Ads 468x60px

Selasa 26 Januari 2016

Pekan Biasa III
PW S. Timotius dan Titus, Uskup
2 Sam 6:12b-15.17-19; Mzm 24:7.8.9.10; Mrk 3:31-35


"Fraternitas in caritas - Persaudaraan dalam kasih".
Itulah semangat iman hari ini. Kita menjadi "saudara" ("sa": satu, "udara": rahim; "seudara"), bukan melulu karena hubungan darah tapi karena kita ada dalam satu "rahim" yang sama yakni Gereja, berdasar kasih: "Barangsiapa melakukan kehendak Allah, dialah saudaraKu!”

Mengacu pada semangat dasar Ardas KAJ yang juga saya tulis dalam buku "HERSTORY" (RJK, Kanisius), ada 3 hal supaya kita "fit et proper", layak menjadi saudara/i NYA, antara lain: 

1.Beriman/"fidelitas": 
Ketika pada zaman sekarang, tv dan internet menjadi "tabernakel", hp dan bb menjadi "rosario", mal dan plaza menjadi "gereja dan katedral", iman kita tetap adala dasar segalanya, iman yang tidak cuma diungkapkan dengan kata-kata, yang tidak cuma dirayakan dengan sakramen-sakramen tapi juga yang harus diwujudnyatakan dalam tindakan, yang membuat manusia lebih punya hati nurani karena bukankah manusia lebih percaya pada mata mereka, daripada telinga mereka?

2.Bersaudara/"fraternitas": 
Tuhan tidak pernah memisahkan apalagi mengotak-kotakkan. Sebaliknya, bukankah kita yang kerap malah mengotak-kotakkan? Kita diajak untuk terbuka dan bersaudara secara tulus dengan semua orang yang berkehendak baik, dari aneka karakter dan parameter, suku budaya dan agama. Yah karena bersaudara adal berkomunikasi dengan yang lain dan menemukan serpihan Tuhan dalam diri yang lain dan bukankah tepat kata-kata ini: dengan senyum kau tampak lebih baik, dengan tawa kau lebih sehat dan dengan bersaudara kau akan lebih bahagia?

3.Berbelarasa/"solidaritas": 
Berangkat dari kesadaran bahwa agama kadang “terperangkap” dalam suatu sistem yang memberinya banyak kesempatan untuk memberi pada kaum miskin tapi sangat menghalangi dia untuk menjadi kaum miskin, maka Gereja berkata, “Gaudere cum gaudentibus et fiere cum fientibus-Bersukacitalah dengan yang bersukacita dan menangislah dengan yang menangis. Kita diajak punya compassion/berbelarasa terhadap sesama terlebih yang kecil lemah miskin tersingkir/disingkirkan, karena di sekitar kita: siapa lemah - mudah dipalak, siapa kalah-mudah disepak.

Yang pasti, dengan "3B": beriman, bersaudara dan berbelarasa, kita menerima secercah surga, a glimpse of heaven.

"Ke Jepara cari soto babat - mari bersaudara dan selalu bersahabat"

Salam HIKers,
Tuhan memberkati & Bunda merestui
Fiat Lux!@RmJostKokoh
Pin HIK: 7EDF44CE/54E255C0



NB:

1.
"Apostolicam actuositatem" adalah dekrit KV II tentang Kerasulan Awam, bahwa setiap orang dipanggil untuk merasul secara aktual sebagai "jesus-jesus kecil" ("Jesus - Jadilah Engkau Saksi Untuk Selamanya”). Secara kebetulan, tadi pagi saya diminta untuk mempersembahkan misa "Angela's Day" bagi semua guru dan anak-anak di aula SMU Regina Pacis Ursulin Solo. Setelah misa, saya dikenalkan dengan salah satu murid penggiat sinema dan fotografi bernama Nina "imaNI dengan sederhaNA". Nah bersama dengan St.Timotius dan St. Titus yang kita kenangkan hari ini, kita juga diajak untuk belajar "imaNI dengan sederhaNA" lewat 2 pola dasar, al:

A."Titus - sehaTI dengan Kristus." Ia adalah orang muda yang murah hati dan giat bekerja bersama Paulus. Ia terkenal sebagai pembawa damai dan uskup di Kreta. Kepada Titus, Paulus juga selalu memberikan salam damai: "Kasih karunia – rahmat dan damai sejahtera dari Allah Bapa dan Yesus Kristus besertamu". Salam damai itu juga selalu kita terima dalam setiap Ekaristi bukan? Dengan "salam", kita diharapkan selalu mempunyai "shalom/damai"-"sehati dengan Kristus", dalam pikiran, kata dan tindakan kita karena kita adalah anak-anak Allah yang sejak dibaptis selalu disertai dan dianugerahiNya dengan "KDRT"- Kasih Damai dan Rahmat Tuhan."

B."Timotius- sepenuh haTI MO ikuTI YesUS". Timotius (Yun: Τιμόθεος: "memuliakan Tuhan”) mengabarkan Injil ke Phrygia, Galatia, Mysia, Troas, Filipi, Veria dan Korintus. Adapun tiga hal pokok yang membuatnya selalu bisa memuliakan Tuhan, yakni:
- Ia "bertekun" dengan isi kitab suci /2 Tim 3:14-15;
- Ia "beriman" secara mendalam/2 Tim 1:5;
- Ia "berhati-hati":cakap dan selalu mawas diri / l Tim 4:12,14-16.

Selain itu, ia juga berkarya sebagai gembala di 5 sidang jemaat: Tesalonika/1 Tes 3:1-2,6; Korintus/1 Kor 4:17; 16:10-11; Filipi/Fil 2:19-22; Berea/Kis 17:14+Efesus/1 Tim 1:3. Seperti gurunya, yakni Yesus dan Paulus, Timoteus yang masih muda ini juga dianggap "gila"oleh dunia. Ia "gila" dalam Tuhan, semua hidupnya bagi Tuhan dan dalam Tuhan karena ia sepenuhchati mo' ikuti Yesus. Hidupnya tidak penuh iri hati/tinggi hati, tapi selalu sepenuh hati ikuti Yesus karena yakin bahwa Yesus juga sepenuh hati mencintainya. Bagaimana dengan kita?

“Makan nasi di Kramat Jati - Jadilah saksiNya dengan sepenuh hati "



2."Fraternitas - Persaudaraan"
Inilah salah satu dari 3 semangat dasar Revolusi Prancis. Adapun pada bacaan hari ini (Bdk. Mat 12:46-50, Mrk 3:31-35) mengajak kita juga menekankan semangat persaudaraan.
Mengacu pada Mat 13:55 dan Mrk 6:3, disebutkanlah nama saudara2Nya (Yakobus-Yoses, Yudas, Simon). Oleh karena itu ada banyak orang yang salah tangkap dan menyangka bahwa Yesus punya saudara2 kandung atau Maria punyai banyak anak padahal di dalam Alkitab, kata “saudara” tidak selalu berarti saudara kandung tapi dapat juga berarti saudara seiman (Kis 21:7), sebangsa (Kis 22:1) atau kerabat seperti pada kitab asli bahasa Ibrani yang mengatakan Lot sebagai saudara Abraham (Kej 14:14) padahal Lot adalah keponakan Abraham.
Adapun dua hal mendasar yang bisa kita ingat dan buat sebagai saudara2Nya, al:
A. MendengarkanNya.
B. MelaksanakanNya.

"Pohon Ara di Kediri - Mari bersaudara setiap hari." (@RomoJostKokoh).



3."Caritas et fraternitas - Kasih dan persaudaraan."
Yesuspun memberikan dua hal itu pada bacaan hari ini:

"Barangsiapa melakukan kehendak Allah, dialah saudaraKu laki-laki, dialah saudaraKu perempuan, dialah ibuKu."
Secara sederhana, ada 3 langkah untuk menciptakan "kasih dan persaudaraan", antara lain:

A. Keterbukaaan:
Yesus tidak menolak ikatan persaudaraan berdasarkan hubungan darah. Terhadap Maria, Ia juga tetap menghormatinya sebagai ibu yang telah mengandung, melahirkan dan mengasuhNya. Ketika Ia bergantung di salib dan Maria ada di dekatNya, Ia pun menyebut Maria, ibuNya. Namun, tampak di sini, Yesus membuka diri terhadap semua orang. Ia memperluas ikatan persaudaraan, yang tidak hanya dibatasi pada hubungan darah semata tetapi berdasarkan iman/kepercayaan.

B. Kebersamaan:
Yesus tidak "sembunyi" tapi selalu hadir dan mengalir di antara banyak orang: di Bait Allah, di pinggir pantai, di atas bukit, dll. Hidup-ucapan dan karyaNya ada nyata bersama dengan orang lain sehingga benar-benar bisa merasakan pergulatan hati sesamaNya secara lebih mendalam.

C. Kesatuan:
Dengan air pembaptisan, kita semua bersatu dengan Yesus dan diangkat menjadi anak-anak Allah. Dan kita akan sungguh-sungguh bersatu dan menghayati persaudaraan tersebut, kalau kita benar-benar "satu" antara teori dan praktek, antara ucapan dan tindakan.
Dengan kata lain: di tengah budaya "NATO-No Action Talk Only", kita diajak menjadi orang yang "satu", yang mendengarkan dan juga melakukan kehendak Tuhan setiap harinya.
"Cari batu di Taman Kota -Yesus itu saudara kita." (@RomoJostKokoh).



4.“Companion - Persekutuan”
Inilah salah satu kekhasan iman kristiani bahwasannya kita diangkat dalam persekutuan keluarga Allah. 
Adapun pada bacaan hari ini (Bdk. Mat 12:46-50, Mrk 3:31-35), Yesus mengajak kita untuk ber- “companion” dengan beberapa indikasinya, antara lain:

A.Keterbukaan:
Yesus membuka diri dan hatinya dalam relasi dengan semua org. Ia tidak pilih kasih tapi hidupnya penuh cinta kasih. Ia tdk membuat sekat dan pengkotak-otakan tapi Ia berbicara mengenai persaudaraan sejati: “Semua orang yang percaya kepadaNya adalah saudaraNya.” Ikatan persaudaraan ini, jika dihayati secara segar dan mendalam akan membuat hidup beriman kita lebih terbuka dan siap ber –dialog dengan semua orang.

B.Kebersamaan:
Ia hadir diantara banyak orang, terlibat di tengah suka duka masyarakat sejamannya. Ia bukan orang yang menarik diri tapi ikut hadir dalam setiap pergulatan hidup sekitarnya.
Kesadaran ini membuat kita juga mau untuk belajar saling menghargai, saling membutuhkan, saling menolong, saling memperhatikan dalam semangat kebersamaan sebagai anggota tubuh Kristus yang sama sama berziarah.

C.Keseimbangan: 
"Siapa pun yang melakukan kehendak Bapa-Ku di surga, dialah saudara-Ku, dialah saudari-Ku, dialah ibu-Ku..." Yesus mengajak kita menjadi orang beriman yang seimbang antara teori & praktek: yang kita rayakan, juga kita wujud nyatakan, tidak hanya menjadi "pendengar firman" tapi terlebih menjadi "pelaku firman."
"Burung dara di Tangerang- Hiduplah bersaudara dengan semua orang!" (@RomoJostKokoh).

5.
SKI - Sekolah Kerahiman Ilahi
"EAT PRAY LOVE"
Sabtu, 30 Jan 2016.
13.00 - 17.00
@Gereja St Yakobus Kelapa Gading Jkt.

6.
SKI : "Natalan Rasa Indonesia."
@JKI Pondok Daud Banjarsari Solo (Surakarta).
Selasa. 26 Jan 2016
18.00 - selesai
Bersama "YOS" - "Yayasan Oikumene Surakarta".
Bintang tamu:
TRIO SENIMAN INDONESIA
Didiek Nini Thowok - Penari 
Hudson - Jesicca - Penyanyi
Piyu - PADI - Musisi
Orasi Kebudayaan: 
Walikota Solo terpilih: Bpk FX Hadi Rudyatmo

Pengkotbah: 
Rm Jost Kokoh Prihatanto,

Tidak ada komentar:

Posting Komentar