Ads 468x60px

Sabtu 18 Juli 2015

Kel 12:37-42; Mzm 136:1,23-24,10-12,13-15; Mat 12:14-21

“Dum spiro spero – Aku berharap selagi aku bernafas!”
Inilah salah satu indikasi orang beriman bahawasannya hidupnya penuh pengharapan:
"Buluh yg patah terkulai tdk akan diputuskan-Nya dan sumbu yg pudar nyalanya tdk akan dipadamkan-Nya."

Injil hari ini sekaligus mencatat pelbagai antipati orang Farisi terhadap Yesus.
Dalam situasi tdk berpengharapan, tak satu pun yg dilakukan+disabdakan Yesus dianggap benar oleh kaum Farisi. Yang terburuk adalah bahwa mereka lalu berkonspirasi, tak hanya untuk melawan Yesus tetapi juga membunuh Dia.
 

Di lain segi, karena Yesus mengadakan banyak mujizat yg menumbuhkan harapan, maka byk rakyat cenderung berharap kpd Yesus serta meninggalkan orang Farisi.
Orang Farisi merasa tersaingi, maka mereka bersekongkol untuk menyingkirkan+membunuh Yesus.

Pejabat tinggi yg gila kuasa pada umumnya ketika kurang memperoleh pengikut lalu bertindak licik dengan aneka cara untuk membungkam saingannya, pendek kata penguasa atau petinggi merasa terganggu oleh tokoh-tokoh baru yang berpengaruh maka dengan berbagai cara mereka akan membungkam tokoh-tokoh baru tersebut.

Namun tokoh sejati yang hidup dan berjuang demi kepentingan umum tak akan takut dan gentar menghadapi aneka tekanan dan ancaman, melainkan dengan tenang dan sabar mereka menanggapinya, dengan kesiap-sediaan atas apapun yang akan terjadi pada dirinya.
Mereka akan bersikap seperti Yesus, sebagaimana diramalkan oleh nabi Yesaya, yaitu "tidak akan berbantah dan tidak akan berteriak".

Dengan ini, kita juga diajak untuk "tenang": setia pada penghayatan iman dalam hidup sehari-hari tanpa takut dan gentar krn Yesus sndiri telah memberikan kepada kita pengharapan yang kuat melalui kasih dan pelayanan yang penuh pengorbanan.

"Makan bakut di Surakarta-
Jangan takut karena Tuhan selalu beserta kita."

Salam HIKers,
Tuhan memberkati & Bunda merestui
Fiat Lux!@RmJostKokoh
Pin HIK: 7EDF44CE/54E255C0

Tidak ada komentar:

Posting Komentar