Ads 468x60px

Jumat 09 Januari 2015

1 Yoh 5:5-13; Mzm 147; Luk 5:12-16.

"Gratias agimus tibi -  Kami bersyukur kepadaMu!"
Bisa jadi, inilah seruan iman si kusta ketika ditahirkan Yesus. Yesus sendiri punyai 2 pola syukur yang akrab disebut, "ora et labora", dokar-doa dan kerja.

1.Bekerja:
Dalam tradisi biblis, kusta itu penyakit yang “menyeramkan” karena para penderita tak boleh ikut ibadat (dianggap najis). Ia baru akan diterima setelah dinyatakan sembuh dalam ibadat yang hanya dapat dilakukan para imam, yang berhak menyatakan "najis"/"tahir" (Im 14:2-32). Padahal, hampir semua upacara keagamaan dipusatkan pada Bait Allah di Yerusalem.

Dengan kata lain : Penegasan sudah tahir/masih najis praktis hanya dilakukan di Bait Allah, sehingga orang kusta itu akan benar-benar terkucil. Indahnya, karya Yesus mentahirkan itu tidak hanya fisiknya saja tapi sekaligus membersihkannya dari dosa. Ia menembus batas geososial yang dipetakan oleh imam-imam Yahudi. 

Dalam perjumpaan dengan Yesus yang berkarya, kita menemukan bahwa pintu kerahiman bekerja. Allah yang dihadirkan oleh karya Yesus adalah Allah yang tak mengucilkan tapi Allah yang membebaskan, yang berwajah kasih.

2.Berdoa:
Kerja Yesus juga sarat dengan doa, antara lain: Ketika Roh Kudus turun di Yordan, Ia sedang berdoa (Luk 3:21); Ia menyepi dan berdoa (Luk 5:16). Ia berdoa semalam-malaman (Luk 6:12);
Ia berdoa seorang diri (Luk 9:18); Ia mendaki gunung untuk berdoa (Luk 9:28); Pemuliaan-Nya terjadi sementara Ia sedang berdoa (Luk 9:29) dan Ia berdoa sebelum mengajarkan Doa Bapa Kami (Luk 11:1).

Di Getsemani, Ia bersungguh-sungguh berdoa (Luk 22:44); di kayu salib Ia mendoakan org lain (Luk 23:34); dan perkataan terakhir yang diucapkanNya adalah sebuah doa (Luk 23:46).
Ia juga berdoa di banyak tempat (Yoh 11:41-42, Yoh 17:1-26).

"Dari Tarsus ke Miami -
Tuhan Yesus sembuhkan kami." 

Salam HIKers,
Tuhan memberkati & Bunda merestui.
Fiat Lux!@RmJostKokoh.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar