Ads 468x60px

Selasa, 06 Januari 2015

Hari Biasa setelah Epifani
1Yoh. 4:7-10; Mzm. 72:2,3-4ab,7-8; Mrk. 6:34-44.
"Panis-Roti."
Inilah salah satu pernyataan diri Yesus yang datang untuk mengenyangkan yang lapar. Hal ini tampak bernas-lugas dalam mukjizat lima roti dan dua ikan yang dicatat dalam keempat Injil (Mat 14:13-21; Mark 6:34-44; Luk 9:12-17; Yoh 6:1-14), yang menunjuk kepada diri Yesus yang adalah roti hidup (Yoh 6:35).

Ia tidak sekadar peduli dengan kebutuhan jiwa/rohani kita, tapi juga peduli dengan kebutuhan sehari-hari kita karena Ia sungguh Allah yang berbelaskasih.
Belas kasih sendiri ialah suatu perasaan yang menggerakkan hati, yang membuat seseorang merasa sedih/berbelarasa melihat penderitaan dan kemalangan sesamanya, disertai dorongan yang kuat untuk menolong.

Jelasnya belas kasihan merupakan ciri khas Allah yang maha rahim (Ul 30:3; 2Raj 13:23; Maz 78:38; Maz 111:4) dan Yesus (Mrk 1:41; Mat 9:36; 14:14; 15:32; Luk 7:13; Mrk 8:2).
Yesus sendiri mengharapkan agar kita memiliki sikap ini(Mat 18:33, Luk 10:33).

Nah, seperti Yesus yang mengucap syukur sebelum makan, kita juga diajak untuk selalu mengucap syukur.
Adapun makan dengan mengucap syukur berarti mengakui perhatian dan persediaan Allah atas diri kita.
(Mengenai pengucapan syukur sebelum makan: 1Sam 9:13; Mat 14:19; 15:36; 26:26; Rom 14:6; 1Kor 10:31; 1Tim 4:4-5).

Pastinya, mujizat lima roti dan dua ikan ini memperlihatkan sebuah kesaksian yang indah bahwa yang sedikit yang kita miliki dapat menjadi berkelimpahan apabila dipersembahkan dengan semangat bersyukur kepada Tuhan dan berbagi kepada sesama:
"awali dari apa yg ada-
bagikan sepenuh cinta,
biarkan Tuhan yang menyempurnakannya."

"Burung tekukur burung kenari-
Mari bersyukur setiap hari."

Salam HIKers,
Tuhan memberkati & Bunda merestui.
Fiat Lux! @RmJostKokoh

Tidak ada komentar:

Posting Komentar