Ads 468x60px

Selasa 18 Agustus 2015


Pekan Biasa XX
Hak 6:11-24a; Mzm 85:9,11-14; Mat 19:23-30

"Fide-Percayalah!"
Inilah harapan yang diwartakanNya hari ini bahwa hidup kita akan benar-benar penuh dengan "providentia divina-penyelenggaraan ilahi" ketika kita mau percaya total kepadaNya dengan hidup "miskin" di hadapannya setiap hari. Mengacu pada pesan hari ini: "Lebih mudah seekor unta masuk lubang jarum daripada seorang kaya masuk surga", adapun pintu yang disebut sebagai 'lubang jarum' adalah pintu yang sempit memanjang, dijaga oleh tentara dan berada di tembok pembatas kota dan hanya digunakan pada saat pintu gerbang kota sudah tutup. Disinilah kita diajak mempunyai spiritualitas "unta", antara lain:


1.Utuh:
Kita hidup tak cuma mencari harta dunia tapi juga cinta dan pahala untuk surga. Yesus mengundang kita untuk memiliki hidup yang berintegritas, tidak melulu tergantung pada harta dunia.

2.Nyata:
Tuhan hadir secara lebih nyata lewat hidup harian ketika kita mau rendah hati dan sepenuh hati, lepas bebas dari aneka kelekatan tidak teratur. Hanya dengan bersikap rendah hati di hadapan Tuhan dan menyadari ketergantungan kita pada-Nya saja, kita dapat menemukan damai, keamanan dan kebahagiaan yang sejati. Harta itu bertahan selamanya. Hanya Allah saja yang dapat memuaskan kita dan memenuhi kebahagiaan kita. Dialah harta kita semata: "Yesus Kristus telah menjadi miskin, sekalipun Ia kaya, agar kalian menjadi kaya berkat kemiskininan-Nya!" (2Korintus 8:9)

3.Tabah:
Seperti unta yang biasa membawa beban, kita juga diajak berani dan tabah membawa "beban" kita bersamaNya dalam peziarahan hidup. Jelasnya, Yesus mengingatkan kita bahwa harta dunia hanya memberi rasa aman palsu dimana harta itu bisa menenggelamkan kita dalam keruntuhan dan kekurang tabahan dalam memaknai kehidupan (1Tim 6:9-10).

4.Andal:
Bukankah pada situasi "padang gurun", kita tidak dapat menyelesaikannya dengan kuda? Kuda secepat dan setangguh apapun akan kehabisan tenaga, sebaliknya unta akan berjalan terus dengan mantap, pelan tapi pasti-meski tanpa air ataupun makanan.

"Banyak louhan di restoran Tiga Nyonya - Bagi kemuliaan Tuhan semuanya!"

Salam HIKers,
Tuhan memberkati & Bunda merestui
Fiat Lux!@RmJostKokoh
Pin HIK: 7EDF44CE/54E255C0.








Selasa, 18 Agustus 2015
Pekan Biasa XX

Hak 6:11-24a; Mzm 85:9,11-14; Mat 19:23-30

Nosce te ipsum - Kenalilah dirimu sendiri.”
Kalimat yang saya temukan di sebuah rumah seorang umat di Madiun ini adalah terjemahan Latin dari kalimat Yunani γνοθι σεαυτον (gnothi seauton) yang tertulis di gerbang pintu masuk Kuil Apolo, Yunani. Hari ini, Yesus juga mengajak kita mengenali diri dan tujuan hidup kita: "Sungguh, sukar sekali bagi orang kaya untuk masuk ke dalam Kerajaan Surga. Sekali lagi Aku berkata kepadamu, lebih mudah seekor unta masuk melalui lubang jarum daripada seorang kaya masuk ke dalam Kerajaan Surga."

Adapun tiga permenungan yang bisa kita angkat, antara lain:

1. Dasar kita adalah kasih kepada Tuhan
Hidup itu kadang ibarat es krim. Nikmatilah dengan penuh rasa syukur sebelum cair karena kita hadir oleh kasih Allah dan kitapun diajak untuk senantiasa bersyukur dengan mengasihi Allah dalam setiap gulat geliat hidup kita. Karena cinta kasihlah, maka duri menjadi mawar dan karena cintakasihlah, maka cuka menjelma anggur segar. Sudahkah punya mada dasar kasih? Lihatlah Ignatius Loyola: “Ambillah Tuhan, dan terimalah seluruh kemerdekaanku, ingatanku, pikiranku dan segenap kehendakku, segala kepunyaan dan milikku. Engkaulah yang memberikan, padaMu Tuhan kukembalikan. Semuanya milikMu, pergunakanlah sekehendakMu. Berilah aku cinta dan rahmatMu, cukup itu bagiku” (St.Ignatius Loyola, LR no. 234). Jelasnya, Tuhan memakai ”kemunduran” untuk mendorong kita maju. Tuhan mengenakan “kerendahan hati” utk membuat kita naik dan mulia bersamaNya. Yang pasti, permulaan yang sederhana ini jangan mengecilkan hati kita asal selalu didasari kasih karena pohon yang raksasa mulai dengan benih kecil dan orang yang paling perkasa pada mulanya adalah juga seorang bayi yang lemah dan tak berdaya.”

2. Harta kita adalah sarana keselamatan
Mengacu pada Ignatius Loyola, semua ciptaan lain diatas permukaan bumi diciptakan bagi manusia untuk menolongnya dalam mengejar tujuan ia diciptakan. Karena itu manusia harus mempergunakannya sejauh itu menolong untuk mencapai tujuan tadi; dan harus melepaskan diri dari barang-barang tersebut sejauh itu merintangi dirinya. Oleh karena itu kita perlu mengambil sikap lepas bebas terhadap segala ciptaan tersebut, sejauh pilihan merdeka ada pada kita dan tak ada larangan.
Ajakannya jelas: harapkanlah hal-hal yang besar dari Tuhan. Usahakanlah hal-hal yang besar bagi Tuhan: “Orang baik finish terakhir,” kata dunia, tapi “yang terakhir inilah akan mjd yg pertama,” jawab Yesus.

3. Tujuan kita adalah memuliakan Tuhan
Ada yang bilang: “Emas diuji dengan api dan wanita diuji dengan emas tapi kerap lelaki diuji dengan wanita.” Entah benar atau tidak, setiap orang mesti punya visi atau tujuan hidupnya. Berangkat dari hal inilah,setiap mengadakan retret pribadi, saya selalu diyakinkan bahwa “Manusia diciptakan untuk memuji, menghormati, serta mengabdi Allah Tuhan kita dan dengan itu menyelamatkan jiwanya. Satu satunya tujuan hidup saya yang hakiki adalah memuliakan Tuhan: “Engkau telah menciptakan kami bagi Diri-Mu, ya Allahku, dan hati kami tiada tenang sebelum beristirahat di dalam Dikau.”

“Ada galah ada bahan – Jadilah kaya dalam Tuhan.”

Salam HIKers,
Tuhan memberkati & Bunda merestui
Fiat Lux!@RmJostKokoh
Pin HIK: 7EDF44CE/54E255C0.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar