Ads 468x60px

Rabu 07 Oktober 2015


Rabu Pekan Biasa XXVII
PW S.P. Maria Ratu Rosario.
Yun 4:1-11; Mzm 86:3-6.9-10; Luk 11:1-4


"Ora sit pura et brevis - Doa itu harusnya murni dan singkat, tulus dan tak bertele-tele".
Inilah salah satu ajaran St.Benediktus tentang hidup doa. Adapun hari ini, bersama dengan peringatan wajib akan Bunda Maria Ratu Rosario, Yesus juga mengajarkan tentang doa yang tulus dan sederhana yang kita kenal sebagai doa "Bapa Kami". 

Disinilah, mengacu pada semangat doa "Bapa Kami", ada "core values", nilai dasar/pola yang bisa kita wartakan yakni "KIR", antara lain :

1.Konsistensi.
Doa bukan hanya relasi palang vertikal kita dengan yang Ilahi tapi juga relasi palang horisontal kita dengan yang insani.Dengan kata lain: kalau mau diampuni maka konsistenlah untuk berani mengampuni: "ampunilah kesalahan kami seperti kamipun mengampuni yang bersalah kepada kami."

2.Integrasi.
Doa tak lepas dari karya: apa yang kita gulati di "pasar karya"- kita persembahkan di "altar doa", juga sebaliknya apa yang kita persembahkan dalam doa juga menjadi kekuatan dalam karya kita. Mengacu pada KGK 2834, kita diajak untuk menjadi manusia pendoa & pekerja: "Berdoalah & bekerjalah! Berdoalah seakan segala sesuatu bergantung pada Allah tapi bekerjalah juga seakan segala sesuatu bergantung padamu."

3.Relasi.
Kita diajak untuk mengingat bahwa doa yakni "Dikuatkan Oleh Allah" adalah sebuah relasi iman dimana bukan melulu ada
- permohonan/"berilah rejeki", tapi juga ada
- pujian/"dimuliakanlah namaMu",
- harapan/"bebaskanlah kami dari yang jahat", juga
- kerendahan hati/"datanglah kerajaanMu."

Ssst...sudah berdoakah hari ini?

"Dari goa ke Pattaya- Mari berdoa & berkarya"

Salam HIKers,
Tuhan memberkati & Bunda merestui
Fiat Lux!@RmJostKokoh
Pin HIK: 7EDF44CE/54E255C0.


NB:
“SKI” – “Sekolah Kerahiman Ilahi” dalam rangka Pesta St Maria Ratu Rosario:
“MOM – Mary Our Mother”
Rabu, 7 Oktober 2015.
@ Gereja Keluarga Kudus, Pasar Minggu Jaksel.
17.30 – selesai.
MAP – Misa Adorasi Prosesi Mawar dan Penerbangan Balon Rosario.
Datanglah dan kamu akan melihatNYA!



Tambahan Refleksi HIK:
 
1. “Domine, doce nos orare - Tuhan, ajarlah kami berdoa…”
Itulah permintaan para murid hari ini kepada Yesus. Yesus selanjutnya memberikan sebuah doa yang kita kenal sebagai doa “Bapa Kami” (Lat: Pater Noster, Yun: Πάτερ ἡμῶν, Jw: Rama Kawula) yang merupakan doa yang paling terkenal dalam sejarah agama Kristiani.
Secara lebih mendalam, sebenarnya doa Bapa Kami ini mengandung tujuh permohonan, yakni: “dimuliakanlah namaMu, datanglah kerajaanMu, jadilah kehendakMu, berilah kami rejeki, ampunilah kesalahan kami, janganlah masukkan kami ke dalam percobaan, dan bebaskanlah kami dari yang jahat.”

Mengacu pada buku “Bulan Bintang Matahari” (RJK, Kanisius), doa Bapa Kami secara implisit memiliki “P3K”, al:

a. Persahabatan:
Doa Bapa Kami dimulai dengan dua kata “Bapa Kami. Cara Yesus membuka doa ini bersifat elementer untuk memahami tujuan doa yang sesungguhnya. Kita telah dibawa ke dalam hubungan yang bersahabat. Allah yang jauh menjadi Allah yang dekat, bahkan yang bisa kita sapa sebagai “Bapa”. Bapa atau “Abba” (lih. Mk 14:36, Rom 8:15; Gal 4:6) dalam bahasa Aramik adalah panggilan erat seorang anak kepada ayahnya. Oleh kasihNya kepada kita, Yesus mengizinkan kita memanggil Allah sebagai Bapa kita, karena Yesus mengangkat kita menjadi saudara-saudari angkatNya. Ya, setiap kita mengucapkan kata “Bapa”, selayaknya kita mengingat bahwa kita ini telah diangkat oleh Allah Bapa menjadi anak-anakNya.
Perkataan “Bapa kami” di sini juga mengingatkan kita tentang pentingnya dimensi “kami”, yakni persahabatan dengan sesama umat beriman. Alangkah baiknya, jika dalam mengucapkan doa ini kita membayangkan bahwa kita berada di antara para rasul pada saat pertama kali Yesus mengajarkan doa ini kepada mereka. Bayangkan bahwa kita memandang Yesus yang mengajar kita untuk memanggil Allah sebagai Bapa kami, karena Yesus tidak hanya mengangkat “saya saja” menjadi saudara angkatNya, tetapi juga orang-orang lain yang dipilihNya, yaitu anggota-anggota Gereja universal, imam juga awam. Oleh karena itu, Doa Bapa Kami ini merupakan doa Gereja, doa yang ditujukan kepada Allah Bapa yang mengangkat kita semua menjadi anak-anak-Nya.

b. Pujian:
Ada bagian doa yang menonjol yakni pujian kepada Allah: “dimuliakanlah namaMu – datanglah kerajaanMu – jadilah kehendakMu”. Ini merupakan kerinduan sekaligus puja puji kita kepadaNya agar semakin banyak orang dapat mengenal Allah yang mulia dan kudus.

c. Permohonan:
Doa Bapa Kami adalah doa yang penuh harapan. Ada beberapa harapan yang bercorak permohonan pokok: “Berilah kami rejeki, janganlah masukkan kami dalam percobaan – bebaskanlah kami dari yang jahat.” Hal ini mengajak kita untuk berani berseru kepada Tuhan. Inilah sebuah seruan keberanian iman yang dimiliki oleh anak-anak Allah. Kita meminta dan kita tahu bahwa kita akan menerimanya. Ayah mana, “yang akan memberi anaknya batu, jika anaknya minta roti?” (Bdk.Mat 7:9). Ini adalah juga sebuah harapan bahwa Allah selalu menjadi “Immanuel”: menyertai kita di tengah ruwet renteng pergulat-geliatan dunia ini, di tengah ‘pencobaan jasmani dan rohani.’

d. Kedamaian:
“Ampunilah kami akan segala kesalahan kami, sama seperti kami mengampuni orang yang bersalah kepada kami” mengingatkan kita untuk berdamai dengan Tuhan sekaligus dengan sesama: mau masuk pada suasana pertobatan dan pengakuan bahwa kita ini berdosa: “mea culpa, mea culpa, mea maxima culpa”. Dikatakan di sini bukan “ampunilah kami, seperti kami akan mengampuni yang bersalah kepada kami.” Maka seharusnya, pada saat kita mengucapkan doa ini, kita sudah harus mengampuni orang yang bersalah kepada kita.
Mari kita renungkan, kalimat yang sederhana ini namun sangat dalam artinya: Bahwa Tuhan akan mengampuni kita kalau kita terlebih dahulu mengampuni orang lain. Jadi artinya, kalau kita tidak mengampuni maka kitapun tidak beroleh ampun dari Tuhan. Betapa sulitnya perkataan ini kita ucapkan pada saat kita mengalami sakit hati yang dalam oleh karena sikap sesama, terutama jika itu disebabkan oleh mereka yang terdekat dengan kita. Maka berdamai dengan orang lain sesungguhnya bukan saja demi orang itu, tetapi sebaliknya, demi kebaikan diri kita sendiri: supaya kita juga berdamai dengan Tuhan, bukan?
“ Cari nafkah di Pasar Seni – Sudahkah kita berdoa hari ini? (RJK)



2.“Dona nobis pacem – Berilah kami damai!”

• Jangan mengatakan Bapa
Jikalau sehari-hari engkau tidak berlaku sebagai anak
• Jangan mengatakan Kami
Jikalau engkau hidup sendiri dalam egoismemu
• Jangan mengatakan yang ada di Surga
Jikalau engkau hanya memikirkan hal hal duniawi
• Jangan mengatakan dimuliakanlah nama-MU
Jikalau engkau tidak menghormati-NYA dalam hari-harimu
• Jangan mengatakan datanglah Kerajaan-Mu
Jikalau engkau tidak menyiapkan jalan bagi-Nya
• Jangan mengatakan terjadilah kehendak-Mu
Jikalau engkau tidak mau memanggul salib karena berat dan pahit adanya
• Jangan mengatakan di atas bumi seperti didalam Surga
Jikalau engkau tidak menjalani hidupmu dengan baik
• Jangan mengatakan berilah kami rejeki pada hari ini
Jikalau engkau tidak berbelas kasih terhadap yang lapar, papa, dan tanpa harapan
• Jangan mengatakan ampunilah kesalahan kami
Jikalau engkau tidak berusaha untuk memperbaiki cara hidupmu
• Jangan mengatakan kamipun mau mengampuni yang bersalah kepada kami
Jikalau engkau masih menyimpan dendam dan kebencian terhadap sesamamu
• Jangan mengatakan janganlah masukkan kami ke dalam pencobaan
Jikalau engkau masih bermaksud untuk berbuat dosa
• Janganlah mengatakan bebaskanlah kami dari yang jahat
Jikalau engkau tidak berani mengambil posisi untuk melawan kejahatan
• Jangan mengatakan Amin
Jikalau engkau tidak menganggap serius setiap kata dalam Doa Bapa Kami.



3. “Imitatio Christi – Mengikuti JejakKristus.”

Kebiasaan Yesus Berdoa
 Markus 1:35 “Pagi-pagi benar, waktu hari masih gelap, Ia bangun dan pergi ke luar. Ia pergi ke tempat yang sunyi dan berdoa di sana.” 

Markus 6:31 “Lalu Ia berkata kepada mereka: ‘Marilah ke tempat yang sunyi, supaya kita sendirian, dan beristirahatlah seketika!’ Sebab memang begitu banyaknya orang yang datang dan yang pergi, sehingga makan pun mereka tidak sempat.”
 
Lukas 4:42 “Ketika hari siang, Yesus berangkat dan pergi ke suatu tempat yang sunyi. Tetapi orang banyak mencari Dia, lalu menemukan-Nya dan berusaha menahan Dia supaya jangan  meninggalkan mereka.”
 
Lukas 5:16 “Akan tetapi, Ia mengundurkan diri ke tempat tempat yang sunyi dan berdoa.”
 
Lukas 22:45 “Lalu Ia bangkit dari doa-Nya dan kembali kepada murid-murid-Nya, tetapi Ia mendapati mereka sedang tidur karena dukacita.”
 
Doa “Bapa Kami”: Doa yang Diajarkan Yesus kepada Murid Murid-Ny
Lukas 11:1-4 (bdk. Mat 6:9-13):
ay. 1: “Pada suatu kali Yesus sedang berdoa di salah satu tempat. Ketika Ia berhenti berdoa, berkatalah seorang dari murid-murid-Nya kepada-Nya: ‘Tuhan, ajarlah kami berdoa, sama seperti yang diajarkanYohanes kepada murid-muridnya.’”
ay. 2: Jawab Yesus kepada mereka: ‘Apabila kamu berdoa, katakanlah: Bapa, dikuduskanlah nama-Mu; datanglah Kerajaan-Mu.
ay. 3: Berikanlah kami setiap hari makanan kami yang secukupnya
ay. 4: dan ampunilah kami akan dosa kami, sebab kami pun mengampuni setiap orang yang bersalah kepada kami; dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan.” 

Doa-Doa Yesus yang Lain 
a. Doa syukur Yesus
Lukas 10:21: “Pada waktu itu juga bergembiralah Yesus dalam Roh Kudus dan berkata: ‘Aku bersyukur kepadaMu, Bapa, Tuhan langit dan bumi, karena semuanya itu Engkau sembunyikan bagi orang bijak dan orang pandai, tetapi Engkau nyatakan kepada orang kecil. Ya Bapa, itulah yang berkenan kepada-Mu.” 

b. Doa Yesus di salib
Markus 15:34: “Dan pada jam tiga berserulah Yesus dengan suara nyaring: ‘Eloi, Eloi, lama sabakhtani?’ yang berarti: Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?” 


Butir-Butir Refleksi bagi Spiritualitas Doa
Lukas 5:1-11:
ay. 1 : “Pada suatu kali Yesus berdiri di pantai Danau Genesaret, sedang orang banyak mengerumuni Dia hendak mendengarkan firman Allah.
ay 2 : Ia melihat dua perahu di tepi pantai. Nelayan-nelayannya telah turun dan sedang membasuh jalanya.
ay. 3 : Ia naik ke dalam salah satu perahu itu, yaitu perahu Simon, dan menyuruh dia supaya menolakkan perahunya sedikit jauh dan pantai. Lalu Ia duduk dan mengajar orang banyak dan atas perahu.
ay. 4 : Setelah selesai berbicara, Ia berkata kepada Simon: ‘Bertolaklah ke tempat yang dalam dan tebarkanlah jalamu untuk menangkap ikan.’
ay. 5 : Simon menjawab: ‘Guru, telah sepanjang malam kami bekerja keras dan kami tidak menangkap apa-apa, tetapi karena Engkau menyuruhnya, aku akan menebarkan jala juga.’
ay. 6 : Dan setelah mereka melakukannya, mereka menangkap sejumlah besar ikan, sehinggajala mereka mulai koyak.
ay. 7 : Lalu mereka memberi isyarat kepada teman-temannya di perahu yang lain supaya mereka datang membantunya. Dan mereka itu datang, lalu mereka bersama sama mengisi kedua perahu itu dengan ikan hingga hampir tenggelam.
ay. 8 : Ketika Simon Petrus melihat hal itu ia pun bersungkur di depan Yesus dan berkata: ‘Tuhan, pergilah dari padaku, karena aku ini seorang berdosa.’
ay. 9 : Sebab ia dan semua orang yang bersama-sama dengan dia takjub oleh karena banyaknya ikan yang mereka tangkap;
ay. 10: demikian juga Yakobus dan Yohanes, anak-anak Zebedeus, yang menjadi teman Simon. Kata Yesus kepada Simon: ‘Jangan takut, mulai dari sekarang engkau akan menjala manusia.’
ay. 11: Dan sesudah mereka menghela perahu-perahunya ke darat, mereka pun meninggalkan segala sesuatu, lalu mengikuti Yesus.” 

a. Doa timbul dari keputusan mengambil “jarak”
Yesus tidak dapat bicara kepada orang banyak karena mereka berdesak-desakan mengerumuni-Nya. Tidak ada jarak fisik antara orang banyak dengan diri-Nya. Kecenderungan orang yang berdesak-desakan adalah memikirkan dirinya sendiri, mereka ingin menjadi yang paling dekat dengan Yesus. Cinta diri membuat kita sulit membuka diri bagi Tuhan. Yesus, yang melihat orang banyak masih sibuk dengan kepentingan diri mereka sendiri, mencari cara untuk menciptakan “jarak”. Ia naik ke atas salah satu perahu. Dengan demikian, terciptalah “jarak” yang membuat orang kini tidak berdesak-desakan lagi. Mereka kini bisa memperhatikan Yesus yang mengajar dari perahu. Tuhan membantu kita untuk menciptakan jarak yang perlu untuk berkomunikasi dengan-Nya. 

b. Doa mulai dengan sikap percaya
Simon dengan perhitungan akal sehatnya sebetulnya berat menjalankan perintah Yesus sebab ia sudah mencari ikan semalaman dan tidak mendapatkan hasil. Padahal, ia seorang nelayan profesional. Namun, kepercayaannya kepada Yesus membuahkan hasil berlimpah. Kekecewaan dalam pekerjaannya menjadi hilang semata-mata karena ia percaya kepada Yesus. 

c. Doa tidak hanya mempunyai unsur permohonan saja
Doa tidak cukup diucapkan pada saat kita berkekurangan. Doa terutama adalah ungkapan iman yang membawa kita untuk semakin beriman. Simon mula-mula percaya kepada Yesus sebagai “guru”. Kemudian ia menjadi semakin percaya bahwa Yesus adalah “Tuhan”. Iman Simon berkembang sehingga ia menemukan “Tuhan”. 

d. Di hadapan Tuhan, Simon menyadari ketidak pantasannya sebagai orang berdosa
Doa juga mengarahkan orang untuk menjadi rendah hati dan menyadari ketidakpantasannya di hadapan Tuhan. 

e. Doa diucapkan tidak untuk mencari kesempurnaan pribadi
Relasi dengan Tuhan selalu merupakan misi, merupakan pengutusan. Simon yang sudah diberi anugerah mukjizat mendapat tugas untuk menjala manusia, yakni memberi kesaksian yang menarik manusia dengan jala iman. Sehingga mereka meninggalkan hal-hal yang mengikat kebebasan untuk menjadi murid Yesus.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar