Ads 468x60px

Selasa 5 Januari 2016


1Yoh. 4:7-10; Mzm. 72:2,3-4ab,7-8; Mrk. 6:34-44.

Bacaan Injil: Mrk. 6:34-44. 
34 Ketika Yesus mendarat, Ia melihat sejumlah besar orang banyak, maka tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan kepada mereka, karena mereka seperti domba yang tidak mempunyai gembala. Lalu mulailah Ia mengajarkan banyak hal kepada mereka. 35 Pada waktu hari sudah mulai malam, datanglah murid-murid-Nya kepada-Nya dan berkata: "Tempat ini sunyi dan hari sudah mulai malam. 36 Suruhlah mereka pergi, supaya mereka dapat membeli makanan di desa-desa dan di kampung-kampung di sekitar ini." 37 Tetapi jawab-Nya: "Kamu harus memberi mereka makan!" Kata mereka kepada-Nya: "Jadi haruskah kami membeli roti seharga dua ratus dinar untuk memberi mereka makan?" 38 Tetapi Ia berkata kepada mereka: "Berapa banyak roti yang ada padamu? Cobalah periksa!" Sesudah memeriksanya mereka berkata: "Lima roti dan dua ikan." 39 Lalu Ia menyuruh orang-orang itu, supaya semua duduk berkelompok-kelompok di atas rumput hijau. 40 Maka duduklah mereka berkelompok-kelompok, ada yang seratus, ada yang lima puluh orang. 41 Dan setelah Ia mengambil lima roti dan dua ikan itu, Ia menengadah ke langit dan mengucap berkat, lalu memecah-mecahkan roti itu dan memberikannya kepada murid-murid-Nya, supaya dibagi-bagikan kepada orang-orang itu; begitu juga kedua ikan itu dibagi-bagikan-Nya kepada semua mereka. 42 Dan mereka semuanya makan sampai kenyang. 43 Kemudian orang mengumpulkan potongan-potongan roti dua belas bakul penuh, selain dari pada sisa-sisa ikan. 44 Yang ikut makan roti itu ada lima ribu orang laki-laki.



Renungan:

"Panis Vitam – Roti Hidup."
Inilah salah satu pernyataan diri Yesus yang datang untuk mengenyangkan yang lapar. Hal ini tampak bernas-lugas dalam mukjizat lima roti dan dua ikan yang dicatat dalam keempat Injil (Mat 14:13-21; Mark 6:34-44; Luk 9:12-17; Yoh 6:1-14), yang menunjuk kepada diri Yesus yang adalah roti hidup (Yoh 6:35).

Ia tidak sekadar peduli dengan kebutuhan jiwa/rohani kita, tapi juga peduli dengan kebutuhan sehari-hari kita karena Ia sungguh Allah yang berbelaskasih. Belas kasih sendiri ialah suatu perasaan yang menggerakkan hati, yang membuat seseorang merasa sedih/berbelarasa melihat penderitaan dan kemalangan sesamanya, disertai dorongan yang kuat untuk menolong.

Jelasnya belas kasihan merupakan ciri khas Allah yang maha rahim (Ul 30:3; 2Raj 13:23; Maz 78:38; Maz 111:4) dan Yesus (Mrk 1:41; Mat 9:36; 14:14; 15:32; Luk 7:13; Mrk 8:2). Yesus sendiri mengharapkan agar kita memiliki sikap ini(Mat 18:33, Luk 10:33), yang juga menjadi tema sentral dalam TKI – Tahun Kerahiman Ilahi (Luk 6:36, 8 Des 2015 – 20 Nov 2016)

Nah, seperti Yesus yang mengucap syukur sebelum makan, kita juga diajak untuk selalu mengucap syukur. Adapun makan dengan mengucap syukur berarti mengakui perhatian dan persediaan Allah atas diri kita.
(Mengenai pengucapan syukur sebelum makan: 1Sam 9:13; Mat 14:19; 15:36; 26:26; Rom 14:6; 1Kor 10:31; 1Tim 4:4-5).

Pastinya, mujizat lima roti dan dua ikan ini memperlihatkan sebuah kesaksian yang indah bahwa yang sedikit yang kita miliki dapat menjadi berkelimpahan apabila dipersembahkan dengan semangat bersyukur kepada Tuhan dan berbagi kepada sesama dengan rumus “ABC”, antara lain:

Awali dari apa yg ada-Bagikan sepenuh cinta,
Cinta Tuhan yang akan menyempurnakannya."

"Burung tekukur burung kenari - Mari bersyukur setiap hari."

Salam HIKers,
Tuhan memberkati & Bunda merestui
Fiat Lux!@RmJostKokoh
Pin HIK: 7EDF44CE/54E255C0


Tidak ada komentar:

Posting Komentar