Ads 468x60px

Minggu 27 Desember 2015

Pesta Keluarga Kudus Nazaret: Yesus, Maria dan Yosef
1 Sam 1:20-22,24-28; Mzm 84:2-3,5-6,9-10; 1Yoh 3:1-2,21-24; Luk 2:41-52



Bacaan Injil: Luk. 2:41-52. 
41 Tiap-tiap tahun orang tua Yesus pergi ke Yerusalem pada hari raya Paskah. 42 Ketika Yesus telah berumur dua belas tahun pergilah mereka ke Yerusalem seperti yang lazim pada hari raya itu. 43 Sehabis hari-hari perayaan itu, ketika mereka berjalan pulang, tinggallah Yesus di Yerusalem tanpa diketahui orang tua-Nya. 44 Karena mereka menyangka bahwa Ia ada di antara orang-orang seperjalanan mereka, berjalanlah mereka sehari perjalanan jauhnya, lalu mencari Dia di antara kaum keluarga dan kenalan mereka. 45 Karena mereka tidak menemukan Dia, kembalilah mereka ke Yerusalem sambil terus mencari Dia. 46 Sesudah tiga hari mereka menemukan Dia dalam Bait Allah; Ia sedang duduk di tengah-tengah alim ulama, sambil mendengarkan mereka dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada mereka. 47 Dan semua orang yang mendengar Dia sangat heran akan kecerdasan-Nya dan segala jawab yang diberikan-Nya. 48 Dan ketika orang tua-Nya melihat Dia, tercenganglah mereka, lalu kata ibu-Nya kepada-Nya: "Nak, mengapakah Engkau berbuat demikian terhadap kami? Bapa-Mu dan aku dengan cemas mencari Engkau." 49 Jawab-Nya kepada mereka: "Mengapa kamu mencari Aku? Tidakkah kamu tahu, bahwa Aku harus berada di dalam rumah Bapa-Ku?" 50 Tetapi mereka tidak mengerti apa yang dikatakan-Nya kepada mereka. 51 Lalu Ia pulang bersama-sama mereka ke Nazaret; dan Ia tetap hidup dalam asuhan mereka. Dan ibu-Nya menyimpan semua perkara itu di dalam hatinya. 52 Dan Yesus makin bertambah besar dan bertambah hikmat-Nya dan besar-Nya, dan makin dikasihi oleh Allah dan manusia.


Renungan:

"Sagrada Familia - Keluarga Kudus."
Inilah nama gereja megah karya Gaudi di Barca Spanyol yang sampai hari ini masih belum selesai pembangunannya. Kitapun diajak untuk selalu berjuang membentuk keluarga kudus karena keluarga adalah "ecclesia domestica - gereja basis".

Adapun "core values" untuk setiap keluarga yang mengandung 4 ajakan iman ( “KE-cilkan emosi, LU-askan isi hati, AR-ahkan ke ilahi, dan GA-lang relasi“), antara lain:

1.Cinta: “I LOVE YOU”
Bersama Yesus, Yosef dan Maria hadir sebagai sebuah keluarga yang saling mencintai. Mereka juga mencintai tradisi keimanannya dan setia datang ke Bait Allah dan mempersembahkan hidupnya kepada Allah. (Lat: Familia, Ing: Family, "Father And Mother I Love You").

2.Penghargaan: “THANK YOU”
Seperti kita ketahui, Yosef dan Maria mempersembahkan sepasang burung tekukur kepada Allah yang menunjukkan bahwa Yosef dan Maria itu adalah orang sederhana (Im 12:8). Persembahannya ini adalah bukti dan ungkapan rasa syukur mereka terhadap setiap penyelenggaraan ilahi dalam hidup insani mereka setiap harinya. Kedatangan mereka dari desa Nazareth ke Bait Allah Yerusalem juga adalah ungkapan rasa syukur mereka terhadap segala rahmat yang diterimanya

3.Kedamaian: “I AM SORRY”
Selain Yosef dan Maria, Simeon dan Hana dihadirkan sebagai orang yang "benar/tulus"(Luk 1:6). Ini adalah terjemahan dari kata Yunani: dikaios (Ibr: "yasher, lurus"). Dalam Perjanjian Lama, kata ini tidak hanya berarti kepatuhan kepada perintah tapi menunjukkan bahwa kita menjadi benar di hadapan Allah, baik dalam hati/tindakan yang penuh kedamaian (Maz 32:2).

Inilah kebenaran yang datang dari hati, berdasarkan iman yang benar kepada Allah serta kasih dan takut akan Allah (Ul 4:10,29; 5:29), yang hidup menurut "segala perintah dan ketetapan Tuhan" (Luk 1:6; Kej 7:1; 1Raj 9:4). Jelasnya, inilah sebuah potret keluarga yang berjuang untuk menciptakan kedamaian yang penuh, damai di hati dan damai di bumi, damai juga ketika ada sanak keluarga yang “hilang”, ketika lelah dan letih bekerja, ketika kecewa dan berduka karena bukankah tidak ada mawar tampa duri, tak ada kebahagiaan tanpa pengorbanan

"Dari Telaga ke Sungai Gangga - Bersama keluarga, kita mencapai surga."

Salam HIKers,
Tuhan memberkati & Bunda merestui
Fiat Lux!@RmJostKokoh
Pin HIK: 7EDF44CE/54E255C0


NB:
St. Beda: Kerendahan hati Yesus menunjukkan keilahian-Nya
"Kedatangan Yesus setiap tahun di Yerusalem untuk perayaan Paskah Yahudi bersama kedua orangtua-Nya merupakan tanda kerendahan hati-Nya sebagai manusia. Hal itu merupakan ciri manusia untuk berkumpul dan menghunjukkan persembahan kepada Allah, disertai dengan doa dan air mata yang cukup untuk diberikan kepada Sang Pencipta. Maka Yesus, yang dilahirkan sebagai manusia di antara manusia, melakukan apa yang diperintahkan Allah untuk dilakukan oleh umat manusia dengan inspirasi ilahi melalui para malaikat-Nya. Ia sendiri menjaga hukum yang perintahkan Allah untuk menunjukkan kepada kita, manusia murni dan sederhana, bahwa apa yang diperintahkan Allah bagaimanapun juga adalah untuk ditaati. Marilah kita kita mengikuti jejak hidup-Nya sebagai manusia. Jika kita bersukacita dalam memandang kemuliaan keilahian-Nya, kita akan tinggal dalam rumah-Nya yang abadi di surga selama hidup kita (Mzm 27:4) dan itu akan membuat kita bergembira melihat kehendak Allah dan akan dilindungi oleh rumah-Nya yang kudus. Dan agar kita tidak selamanya dihantam angin kelicikan, marilah kita rajin datang ke rumah Allah, yakni gereja kita saat ini, dengan membawa persembahan dan permohonan yang murni." 


(Omelia sul Vangelo di Luca 1.19)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar