Ads 468x60px

Senin 11 Januari 2016

Minggu Biasa I
1Sam 1:1-8; Mzm 116:12-13,14,17,18-19; Mrk 1:14-20


“Venite post me - Mari ikutlah Aku!” 
Itulah pesan pokok hari ini bahwa kita dipanggil menjadi "kolaborator-mitra Allah" di tengah dunia dengan 3 pola dasar, al:

1.”See”: 
Yesus adalah Tuhan yang "melihat": mengenal dan mencintai dunia. Ia benar-benar ilahi tapi juga insani. Ia sangat religius tapi juga bergaul dengan hiruk-pikuk sekitarnya sehingga menjadi semakin manusiawi dan membumi. Ia keluar masuk desa dan kota. Ia naik-turun gunung dan bukit.


Secara khusus hari ini, Ia berjejak - tapak di pesisir danau: Ia berhenti lalu melihat dan menoleh kepada 4 sekawan dari Galilea: Simon-Andreas-Yakobus-Yohanes. Di tengah jerih letih dan kesibukan karya sukaduka di “Galilea” kita masing-masing, bukankah Tuhan juga kerap berhenti lalu menoleh dan melihat kita?

2.”Judge”: 
Bukankah jika sesuatu itu lahir dari hati, ia akan berusaha menjangkau banyak hati yang lain? Dengan hatiNya, Ia “merangkul” 4 sekawan ini: "Mari, ikutlah Aku." Dalam buku saya "3 Bulan 5 Bintang 7 Matahari" (Kanisius), kata Yunani untuk mengikuti “ adalah “akoloutheo”: pergi/menempuh jalan yg sama. Mereka dipanggil untuk ber-“companion” sekaligus ber-"compassion”:bersekutu hati untuk pergi, berjalan dan hidup sama seperti Dia, yakni menjadi mitra Allah secara nyata dalam sejarah keselamatan: dari nelayan menjadi pelayan, dari penjala ikan menjadi penjala manusia, dari hamba menjadi sahabat. Bukankah Tuhan tidak hanya melihat, tapi Ia juga kerap menyapa dan memanggil hati kita di tengah kesibukan dan aneka karya harian?

3.”Act”: 
Missio est action - perutusan adalah tindakan!” Ya, setelah dilihat dan disapa Yesus, mereka ”just do it”: Mereka segera pergi meninggalkan jalanya. Jala menggambarkan gaya hidup yang lama. Artinya? Kita diajak lekas keluar dari “kubangan dosa” dan hidup menjadi manusia baru setiap harinya: "berubah-berbenah dan berbuah" dengan karya nyata: lebih beriman-bersaudara dan berbelarasa.

Seperti Simon yang dipanggil bersama Andreas saudaranya dan Yakobus bersama Yohanes yang juga adalah saudaranya, kita bisa mulai “berubah berbenah dan berbuah" dimulai dengan orang yang ada di dekat hidup kita juga bukan?

“Ikan louhan di desa Bayat - Ikuti Tuhan sampai akhir hayat.”

Salam HIKers,
Tuhan memberkati & Bunda merestui
Fiat Lux!@RmJostKokoh
Pin HIK: 7EDF44CE/54E255C0


NB:

1."Confitemini Domino - Bersyukurlah kepada Tuhan."
Hidup dan iman kita semestinya penuh syukur karena Allah berkenan memanggil dan memilih kita untuk bekerja bersamaNya: "Mari, ikutlah Aku dan kamu akan kujadikan penjala manusia!”. Ia memanggil kita melalui peristiwa biasa dan manusiawi. Ia tidak pernah mencabut akar kemanusiaan kita namun menyempurnakannya.

Adapun, Yesus memanggil empat orang murid dengan cara yang hampir sama: Simon dan Andreas beserta Yakobus dan Yohanes, dipanggil ketika sedang bekerja. Yesus memperlihatkan otoritas-Nya karena Ia mampu memanggil orang keluar dari pekerjaan mereka dan menjadikan mereka sebagai murid-Nya.

Menarik juga untuk diperhatikan adalah bahwa murid-murid tersebut masih bersaudara, dan berasal dari kalangan orang-orang "biasa", bukan dari kalangan bangsawan. Simon, Andreas, Yakobus, dan Yohanes adalah orang-orang biasa, namun dipanggil oleh Yesus untuk tugas yang luar biasa.
Hal indah lainnya, Ia tidak menemui mereka di rumah ibadah tetapi di pantai, sedang bekerja. Kita diajak menemukan sapaan ilahi di tengah kesibukan insani karena menjadi murid memang berarti mematuhi panggilan Yesus tanpa syarat di setiap saat dan tempat.

Panggilan menjadi murid Yesus juga bukan panggilan untuk menjadi relawan, yaitu bekerja sesuai minat dan waktu kita tapi berarti menjadi milik-Nya di sepanjang waktu, bukan?

"Dari Koja ke Sungai Gangga-Mari bekerja bagi Kerajaan Surga."


Salam HIKers,
Tuhan memberkati & Bunda merestui.
Fiat Lux!@RmJostKokoh.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar