ada komentar:

Posting Komentar