Ads 468x60px

Rabu, 08 Februari 2017

Kej. 2:4b-9,15-17; Mzm. 104:1-2a,27-28,29bc; Mrk. 7:14-23.
"Semua hal-hal jahat ini timbul dari dalam dan menajiskan orang." (Mrk 7,23).

"Fons vitae - Dasar hidup"
Tuhan yang adalah dasar hidup itu membentuk kita dari debu tanah dan menghembuskan nafas hidup ke dalam hidung kita.

Tanah (Ibr: "adamah") sendiri adalah simbol kerapuhan kita sebagai makhluk ciptaan.
Allah menciptakan kita bukan dari sesuatu bahan yang luar biasa melainkan dari debu tanah yang biasa. Dari sesuatu yang tidak berharga itu, kita menerima nafas kehidupan dari Allah yang sangat berharga.

Dengan kata lain: 
Allah memberikan aneka anugerah kepada kita termasuk juga semua makanan itu sebenarnya adalah halal. Yang membuat tidak halal (najis/dosa) adalah kualitas hati kita sendiri (Kej 2:4b-9.15-17). Bukankah dari dalam HATI timbul segala pikiran jahat (Mrk 7:14-23) : "Apa yang keluar dari seseorang, itulah yang menajiskannya, sebab dari dalam, dari hati orang, timbul segala pikiran jahat, percabulan, pencurian, pembunuhan,perzinahan, keserakahan, kejahatan, kelicikan, hawa nafsu, iri hati, hujat, kesombongan, kebebalan".

Jelasnya, dosa bukan soal aturan makan dan minum, tapi soal hati nurani, yang mau peka dan terbuka pada sapaan Allah dan derita sesama, yang rela menjadi mata bagi orang buta dan kaki bagi orang lumpuh.

Di lain matra, ternyata ada banyak hal yang membuat kita menjadi najis (kotor dan tercemar). Bukan jenis makanan tertentu, karena menurut Yesus, semua makanan itu halal, entah ada sertifikat halalnya atau tidak.

Bagi kita, makanan yang halal itu sama sekali tidak tergantung sertifikat tetapi pada bagaimana kita mendapatkan makanan itu. Kalau kita mendapatkan makanan/rezeki dengan cara yang tidak baik dan tidak benar, misalnya mencuri, korupsi, menipu, dll, tentu saja tidak halal.

Namun sebenarnya, tindakan mencuri, menipu dan korupsi itu lahir dari dalam pikiran dan hati yang jahat. Singkatnya, hati dan pikiran yang jahat itulah yang menghasilkan sikap, kata-kata, dan tindakan yang jahat pula. Dan kejahatan itulah yang sesungguhnya menajiskan atau mengotori dan mencemari hidup kita, bukan?

"Dari Lebak Bulus ke Kramat Jati -
Jadilah orang yang tulus dan selalu memberkati"

Salam HIKers,
Tuhan memberkati & Bunda merestui
Fiat Lux - Be the Light -
Jadilah Terang!
(Gen 1:3)


NB:
HARI DOA INTERNASIONAL PERTAMA 
MELAWAN PERDAGANGAN MANUSIA

Pada tanggal 8 Februari 2016, diadakan Hari Doa Internasional yang pertama melawan perdagangan manusia. Hari Doa itu bertepatan waktu dengan hari peringatan Santa Josephine Bakhita, seorang budak Negeri Sudan yang setelah dibebaskan menjadi Suster Kanosian. Ia dinyatakan Santa pada tahun 2000 oleh Santo Yohanes Paulus II.
Dengan motto “Cahaya melawan Perdagangan Manusia” ("A Light Against Human Trafficking"), hari doa ini dianjurkan dan dimajukan oleh Pontifical Council for the Pastoral Care of Migrants and Itinerant Peoples, thePontifical Council for Justice and Peace and theInternational Union of Superior Generals” (UISG)
“Dewasa ini jutaan manusia – anak-anak, perempuan, laki-laki segala umur – dirampas dari kemerdekaannya dan dipaksa untuk hidup dalam keadaan yang serupa perbudakan. Bagi mereka yang berteriak – biasanya dengan dibungkam – minta kebebasan, Santa Josephine Bakhita merupakan contoh saksi pengharapan. Kita, korban dan advokasi, tidak dapat berbuat lebih baik daripada membuka diri bagi ilhamnya dan mempercayakan usaha-usaha kita kepada perantaraannya.” (Kardinal Turkson)
Paus Fransiskus menyadarkan kita semua bahwa kita sedang menghadapi suatu fenomen global perdagangan manusia yang melampaui kesanggupan komunitas atau negara mana pun. Untuk menghapuskannya kita memerlukan suatu mobilisasi yang sama luas seperti fenomen itu sendiri.
“Hari Internasional melawan Perdagangan Manusia merupakan mobilisasi kesadaran dan doa pada skala global. Kesadaran kita harus meluas sampai kepada akar kejahatan ini dan jangkauannya yang paling jauh … dari kesadaran ke doa … dari doa ke solidaritas … dan dari solidaritas ke aksi bersama, sampai perbudakan dan perdagangan itu dihapus.” (Kardinal Turkson)
Pada kesempatan hari doa pertama ini, semua dioses, paroki, perkumpulan, keluarga dan pribadi diundang kepada refleksi dan doa untuk menyoroti dan menyingkapkan kejahatan ini, seperti terungkap dalam motto A Light Against Human Trafficking, cahaya yang mengungkapkan dan menelanjangi kejahatan perdagangan manusia
Ya Allah, banyak perempuan dan laki-laki, 
bahkan anak-anak diperdaya dan dibawa
 
ke tempat-tempat yang tak dikenal.
 
Mereka dirundung nestapa pelecehan seksual, kerja paksa,
 
dan perampasan organ tubuh mereka.
 
Seruan mereka sampai kepada telinga-Mu dan telinga kami.
 
Hati kami sedih dan gusar karena kehormatan dan hak-hak mereka
 
dicabut dengan kebohongan, ancaman, dan kekerasan.
Kami mengecam ulah perbudakan modern ini,
 
dan berdoa bersama Santa Bakhita agar dihentikan.
Berilah kami hikmat dan kekuatan
 
untuk mengulurkan tangan dan menyertai mereka
yang begitu terluka dalam tubuh, hati, dan jiwa mereka,
 
agar kami bersama-sama dapat mewujudkan janji-Mu
untuk memenuhi hati saudara-saudari ini
 
dengan kasih yang lembut dan menyembuhkan.
Suruhlah para penipu dan pemeras pergi dengan tangan kosong
 
agar bertobat dari kejahatannya,
 
dan bantulah kami semua untuk membela kemerdekaan
 
yang telah Kauanugerahkan kepada anak-anak-Mu. Amin.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar