Ads 468x60px

Do Good

MENGAPA AKU MENJADI ORANG YANG MISKIN DAN SELALU MENGALAMI KESULITAN HIDUP?
Ada seorang miskin dan papa bertanya pada Sang Guru Bijak.
“Mengapa aku menjadi orang yang sangat miskin dan selalu mengalami kesulitan hidup?”
Sang Guru menjawab:
“Karena engkau tidak pernah berusaha untuk memberi pada orang lain”
Orang Miskin:
“Tapi saya tidak punya apapun untuk diberikan kepada orang lain.”
Sang Guru Bijak:
“Sebenarnya kamu masih punya banyak untuk diberikan kepada orang lain”
Orang Miskin:
“Apakah itu, hai Guru Bijak?”
Sang Guru Bijak:
“Dengan mulut yang kamu punya, kamu bisa berikan senyuman dan pujian”
“Dengan mata yang kamu punya, kamu bisa beri tatapan yang lembut”
“Dengan telinga yang kamu punya, kamu bisa mendengarkan orang lain dengan penuh perhatian”
“Dengan wajah yang kamu punya, kamu bisa memberikan keramahan”
“Dengan tangan yang kamu punya, kamu bisa memberikan bantuan dan pertolongan kepada orang lain yang membutuhkan,....
dan masih banyak lagi yang bisa kamu laukukan”
“Jadi sesungguhnya kamu bukanlah miskin, hanya saja tidak pernah mau memberi kepada orang lain” “Itulah yang menyebabkan orang lain dan alam semesta tidak pernah memberikan apapun pada dirimu”
“Engkau akan terus seperti ini jika engkau tidak mau memberi dan berbagi pada orang lain atau siapapun”
“Pulanglah dan berbagilah pada orang lain, dari apa yang masih kamu punya, agar orang lain dan alam semesta juga mau berbagi padamu”
----------------------
Ini bukan hanya sebuah nasehat bijak, namun ada "Kisah Nyata" yang dapat menjadi contoh teladan bagi kita semua:


KISAH NYATA SANG PELAUT
Dulu ada pelaut Indonesia yang bekerja di kapal kargo.
Saat kapalnya sedang bersandar di pelabuhan Jerman, ia berjalan-jalan di kota Jerman.
Sayangnya ia tersasar di tengah kota Jerman hingga ia tertinggal oleh kapal tempat dia bekerja. Dan ia tidak punya apa-apa lagi, tidak punya uang, tidak bisa makan, tempat berteduh dan sebagainya. Iapun tidak bisa bahasa Jerman.
Tak ada seorangpun yang dia kenal atau mengenalnya. Belum ada ponsel seperti sekarang. Satu2nya bahasa yang dia ingat adalah sepatah kata bahasa Jerman “Helfen”, yang berarti “bantu”
Nah singkat cerita si pelaut ini hanya tinggal punya badan yang bisa dia gunakan untuk membantu orang. Akhirnya setiap ada nenek2 kesusahan membawa belanjaan atau barang berat, didatangi dan bilang Helfen...helfen...sambil memberikan senyuman ramah.
Maka si nenek Jermanpun paham maksudnya, akhirnya si pelaut diberi upah oleh si Nenek. Lalu ia bisa membeli makanan untuk mengisi perutnya yang keroncongan.
Berikutnya ada kakek dan nenek lainnya, dan begitu seterusnya dia lakukan "Helfen...helfen..."
Hingga suatu ketika ia diminta seorang kakek untuk membawa barang sampai di rumah. Saat sudah berada di rumah, si kakek meminta bantuan dia untuk mengurusi rumahnya, lalu mengurusi kebunnya.
Maka dari sanalah semuanya bermula, hingga akhirnya si pelaut tersebut menjadi warga Jerman yang memiliki usaha di Jerman dan sekarang hidup berkecukupan.
Nasib kita adalah "buah" dari perbuatan kita sendiri.
Seandainya si pelaut ini memilih untuk terus mengeluh akibat tertinggal kapal, dan bukannya mencari akal untuk terus berusaha serta memberikan apa yang bisa ia berikan pada orang lain...... mungkin ia hanya akan menjadi pengemis dan peminta2 di Jerman.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar