Ads 468x60px

Minggu, 15 Januari 2017

Minggu Biasa II
Yohanes 1:29-34

"Agnus Dei - Anak Domba Allah."
Inilah salah satu gelar yang diberikan Yohanes kepada Yesus ketika ia membaptis di Sungai Yordan. Kitapun diajak belajar beriman dari sosok "Agnus Dei" ini yang memiliki tiga karakteristik dasar, antara lain:


1."Menyucikan/Munus Sanctificandi": 
Menjelang komuni, kita selalu mendaraskan: "Anak Domba Allah yang menghapus dosa dunia". Hal ini mempunyai latar belakang dalam Kitab Suci Perjanjian Lama (Im 16:6-10) bahwa pada Hari Raya Pendamaian, mereka mengambil seekor kambing hitam untuk memikul dosa-dosa umat dan membawanya ke padang gurun. Mereka menumpangkan tangan di atas kambing tersebut sambil menyebutkan dosa-dosa mereka. Setelah itu, kambing tersebut diusir ke padang gurun sambil "membawa" dosa-dosa umat.

Bukankah ini juga yang dibuat Yesus? Ia menjadi "korban" yang menebus dosa dunia. Dengan kata lain: Anak Domba ini "menyucikan" kita dengan kerelaannya wafat di salib. Sudahkah kita juga berusaha menyucikan yg lain?

2."Mengajarkan/Munus Docendi": 
3 tahun lalu,saya ikut mempersembahkan misa reuni para alumni Sekolah Mendut dan Generasi Penerusnya di Kapel Sapta Duka buatan Rm Mangunwidjaya yang berdekatan dengan Candi Mendut. Mereka men-sharing-kan bahwa para suster OSF Belanda selalu mengajarkan kedisiplinan (Lat: "discipulus": murid) dalam hidup harian.
Bukankah Yesus juga menjadi guru bagi kita para muridNya? Bukankah "Anak Domba" ini, "mengajarkan" dan sekaligus melaksanakan apa yang diajarkanNya secara nyata? Sudahkah kita juga berani menjadi "guru" bukan hanya dalam kata tapi dalam tindakan nyata kita?

3."Menggembalakan/Munus Pascendi": 
Ia menjadi "pastor bonus - gembala baik" yang setia menjaga kawanan dombaNya. Ia tahu bahaw para "domba" ada di tengah "serigala", umatNya ada di tengah ancaman dunia yang buas dan mencabik-cabik. "Anak Domba" ini setia menghadirkan diriNya sebagai gembala yang selalu ada untuk para dombaNya.
Bagaimana dengan kita? Jangan sampai kita malahan menjadi "serigala" berbulu "domba" bagi sesama! "

Ada taxi ada xenia - Mari bersaksi bagi dunia." 
Tuhan memberkati + Bunda merestui. 
Fiat Lux!



NB: 
1. "Agnus Dei - Anak Domba Allah."
Inilah salah satu gelar Yesus yg ditampilkan ketika Yohanes membaptis di Sungai Yordan. Domba sendiri miliki "3K" karakteristik dasar, al: kesucian (bulunya yang putih dan lembut), kebersamaan (selalu ada dengan yang lain), kedamaian (tidak termasuk "predator": hewan pembunuh/pemangsa).

Secara sederhana, kita juga diajak menjadi "agnus dei", anak anak domba Allah yang mempunyai "3 k" (kesucian-kebersamaan+kedamaian) dengan trilogi ajakan iman Yohanes, antara lain:

A."Terarah": 
Ketika Yohanes melihat Yesus datang, maka ia berkata: "Lihatlah Anak Domba Allah!" Ia ajak kita utk "melihat", yakni terarah+mengarahkan semua harapan+ingatan, suka+duka kita kepada Tuhan, "Pastor Aeternus", Gembala Abadi kita.

B."Terbuka": 
Awalnya, Yohanes tidak mengenal Kristus tapi ia mau terus terbuka pada sabda Allah yang mengutusnya: "Jika engkau melihat Roh turun ke atas seseorang dan tinggal di atasNya, Dialah itu yang akan membaptis dengan Roh Kudus."

Maka ketika ia melihat Yesus sesuai dengan sabda itu, ia 100% menjadi percaya. Hatinya tidak mudah curiga tapi selalu bersiaga, tidak mudah merasa tersaingi tapi malahan merasa terberkati, dan pastinya karena keterbukaannya inilah, hatinya menjadi peka dan bersukacita melihat rahmat Tuhan yg hadir lewat diri sesama.


C."Teruji": 
Seperti bulu domba yang bergelombang, Yesus dan Yohanes juga mengalami gelombang dan iak riuh kehidupan. Mereka "dibawa ke pembantaian+digunting bulunya". Mereka menjadi "korban" yang dipecah dan dibagi, dikambinghitamkan dan dipergunjingkan: Yohanes dipenggal dan Yesus disalib.
Tapi hidup mereka tetap terpuji karena sudah teruji. Mereka menjadi saksi hadirnya kasih Allah bagi dunia dengan tetap tegar di atas riak dan gelombang khidupan: Anak domba Allah yang menghapus dosa dunia-kasihanilah kami. Anak domba Allah yang menghapus dosa dunia-berilah kami damai!
"Cari galah di Sukabumi - Anak domba Allah berkatilah kami!"
Tuhan memberkati + Bunda merestui. 
Fiat Lux!

2."Nomen est omen - Nama adl pertanda".
Dalam bacan Injil hari ini tampak sebuah nama yang saya sebut "AMD-Air Merpati+Domba".
A. AIR: 
Yesus dibaptis dengan air sama seperti pendosa (Luk 3:21): Walau Ia adalah Anak Allah, Ia ikut antri, solider, "down to earth". Ia berkenan menjadi sama dengan kita. Ia tampakkan kerendahan hati. Air sendiri adalah elemen vital karena semua makluk hidup butuh air.
Indahnya, walaupun vital dan banyak dibutuhkan tapi dia tidak sok penting danbelagu. Ia selalu tetap "RENDAH HATI". Bukankah air juga selalu "turun": mengalir ke bawah, ke tempat yang lebih rendah?

B. MERPATI: Yohanes melihat Roh turun seprti merpati dan tinggal di atas Yesus. Merpati adalah lambang Roh Kudus (KGK 701). Ia adalah "ruakh qadosy/ruakh elohim": Ruah (Ibr: angin yang menyembuhkan), Parakleitos (Yun: penghibur yg menguatkan) dan Spiritus (Lat: api yg menghangatkan). 

Bukankah Ia datang untuk menyembuhkan-menguatkan dan menghangatkan hidup kita?
Dalam KGK 1831: 
"Roh Kudus ini menolong kita untuk selalu hidup baik": Ruah hokema/Roh hikmat, Bin'ah/Roh pengertian, Etsa/Roh nasehat, Geburah/Roh perkasa, Yahweh yireh/Roh takut akan Tuhan, Yahweh Da'at/Roh pengenalan akan Tuhan, dll. Secara khusus, bukankah merpati adalah lambang "KETULUSAN"? Ia tak ingkar janji: Ia bisa terbang jauh tapi bisa kembali ke tempat asalnya. Ia juga lambang perdamaian karena sifatnya yang elok dan bulunya yang melambangkan kesucian hati.

C. DOMBA: 
"Lihatlah Anak Domba Allah". Itulah ajakan Yohanes kepada orang banyak. Kita juga diajak untuk selalu melihat Yesus dalam peziarahan hidup dengan segala suka-dukanya. Dalam KGK no 608: Ia datang sebagai "domba", yang membiarkan diriNya diantar ke tempat pembantaian (Yes 53:7). Ia menjadi tebusan dosa bagi banyak orang (Mrk 10:45).
Seperti merpati, domba juga menjadi "KORBAN PERSEMBAHAN" di Bait Allah. Walau kadang hati bahkan hidup kita terluka dan disakiti, dicap buruk dan disalahpahami, maukah kita selalu menjadi korban persembahan yang hidup dan berkenan bagi Allah?
"Cari merpati di Lebakbulus - Mari belajar rendah hati dan bersikap tulus."
Tuhan memberkati+Bunda mrestui. 
Fiat Lux!
3. “Vidi – Aku melihat.”
"Aku telah melihat Roh turun dari langit seperti merpati, dan Ia tinggal di atas-Nya." (Yoh 1,32). Inilah kesaksian Yohanes tentang Yesus: "Lihatlah Anak Domba Allah. Aku telah melihat Roh turun dari langit seperti merpati, dan Ia tinggal di atasNya."
Mengacu pada karakter "domba" (Damai OMongannya Bersama Allah), adapun 3 ajakan iman yang bisa kita buat supaya semakin hidup dan berbakti kepadaNya, antara lain:
A. Kesucian:
Lihatlah bulu domba yang putih, menyiratkan kesucian yang tulus-lurus+kudus, bukan?
Yesus ajak kita hadirkan kesucian setiap harinya.
B. Kedamaian:
Seperti merpati, domba adalah jenis hewan yang tidak pernah/jarang sekali berkelahi.
Mereka selalu rukun dan berpadu. 
Disinilah, kita juga diajak membawa kedamaian dengan sesama dan semesta, lewat karya, ucapan dan doa kita.
C. Kebersamaan:
Domba selalu ada dalam rombongan.
Mereka merumput bersama, berjalan dan berkumpul bersama. 
Inilah ajakan iman gerejani, bersatu dalam kebersamaan dan bersama dalam kesatuan.
Iman bukan hanya memiliki dimensi personal tapi juga sosial dengan semua orang yang ada di sekitar kita.
Pastinya, sejak kita dibaptis dan ketika kita mendapat sakramen sakramen suci, sebenarnya kita juga telah menerima anugerah Roh Kudus seperti yang dimiliki Yesus sang Anak Domba Allah, yakni: 
"ruah-angin yang menyembuhkan, parakleitos-penghibur yang menguatkan dan spiritus-api yang menghangatkan".
Meskipun demikian, tidak semua di antara kita dapat mengenali karya dan bimbingan Roh Kudus serta mampu bekerja sama dengan-Nya setiap saat.
Itulah sebabnya kita terus diajak untuk selalu "melihat" kepadaNya dalam doa dan karya harian kita.
"Dari Tarsus ke Sukabumi-Tuhan Yesus berkatilah kami."
Salam HIKers,
Tuhan memberkati & Bunda merestui
Fiat Lux!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar