Ads 468x60px

Selasa 09 Juni 2015

Pekan Biasa X
2 Kor 1:18-22; Mzm 119:129-133, 135; Mat 5:13-16

“Lumen gentium-Terang para bangsa!”
Inilah salah satu dokumen terpenting Kons Vatikan II yang menegaskan identitas Yesus sekaligus panggilan kita: "Kamu adalah garam dan terang dunia." Tuhan mengajak kita untuk tidak tawar dan pudar, untuk tidak membiarkan diri luntur dan kabur sehingga “nyaris tak terdengar” tapi untuk berani bersaksi di tengah ruwet renteng dan carut marut dunia: memberi rasa tanpa sok kuasa, mencerahkan tanpa menyilaukan.

Pastinya, garam ada untuk mengurangi rasa hambar: "Hendaklah kata-katamu penuh kasih, jangan hambar" (Kol 4:5-6). Dan, Terang hadir untuk menyingkirkan gelap, membuat yg buta jd melek, yg tuli jd mendengar, dan yg bisu jd berkata kata. Dengan kata lain: Kita diajak memberi rasa dan nuansa, tidak hambar dan tawar, tidak ngawur dan kabur tapi berani memberi daya guna – daya makna dan daya tahan bagi sesama dan semesta.

Ya, hidup kita mestinya punya efek/impact, punya rasa dan pengaruh lewat karya, ucapan dan doa kita karena sebenarnya org yg "mediocre", suam suam kuku, yg tawar dan hambar, yg pudar dan samar, malahan akan "dimuntahkan" oleh Allah (Wahy 3:15-16).
Realnya: kita akan "dibuang+diinjak org", yakni dihancurkan oleh cara hidup dan nilai-nilai yg tidak punya HIK-Harapan Iman Kasih (Ul 28:13,43,48; Hak 2:20-22).

Ya, hari inilah diwartakan “calling”, semacam panggilan dasar kita utk menggarami yg tawar dan menerangi yang pudar.

"Dari Tangerang ke Kalisari-
Jadilah Terang setiap hari."

Salam HIKers,
Tuhan memberkati & Bunda merestui
Fiat Lux!@RmJostKokoh
Pin HIK 7EDF44CE / 54E255C0


Tidak ada komentar:

Posting Komentar