Ads 468x60px

Senin 03 November 2014

Flp 2:1-4; Mzm 131:1.2.3; Luk 14:12-14

"Pro Deo- Untuk Tuhan!"
Inilah salah satu istilah yang dikenakan ketika kita bekerja semata bagi kemuliaan Tuhan dan keselamatan sesama.

Inilah suatu pekerjaan yang tidak terfokus pada pamrih, "direct reward".
Di lain matra, kita kerap hidup di tengah budaya "pamrih", dimana orang melakukan sesuatu karena ada maksud tersembunyi, semacam "udang di balik batu" ("hidden agenda") di baliknya : "age qoud agis".

Pamrih juga adalah semacam cara hidup balas budi, politik dagang sapi dan komunikasi yang bertujuan, bukan lagi "emansipatoris/pembebasan tapi "instrumentalis" (ber-sasaran), memakai sesama sebagai sarana/alat demi tujuan praktis kepentingan diri/kelompoknya. 

Dalam bacaan hari ini, kita diundang untuk ber-"pro deo", bekerja tanpa pamrih, melayani tanpa mengharapkan imbalan jasa.
Itulah sebabnya Yesus menasehati para pendengarNya untuk menjadi makhluk sosial (Lat: "socius: sahabat"), yang bisa dan biasa berbuat baik kepada org lain, terlebih mereka yang kecil-lemah-miskin-tersingkir, yang tidak mampu memberikan sesuatu sebagai balasan dan menyerahkan seluruh pembalasannya semata kepada Tuhan sendiri.

Dkl: Ketulusan dan kerelaan tanpa pamrih/balas jasa menjadi keutamaan hidup murid-murid Kristus:
"Dan engkau akan berbahagia, karena mereka tidak mempunyai apa-apa untuk membalasnya kepadamu" (Luk 14:14).

"Dari Cikarang ke Sukowati-
Jadilah orang yang selalu bermurah hati."

Salam HIKers,
Tuhan berkati & Bunda merestui.
Fiat Lux!@RmJostKokoh

Tidak ada komentar:

Posting Komentar