Ads 468x60px

Jumat 13 Februari 2015

Pekan Biasa V
Kej 3:1-8; Mzm 32; Mrk 7:31-37

“Efata – Terbukalah!”
Sepulangnya dari daerah Tirus dan Sidon (Mr 7:24; Mat 11:21), Yesus tidak kembali ke Galilea. Dia malah menyusuri pantai timur Danau Galilea yang membawaNya ke Dekapolis. Disana, Yesus menyembuhkan orang tuli yang “gagap” (7:31-37).

Yang pasti, alangkah tidak enaknya menjadi seorang yg tuli dan “gagap“, yakni mengalami kesulitan dalam berbicara, bukan? Kita menjadi terhambat dalam ber-sosialiasi.

Nah, Yesus tanggap terhadap orang yang gagap.
Ia memisahkan orang tuli dan gagap itu dari orang banyak.
Lalu Yesus memasukkan jariNya ke telinga orang itu, kemudian Ia meludah dan meraba lidah orang itu.
Selanjutnya Yesus menengadah ke langit dan berkata: "Efata!" Ia menengadah ke langit agar kita mengerti bahwa kuasa untuk menyembuhkan itu semata datang dari Allah, bukan kuat kuasa kita sendiri. Mukjizat-pun terjadi: telinga orang itu bisa mendengar dan mulutnya bisa bicara.

Ia alami "reformartio vitae, perubahn hidup", bukan hanya telinga dan lidahnya menjadi terbuka, tetapi hatinya pun menjadi terbuka pada Yesus. Ini terlihat dari kesaksiannya. Mulutnya tidak henti-hentinya terbuka untuk mewartakan kasih ilahi yang dialaminya.

Tak heran bila orang banyak pun menjadi takjub.Terjadilah apa yang dinubuatkan nabi Yesaya:"Pada waktu itu.. telinga orang-orang tuli akan dibuka.. dan mulut orang bisu akan bersorak-sorai" (Yes. 35:4-6).

Sudahkah kita juga membuka telinga, mulut dan hati kita bagi kemuliaan Tuhan dan derita sesama?

"Burung tekukur di Pasar Pramuka -
Mari bersyukur dan selalu bersuka." 

Salam HIKers,
Tuhan memberkati & Bunda merestui
Fiat Lux!@RmJostKokoh

Tidak ada komentar:

Posting Komentar