Pekan Prapaskah I
Im 19:1-2.11-18; Mzm 19:8.9.10.15; Mat 25:31-46
Im 19:1-2.11-18; Mzm 19:8.9.10.15; Mat 25:31-46
"Fido
et acto - Imani dan lakukan!
Inilah
yang menjadi pesan Yesus hari ini tentang "penghakiman terakhir",
bahwa Yesus bukan cuma datang sebagai "Yang Baik", tapi sekaligus
sebagai "Yang Adil". Ia memisahkan "kambing" dengan
"domba", penghuni surga dan neraka, yang mendapatkan berkat dan yang
mendapat kutuk.
Adapun
3 semangat yang bisa kita imani dan jalani secara aktual, antara lain:
1."Solidaritas":
Yesus hadir dan bersolider dengan semua orang, terlebih yang kecil lemah miskin tersingkir : "Segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudaraKu yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku."
Yesus hadir dan bersolider dengan semua orang, terlebih yang kecil lemah miskin tersingkir : "Segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudaraKu yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku."
2."Karitas":
Kelak, kita masing-masing akan diadili dengan ukuran yang jelas, yakni berdasarkan apa yang kita lakukan terhadap sesama. Disinilah kita diajak mempunyai "karitas", kasih yang berkualitas, seperti: berbagi makanan, minuman dan pakaian, memberi tumpangan, mengunjungi orang sakit+yg ada di penjara, dll.
Kelak, kita masing-masing akan diadili dengan ukuran yang jelas, yakni berdasarkan apa yang kita lakukan terhadap sesama. Disinilah kita diajak mempunyai "karitas", kasih yang berkualitas, seperti: berbagi makanan, minuman dan pakaian, memberi tumpangan, mengunjungi orang sakit+yg ada di penjara, dll.
3."Integritas":
Yesus mengharapkan supaya kita menjadi orang yang ber-integritas, utuh-penuh dan menyeluruh, dimana iman tidak terpisah dari hidup harian, dimana iman yang diungkapkan dan dirayakan juga mesti diwujudnyatakan dengan keberpihakan dan keterlibatan yang nyata, terlebih kepada orang kecil. Sembari terus mengejawantahkan keterlibatan dan keberpihakan kepada orang kecil, hal-hal tidak baik juga seharusnya terus kita hentikan, seperti yang disebut dalam bacaan I: mencuri, berbohong, memeras/merampas, membenci, menfitnah, mengutuk, dendam, dll.
Yesus mengharapkan supaya kita menjadi orang yang ber-integritas, utuh-penuh dan menyeluruh, dimana iman tidak terpisah dari hidup harian, dimana iman yang diungkapkan dan dirayakan juga mesti diwujudnyatakan dengan keberpihakan dan keterlibatan yang nyata, terlebih kepada orang kecil. Sembari terus mengejawantahkan keterlibatan dan keberpihakan kepada orang kecil, hal-hal tidak baik juga seharusnya terus kita hentikan, seperti yang disebut dalam bacaan I: mencuri, berbohong, memeras/merampas, membenci, menfitnah, mengutuk, dendam, dll.
"Ci
Meylan cari bahan -Siapkanlah jalan bagi Tuhan!"
Salam
HIKers,
Tuhan memberkati & Bunda merestui
Fiat Lux!@RmJostKokoh
Pin HIK: 7EDF44CE/54E255C0
Tuhan memberkati & Bunda merestui
Fiat Lux!@RmJostKokoh
Pin HIK: 7EDF44CE/54E255C0
NB:
1."Memoria passionis – Kenangan penderitaan."
Inilah
salah satu pesan inti yang muncul dalam masa prapaskah yang juga menjadi salah
satu inti bacaan injil hari ini bahwasannya Tuhan selalu mengenang dan
mengingat segala sikap hidup kita, entah baik/buruk yang kita buat kini.
Dalam
bahasa St Yohanes Maria Vianney: "Saat hidup di dunia ini adalah saat
kerahiman. Saat kematian nanti adalah saat penghakiman". Artinya: selama
kita hidup, Tuhan selalu memberikan kerahimanNya, berupa pengampunan dan
kesempatan untuk berbenah dan berbuah dengan kepedulian yang nyata. Dan,
setelah kematian, kesempatan itu tidak ada lagi karena yang ada hanyalah
penghakiman. Jelasnya, pada saat itulah kita harus mempertanggungjawabkan hidup
kita kepada Tuhan (Mat 25:31-46).
Adapun
3 dasar iman, supaya tidak mudah lupa ber-"memoria", antara lain:
A."Focus":
Kita diajak hidup dengan tujuan/fokus yang jelas, tidak mendua dan tidak setengah setengah, yakni semata-mata hidup bagi dan bersama Tuhan yang jelas-jelas bersolider dengan banyak orang kecil.
B."Locus":
Dunia harian dan sesama kita, terlebih yang kecil dan miskin, yang hadir lewat tokoh papa bernama "Lazarus" ("Pertolongan Allah") adalah tempat/locus untuk beriman secara aktual, untuk menciptakan surga di tengah dunia.
Dunia harian dan sesama kita, terlebih yang kecil dan miskin, yang hadir lewat tokoh papa bernama "Lazarus" ("Pertolongan Allah") adalah tempat/locus untuk beriman secara aktual, untuk menciptakan surga di tengah dunia.
C."Actus":
Tuhan menghendaki agar dengan "kekayaan" kita, entah harta/talenta, kita mau berkarya nyata/actus, peka berbelarasa dan suka berpeduli pada "lazarus lazarus" di sekitar kita, menjadikan hidup devosi yang berbuah pada aksi dan keterlibatan nyata pada dunia sosial dengan sikap iman yang manusiawi. Bukankah kerap menjadi suci berarti menjadi semakin manusiawi?
Tuhan menghendaki agar dengan "kekayaan" kita, entah harta/talenta, kita mau berkarya nyata/actus, peka berbelarasa dan suka berpeduli pada "lazarus lazarus" di sekitar kita, menjadikan hidup devosi yang berbuah pada aksi dan keterlibatan nyata pada dunia sosial dengan sikap iman yang manusiawi. Bukankah kerap menjadi suci berarti menjadi semakin manusiawi?
"Sate
Kadir ada di Cisantana -Tuhan hadir lewat banyak orang sederhana."
Tuhan
memberkati + Bunda merestui.
Fiat Lux! (@RomoJostKokoh).
Fiat Lux! (@RomoJostKokoh).
2."Adveniat regnum Tuum - Datanglah kerajaanMu."
Inilah
salah satu harapan iman yang kita kenangkan di perayaan Yesus Raja Semesta Alam
("KING-Kasih Iman Nubuat & Gaya hidup"). Ia merajai hidup
sekaligus menjadi hakim atas hidup kita dan seluruh isinya: "Mereka akan
masuk ke tempat siksaan kekal tapi orang benar ke dalam hidup kekal" (Mat
25:46).
Dengan
kata lain: Raja ini menjadi "hakim & gembala" yang memisahkan
orang benar dari orang jahat, domba dari kambing (Mat 25:32) dengan beberapa
intinya, antara lain:
A. Pada
saat Kristus datang kembali, semua orang yang masih hidup di bumi ini dan lolos
dari "masa kesengsaraan besar" masih bercampur.
B.
Penghakiman ketika itu meliputi pemisahan orang fasik/"kambing" dari
orang benar/"domba" (Mat 25:32-33; Mat 13:41)
C.
Penghakiman akan dilandaskan pada perbuatan kasih & kebaikan terhadap
mereka yang menjadi milik Kristus dan yang menderita ("yang
lapar-haus-asing-telanjang-sakit-dipenjara"). Ungkapan kasih dan belas
kasihan ini dianggap sebagai tindakan yang menunjukkan iman dan keselamatan
sejati (Mat 25:35-46)
D.
Orang fasik/"kambing" tidak akan diizinkan untuk memasuki KerajaanNya
tapi akan langsung dicampakkan ke tempat hukuman kekal/"neraka" (Mat
25:41,46; Why 14:11)
E.Orang
baik/"domba" akan mewarisi hidup kekal (Mat 25:46) dan Kerajaan Allah
(Mat 25:34; Why 20:4) yakni "surga".
Adapun
mengacu pada Nas Mat 25:41, pemberontakan Iblis melawan Allah (Mat 4:10)
mengikutsertakan sepertiga dari malaikat di sorga (Why 12:4). Sebagian dari
mereka sudah terbelenggu di neraka (2Pet 2:4; Yud 1:6), sedangkan yg lain masih
bebas berkeliaran di bawah kekuasaan Iblis (Mat 12:24; 25:41; Ef 2:2; Why 12:7)
"Dari
Tarsus ke Jayakarta - Tuhan Yesus adalah Raja kita." (@RmJost Kokoh).
3.“Gloria Dei viviens homo - Kemuliaan Allah terpantulkan dalam kemanusiaan yang
dipulihkan menuju kehidupan yang penuh”.
Inilah
kata St. Ireneus yang menyadarkan kita tentang perlunya pengejawantahan iman,
meng-"horisontal"-kan Kerajaan Allah. Pengejawantahan iman ini
didasari ingatan iman bahwa Yesus akan datang lagi untuk menghakimi dan membawa
pemisahan (Mat 25:31-46).
Peristiwa
pemisahan ini terjadi setelah masa kesengsaraan besar dan kedatangan Kristus
kembali ke bumi tetapi sebelum memulai memerintah bumi ini (Dan 7:9-14; Why
5:10; 19:11-20:4) dengan beberapa pokok iman, antara lain:
A) Pada
saat Kristus datang, orang yang baik dan jahat, yang masih hidup dan lolos dari
masa kesengsaraan besar masih bercampur.
B)
Penghakiman meliputi pemisahan orang fasik dari orang benar (Mat 25:32-33; Mat
13:41).
C)
Penghakiman itu akan dilandaskan pada perbuatan kasih kepada orang miskin yang
menunjukkan iman dan keselamatan sejati (Mat 25:35-46).
D)
Orang fasik tidak akan diizinkan untuk memasuki Kerajaan Allah, tetapi akan
langsung dicampakkan ke dalam tempat hukuman kekal (Mat 25:41,46; Why 14:11).
E)
Orang benar akan mewarisi hidup kekal (Mat 25:46) dan Kerajaan Allah (Mat
25:34; Why 20:4).
Nah,
Yesus berkata bahwa yang menjadi dasar penghakiman adalah tanggapan nyata
ketika kita melihat orang yang lapar, haus, asing, telanjang, sakitmdan
dipenjara: “Segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari
saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku” (Matius
25:40).
Disinilah,
Allah hadir sebagai Allah berbelarasa, yang selalu mendengar jeritan umatNya,
terlebih yang miskin. Kitab Suci sendiri secara gamblang menggambarkan
keberpihakan Allah terhadap kaum miskin. Yesus lahir dalam keadaan miskin dan
secara terbuka mengungkapkan pembelaanNya terhadap orang miskin, bahkan
menyamakan diri dengan orang miskin.
"Dari
Tangerang ke Formosa - Jadilah orang yang berbelarasa" (@RmJostKokoh).
4.“Passio Christi, conforta me – Sengsara Kristus, kuatkanlah kami!”
Yesus
yang menguatkan kita bersabda: "Setiap orang yang mendengar perkataan-Ku
ini dan melakukannya, ia sama dengan orang bijaksana, yang mendirikan rumahnya
di atas wadas. Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda
rumah itu, tetapi rumah itu tidak roboh, sebab didirikan di atas wadas."
Yesus
mengkontraskan antara orang bijaksana, yang mendirikan rumahnya di atas wadas
dan orang bodoh, yang mendirikan rumahnya di atas pasir untuk menggambarkan
tiap orang yang melakukan sabda-Nya dan yang tidak.
Disinilah
kita diajak menjadi orang bijak yang mengenaliNya, mengalamiNya serta
mengasihiNya.
Adapun
tiga sikap dasar untuk menjadi orang bijak yang mempunyai pondasi kuat untuk
semakin mengenaliNya, mengalamiNya serta mengasihiNya, al:
1.Introspeksi:
Permenungan. Kita diajak untuk memiliki waktu/ruang hening untuk merenungkan hidup, tidak hanyut pada rutinitas harian.
Permenungan. Kita diajak untuk memiliki waktu/ruang hening untuk merenungkan hidup, tidak hanyut pada rutinitas harian.
2.Internalisasi:
Pembatinan. Kita diajak untuk membatinkan dan mengendapkan apa yang menjadi kegiatan harian kita sehingga apa yang kita katakan dan laksanakan benar benar penuh dan utuh karena benar benar menjadi milik kita
Pembatinan. Kita diajak untuk membatinkan dan mengendapkan apa yang menjadi kegiatan harian kita sehingga apa yang kita katakan dan laksanakan benar benar penuh dan utuh karena benar benar menjadi milik kita
3.Inkarnasi.
Perwujudan. Inilah dimensi iman kristiani yang membuat apa yang kita wartakan juga sekaligus kita wujudkan. Tuhan butuh bukti bukan janji, butuh tindakan nyata bujan hanya kata kata yang hampa. Iman yang kita ungkapkan dan rayakan sekaligus juga mengundang kita untuk mewujudnyatakannya dalam kehidupan sehari-hari.
Perwujudan. Inilah dimensi iman kristiani yang membuat apa yang kita wartakan juga sekaligus kita wujudkan. Tuhan butuh bukti bukan janji, butuh tindakan nyata bujan hanya kata kata yang hampa. Iman yang kita ungkapkan dan rayakan sekaligus juga mengundang kita untuk mewujudnyatakannya dalam kehidupan sehari-hari.
Jelasnya,
Yesus dengan tegas mengajarkan bahwa melaksanakan kehendak Bapa-Nya merupakan
suatu syarat untuk memasuki Kerajaan Sorga (Mat 7:22-27; 19:16-26; 25:31-46).
"Cari
mangga di Kalisari - Ciptakan surga setiap hari." (@RmJostKokoh).
5.SKI - Sekolah Kerahiman Ilahi
a.Senin 15 Febr 2016.
10.30 - 12.00
@ PD Paulus Intercon Jakarta Barat.
b.Sabtu 20 Febr 2016
08.00 - 12.00
@ Aula SD Theresia Jkt
08.00 - 12.00
@ Aula SD Theresia Jkt
c.Sabtu 20 Febr 2016
13.00 - 17.00
@ Gereja Maria Kusuma Karmel (MKK) Jkt
13.00 - 17.00
@ Gereja Maria Kusuma Karmel (MKK) Jkt
Tidak ada komentar:
Posting Komentar