Ads 468x60px

Senin 15 Februari 2016

Pekan Prapaskah I
Im 19:1-2.11-18; Mzm 19:8.9.10.15; Mat 25:31-46


"Fido et acto - Imani dan lakukan!
Inilah yang menjadi pesan Yesus hari ini tentang "penghakiman terakhir", bahwa Yesus bukan cuma datang sebagai "Yang Baik", tapi sekaligus sebagai "Yang Adil". Ia memisahkan "kambing" dengan "domba", penghuni surga dan neraka, yang mendapatkan berkat dan yang mendapat kutuk.

Adapun 3 semangat yang bisa kita imani dan jalani secara aktual, antara lain:

1."Solidaritas": 
Yesus hadir dan bersolider dengan semua orang, terlebih yang kecil lemah miskin tersingkir : "Segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudaraKu yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku."

2."Karitas": 
Kelak, kita masing-masing akan diadili dengan ukuran yang jelas, yakni berdasarkan apa yang kita lakukan terhadap sesama. Disinilah kita diajak mempunyai "karitas", kasih yang berkualitas, seperti: berbagi makanan, minuman dan pakaian, memberi tumpangan, mengunjungi orang sakit+yg ada di penjara, dll.

3."Integritas": 
Yesus mengharapkan supaya kita menjadi orang yang ber-integritas, utuh-penuh dan menyeluruh, dimana iman tidak terpisah dari hidup harian, dimana iman yang diungkapkan dan dirayakan juga mesti diwujudnyatakan dengan keberpihakan dan keterlibatan yang nyata, terlebih kepada orang kecil. Sembari terus mengejawantahkan keterlibatan dan keberpihakan kepada orang kecil, hal-hal tidak baik juga seharusnya terus kita hentikan, seperti yang disebut dalam bacaan I: mencuri, berbohong, memeras/merampas, membenci, menfitnah, mengutuk, dendam, dll.

"Ci Meylan cari bahan -Siapkanlah jalan bagi Tuhan!"

Salam HIKers,
Tuhan memberkati & Bunda merestui
Fiat Lux!@RmJostKokoh
Pin HIK: 7EDF44CE/54E255C0


NB:

1.
"Memoria passionis – Kenangan penderitaan."
Inilah salah satu pesan inti yang muncul dalam masa prapaskah yang juga menjadi salah satu inti bacaan injil hari ini bahwasannya Tuhan selalu mengenang dan mengingat segala sikap hidup kita, entah baik/buruk yang kita buat kini.

Dalam bahasa St Yohanes Maria Vianney: "Saat hidup di dunia ini adalah saat kerahiman. Saat kematian nanti adalah saat penghakiman". Artinya: selama kita hidup, Tuhan selalu memberikan kerahimanNya, berupa pengampunan dan kesempatan untuk berbenah dan berbuah dengan kepedulian yang nyata. Dan, setelah kematian, kesempatan itu tidak ada lagi karena yang ada hanyalah penghakiman. Jelasnya, pada saat itulah kita harus mempertanggungjawabkan hidup kita kepada Tuhan (Mat 25:31-46).

Adapun 3 dasar iman, supaya tidak mudah lupa ber-"memoria", antara lain:

A."Focus": 
Kita diajak hidup dengan tujuan/fokus yang jelas, tidak mendua dan tidak setengah setengah, yakni semata-mata hidup bagi dan bersama Tuhan yang jelas-jelas bersolider dengan banyak orang kecil.

B."Locus": 
Dunia harian dan sesama kita, terlebih yang kecil dan miskin, yang hadir lewat tokoh papa bernama "Lazarus" ("Pertolongan Allah") adalah tempat/locus untuk beriman secara aktual, untuk menciptakan surga di tengah dunia.

C."Actus": 
Tuhan menghendaki agar dengan "kekayaan" kita, entah harta/talenta, kita mau berkarya nyata/actus, peka berbelarasa dan suka berpeduli pada "lazarus lazarus" di sekitar kita, menjadikan hidup devosi yang berbuah pada aksi dan keterlibatan nyata pada dunia sosial dengan sikap iman yang manusiawi. Bukankah kerap menjadi suci berarti menjadi semakin manusiawi?

"Sate Kadir ada di Cisantana -Tuhan hadir lewat banyak orang sederhana."
Tuhan memberkati + Bunda merestui.
Fiat Lux! (@RomoJostKokoh).


2."Adveniat regnum Tuum - Datanglah kerajaanMu."
Inilah salah satu harapan iman yang kita kenangkan di perayaan Yesus Raja Semesta Alam ("KING-Kasih Iman Nubuat & Gaya hidup"). Ia merajai hidup sekaligus menjadi hakim atas hidup kita dan seluruh isinya: "Mereka akan masuk ke tempat siksaan kekal tapi orang benar ke dalam hidup kekal" (Mat 25:46).

Dengan kata lain: Raja ini menjadi "hakim & gembala" yang memisahkan orang benar dari orang jahat, domba dari kambing (Mat 25:32) dengan beberapa intinya, antara lain:

A. Pada saat Kristus datang kembali, semua orang yang masih hidup di bumi ini dan lolos dari "masa kesengsaraan besar" masih bercampur.

B. Penghakiman ketika itu meliputi pemisahan orang fasik/"kambing" dari orang benar/"domba" (Mat 25:32-33; Mat 13:41)

C. Penghakiman akan dilandaskan pada perbuatan kasih & kebaikan terhadap mereka yang menjadi milik Kristus dan yang menderita ("yang lapar-haus-asing-telanjang-sakit-dipenjara"). Ungkapan kasih dan belas kasihan ini dianggap sebagai tindakan yang menunjukkan iman dan keselamatan sejati (Mat 25:35-46)

D. Orang fasik/"kambing" tidak akan diizinkan untuk memasuki KerajaanNya tapi akan langsung dicampakkan ke tempat hukuman kekal/"neraka" (Mat 25:41,46; Why 14:11)
E.Orang baik/"domba" akan mewarisi hidup kekal (Mat 25:46) dan Kerajaan Allah (Mat 25:34; Why 20:4) yakni "surga".

Adapun mengacu pada Nas Mat 25:41, pemberontakan Iblis melawan Allah (Mat 4:10) mengikutsertakan sepertiga dari malaikat di sorga (Why 12:4). Sebagian dari mereka sudah terbelenggu di neraka (2Pet 2:4; Yud 1:6), sedangkan yg lain masih bebas berkeliaran di bawah kekuasaan Iblis (Mat 12:24; 25:41; Ef 2:2; Why 12:7)

"Dari Tarsus ke Jayakarta - Tuhan Yesus adalah Raja kita." (@RmJost Kokoh).


3.“Gloria Dei viviens homo - Kemuliaan Allah terpantulkan dalam kemanusiaan yang dipulihkan menuju kehidupan yang penuh”.

Inilah kata St. Ireneus yang menyadarkan kita tentang perlunya pengejawantahan iman, meng-"horisontal"-kan Kerajaan Allah. Pengejawantahan iman ini didasari ingatan iman bahwa Yesus akan datang lagi untuk menghakimi dan membawa pemisahan (Mat 25:31-46).

Peristiwa pemisahan ini terjadi setelah masa kesengsaraan besar dan kedatangan Kristus kembali ke bumi tetapi sebelum memulai memerintah bumi ini (Dan 7:9-14; Why 5:10; 19:11-20:4) dengan beberapa pokok iman, antara lain:

A) Pada saat Kristus datang, orang yang baik dan jahat, yang masih hidup dan lolos dari masa kesengsaraan besar masih bercampur.

B) Penghakiman meliputi pemisahan orang fasik dari orang benar (Mat 25:32-33; Mat 13:41).

C) Penghakiman itu akan dilandaskan pada perbuatan kasih kepada orang miskin yang menunjukkan iman dan keselamatan sejati (Mat 25:35-46).

D) Orang fasik tidak akan diizinkan untuk memasuki Kerajaan Allah, tetapi akan langsung dicampakkan ke dalam tempat hukuman kekal (Mat 25:41,46; Why 14:11).

E) Orang benar akan mewarisi hidup kekal (Mat 25:46) dan Kerajaan Allah (Mat 25:34; Why 20:4).
Nah, Yesus berkata bahwa yang menjadi dasar penghakiman adalah tanggapan nyata ketika kita melihat orang yang lapar, haus, asing, telanjang, sakitmdan dipenjara: “Segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku” (Matius 25:40).

Disinilah, Allah hadir sebagai Allah berbelarasa, yang selalu mendengar jeritan umatNya, terlebih yang miskin. Kitab Suci sendiri secara gamblang menggambarkan keberpihakan Allah terhadap kaum miskin. Yesus lahir dalam keadaan miskin dan secara terbuka mengungkapkan pembelaanNya terhadap orang miskin, bahkan menyamakan diri dengan orang miskin.
"Dari Tangerang ke Formosa - Jadilah orang yang berbelarasa" (@RmJostKokoh).


4.“Passio Christi, conforta me – Sengsara Kristus, kuatkanlah kami!”
Yesus yang menguatkan kita bersabda: "Setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan melakukannya, ia sama dengan orang bijaksana, yang mendirikan rumahnya di atas wadas. Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu, tetapi rumah itu tidak roboh, sebab didirikan di atas wadas."

Yesus mengkontraskan antara orang bijaksana, yang mendirikan rumahnya di atas wadas dan orang bodoh, yang mendirikan rumahnya di atas pasir untuk menggambarkan tiap orang yang melakukan sabda-Nya dan yang tidak.

Disinilah kita diajak menjadi orang bijak yang mengenaliNya, mengalamiNya serta mengasihiNya.
Adapun tiga sikap dasar untuk menjadi orang bijak yang mempunyai pondasi kuat untuk semakin mengenaliNya, mengalamiNya serta mengasihiNya, al:

1.Introspeksi:
Permenungan. Kita diajak untuk memiliki waktu/ruang hening untuk merenungkan hidup, tidak hanyut pada rutinitas harian.

2.Internalisasi:
Pembatinan. Kita diajak untuk membatinkan dan mengendapkan apa yang menjadi kegiatan harian kita sehingga apa yang kita katakan dan laksanakan benar benar penuh dan utuh karena benar benar menjadi milik kita

3.Inkarnasi.
Perwujudan. Inilah dimensi iman kristiani yang membuat apa yang kita wartakan juga sekaligus kita wujudkan. Tuhan butuh bukti bukan janji, butuh tindakan nyata bujan hanya kata kata yang hampa. Iman yang kita ungkapkan dan rayakan sekaligus juga mengundang kita untuk mewujudnyatakannya dalam kehidupan sehari-hari.

Jelasnya, Yesus dengan tegas mengajarkan bahwa melaksanakan kehendak Bapa-Nya merupakan suatu syarat untuk memasuki Kerajaan Sorga (Mat 7:22-27; 19:16-26; 25:31-46).

"Cari mangga di Kalisari - Ciptakan surga setiap hari." (@RmJostKokoh).



5.SKI - Sekolah Kerahiman Ilahi

a.Senin 15 Febr 2016.
10.30 - 12.00
@ PD Paulus Intercon Jakarta Barat.

b.Sabtu 20 Febr 2016
08.00 - 12.00
@ Aula SD Theresia Jkt

c.Sabtu 20 Febr 2016
13.00 - 17.00
@ Gereja Maria Kusuma Karmel (MKK) Jkt


Tidak ada komentar:

Posting Komentar