Ads 468x60px

Minggu, 18 Juni 2017


HIK : HIDANGAN ISTIMEWA KRISTIANI
HARAPAN IMAN KASIH
Minggu, 18 Juni 2017
Hari Raya Tubuh dan Darah Kristus
Ulangan (8:2-3.14b-16a)
 (Mzm 147:12-13.14-15.19-20; Ul:12a)
1 Korintus (10:16-17)
Yohanes (6:51-58)
"Panis caelicus - Roti dari surga".
Inilah salah satu identitas ilahi yang diwartakan hari ini: "TubuhKu benar-benar makanan, DarahKu benar-benar minuman."
Yesus hadir sebagai "roti hidup" yang benar-benar makanan dan minuman, yang benar-benar dipilih - diberkati - dipecah serta dibagi bagi untuk kita.
Dengan kata lain: Ia selalu menyediakan makanan dan minuman bagi kita (bdk. Kej 1:29-30). Inilah yang selalu kita kenangkan juga dalam setiap perayaan misa/ekaristi (“Elok KARena kRIStus ada di haTI”) bahwa kitapun juga dipanggil untuk menjadi "makanan" yang siap mengalami empat dimensi, "dipilih diberkati dipecah dan dibagi-bagi di tengah dunia yang penuh dengan aneka ria kelaparan.
Adapun pada HR Tubuh dan Darah ini, di banyak gereja juga diadakan acara penerimaan komuni pertama yang juga bisa kita maknai sebagai semangat "komuni", antara lain:
1."KObarkan iman":
Kita diajak semakin siap untuk mewartakan iman dengan bersemangat sebagai buah dari penerimaan sakramen ekaristi, dimana Tuhan sungguh-sungguh hadir untuk kita.
2."MUliakan Tuhan":
Sadar akan berlimpahnya kasih Tuhan untuk kita, kitapun juga diajak untuk selalu memuliakan Tuhan dengan sikap hati dan hidup yang pantas, karena bukankah apa yang kita persembahkan di altar juga harus kita bawa dalam pergulatan pasar kehidupan kita setiap harinya?
3."Mari kita mengimaNI":
Inilah pemaknaan yang terus menerus bahwa kita diajak melihat dengan mata iman bahwa Tuhan bena-benar hadir dan menjadi makanan buat kita. Dengan iman, kita diyakinkan bhw Tuhan rela menjadi "hosti" (korban) untuk kita. Bagaimana dengan kita sendiri?
"Dari Pati sampai Kramat Jati - Hayatilah ekaristi sepenuh hati."
Salam HIKers,
Tuhan memberkati & Bunda merestui
Fiat Lux - Be the Light -
Jadilah Terang!
(Gen 1:3)
NB:
A.
HR.TUBUH DAN DARAH KRISTUS:
Selayang Pandang.
Secara tradisonal, pada awalnya sebutan yang tepat untuk Hari Raya Tubuh dan Darah Kristus adalah Sollemnitas Sanctissimi Corporis Christi, yang kemudian dalam penggunaan populer digunakan frasa “Corpus Christi”.
Pada awalnya memang tidak ada kata “Darah” walaupun dalam teks Misa dan Ibadat Harian (brevir) ada rujukan mengenai kata “Darah”. Perubahan yang terjadi adalah konsekuensi perubahan terhadap Festum Sanguinis Christi (Pesta Darah Mulia).
Pesta Darah Mulia ini sendiri adalah salah satu Pesta “devosional” terhadap kemanusiaan Kristus. (Dalam Gereja Katolik ada tiga tingkatan hari-hari istimewa, yaitu Hari Raya/Solemnitas, Pesta/Festum, dan Peringatan/Memoraria).
Pesta ini merupakan bagian dari “Pesta-pesta Sengsara” yang diadakan di hari-hari Jumat dalam Masa Prapaska di banyak tempat. Pesta-pesta ini dirayakan seturut penanggalan gerejawi lokal, dan pada awal abad ke-20 hanya diadakan terutama di tempat-tempat di mana (t)radisi ini berawal.
Pada 1849, Paus Pius IX menyatakan hari Minggu pertama bulan Juli sebagai Pesta Darah Mulia dan wajib dirayakan secara universal. Namun demikian beliau tidak menghapuskan hari-hari Jumat “Pesta sengsara” yang masih dipraktikan pada berbagai penanggalan gerejawi lokal.
Ketika Paus Pius X melakukan pembaruan penanggalan liturgi, Pesta Darah Mulia dipindahkan menjadi tanggal 1 Juli, dan sejalan dengan kerangka liturgis yang ditetapkan pada hari itu, maka banyak keuskupan dan ordo tidak mempraktikan lagi “Pesta-pesta Sengsara”. Namun pesta-pesta ini tetap dipertahankan seperti yang tertulis pada appendiks buku pedoman misa (missal) dengan judul “Pro Aliquibus Locis” (di banyak tempat).
Pada 1961, semua pesta-pesta sengsara termasuk Pesta Darah Mulia yang tercantum dalam appendix, dihapuskan, kecuali apabila ada permintaan dengan alasan yang masuk akal oleh ordo/kongregasi atau Keuskupan yang memiliki keterkaitan istimewa dengan pesta-pesta tersebut, misalnya kongregasi yang kemudian dikenal di Indonesia dengan nama Kongregasi Suster-suster Amalkasih Darah Mulia (ADM).
Kebijakan gerejawi berubah pada masa kepemimpinan Paus Yohanes XXIII. Beliau adalah seorang yang berdevosi pada Darah Mulia. Beliau menambahkan frasa “Terpujilah darahNya yang mahaindah” (PS No.205), mempromulgasikan (mengumumkan secara resmi) Litani Darah Mulia yang disertai dengan indulgensi, dan mempromosikan devosi terhadap Darah Mulia melalui ensiklik “Inde a Primis”.
Pada tahun 1960-an ada perubahan penanggalan liturgi Gereja universal. Diputuskan bahwa pesta-pesta devosional harus dipindahkan atau paling tidak diturunkan tingkatannya. Pesta Darah Mulia yang dirayakan pada 1 Juli juga turut dihapuskan, walaupun tidak lama setelah keputusan ini dikeluarkan, banyak petisi dari para Uskup yang meminta agar Pesta Darah Mulia tetap dilestarikan.
Namun demikian Konsili menolak petisi-petisi tersebut dan memutuskan untuk menambahkan kata “Darah” sehingga Hari Raya yang kita rayakan secara resmi hari ini dinamakan “Hari Raya Tubuh dan Darah Kristus” (Sollemnitas Sanctissimi Corporis et Sanguinis Christi) atau boleh juga disebut “Corpus Sanguinisque Christi”.
Walaupun demikian, di banyak tempat, secara tradisional umat Katolik sudah telanjur terbiasa dengan penyebutan “Corpus Christi” dan kita pun saat ini tetap boleh menyebut Hari Raya ini sebagai “Corpus Christi” karena toh kita mengimani bahwa Hosti yang kita terima (apabila komuni hanya diterimakan dengan satu rupa), tidak pernah hanya Tubuh Kristus saja, melainkan sekaligus adalah Tubuh, Darah, Jiwa dan Keallahan Kristus, pendek kata SELURUH KRISTUS YANG TELAH WAFAT DAN BANGKIT, DAN KINI BERTAKHTA DI SISI BAPA.
Hal ini sesuai juga dengan teks Kitab Suci, Jadi barangsiapa dengan cara yang tidak layak makan roti ATAU minum cawan Tuhan, ia berdosa terhadapTubuh DAN Darah Tuhan.. (1 Kor 11:27).
B.
PAUS FRANSISKUS:
"Makanlah Tubuh yang menjadi ikatan Perjanjian, dan minumlah Darah yang telah menebus kita."
"Kristus yang hadir ditengah-tengah kita, di dalam tanda roti dan anggur, menginginkan agar kekuatan dari kasih mengatasi setiap keretakan dan di saat yang sama menjadi kesatuan dengan yang miskin, dukungan bagi yang lemah, perhatian persaudaraan kepada banyak orang yang letih dalam menanggung beban hidup sehari-hari. Dan mereka berada di dalam bahaya iman."
"Melalui roti dan anggur, Tubuh dan Darah Tuhan telah dikaruniakan kepada kita dan meninggalkan bagi kita 'peringatan akan pengorbananNya tentang kasih yang kekal'.
“Dengan roti dan anggur ini, para Rasul memiliki apa yang penting bagi langkah mereka sepanjang sejarah dan untuk menyebarkan kepada semua orang Kerajaan Allah. Saat ini, sang Roti kehidupan juga adalah milik kita, yang dihadapanNya ketakjuban Gereja tidak pernah padam, ketakjuban yang mengenyangkan perenungan, adorasi dan ingatan kita."
"Apakah arti dari terpecah dan merendahkan nilai? Kita terpecah ketika kita tidak taat kepada Firman Tuhan, ketika kita tidak hidup di dalam persaudaraan, ketika kita berlomba untuk menduduki tempat pertama, ketika kita tidak menemukan keberanian untuk bersaksi akan amal, ketika kita tidak mampu menawarkan pengharapan. Demikian kita terpecah."
"Jadi, yang membuat kita tidak terpecah adalah Ekaristi, karena menyatukan kita di dalam persatuan, Ekaristi sebagai pemenuhan dari Perjanjian, tanda yang hidup dari kasih Kristus yang telah merendahkan diriNya dan ditumpaskan supaya kita tetap bersatu."
"Apakah arti dari "merendahkan nilai" atau "menenggelamkan martabat Kristen kita?": "Berarti membiarkan diri terpengaruh dari penyembahan berhala pada jaman kita: penampilan, konsumer, "Aku" sebagai pusat dari segala sesuatu; tetapi juga menjadi kompetitif, kesombongan sebagai sikap pemenang, tidak pernah harus mengakui kesalahan atau membutuhkan bantuan. Semua ini merendahkan nilai kita, menjadikan kita orang Kristen yang biasa-biasa saja, yang suam-suam kuku, yang hambar, sebagai orang-orang kafir."
"Yesus telah mencurahkan darah-Nya bagi kita, untuk membersihkan kita dari dosa, oleh karena itu supaya kita tidak merendahkan nilai, marilah menatap kepadaNya, marilah minum dari sumbernya, supaya kita di hindarkan dari risiko korupsi."
"Darah Kristus akan membebaskan kita dari dosa-dosa kita dan mengembalikan martabat kita. Membebaskan kita dari korupsi"!
"Kita belajar bahwa Ekaristi bukanlah hadiah untuk orang-orang yang baik, tapi adalah kekuatan untuk yang lemah, untuk orang-orang berdosa. Ekaristi adalah pengampunan, adalah dorongan yang membantu kita untuk pergi, untuk berjalan."
“Hari Raya Corpus Domini merayakan misteri Ekaristi dan itu dilakukan dengan memadahkan pujian dan bernyanyi di jalan-jalan kota, dan prosesi adalah ungkapan rasa syukur kita atas semua langkah dari Allah yang kita tempuh melalui gurun dari kemiskinan kita, untuk membuat kita keluar dari perbudakan, mengenyangkan kita dengan Kasihnya melalui Sakramen dari Tubuh dan Darah-Nya."
“Bersama semua saudara-saudari yang dianiaya oleh karena iman mereka, marilah kita bernyanyi bersama mereka, memuji bersama mereka, menyembah bersama mereka. Dan kita menghormati di dalam hati kita saudara-saudari yang telah diminta untuk mengorbankan nyawa “mereka demi kesetiaan kepada Kristus: semoga darah mereka, yang disatukan dengan Darah Tuhan, menjadi jaminan perdamaian dan rekonsiliasi bagi seluruh dunia. Dan jangan lupa: supaya tidak terpecah, makanlah ikatan dari persatuan ini, supaya tidak merendahkan nilai kita, minumlah harga dari Penebusan kita".
C.
Madah Ibadat Bacaan, Pagi, Siang
HARI RAYA TUBUH DAN DARAH KRISTUS.
Ya Allah, bersegeralah menolong aku
Ya Tuhan, perhatikanlah hambaMu
Kemuliaan
MADAH IBADAT BACAAN
Marilah kita memuji
Tubuh dan darah Tuhan
Yaitu santapan suci
Untuk umat beriman
Semoga tak kunjung henti
WafatNya dikenangkan
Tubuh Kristus yang mulia
Sungguh-sungguh makanan
Dan darahNya yang berharga
Sungguh-sungguh minuman
Bagi kita yang percaya
Kepada sabda Tuhan
Pada hari raya ini
Mari kita semua
Penuh hormat mengimani
Keagungan kurnia
Jaminan hidup abadi
Yang tiada taranya
Terpujilah Allah Bapa
Yang mengutus PutraNya
Untuk membebaskan kita
Dengan taat setia
Dan menghadiahkan RohNya
Yang tinggal pada kita
Amin
MADAH IBADAT PAGI
Sabda yang diutus Bapa
Untuk membebaskan kita
Sudi menyerahkan diri
Sebagai santapan suci
Untuk menjadi jaminan
Yang memberi kepastian
Akan kehadiran Tuhan
Di tengah umat beriman
Semoga kita semua
Bersyukur atas kurnia
Yang membawa persatuan
Dengan sesama dan Tuhan
Terpujilah Allah Bapa
Bersama Putra dan RohNya
Yang penuh kasih setia
Untuk selama-lamanya
Amin
BACAAN SINGKAT (Mal 1,11)
Dari timur sampai ke barat namaKu mulia di antara semua bangsa.
Di mana-mana akan dipersembahkan kurban kepadaKu, dan disampaikan persembahan suci kepada namaKu.
Sebab namaKu agung di antara semua bangsa, sabda Allah balatentara.
DOA
Tuhan Yesus, dalam sakramen ekaristi yang luhur ini Kauwariskan kepada kami peringatakan akan wafat dan kebangkitanMu.
Semoga kami menghormati misteri kudus tubuh dan darahMu sepantasnya, sehingga kami selalu dapat menikmati hasil penebusanMu.
Sebab Engkaulah pengantara kami, yang hidup dan berkuasa bersama Bapa, dalam persekutuan Roh Kudus, sepanjang segala masa.
Semoga Tuhan memberkati kita, melindungi kita terhadap dosa dan menghantar kita ke hidup yang kekal.
Amin.
D.
Sebagai Kenangan akan Daku....!
Panis Angelicus fit panis hominum,
Dat Panis caelicus figuris terminum,
O res mirabilis!
Manducat Dominum pauper servus et humilis!
Roti malaekat menjadi roti manusia,
Roti surgawi mendapat bentuk terbatas,
Oh begitu mengagumkan!
Hamba yang miskin dan hina makan Tuannya!
Alkisah, ada seorang profesor muda sengaja mendatangi seorang romo paroki dan bermaksud menertawakan imannya.
Dia mulai bertanya, “Mo, bagaimana mungkin roti dan anggur berubah menjadi Tubuh dan Darah Kristus ?” Romo itu menjawab, “Tentu saja bisa. Anda sendiri mengubah makanan menjadi tubuh dan darahmu, lalu kenapa tidak bisa melakukan hal yang sama ?”
Namun, profesor itu tidak menyerah. Dia bertanya lagi, “Tapi bagaimana seluruh tubuh Kristus bisa masuk ke dalam hosti kecil itu ?” “ Sama seperti pemandangan yang luas di hadapanmu bisa masuk ke dalam mata yang kecil itu.” Jawab sang pastor.
Tapi lagi-lagi profesor itu masih belum menyerah, “Bagaimana bisa bahwa Kristus yang satu dapat hadir di semua gereja pada saat yang bersamaan ?”
Romo itu lalu mengambil cermin dan memberikannya kepada profesor itu. Lalu memintanya menjatuhkan cermin itu sehingga pecah berkeping-keping. Romo itu berkata kepada sang profesor tersebut, “Anda hanya satu tapi sekarang anda bisa melihat wajahmu tercermin di dalam setiap keping cermin itu.” Cerita cukup sampai disini.
Dari penggalan cerita sederhana itu, kiranya ada beberapa hal yang dapat menjadi inspirasi kita untuk semakin tahu, paham dan akhirnya sungguh mencintai perayaan Ekaristi (eucharistein: mengucap syukur, eulogein: mengucap berkat), sebagai sumber dan puncak hidup orang beriman (Sacrosanctum Concilium 10).
Pertama, Kristus sendirilah yang hadir dalam Ekaristi. Bentuk kehadirannya secara real ada dalam wujud Hosti dan Anggur - Tubuh dan DarahNya (dikenal dengan istilah teologis, transubstantiatio).
Kedua, Praesentia Christus/kehadiran Kristus itu tidak hanya di satu tempat saja namun Dia juga hadir di lain tempat. Dengan demikian, kita ikut ambil bagian dalam perayaan iman bersama seluruh Gereja Universal. Ekaristi dengan sendirinya melambangkan dan membuahkan kesatuan (comunio) dalam Gereja.
Ketiga, Ekaristi adalah perayaan syukur mengenang kembali (anamnesis/zikkaron) misteri keselamatan Allah, yang dilakukan Kristus sekali untuk selamanya. Karya penyelamatanNya itu dirasakan pada semua orang, khususnya pada mereka yang lemah, miskin dan tersingkir. Inilah roti yang telah turun dari sorga, bukan roti seperti yang dimakan nenek moyangmu dan mereka telah mati. Barangsiapa makan roti ini, ia akan hidup selama-lamanya.”
Lewat tiga point pokok itulah, kita patut bersyukur karena lewat Ekaristi, kita semakin menyadari bahwa Allah yang kita imani adalah sungguh Allah orang hidup. Allah yang sudi datang ke dunia, dekat dan menjadi sama seperti kita, hidup dalam ruang dan waktu sejarah. Allah yang sungguh mengalami kemanusiaan dalam keilahiannya. Ia menjadi “daging”, yang pada awalnya berwujud janin yang dikandung seorang perempuan (Luk 1:31). Ia “lahir-hidup-mati” (tapi Ia yang dibunuh mati tetap hidup - baca: bangkit!).
Dalam Injil Yohanes 1:14 juga dikatakan bahwa, “Verbum caro factum est, et habitavit in nobis: Firman itu telah menjadi daging, dan diam di antara kita”. Gagasan pokoknya dipaparkan sebagai berikut: Yesus adalah firman Allah yang menjadi daging “in carne”.
Dengan istilah “in carne” dinyatakan bahwa Yesus adalah sungguh manusia dengan segala kelemahan-Nya. Dalam segalanya Ia serupa dengan manusia, kecuali dalam hal dosa, karena Ia adalah Yang Kudus dari Allah (Yoh 6: 59).
Dari penggalan Injil Yohanes itu, yang juga hendak dinyatakan ialah bahwa peristiwa Yesus merupakan peristiwa keselamatan bagi manusia dan seluruh dunia: dengan kedatangan dan kematian “di dalam daging”-lah Yesus menjadi jaminan keselamatan manusia. Ia konsisten memilih jalan hidup sebagai manusia yang rapuh. Ia konsisten ‘menjadi daging’ yang dapat dimakan oleh manusia lain agar manusia dan dunia diselamatkan (bdk. Yoh 6:25-59). Dan, itulah yang terus kita kenangkan dan syukuri dalam setiap perayaan Ekaristi.
Sebuah informasi tambahan, pada Konggres Ekaristi Internasional ke-46, di Wroclaw, Polandia, Gereja mengangkat tema “Ekaristi dan Pembebasan”. Dengan tema besar itu, ingin ditegaskan bahwa perayaan Ekaristi adalah perayaan iman yang menerangkan (informing), sekaligus mencerahkan (enlightening), dan dengan demikian perayaan iman itu juga memerdekakan (liberating).
Dengan kata lain, Gereja ingin menyatakan Ekaristi adalah sebuah gerakan sakramental pemberian diri-Nya sendiri sebagai makanan bagi orang banyak. Gerakan sakramental Ekaristi tersebut merupakan tanda dari hati yang solider, setia kawan satu sama lain. Solidaritas itulah yang menyadi dasar harapan bagi pembebasan semakin banyak orang.
Di sinilah persis, seperti anjuran Gereja dalam ensiklik “Ecclesiae de Eucharistia”, tak seorangpun dibolehkan meremehkan misteri agung yang dipercayakan kepada Gereja ini.
Kita diajak untuk semakin menghayati Ekaristi itu sebagai suatu momentum perjumpaan dengan Kristus sekaligus momentum memperbarui semangat iman guna menyebarkan pesan keselamatan yang hadir dalam perayaan Ekaristi. Apa yang kita gulat-geliati di pasar kehidupan kita, kita persembahkan dan sucikan di altar Ekaristi. Begitu juga sebaliknya, apa yang kita kenangkan dan rayakan di altar Ekaristi, kita bawa dan hayati dalam pergulatan di pasar kehidupan kita masing-masing.
Nah, kalau ini terjadi, tepatlah perkataan kedua murid Emaus kepada Yesus, ‘Mane Nobiscum Domine-Tuhan, tinggallah bersama kami”, karena jelaslah benar bahwa Ekaristi sungguh dekat di mata pun dekat di hati dengan keseharian hidup kita. ”Perbuatlah ini menjadi kenangan akan Daku” , 1 Korintus 11:24.
E.
Kutipan Teks Misa
Umat yang menyambut, tidak boleh diberi izin untuk sendiri mencelupkan hosti ke dalam piala; tidak boleh juga ia menerima hosti yang sudah dicelupkan itu pada tangannya. Hosti yang dipergunakan untuk pencelupan itu harus dikerjakan dari bahan sah dan harus sudah dikonsekrir; untuk itu dilarang memakai roti yang belum dikonsekrir atau yang terbuat dari bahan lain. (Redemptionis Sacramentum, Instruksi VI tentang sejumlah hal yang perlu dilaksanakan atau dihindari berkaitan dengan Ekaristi Mahakudus, No. 104)

Antifon Pembuka (Bdk. Mzm 81:17)
Ia telah memberi mereka gandum yang terbaik. Ia telah mengenyangkan mereka dengan madu dari gunung batu.
He fed them with the finest wheat and satisfied them with honey from the rock.
atau
Antifon: Cibavit eos ex adipe frumenti, alleluia: et de petra, melle saturavit eos, alleluia, alleluia, alleluia.
Ayat Mazmur.
1. Exsultate Deo adiutori nostro: iubilate Deo Iacob. (Antifon)
2. Sumite psalmum, et date tympanum: psalterium iucundum cum cithara. (Antifon)
3. Ego enim sum Dominus Deus tuus, qui eduxi te de terra ægypti: dilata os tuum, et implebo illud. (Antifon)

Doa Pembuka
Ya Allah, Putra-Mu telah meninggalkan kenangan akan wafat dan kebangkitan-Nya dalam sakramen yang mengagumkan ini. Kami mohon semoga kami dapat menghormati misteri kudus Tubuh dan Darah Putra-Mu, sehingga kami senantiasa dapat menikmati buah penebusan-Nya. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami yang hidup dan berkuasa bersama Dikau dan Roh Kudus, Allah, kini dan sepanjang masa. Amin.
Bacaan dari Kitab Ulangan (8:2-3.14b-16a)
 "Tuhan memberi engkau makan manna yang tidak kaukenal dan juga tidak dikenal oleh nenek moyangmu."
Di padang gurun seberang Sungai Yordan berkatalah Musa kepada umat Israel, “Ingatlah akan seluruh perjalanan yang kaulakukan atas kehendak Tuhan, Allahmu, di padang gurun selama empat puluh tahun itu. Maksud Tuhan ialah merendahkan hatimu dan mencobai engkau untuk mengetahui apa yang ada dalam hatimu, yakni apakah engkau berpegang pada perintah-Nya atau tidak. Jadi Tuhan merendahkan hatimu, membiarkan engkau lapar dan memberi engkau makan manna, yang tidak kaukenal dan juga tidak dikenal oleh nenek moyangmu, untuk membuat engkau mengerti, bahwa manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari segala yang diucapkan Tuhan. Ingatlah selalu pada Tuhan, Allahmu, yang membawa engkau keluar dari tanah Mesir, dari rumah perbudakan. Dialah yang memimpin engkau melalui padang gurun yang luas dan dahsyat itu, dengan ular-ularnya yang ganas serta kalajengkingnya, dengan tanahnya yang gersang, yang tidak ada airnya. Dialah yang membuat air keluar bagimu dari gunung batu yang keras. Dialah yang di padang gurun memberi engkau makan manna yang tidak dikenal oleh nenek moyangmu.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan, do=a, 2/2, PS 863
Ref. Pujilah Tuhan, hai umat Allah. Pujilah Tuhan, hai umat Allah.
Ayat. (Mzm 147:12-13.14-15.19-20; Ul:12a)
1. Megahkanlah Tuhan, hai Yerusalem, pujilah Allahmu, hai Sion. Sebab Ia meneguhkan palang pintu gerbangmu, dan memberkati anak-anak yang ada padamu.
2. Ia memberikan kesejahteraan kepada daerahmu, dan mengenyangkan engkau dengan gandum yang terbaik. Ia menyampaikan perintah-Nya ke bumi, dengan segera firman-Nya berlari.
3. Ia memberitakan firman-Nya kepada Yakub, ketetapan dan hukum-hukum-Nya kepada Israel. Ia tidak berbuat demikian kepada segala bangsa, dan hukum-hukum-Nya tidak mereka kenal.
Bacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada Jemaat di Korintus (10:16-17)
 "Karena roti itu hanya satu, maka kita ini, sekalipun banyak, merupakan satu tubuh."
Saudara-saudaraku terkasih, bukankah piala syukur yang kita syukuri merupakan persekutuan dengan darah Kristus? Bukankah roti yang kita bagi-bagi merupakan persekutuan dengan tubuh Kristus? Karena roti itu hanya satu, maka kita ini, sekalipun banyak merupakan satu tubuh, karena kita semua mendapat bagian dalam roti yang satu.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
SEKUENSIA: Madah Ekaristi, sol = es, m.7, PS 556
Syair: Lauda Sion, ayat 1-4.5-8 Thomas dari Aquino 1263/64, terj. Komlit KWI 1992
Lagu: Prancis abad ke-12, Graduale Romanum 1974
1. Sion, puji Penyelamat, Sang Pemimpin dan Gembala dalam kidung pujian.
2. Pujilah sekuat hati, kar'na Dia melampaui puji yang kaulambungkan.
3. Hari ini yang tersaji: Roti Hidup yang dipuji, sumber hidup yang kekal.
4. Itulah yang dihidangkan bagi para rasul Tuhan: Tak perlu diragukan.
5. Lihat Roti malaikat, jadi boga peziarah: sungguh itu roti putra, anjing jangan diberi.
6. Inilah yang dilambangkan waktu Ishak dikurbankan: Domba Paskah disajikan, dan manna dihujankan.
7. Yesus, Roti yang sejati, Kau Gembala murah hati, s'lalu lindungilah kami, dan tunjukkan pada kami bahagia yang kekal.
8. Dikau Allah mahakuasa, bimbing kami, insan fana, undang kami dalam pesta, dan jadikan kami warga umat kudus bahagia. Amin. Alleluya.

Bait Pengantar Injil, do=as, 2/2, PS 957
Ref. Alleluya, alleluya.
Ayat. (Yoh 6:51, 2/4)
Akulah roti hidup yang telah turun dari surga, sabda Tuhan.
Jikalau seorang makan dari roti ini, ia akan hidup selama-lamanya.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (6:51-58)
 "Tubuh-Ku benar-benar makanan, Darah-Ku benar-benar minuman."
Di rumah ibadat di Kapernaum Yesus berkata kepada orang banyak, “Akulah roti hidup yang telah turun dari surga. Jikalau seorang makan dari roti ini, ia akan hidup selama-lamanya. Dan roti yang Kuberikan ialah daging-Ku, yang akan Kuberikan untuk hidup dunia.” Orang-orang Yahudi bertengkar antar mereka sendiri dan berkata, “Bagaimana Yesus ini dapat memberikan daging-Nya kepada kita untuk dimakan!” Maka kata Yesus kepada mereka, “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya, jikalau kamu tidak makan daging Anak Manusia dan minum darah-Nya, kamu tidak mempunyai hidup di dalam dirimu. Barangsiapa makan Daging-Ku dan minum Darah-Ku, ia mempunyai hidup yang kekal, dan Aku akan membangkitkan dia pada akhir zaman. Sebab daging-Ku adalah benar-benar makanan, dan darah-Ku adalah benar-benar minuman. Barangsiapa makan Daging-Ku dan minum Darah-Ku, ia tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia. Sama seperti Bapa yang hidup mengutus Aku, dan Aku hidup oleh Bapa, demikian juga barangsiapa memakan Aku, ia akan hidup oleh Aku. Akulah roti yang telah turun dari surga, bukan roti seperti yang dimakan nenek moyangmu dan mereka telah mati. Barangsiapa makan roti ini, ia akan hidup selama-lamanya.”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Antifon Komuni (Yoh 6:56)
Siapa yang makan Daging-Ku dan minum Darah-Ku, tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, sabda Tuhan.
Whoever east my flesh and drinks my blood remains in me and I in him, says the Lord.
Qui manducat carnem meam, et bibit sanguinem meum, in me manet, et ego in eo, dicit Dominus.

“Ketika kita menghadiri Misa kita tidak datang untuk bertepuk tangan. Kita tidak datang untuk menonton orang-orang, ataupun menghormatinya. Kita ingin menyembah Allah, mengucap syukur kepada-Nya, meminta Ia mengampuni dosa kita, dan meminta kepada-Nya apa yang kita butuhkan” – Cardinal Arinze

Tidak ada komentar:

Posting Komentar