Ads 468x60px

"VENI SPONSA CHRISTI" ET "TOTUS TUUS"

1.Veni sponsa Christi !
Veni sponsa Christi
Accipe coronam
Quam tibi Dominus
Praeparavit in aeternum
=====
Datanglah mempelai Kristus
Terimalah mahkota
Yang telah disiapkan Tuhan untukmu
Untuk selama-lamanya.”
Inilah antifon untuk “MAGNIFICAT” (Kidung Maria atau Nyanyian Pujian Maria) dalam ibadat sore (vesper) pada pesta para perawan. “MAGNIFICAT” inilah yang juga menjadi saripati dari perayaan hari ini, sebuah “tribute” bagi Bunda Maria bersama dengan teladan para kudus.
Nah, pertanyaaan kristisnya: mengapa Maria Menerima Kabar dari Malaikat Gabriel dan bukan dari Allah sendiri?
Dalam Luk 1:26-31, kita mengetahui bahwa pada bulan ke enam, malaikat Gabriel pergi ke Nazaret dan bertemu dengan Maria, untuk menyampaikan Kabar Gembira bahwa ia akan melahirkan seorang Anak laki-laki yang akan dinamai Yesus.
Pertanyaannya adalah, mengapa yang menyampaikan Kabar Gembira kepada Maria bukanlah Allah sendiri namun malaikat Gabriel? Dalam Summa Theology, III, q.30, a.2, St. Thomas Aquinas memberikan tiga alasan sebagai berikut:
Pertama:
Berdasarkan tingkatan yang telah ditetapkan oleh Tuhan. Karena malaikat mempunyai tingkatan yang lebih tinggi dari manusia, maka sudah selayaknya mereka yang tahu terlebih dahulu tentang misteri Inkarnasi, dan kemudian merekalah yang kemudian diutus untuk menyampaikan Kabar Gembira kepada manusia.
Kedua:
Bagaimana Tuhan memulihkan kodrat manusia melalui Inkarnasi. Karena wanita pertama jatuh karena godaan Iblis (malaikat yang jatuh dalam dosa), maka sudah selayaknya manusia dipulihkan dengan Kabar Gembira yang dinyatakan oleh malaikat Gabriel.
Ketiga:
Karena Kabar Gembira disampaikan kepada seorang perawan dan keperawanan adalah berhubungan dengan kodrat malaikat, maka sungguh pantas kalau kabar gembira Inkarnasi disampaikan oleh malaikat.
Selanjutnya St. Thomas menuliskan keberatan-keberatan yang ada dan kemudian menyanggah keberatan tersebut sehingga diperoleh pengertian yang mendalam akan misteri ini.
Keberatan 1 dan tanggapannya.
St. Thomas memberikan keberatan pertama dengan mengatakan bahwa wahyu kepada malaikat tertinggi selayaknya diberikan oleh Tuhan secara langsung. Dan karena Maria lebih tinggi daripada semua malaikat, maka sudah seharusnya pemberitaan akan misteri Inkarnasi ini dilakukan oleh Tuhan sendiri. St. Thomas menyanggah bahwa Bunda Allah (Bunda Maria) memang lebih tinggi dari para malaikat dalam kehormatan, karena Bunda Maria dipilih oleh Allah sendiri. Namun, dalam kehidupannya di dunia, Bunda Maria berada di bawah malaikat, sama seperti Kristus yang datang ke dunia dengan kodrat manusia, yang sedikit lebih rendah dibandingkan dengan malaikat (lih. Ibr 2:9).
Keberatan 2 dan tanggapannya.
Mengapa bukan St. Yusuf, suami Maria yang memberitahu Bunda Maria, karena seorang wanita harus bertanya kepada suaminya? (lih. 1Kor 14:34-35)
Dalam paparannya, St. Thomas memberikan alasan bahwa karena Putera Allah lahir tanpa campur tangan manusia namun dengan kuasa Roh Kudus, maka sudah selayaknya bahwa Kabar Gembira ini disampaikan oleh malaikat dan bukan seorang manusia [St. Yusuf].
Keberatan 3 dan tanggapannya.
Di bagian ini, St. Thomas memberikan keberatan bahwa tidak mungkin malaikat yang tidak mengerti secara penuh misteri Inkarnasi dapat memberitahu kepada Bunda Maria. Mengutip Dionysius dan Maximus dari Konstantinopel, St. Thomas mengatakan bahwa para malaikat tahu tentang misteri Inkarnasi walaupun mungkin tidak tahu secara lengkap.
Keberatan 4 dan tanggapannya.
Ada pandangan yang menyatakan bahwa dalam tingkatan malaikat, malaikat Gabriel menempati tingkat yang kedua dari yang paling rendah. Pandangan ini mengatakan, bahwa seharusnya yang menyampaikan misteri yang tertinggi [Inkarnasi] harus dari tingkat malaikat yang paling tinggi. Untuk menyanggah keberatan ini, maka St. Thomas mengutip St. Gregorius yang menyatakan “Adalah benar bahwa satu dari malaikat yang tertinggi harus datang, karena pesan yang dibawakannya adalah pesan yang tertinggi” (Hom. de Centum Ovibus [34 in Evang.), dan dengan demikian orang menyimpulkan bahwa malaikat Gabriel adalah malaikat yang tertinggi. Namun demikian, St. Thomas juga menyatakan bahwa ini tidaklah berarti bahwa ia berada di tingkatan yang tertinggi dari semua, namun ia tertinggi di antara para malaikat, sehingga disebut penghulu malaikat. Maka Gereja menyebut Gabriel sebagai penghulu malaikat. St. Gregorius mengatakan bahwa “mereka yang memberitakan hal-hal yang tinggi disebut penghulu malaikat.” (De Centum Ovibus 34). Karena itu ia disebut yang tertinggi dari para penghulu malaikat. Lebih lanjut, St. Gregorius memberikan arti nama dari Gabriel yang berarti ‘kekuatan Allah’. Pesan Inkarnasi layak disampaikan dengan ‘kekuatan Tuhan’, sebab Allah Tuhan yang berkuasa di surga akan datang untuk mengalahkan kuasa jahat.

2.TOTUS TUUS !!
Totus tuus ego sum et omnia mea Tua sunt.
Accipio Te in me omnia.
Praebe mihi cor Tuum, Maria
========
Aku adalah milikmu
dan segala milikku adalah milikmu.
Engkau kuterima dalam diriku seluruhnya.
Berikan aku hatimu, ya Maria.
“Totus Tuus!” Ini adalah motto kerasulan Paus Kerahiman Ilahi, St Yohanes Paulus II, yang “mempersembahkan dirinya dan kepausannya kepada Bunda Maria”. Dalam lambang kepausannya, tertera huruf “M” yang berarti “Maria”, Bunda Allah, kepada siapa ia berdevosi secara mendalam. Motto pribadinya, yang disulamkan pada sisi jubah-jubahnya adalah “Totus Tuus Sum Maria”, bahasa Latin, yang artinya “Bunda Maria, aku sepenuhnya milikmu,”
Motto Totus Tuus sendiri diinspirasikan oleh ajaran St Louis-Marie Grignion de Montfort yang mengungkapkan penyerahan diri sepenuhnya kepada Yesus melalui Maria. Adapun Bapa Suci mempersembahkan dirinya kepada Bunda Maria dengan motto tersebut saat ia masih muda dan sedang belajar di sebuah sekolah drama. Segera sesudah penyerahan dirinya itu, suatu pemikiran terlintas dalam benaknya, “Aku ingin menjadi seorang imam” … “Tapi, aku tidak mau menjadi imam,” demikian pikirnya kemudian, “Aku ingin menjadi seorang aktor!”… tetapi pikiran tersebut datang lagi dan lagi dan lagi… dan ia menjadi seorang imam!… dan kemudian seorang uskup, dan kemudian seorang Paus, dengan tetap memilih motto yang sama, “Totus Tuus”.
Bersama dengan Perayaan Maria menerima Kabar Sukacita hari ini, kita semakin mengenal dan mencintai sosok Wanita Utama dan Bunda Mulia yang dikatakan Yesus sebagai: “Inilah Ibumu” (Yoh 19:29). Ya, setelah Sakramen Ekaristi, tiada lain yang lebih besar yang ditinggalkan Yesus bagi kita selain Bunda-Nya, yang bagaikan Injil hidup, yang siap membantu kita dalam segala situasi dan kondisi, lebih daripada para santo dan santa karena hanya dalam Kristus dan untuk Kristuslah Maria itu hidup.

Totus Tuus!


Salam HIKers,
Tuhan memberkati & Bunda merestui
Fiat Lux - Be the Light -
Jadilah Terang!
(Gen 1:3)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar