Pekan Prapaskah I
Yun 3:1-10; Mzm 51:3-4.12-13.18-19; Luk 11:29-32
Yun 3:1-10; Mzm 51:3-4.12-13.18-19; Luk 11:29-32
Bukankah
hidup kita juga penuh tanda: KTP/Kartu TANDA Penduduk, STTB/Surat TANDA Tamat
Blajar, STNK/Surat TANDA Nomer Kendaraan, TANDA cinta-TANDA mata-TANDA
tangan-TANDA baca dll. Dlm buku sy, “TANDA” (Kanisius) berarti “Tempat Aku
Nampakkan Damai Allah”.
Hari ini
Yunus mjd tanda pertobatan bg org Niniwe+Salomo mjd tanda kebijaksanaan bagi
rakyat Israel. Tanda pertobatan Yunus+kebijaksanaan Salomo ditanggapi positif:
Org Niniwe mau berpuasa u/berbalik pd Allah+org Israel mau berjuang u/mdpt
kebijaksanaan Allah. Sbaliknya, kata+warta Yesus yg jls2 lbh agung drpd Yunus/
Salomo justru ditanggapi negatif: Mrk bertegar hati+cuek bebek pd Yesus shingga
Yesus mnyebut mrk sbg angkatan yg jahat.
Adapun
trilogi sikap dsr spy kt bisa mjd "tanda", al:
1.
Reflektif:
Cuma butuh waktu sekejap bg org Ninive utk mendengarkan Tuhan. Sebaliknya, org Israel yg mengklaim sbg “bangsa pilihan” malahan menolak Tuhan yg jelas2 hadir lwt Yesus. Bukankah kini, Tuhan sll dtg dlm pelbagai TANDA jaman lwt sesama-alam+hati nurani kt? Jelas, kita butuh hidup yg reflektif krn bukankah hidup manusia yg tanpa refleksi mjd tdk bermakna apa-apa?
Cuma butuh waktu sekejap bg org Ninive utk mendengarkan Tuhan. Sebaliknya, org Israel yg mengklaim sbg “bangsa pilihan” malahan menolak Tuhan yg jelas2 hadir lwt Yesus. Bukankah kini, Tuhan sll dtg dlm pelbagai TANDA jaman lwt sesama-alam+hati nurani kt? Jelas, kita butuh hidup yg reflektif krn bukankah hidup manusia yg tanpa refleksi mjd tdk bermakna apa-apa?
2.
Introspektif:
Imam+umat beriman, trlebih di kota bsr byk yg alami keterpecahan hati krn “pancasila zaman” al: individualisme-hedonisme-konsumerisme-pluralisme+fanatisme. Bukankah sikap instrospektif mrpkn sbuah jalan u/ memurnikan hati shingga tdk terjebak pd dosa+”banalitas” dunia, kedangkalan hidup?
Imam+umat beriman, trlebih di kota bsr byk yg alami keterpecahan hati krn “pancasila zaman” al: individualisme-hedonisme-konsumerisme-pluralisme+fanatisme. Bukankah sikap instrospektif mrpkn sbuah jalan u/ memurnikan hati shingga tdk terjebak pd dosa+”banalitas” dunia, kedangkalan hidup?
3.
Aktif:
Iman kt mesti ber-dimensi aktif, bukan cm diungkapkan/dirayakan tp juga mestinya diwartakan mjd “Tempat Utk Nampakkan Damai Allah”: Yunus mewartakan pertobatan bg org Niniwe, Salomo mewartakan kbijaksanaan bg byk org, trmasuk Ratu dari Selatan+pastinya Yesus jg sll mewartakan kerahiman Allah bg semua. Bagaimana dg kt?
Iman kt mesti ber-dimensi aktif, bukan cm diungkapkan/dirayakan tp juga mestinya diwartakan mjd “Tempat Utk Nampakkan Damai Allah”: Yunus mewartakan pertobatan bg org Niniwe, Salomo mewartakan kbijaksanaan bg byk org, trmasuk Ratu dari Selatan+pastinya Yesus jg sll mewartakan kerahiman Allah bg semua. Bagaimana dg kt?
“Santa
Anna tak bernoda - Dg cinta sederhana+bermakna kita mjd TANDA."
NB:
1."Tempus mutatur et nos mutamur in illud - Waktu berputar dan kita diubah olehnya.”
Inilah
tanda tanda jaman yang kita amini setiap harinya. Di lain matra, sepakat dengan
Ernst Cassier, kita juga adalah “penanda”, semacam “animale symbolicum”: hanya
dengan menggunakan tanda tanda, kita dapat mencapai potensi dan tujuan hidupnya
yang tertinggi.
Yesus
sendiri datang sebagai "TANDA" yang bisa berarti "Tempat Aku
Nampakkan Damai Allah" (Bdk: Buku "TANDA", RJK, Kanisius). Ya,
lewat hidup dan karyaNya, Ia mengajak kita semua juga untuk belajar menjadi
"tanda", menjadi sebuah tempat untuk nampakkan damai Allah:
"Sebab seperti Yunus menjadi tanda untuk orang-orang Niniwe, demikian
pulalah Anak Manusia akan menjadi tanda untuk angkatan ini" (Luk 11:30)
Adapun
tiga indikasi dasar ketika kita bisa menjadi “tanda” yang hidup bagi hadirnya
damai Allah secara real, aktual dan operasional, al:
A.
Teruji:
Hidup penuh dengan ujian dan dengan ujian kehidupan kita semakin bertahan uji karena belajar untuk terus mengetahui kehendakNya, menemukan kehendakNya sekaligus melakukan kehendakNya. Dengan sikap hidup yang sudah dan terus teruji inilah, kita diyakinkan bahwa kedamaian bukanlah ketidakhadiran masalah tapi kedamaian adalah semata kehadiran Allah. Dkl: Allah tidak menjanjikan perjalanan yang nyaman, tetapi pendaratan yang aman.
Hidup penuh dengan ujian dan dengan ujian kehidupan kita semakin bertahan uji karena belajar untuk terus mengetahui kehendakNya, menemukan kehendakNya sekaligus melakukan kehendakNya. Dengan sikap hidup yang sudah dan terus teruji inilah, kita diyakinkan bahwa kedamaian bukanlah ketidakhadiran masalah tapi kedamaian adalah semata kehadiran Allah. Dkl: Allah tidak menjanjikan perjalanan yang nyaman, tetapi pendaratan yang aman.
B.
Terpuji:
Orang yang menjadi tanda itu selalu berjuang menjadi orang yang terpuji, yang sederhana dalam ucapan dan penampilan tetapi hebat dan luar biasa dalam tindakan nyata, yang selalu berusaha menjadi cahaya kebenaran walaupun kadang hanya kelap-kelip dan tidak selalu terang benderang. Dalam bahasa Jose Maria Escriva: “Hendaklah tingkah dan perkataanmu baik sehingga setiap orang yang melihat dan mendengarmu akan berkata: orang ini pengikut Yesus Kristus. Terangilah jalan-jalan di dunia ini dengan terang Kristus yang kau bawa dalam hatimu.“
Orang yang menjadi tanda itu selalu berjuang menjadi orang yang terpuji, yang sederhana dalam ucapan dan penampilan tetapi hebat dan luar biasa dalam tindakan nyata, yang selalu berusaha menjadi cahaya kebenaran walaupun kadang hanya kelap-kelip dan tidak selalu terang benderang. Dalam bahasa Jose Maria Escriva: “Hendaklah tingkah dan perkataanmu baik sehingga setiap orang yang melihat dan mendengarmu akan berkata: orang ini pengikut Yesus Kristus. Terangilah jalan-jalan di dunia ini dengan terang Kristus yang kau bawa dalam hatimu.“
C.
Tanpa aji aji:
Kita diajak hanya mengandalkan Tuhan dan tidak menyembah “tuhan tuhan lain”, entah berupa hasrat, jimat, pangkat, derajat, harta keramat dsbya. Bagian kita adalah semata melakukan kehendak Allah, dan bagian Allah adalah mengurus kita, karenanya kita seharusnya tidak pernah takut pada apapun. Yakinlah: apa yang tidak terletak pada rencanak kita terletak pada rencanaNya. Bukankah, semakin sering hal itu terjadi, semakin hidup keyakinan kita bahwa Allah sematalah yang ber’”providential divina”, menyelenggarakan kehidupan harian kita?
Kita diajak hanya mengandalkan Tuhan dan tidak menyembah “tuhan tuhan lain”, entah berupa hasrat, jimat, pangkat, derajat, harta keramat dsbya. Bagian kita adalah semata melakukan kehendak Allah, dan bagian Allah adalah mengurus kita, karenanya kita seharusnya tidak pernah takut pada apapun. Yakinlah: apa yang tidak terletak pada rencanak kita terletak pada rencanaNya. Bukankah, semakin sering hal itu terjadi, semakin hidup keyakinan kita bahwa Allah sematalah yang ber’”providential divina”, menyelenggarakan kehidupan harian kita?
“Banyak
peta tentang Pantai Kuta - Jadilah TANDA dengan kata dan karya nyata!”
Tuhan
memberkati dan Bunda merestui.
Fiat Lux! I(@RomoJostKokoh).
Fiat Lux! I(@RomoJostKokoh).
2."Signum - Tanda! "
Inilah
yang menjadi kekhasan iman kita bahwa Tuhan sebagai "Penanda
Pertama", hadir lewat banyak tanda, bahkan setiap praksis liturgi dan
mistagogi kita juga penuh dengan tanda. Yang pasti, kita juga diajak utk
menjadi tanda yang hidup, dalam bahasa saya, menjadi "significant
minority", minoritas yang memberi "tanda" (arti/guna/faedah)
bagi gereja dan masyarakat kita.
Adapun
Yesus menegur orang yang tidak bertobat sehingga kurang peka pada pelbagai
tanda jaman: "Angkatan ini adalah angkatan yang jahat. Mereka menuntut
suatu tanda tapi mereka tidak akan diberi tanda selain tanda Nabi Yunus sebab
orang-orang Niniwe itu bertobat waktu mereka mendengarkan pemberitaan Yunus dan
sungguh, yang ada di sini lebih daripada Yunus!"
Disinilah
kita diajak benar-benar bertobat dan peka pada pelbagai tanda yang diberikanNya
skaligus menjadi "sakramen" yang hidup, "tanda hadirnya Allah
lewat 3 pilar, antara lain:
A."Sesama":
Pelbagai perjumpaan dengan orang di sekitar kita kerap menjadikan kita lebih ingat akan sapaan dan kehadiranNya karena setiap manusia pad dsrnya adalah citra/cerminan ilahi, imago et similitudo Dei.
Pelbagai perjumpaan dengan orang di sekitar kita kerap menjadikan kita lebih ingat akan sapaan dan kehadiranNya karena setiap manusia pad dsrnya adalah citra/cerminan ilahi, imago et similitudo Dei.
B."Semesta":
Banyak orang kudus yang dekat dan bersahabat dengan alam, sehingga kadang saya katakan, "back to nature is back to God, "alam-Aku Lihat Allah Muncul". Alam kerap menjadi wujud manifestasi kehadiranNya yang mahakuasa.
Banyak orang kudus yang dekat dan bersahabat dengan alam, sehingga kadang saya katakan, "back to nature is back to God, "alam-Aku Lihat Allah Muncul". Alam kerap menjadi wujud manifestasi kehadiranNya yang mahakuasa.
C."Sejarah":
Orang bijak kerap mengatakan, "historia se repete-sejarah kan terulang." Dalam bahasa Bung Karno, "jas merah-jangan sesekali melupakan sejarah." Kita diajak untuk menjadi orang yang eling dan waspada, tidak lupa akan sejarah peradaban dan kebudayaan dunia bahwa Tuhan kerap hadir dalam pelbagai lika liku sejarah kita dan sejarah dunia, bukan?
Orang bijak kerap mengatakan, "historia se repete-sejarah kan terulang." Dalam bahasa Bung Karno, "jas merah-jangan sesekali melupakan sejarah." Kita diajak untuk menjadi orang yang eling dan waspada, tidak lupa akan sejarah peradaban dan kebudayaan dunia bahwa Tuhan kerap hadir dalam pelbagai lika liku sejarah kita dan sejarah dunia, bukan?
"Dari
Jatijajar kita pergi berziarah - Mari kita belajar peka pd sesama-semesta dan
sejarah.
Tuhan
memberkati + Bunda merestui.
Fiat Lux! (@RomoJostKokoh).
Fiat Lux! (@RomoJostKokoh).
3."Animal symbolicum - Makhluk penuh tanda"
Inilah salah satu identitas kita sebagai manusia yang hidup dengan aneka tanda lewat hidup dengan sesama dan semesta. Ketika lulus, kita mendapat STTB - Surat TANDA Tamat Belajar,Ketika memiliki mobil/motor, kita mendapat STNK- Surat TANDA Nomor Kendaraan. Ketika berusia 17 tahun, kita mendapat KTP- Kartu TANDA Penduduk, dsbnya.
Inilah salah satu identitas kita sebagai manusia yang hidup dengan aneka tanda lewat hidup dengan sesama dan semesta. Ketika lulus, kita mendapat STTB - Surat TANDA Tamat Belajar,Ketika memiliki mobil/motor, kita mendapat STNK- Surat TANDA Nomor Kendaraan. Ketika berusia 17 tahun, kita mendapat KTP- Kartu TANDA Penduduk, dsbnya.
Pastinya,
mengacu pada bacaan hari ini dan bersama dengan peringatan penampakan Bunda
Maria di Fatima, disadari bahwa hidup kita penuh dengan tanda dan Yesus
mengajak kita untuk peka membaca tanda-tanda zaman. Yesus sendiri menegur
orang2 yang tidak peka akan tanda-tanda: "Angkatan ini adalah angkatan
yang jahat" (Luk 11:29). Disinilah, kita diajak menjadi orang beriman yang
peka (Lat: "sensuum-sensual", merasakan) membaca tanda-tanda jaman
dengan 3 pilar dasar, antara lain:
A.
Informasi.
Kita diajak untuk rajin mencari dan menambah pengetahuan/informasi iman lewat kebiasaan berbagi sharing iman, membaca dan mendengarkan kitab suci, mendengarkan/mengikuti kegiatan lingkungan/komunitas imani.
Kita diajak untuk rajin mencari dan menambah pengetahuan/informasi iman lewat kebiasaan berbagi sharing iman, membaca dan mendengarkan kitab suci, mendengarkan/mengikuti kegiatan lingkungan/komunitas imani.
B.
Refleksi.
Kita bisa menjadi orang yang lebih peka dengan sikap hidup yang reflektif, yang selalu mengambil jarak untuk memeriksa batin dan berintrospeksi di tengah rutinitas harian. Dkl: Kita diajak berani mengambil jarak, menjadi orang yang hidup dengan "kedalaman" di tengah dunia yang penuh dengan "kedangkalan".
Kita bisa menjadi orang yang lebih peka dengan sikap hidup yang reflektif, yang selalu mengambil jarak untuk memeriksa batin dan berintrospeksi di tengah rutinitas harian. Dkl: Kita diajak berani mengambil jarak, menjadi orang yang hidup dengan "kedalaman" di tengah dunia yang penuh dengan "kedangkalan".
C.
Transformasi.
Inilah perubahan yang datang dari dalam karna adanya hubungan pribadi yang intensif dengan yang Ilahi, lewat hidup doa dan olah rohani yang mendalam. Diharapkan adanya proses "internalisasi/pengendapan" bahwa Allah sungguh mencintai kita dan benar2 hadir/menyapa hidup kita dengan cintaNya yang tiada henti setiap hari.
Akhirnya, "TANDA" juga bisa berarti "Tempat Aku Nampakkan Damai Allah". Semoga dengan sikap hidup yang penuh informasi-refleksi & transformasi, kita bisa berjuang menjadi angkatan yang baik, yakni orang beriman yang "sensual", yang peka merasakan hadirnya Tuhan.
Inilah perubahan yang datang dari dalam karna adanya hubungan pribadi yang intensif dengan yang Ilahi, lewat hidup doa dan olah rohani yang mendalam. Diharapkan adanya proses "internalisasi/pengendapan" bahwa Allah sungguh mencintai kita dan benar2 hadir/menyapa hidup kita dengan cintaNya yang tiada henti setiap hari.
Akhirnya, "TANDA" juga bisa berarti "Tempat Aku Nampakkan Damai Allah". Semoga dengan sikap hidup yang penuh informasi-refleksi & transformasi, kita bisa berjuang menjadi angkatan yang baik, yakni orang beriman yang "sensual", yang peka merasakan hadirnya Tuhan.
"Ikan
louhan ikan pari -Temukanlah Tuhan setiap hari"
Salam HIKers
Tuhan memberkati & Bunda merestui
Fiat Lux!@RomoJostKokoh
4."TANDA - Kata Angka dan Nada”.
Inilah
salah satu judul buku yang saya buat ketika masih bertugas di Gereja Tangerang
(RJK, Kanisius, 2008). Dunia kita marak dengan tanda dan Yesus-pun datang
sebagai “TANDA”.
Anehnya, para pemuka agama selalu menolak dan menyangsikan Yesus padahal mereka tentu telah mendengar, jika tidak sempat melihat, berbagai tanda yg dibuat Yesus: pengajaran, kesembuhan, pengusiran setan+kebangkitan orang mati. Sebenarnya yang menjadi masalah bukanlah kurangnya tanda, melainkan keangkuhan diri karena adanya ketertutupan hati dan budi.
Adapun
satu-satunya tanda yang diberikan bagi mereka adalah tanda Nabi Yunus, yang
telah dilemparkan ke dalam laut yang bergelora (Yunus 1:2,3). Pastinya,
pemberitaan Yunus menghasilkan pertobatan penduduk Kota Niniwe (Yun. 3:5-9;
4:11). Dengan kata lain: Bila orang Niniwe saja percaya pada pemberitaan Yunus,
dan ratu dari Selatan mencari hikmat dari Salomo, mengapa begitu sulit untuk
percaya pada Yesus yang lebih besar dari Salomo maupun Yunus?
Disinilah,
kita harus meminta agar Allah "membuka mata kita" saat kita datang
pada-Nya, supaya kita dapat melihat karyaNya bagi kita (Maz. 119:18, Ibr.
4:12-13). Allah sendiri telah menyediakan cukup banyak tanda yang dapat menjadi
dasar iman: Ada kesaksian dari alam dan suara hati (Roma 1:20; 2:14-15),
sejarah kehidupan Kristus (Ibr 1:1-4), dan pekerjaan Roh Kudus (1 Yoh 3:24;
4:13).
Kita
mohon rahmat iman sehingga tak perlu lagi kita sibuk menjadi “pencari tanda”,
tapi malahan bisa menjadi ”penanda” yakni membuat Allah hadir lewat karya,
ucapan dan doa kita kepada sesama.
"Ada
kardus di Kalisari - Jadilah kudus setiap hari."
Salam
HIKers,
Tuhan memberkati & Bunda merestui
Fiat Lux!@RmJostKokoh
Tuhan memberkati & Bunda merestui
Fiat Lux!@RmJostKokoh
5.Apakah tanda Yunus itu?
Salib yang adalah batu sandungan. Jadi, bukanlah pembantah pengetahuan-lah yang akan diselamatkan, namun mereka yang percaya akan pengajaran sejati. Karena memang salib Kristus adalah batu sandungan bagi mereka yang memperdebatkan pengetahuan, tetapi keselamatan bagi mereka yang percaya.
Salib yang adalah batu sandungan. Jadi, bukanlah pembantah pengetahuan-lah yang akan diselamatkan, namun mereka yang percaya akan pengajaran sejati. Karena memang salib Kristus adalah batu sandungan bagi mereka yang memperdebatkan pengetahuan, tetapi keselamatan bagi mereka yang percaya.
Paulus
bersaksi demikian: "Tetapi kami memberitakan Kristus yang disalibkan, yang
untuk orang-orang Yahudi merupakan batu sandungan dan untuk orang-orang bukan
Yahudi suatu kebodohan, tetapi untuk mereka yang dipanggil, baik orang Yahudi,
maupun orang bukan Yahudi, Kristus adalah kekuatan Allah dan hikmat Allah"
(1 Kor. 1:23-24).
Mengapa
orang Yahudi mencari tanda dan orang Yunani mencari hikmat? Sebab, Allah
menunjukkan suatu tanda yang berupa batu sandungan salib pada mereka. Mereka
yang ingin mengenal Anak Allah tetapi tidak melalui iman, melainkan melalui
tanda akan terjebak pada ketidakpercayaan mereka sendiri dan jatuh pada batu
sandungan kematian. Bukanlah pertanyaan kecil bahwa orang Yahudi melihat
kematian Kristus dan berpikir bahwa Dia hanyalah seorang manusia, bahkan orang
Kristiani - seperti yang diakui mereka namun sama sekali bukan - karena
kematian-Nya enggan mengakui-Nya sebagai yang tunggal, yang disalibkan,
keluhuran yang tidak tertandingi."
6.Wednesday, 17 February
"The sign of Jonah for an evil generation"
Gospel
Reading: Luke 11:29-32
When
the crowds were increasing, he began to say, "This generation is an evil
generation; it seeks a sign, but no sign shall be given to it except the sign
of Jonah. For as Jonah became a sign to the men of Nineveh, so will the Son of
man be to this generation. The queen of the South will arise at the judgment
with the men of this generation and condemn them; for she came from the ends of
the earth to hear the wisdom of Solomon, and behold, something greater than
Solomon is here. The men of Nineveh will arise at the judgment with this
generation and condemn it; for they repented at the preaching of Jonah, and
behold, something greater than Jonah is here.
Old
Testament Reading: Jonah 3:1-10
Then
the word of the LORD came to Jonah the second time, saying, "Arise, go to
Nineveh, that great city, and proclaim to it the message that I tell you."
So Jonah arose and went to Nineveh, according to the word of the LORD. Now
Nineveh was an exceedingly great city, three days' journey in breadth. Jonah
began to go into the city, going a day's journey. And he cried, "Yet forty
days, and Nineveh shall be overthrown!" And the people of Nineveh believed
God; they proclaimed a fast, and put on sackcloth, from the greatest of them to
the least of them.
Then
tidings reached the king of Nineveh, and he arose from his throne, removed his
robe, and covered himself with sackcloth, and sat in ashes. And he made
proclamation and published through Nineveh, "By the decree of the king and
his nobles: Let neither man nor beast, herd nor flock, taste anything; let them
not feed, or drink water, but let man and beast be covered with sackcloth, and
let them cry mightily to God; yes, let every one turn from his evil way and
from the violence which is in his hands. Who knows, God may yet repent and turn
from his fierce anger, so that we perish not?" When God saw what they did,
how they turned from their evil way, God repented of the evil which he had said
he would do to them; and he did not do it.
Meditation
Do you
pay careful attention to warning signs? Many fatalities could be avoided if
people paid attention to such signs. When the religious leaders demanded a sign
from Jesus, he gave them a serious warning to avert spiritual disaster. It was
characteristic of the Jews that they demanded "signs" from God's
messengers to authenticate their claims.
When
the religious leaders pressed Jesus to give proof for his claims he says in so
many words that he is God's sign and that they need no further evidence from
heaven than his own person. The Ninevites recognized God's warning when Jonah
spoke to them, and they repented. And the Queen of Sheba recognized God's
wisdom in Solomon. Jonah was God's sign and his message was the message of a merciful
God for the people of Nineveh.
Unfortunately
the religious leaders were not content to accept the signs right before their
eyes. They had rejected the message of John the Baptist and now they reject
Jesus as God's Anointed One (Messiah) and they fail to heed his message. Simeon
had prophesied at Jesus' birth that he was destined for the falling and rising
of many in Israel, and to be a sign that will be opposed so that inner thoughts
of many will be revealed (Luke 2:34-35). Jesus confirmed his message with many
miracles in preparation for the greatest sign of all - his resurrection on the
third day.
The
Lord Jesus came to set us free from slavery to sin and hurtful desires. Through
the gift of the Holy Spirit he pours his love into our hearts that we may
understand his will for our lives and walk in his way of holiness. God searches
our hearts, not to condemn us, but to show us where we need his saving grace
and help. He calls us to seek him with true repentance, humility, and the
honesty to see our sins for what they really are - a rejection of his love and
will for our lives. God will transform us if we listen to his word and allow
his Holy Spirit to work in our lives. Ask the Lord to renew your mind and to
increase your thirst for his wisdom and truth.
James
says that the wisdom from above is first pure, then peaceable, gentle, open to
reason, full of mercy and good fruits, without uncertainty or insincerity
(James 3:17). A double-minded person cannot receive this kind of wisdom. The
single of mind desire one thing alone - God's pleasure. God wants us to delight
in him and to know the freedom of his truth and love. Do you thirst for the
holiness without which no one will see the Lord (Hebrews 12:14)?
"Lord
Jesus, change my heart and fill me with your wisdom that I my love your ways.
Give me strength and courage to resist temptation and stubborn willfulness that
I may truly desire to do what is pleasing to you."
Psalm 51:3-4, 12-13, 18-19
For I
know my transgressions, and my sin is ever
before me.
Against you, you only, have I sinned, and done
that which is evil in your sight, so that you are
justified in your sentence and blameless in
your judgment.
Restore to me the joy of your salvation, and
uphold me with a willing spirit.
Then I will teach transgressors your ways, and
sinners will return to you.
Do good to Zion in your good pleasure; rebuild
the walls of Jerusalem,
then will you delight in right sacrifices, in burnt
offerings and whole burnt offerings; then
bulls will be offered on your altar.
before me.
Against you, you only, have I sinned, and done
that which is evil in your sight, so that you are
justified in your sentence and blameless in
your judgment.
Restore to me the joy of your salvation, and
uphold me with a willing spirit.
Then I will teach transgressors your ways, and
sinners will return to you.
Do good to Zion in your good pleasure; rebuild
the walls of Jerusalem,
then will you delight in right sacrifices, in burnt
offerings and whole burnt offerings; then
bulls will be offered on your altar.
Daily Quote from the Early Church Fathers
"God
is not now so long-suffering in putting up with you that He will fail to be
just in punishing. Do not say then: 'Tomorrow I shall be converted, tomorrow I
shall please God, and all that I shall have done today and yesterday will be
forgiven me.' What you say is true: God has promised forgiveness if you turn
back to Him. But what He has not promised is that you will have tomorrow in
which to achieve your conversion." (Augustine, Bishop of Hippo, 354-430
A.D., excerpt from Commentary on Psalm 144,11)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar