Ads 468x60px

JUMAT - JUjur dan penuh rahMAT.


Hari puasa dan pantang yang dikatakan Gereja adalah :
“Seluruh hari Jumat sepanjang tahun dan selama Masa Prapaskah adalah hari-hari tobat..” (CIC 1250).
Di hari Jumat ini, banyak orang Katolik menjalankan puasa/pantang.
Ada yang berpuasa karena taat buta pada aturan pimpinan agamanya.
Ada yang punya ujud khusus.
Ada yang karena kebiasaan saja.
Ada pula yang berpuasa karena malu pada orang lain di sekitarnya.

Puasa sendiri dikenal oleh setiap tradisi agama.
Waktu dan caranya berbeda-beda, tetapi tujuan puasa, umumnya dapat diringkas: latihan fisik demi latihan jiwa. Olah batin, itulah yang mau disasar.
Dalam bahasa RA Kartini: "Melalui menahan diri/berpuasa, kita pergi menuju terang, berpuasa adalah cara mengatasi yang jasmani oleh yang rohani."
Diantara banyak model, puasa kita kerap terkesan yang paling ringan.
Dalam setahun hanya 2x hari puasa, Rabu Abu dan Jumat Agung, itu pun kadang salah satu atau dua-duanya lupa puasa.
Yang pasti: Berpuasa itu perlu, sejauh punya makna personal maupun sosial dan diwarnai oleh motivasi nurani yang tulus bukan hanya karena mau dipuji dan dianggap suci.
Puasa juga harus punya makna bagi diri sendiri dan ada relevansi dengan kehidupan sesama di sekitarnya.
Kalau selama ini tidak pernah makan daging, maka pantang/puasa tidak makan daging tidak ada maknanya.
Mungkin puasa bicara jauh lebih pas ketimbang puasa biasa, ketika kita menjauhkan diri dari kebiasaan bergunjing.
Dkl: kalau kita mau agar puasa/pantang kita bermakna, maka jangan ambil aturan minimalis tapi pilihlah sendiri mana yang punya dimensi ganda - personal maupun sosial- buat kita masing-masing, dan relevan dengan orang-orang sekitar kita, sekali lagi dengan semangat dasar ala Mangunan, "mengangkat manusia dan memuliakan Allah."
Salam HIKers,
Tuhan berkati & Bunda merestui
Fiat Lux!@RmJostKokoh
Pin HIK: 752D878C

Foto Romo Jost Kokoh.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar