Ads 468x60px

Sabtu, 17 Juni 2017



HIK: HIDANGAN ISTIMEWA KRISTIANI
HARAPAN IMAN KASIH
Sabtu, 17 Juni 2017
Hari Biasa Pekan X
2 Korintus (5:14-21)
(Mzm 103:1-2.3-4.8-9.11-12)
Matius (5:33-37)
“Memoria historia – Ingatan kesejarahan”.
Inilah salah satu keutamaan iman yang kita perlukan, karena tepatlah kata Erich Kastner: “Siapa lupa akan apa yang indah - dia akan jadi jahat, siapa lupa akan apa yang jelek”.
Sebenarnya sejak Yunani kuno, terutama lewat Plato, ingatan (anamnese) adalah cara untuk mendapatkan suatu pengetahuan sejati (episteme) agar kita tidak menjadi orang jahat dan bodoh. Anamnese sendiri dilakukan ketika orang sudah membebaskan dirinya dari kelekatan materi dan kebutuhan jasmani.
Kemudian, teori ingatan yang dikembangkan Mazhab Frankfurt lewat Walter Benjamin juga menggarisbawahi pentingnya memoriae. Jelaslah, kita perlu suatu “memoria historia–Ingatan kesejarahan” karena sebagai orang beriman, kita juga mudah “pendek ingatan”, ”lupa ingatan” dan bahkan ”sakit ingatan.”
Nah, mengacu pada bacaan injil hari ini, adapun modal dasar yang diberikan Yesus agar kita tidak mudah ”pendek ingatan”, ”lupa ingatan” dan ”sakit ingatan”, yakni hidup dengan pola ”3K”:
1. Kesetiaan:
“Peganglah sumpahmu di depan Tuhan”. Kita diajak untuk menjadi orang yang setia (“selalu taat dan ingat Allah”): berada dan tinggal dalam janji Tuhan, karena seperti kata Paulus: “Siapa yang berada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru.”
Dengan kesetiaan atau “konsistensi” kepada Tuhan, kita senantiasa dilahirkan kembali sebagai manusia baru. Sebaliknya dengan ketidaksetiaan,maka ajaran kehilangan daya, jalan yang terbentang terasa lengang, tujuan menjadi tidak karuan, harapan yang bertunas bernas berangsur-angsur layu dan lanas.
2. Kejujuran:
"Jika ya, hendaklah kamu katakan: ya, jika tidak, hendaklah kamu katakan: tidak" (Mat 5:37). Ini adalah salah satu ajakan Yesus agar kita ber-“diskresi”, pembedaan roh sehingga tidak mudah “plin plan” dan bermental “slinthat slinthut”/sembunyi-sembunyi.
Di lain matra, bukankah kalau dulu dikatakan, “politik adalah panglima”, maka sekarang “komunikasi adalah panglima”, tapi kerap informasi dan komunikasi yang beredar bisa sangat menyesatkan, isinya kadang penuh gosipan dan permainan kepentingan.
Disinilah, kita diajak untuk sungguh sungguh jujur: berpikir dan berkata benar, bersikap dan bertindak benar pula. Bukankah integritas kita terlihat ketika mulut sepadan dengan hati, tingkah laku selaras dengan perkataan? Bukankah orang juga lebih mudah percaya pada mata dibanding telinga mereka sendiri?
3. Kerendahan hati:
“Janganlah sekali-kali bersumpah, baik demi langit, karena langit adalah takhta Allah, maupun demi bumi, karena bumi adalah tumpuan kaki-Nya, ataupun demi Yerusalem, karena Yerusalem adalah kota Raja Besar; janganlah juga engkau bersumpah demi kepalamu, karena engkau tidak berkuasa memutihkan atau menghitamkan sehelai rambutpun.”
Setiap orang diajak untuk rendah hati di hadapan Tuhan, karena Dia mahakuasa dan kita terbatas, Dia mahabesar dan kita sangat kecil. Inilah keutamaan yang ketiga, yakni kerendahan hati, berani “miskin” di hadapan Tuhan.
Dengan modal “3K” ini, kita semakin disadarkan bahwa kita menjadi "tanda yang kelihatan dari rahmat yang tak kelihatan" (the visible sign of an invisible grace), bukan?
“Cari barang di Desa Tajur - Jadilah orang yang jujur.”
Salam HIKers,
Tuhan memberkati & Bunda merestui
Fiat Lux - Be the Light -
Jadilah Terang!
(Gen 1:3)
NB:
 A.
“Fortiter in re suaviter in mondo - Tegas dalam prinsip lembut dalam cara."
Inilah salah satu pepatah latin yang juga menjadi semboyan di kelompok silat "THS-THM" (Tunggal Hati Seminari dan Tunggal Hati Maria).
Mengacu pada bacaan hari ini, kitapun diajak menjadi orang beriman yang seimbang, yang tegas dalam prinsip dan lembut dalam cara.
Dengan kata lain: Kita diajak menjadi orang beriman yang bijaksana, yang mempunyai tiga kualitas hati, antara lain:
1."Rendah hati":
Kita diajak bersadar diri bahwa semuanya ini adalah milik Tuhan, yang empunya kehidupan. Kita tidak boleh congkak dan tinggi hati karena semuanya diperhatikan Tuhan.
2."Hati-hati":
Baiklah kita mengingat ajakanNya untuk selalu berhati+hati dlm berkata dan bersikap: "Jika ya, hendaklah kamu katakan ya, jika tidak, hendaklah kamu katakan tidak. Apa yang lebih daripada itu berasal dari si jahat.”
3."Sepenuh hati":
Kita diajak untuk menjadi orang yang berani berterus-terang, jujur apa adanya dan berani memikul tanggung jawab atau pun risiko yang ada. Hal ini tentunya memerlukan perjuangan hidup yang sepenuh hati dan tidak setengah hati. Bagaimana dengan kita sendiri?
"Banyak orang naik Bus Patas - Jadilah orang yang hidupnya berkualitas."
B.
“Veritas - Kebenaran!”
Yesus Kristus bersabda: "Jika ya, hendaklah kalian katakan: ya, jika tidak, hendaklah kalian katakan: tidak. Apa yang lebih daripada itu berasal dari si jahat.”
Inilah slh satu ucapanNya yg terkenal (2Kor 1:17; Yak 5:12) dan dapat diartikan dg bbrp cara:
1.Berkata benar:
Kalau ya, hendaklah berkata ya, kalau tidak hendaklah berkata tidak
2.Bersikap jujur:
Ya (atau tidak) yang diucapkan hendaknya sesuai dengan maksud dalam hati
3.Bertindak bijaksana:
Mengulang ya atau tidak sudah cukup; tidak perlu bersumpah demi Allah.
Dengan kata lain:
Kita diajak untuk hidup benar jujur dan bijak tapi dimanakah kita bisa mendapatkannya? Bahkan di pengadilan pun kadang kita dapat menemukan byk saksi dusta, bukan?
Dalam bacaan ini kita menemukan bahwa Tuhan menekankan integritas di tengah aktualitas yg kerap disebut sebagai era informasi.
Ya, di tengah informasi yg penuh basa basi-kita diajak memiliki konsistensi, dan di tengah banalitas/kedangkalan-kita diajak memiliki kualitas/kedalaman.
Jelasnya, kita harus berbicara tentang kebenaran meski itu tidak mudah. Namun dalam Injil hari ini Yesus Kristus menghendaki agar kita berani berkata dan bertindak benar jujur dan bijak tanpa kemunafikan.
"Dari Tangerang ke Kali Brantas - Jadilah orang yang ber integritas."
C.
Kutipan Teks Misa
“Mazmur itu senjata di waktu malam, dan guru di waktu siang; mazmur itu perisai di masa takut” (St. Ambrosius)
Antifon Pembuka (Mzm 103:1-2)
Pujilah TUHAN, hai jiwaku! Pujilah nama-Nya yang kudus, hai segenap batinku! Pujilah TUHAN, hai jiwaku, dan janganlah lupakan segala kebaikan-Nya!
Doa Pembuka
Allah Bapa Mahakuasa, Engkau menghendaki melahirkan baru ciptaan-Mu dengan perantaraan Yesus, Adam baru. Kami mohon, semoga napas kehidupan-Nya menjiwai kami dalam pengabdian, agar kami semakin menyerupai Yesus Kristus, Putra-Mu. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Surat Kedua Rasul Paulus kepada Jemaat di Korintus (5:14-21)
 "Dia yang tidak mengenal dosa, telah dibuat-Nya menjadi dosa bagi kita."
Saudara-saudara, kasih Kristus menguasai kami. Sebab kami mengerti bahwa jika satu orang sudah mati untuk semua orang, maka semua orang telah mati. Dan Kristus telah mati untuk semua orang, agar mereka yang hidup tidak lagi hidup untuk dirinya sendiri, melainkan untuk Dia yang telah mati dan dibangkitkan bagi mereka. Sebab itu kami tidak lagi menilai seorang pun seturut ukuran manusia, dan jika kami pernah menilai Kristus menurut ukuran manusia, sekarang kami tidak lagi menilai-Nya demikian. Jadi barangsiapa ada dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru. Yang lama telah berlalu, dan sungguh, yang baru sudah datang. Semuanya ini datang dari Allah yang telah mendamaikan kita dengan diri-Nya dengan perantaraan Kristus, dan yang telah mempercayakan pelayanan perdamaian itu kepada kami. Sebab Allah mendamaikan dunia dengan diri-Nya oleh Kristus tanpa memperhitungkan pelanggaran mereka. Ia telah mempercayakan berita pendamaian itu kepada kami. Jadi kami ini utusan Kristus, seakan-akan Allah menasihati kalian dengan perantaraan kami. Maka dalam nama Kristus kami meminta kepada kalian: berilah dirimu didamaikan dengan Allah! Kristus yang tidak mengenal dosa, telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita, agar dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah.
Demikianlah sabda Tuhan.
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan, do = a, 4/4, PS 823
Ref. Pujilah, puji Allah, Tuhan yang maharahim.
Ayat. (Mzm 103:1-2.3-4.8-9.11-12)
1. Pujilah Tuhan, hai jiwaku! Pujilah nama-Nya yang kudus, hai segenap batinku! Pujilah Tuhan, hai jiwaku, janganlah lupa akan segala kebaikan-Nya!
2. Dialah yang mengampuni segala kesalahanmu, dan menyembuhkan segala penyakitmu! Dialah yang menebus hidupmu dari liang kubur, dan memahkotai engkau
dengan kasih setia dan rahmat!
3. Tuhan adalah pengasih dan penyayang, panjang sabar dan berlimpah kasih setia. Tidak terus menerus Ia murka, dan tidak untuk selamanya Ia mendendam.
4. Setinggi langit dari bumi, demikianlah besarnya kasih setia Tuhan atas orang-orang yang takut akan Dia!
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Mzm 119:36a.29b)
Condongkanlah hatiku kepada peringatan-peringatan-Mu, dan karuniakanlah hukum-Mu kepadaku.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (5:33-37)
 "Aku berkata kepadamu, jangan sekali-kali bersumpah."
Dalam khotbah di bukit, Yesus berkata, “Kalian telah mendengar apa yang disabdakan kepada nenk moyang kita, ‘Jangan bersumpah palsu, melainkan peganglah sumpahmu di hadapan Tuhan’. Tetapi Aku berkata kepadamu, ‘Jangan sekali-kali bersumpah, baik demi langit, karena langit adalah takhta Allah, maupun demi bumi, karena bumi adalah tumpuan kaki-Nya, ataupun demi Yerusalem, karena Yerusalem adalah kota Raja Agung. Jangan pula bersumpah demi kepalamu, karena engkau tidak berkuasa memutihkan atau menghitamkan sehelai rambut pun. Jika ya, hendaklah kalian katakan:ya, jika tidak, hendaklah kalian katakan:tidak. Apa yang lebih daripada itu berasal dari si jahat.”
Demikianlah Injil Tuhan.
U. Terpujilah Kristus.
Antifon Komuni (Mzm 103:11-12)
Setinggi langit dari bumi, demikian besar kasih setia Tuhan atas orang-orang yang takwa kepada-Nya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar