Ads 468x60px

Sabtu, 28 Januari 2017

Pw St. Tomas Aquino
Ibr. 11: 1-2,8-19 ; Mzm. MT Luk. 1:69-70,71-72,73-75; Mrk. 4:35-41
"Mengapa kamu begitu takut? Mengapa kamu tidak percaya?" (Mrk 4,40)
Teriakan para murid pada saat perahu mereka diobang-ambingkan oleh taufan dan ombak yang besar menunjukkan bahwa mereka kurang beriman. "Guru, Engkau tidak perduli kalau kita binasa?" Hal semacam ini, mungkin juga pernah kita alami. Pada saat hidup kita diombang-ambingkan oleh banyak persoalan dan kita tidak tahu bagaimana harus mengatasi karena berbagai macam usaha selalu mengalami kebuntuan, iman dan sopan santun kita pada Tuhan pun bisa berkurang, bahkan hilang. Bisa jadi kita berteriak dan marah pada Tuhan karena Ia seolah tidak peduli dengan kita. 
Namun, yang selalu harus kita ingat adalah: Tuhan selalu bersama dengan kita. 
Ia seolah-olah membiarkan kita, bisa jadi untuk menguji ketangguhan iman kita, atau karena Ia tahu bahwa kita masih mampu tetapi belum berusaha secara optimal. Yang jelas dan pasti, Ia tidak akan pernah membiarkan kita binasa. Oleh karena itu, dalam berbagai persoalan hidup yang kita hadapi, kita tidak perlu mempunyai rasa takut yang berlebihan tetapi sebaliknya mempunyai iman yang semakin tangguh dan mendalam.

Salam HIKers,
Tuhan memberkati & Bunda merestui
Fiat Lux - Be the Light -
Jadilah Terang!
(Gen 1:3)

NB:
“Contemplari et contemplata aliis tradere- berkontemplasilah+bagikan buah-buahnya". Inilah inti pewartaan para Dominikan seperti yang saya tulis dalam buku "XXI" (Kanisius), dimana St Tomas Aquinas menjadi salah satu anggotanya. Kemarin saya bersama beberapa umat yang mengalami musibah banjir juga membagikan buah-buah doa: Kami pergi ke Kedung Ombo untuk mengambil perahu kayu berwarna biru dan putih yang kami beri nama “Stella Maris/Bintang Laut” (P:5,8m; L:1,2m). Adapun salah satu relawannya bernama Mbah Jumadi, “JUMpai Allah secara pribaDI”. Bersama St Thomas Aquinas, kita juga diajak untuk bisa “jumadi” dengan 3 modal dasar, antara lain:

1."Conscience: Kesadaran diri". Yesus selalu sadar akan konteks aktual. Ia juga selalu 'aware' aakan macam-macam “salib” dalam karya dan wartanya: dicurigai-ianggap buruk dan disalahpahami. Di balik "salib" itu, Ia 100% sadar bahwa semua karyaNya hanya untuk kemuliaan Bapa. Ia tetap ber-“gaudium etsi laboriosum – bergembira meski melelahkan”. Dalam bahasa Tomas Aquinas “Tiada apapun yang kuinginkan selain Tuhan sendiri.” 

2."Competence: Kecakapan budi". Sehati dan sepikir menuju Allah adalah tujuan hidup kita supaya cakap berbicara dengan dalam Tuhan. Dua jalan St Tomas supaya mendapat kecakapan, antara lain "dodi"-DOa+stuDI". Ya, kita perlu "dodi" yang cakap karena ada 3 karakter setan (Lat.Rohani 313-327): seperti "perempuan"/perayu: lemah jika dilawan tapi kuat jika dibiarkan; seprti "playboy"/penipu dan seperti "panglima"/mencari titik lemah kita St Tomas sendiri cakap dengan menulis banyk buku "Summa Theologiae" dan agu "Tantum Ergo". 

3."Compassion: Kedalamanhati". St Tomas dekat dengan rosario dan devosi Maria: “consolatrix afflictorum-auxilium christianorum, spes nostra-regina apostolorum–penghibur orang yang berduka-pertolongan orang Kristen, harapan kita, ratu para rasul.” Menjelang wafat, St Tomas juga berkata "Ini tempat perhentianku-disini aku mau diam sebab aku menginginkannya". Bukankah devosi dan hidup rohaninya adalah buah dari compassion cum Deo - kedalaman hati dengan Allah? 

"Cari bahan d Jepara - ikut Tuhan harus berani sengsara." 

Tuhan memberkati + Bunda merestui. Fiat Lux!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar