Ads 468x60px

Sabtu, 03 Juni 2017


HIK : HIDANGAN ISTIMEWA KRISTIANI
 HARAPAN IMAN KASIH
 Sabtu, 03 Juni 2017
Peringatan Wajib St. Karolus Lwanga, dkk Martir (Novena Roh Kudus hari kesembilan)
Kisah Para Rasul (28:16-20.30-31)
 (Mzm 11:4.5.7)
Yohanes (21:20-25)
"Gratia Divina - Anugerah Allah."
Inilah hal yang mestinya disyukuri karena hidup bahwasannya terdiri dari banyak rahmat/anugerah ilahi yang cuma-cuma (Lat: gratia, Inggris: grace, Indonesia: gratis).
Adapun sebuah rahmat dasar yang boleh kita alami adalah bahwa kita dipilih dan disertai setiap hari lewat jalan iman ini. Mengacu pada bacaan hari ini, adapun anugerah ilahi ini berpola "VIP", antara lain:
1."Vital": Hidup.
Lewat iman, Ia memberikan hidup abadi dan mengajak kita untuk keluar dari "kematian danmakam" kita masing-masing. Dengan kata lain : Kita diajak mempunyai vitalitas, hidup yang lebih hidup, antusias (Yun: "en theos: di dlm Tuhan), bersemangat dan bergairah karena yakin dilingkupi oleh kasihNya.
2."Integral": Utuh.
Seperti Paulus yang utuh melayani di Roma selama 2 tahun, seperti Yohanes yang utuh melayani umat Efesus dan seperti Petrus yang utuh melayani umat Yerusalem sampai Roma, kita juga diajak menjadi orang yang utuh-penuh dan teduh, meng-integrasikan hidup harian dengan keberimanan, menyatukan doa dan karya kita, mempunyai integritas dimana yang kita wartakan juga kita wujudkan, tidak klise dan tidak basa-basi.
3."Personal": Pribadi.
Ketika Petrus melihat Yohanes, ia berkata pada Yesus: “Tuhan, apakah yang akan terjadi dengan dia?” Jawab Yesus, “Jikalau Aku menghendaki supaya ia hidup sampai Aku datang, ITU BUKAN URUSANMU! Tetapi engkau, ikutlah Aku.”
Dengan kata lain:
Kita diajak terfokus pada hidup dan perutusan kita, jangan malahan asyik bergunjing dan seakan sibuk pada urusan orang lain.
Bukankah kita kadang menjadi orang "dangkal", terlalu mau tahu dan mencari tahu urusan orang lain sehingga tidak sempat untuk hidup "dalam", reflektif dan instrospektif?
Bukankah kita lebih kerap menjadi kawanan "gagak" yang berisik dan hiruk pikuk daripada menjadi "rajawali" yang terbang tinggi bersama cita cita ilahi.
Disinilah, Tuhan menegur kita untuk hidup lebih "terarah dan teratur" dengan sebuah kesadaran bahwa setiap orang dipilih Tuhan sesuai dengan jalan dan keunikannya masing-masing. Syukurilah!
"Ada galah dari Efesus - Pergilah bersama Yesus!"
Salam HIKers,
Tuhan memberkati & Bunda merestui
Fiat Lux - Be the Light -
Jadilah Terang!
(Gen 1:3)
NB:
A.
“Nomen est omen - Nama adalah pertanda”.
Inilah salah satu latar belakang pemaknaan mengapa saya kadang memberi singkatan atas sebuah nama/keadaan seperti yg saya tulis dalam buku “TANDA” (RJK. Kanisius).
Hari ini secara kebetulan Yohanes juga memberi nama dan pertanda dirinya sendiri sebagai “saksi” (Yoh 21:24) dan “murid yang dikasihi Tuhan” (Yoh 21:20).
Bersama dengan Simon Petrus dan Yakobus, ia adalah murid yang dekat dengan Yesus, sebagaimana tampak dalam kebersamaannya di Bukit Tabor, ketika Yesus berubah rupa atau transfigurasi (Mat 17:1; Mrk 9:2; Luk 9:28); di Taman Getsemani, ketika Yesus berdoa dengan sedih dan gentar (Mat 26:37; Mrk 14:33); di Kapernaum, ketika Yesus membangkitkan anak Yairus (Mrk 5:37; Luk 8:51); dan di bukit Zaitun, ketika Yesus memberitahukan tentang permulaan penderitaanNya (Mrk 13:3).
Sebenarnya, dalam kacamata semiotik, nama Yohanes adalah nama Yunani yang berasal dari kata loannes, yang diturunkan dari nama Ibrani Ye ho hanan atau Yohanan, yang artinya “Yahwe menganugerahi”.
Adapun tiga sikap dasar supaya kita juga bisa menjadi saksi dan murid yang dikasihi Tuhan, yakni “RAK”, al:
1.Reflektif:
Yohanes adalah tipe orang yang sedikit bicara, tetapi kata-katanya sangat tertimbang dan mendalam. Kata-kata itu bukan asal keluar dari mulut, tetapi berdasarkan refleksi dan praktek hidup. Tepatlah slogan orang muda yang mengatakan, “Think, before speak!” Ia mengajak kita berhati hati dan selalu bersikap reflektif di tengah kesibukan dan rutinitas harian.
2.Aktif:
Yohanes dipanggil menjadi rasul (Mat 4:21; Mrk 1:19; Luk 6:14) dan disebut boanerges (“anak-anak guruh”) karena gairah dan keaktifannya. Menurut kesaksian St. Ireneus, Yohanes mewartakan Injil di Efesus.
Menurut Tertulianus, karena keaktifannya inilah, Yohanes ditangkap dan dibawa ke Roma lalu dimasukkan ke dalam minyak yang mendidih, namun ia tidak terluka sama sekali dan penyiksaan itu tidak mendatangkan ajalnya. Karena itu, di Via Latina Roma, didirikan Gereja yang didedikasikan kepada Yohanes di Oleo (“dalam minyak”) dan tidak jauh dari tempat itu Paus Gelasius I membangun Gereja St. Yohanes di Porta Latina.
Yohanes sendiri akhirnya dibuang ke sebuah pulau, yang kemungkinan besar pulau Patmos, sampai lanjut usia. Tempat-tempat kudus yang didedikasikan kepada St. Yohanes adalah Basilika St. Yohanes di Efesus, Gereja St. Yohanes di Porta Latina, Gereja St. Yohanes di Oleo, dan Basilika St. Yohanes Lateran.
Menurut tradisi, Injil keempat ditulis oleh Yohanes anak Zebedeus. Demikian halnya dengan surat-surat Yohanes, sekurang-kurangnya Surat Pertama Yohanes, sebab Surat Kedua dan Ketiga Yohanes bisa jadi ditulis oleh seorang imam atau penatua yang tidak disebutkan namanya (2 Yoh 1:1; 3 Yoh 1:1). Sedangkan dengan Kitab Wahyu, St. Yohanes Martir mengatakan bahwa Yohanes adalah juga penulisnya, yang waktu itu berada di Patmos, sebuah pulau di dekat Asia Kecil (Why 1:9). Jelaslah bahwa hidup dan karyanya berpola “prodia”, PROaktif DInamis dan Aktif.
3.Karitatif:
Pada tahun-tahun akhir pelayanannya, Yohanes selalu berkhotbah yang sama dan pendek: “Anak-anakku, cobalah kamu saling mengasihi”. Waktu ditanya mengapa mengulang-ulang saja khotbah itu, ia menjawab: “Itulah perintah Tuhan yang utama. Jika kamu melakukannya, sudah cukuplah itu.” Dialah orang yang mengutamakan kasih dan pelbagai karya kasih.
“Makan nasi pakai kari - jadilah saksi setiap hari.”
B.
"Deus semper maior - Allah selalu menjadi yang lebih besar."
Inilah salah satu semangat "magis", menjadi orang beriman lebih dari yang ada, bukan menjadi seadanya atau menjadi yang suka mengada-ada.
Dengan kata lain:
Ia mengajak kita menjadi orang beriman yang penuh utuh teduh menyeluruh, yang dalam bahasa pedagogis sering disebut sebagai pribadi "integratif".
Adapun, bersama peringatan martir Karolus Lwanga dkk, kita diajak menjadi orang yang integral dengan tiga sikap dasarnya, antara lain:
1."KA- sihi Tuhan":
Kita diajak mempunyai cinta pada Yang Ilahi, seperti yg ditunjukkan Yesus: "Aku telah mempermuliakan Engkau di bumi dengan jalan menyelesaikan pekerjaan yang Engkau berikan kepadaKu untuk Kulakukan."
Atau menurut bahasa Latihan Rohani St. Ignatius Loyola: “Manusia diciptakan untuk memuji, menghormati dan mengabdi Allah, dan dengan jalan itu menyelamatkan jiwanya”, atau dalam bahasa St Angela dan para suster Ursulin, "Soli Deo Gloria-semata bagi kemuliaan Tuhan!"
Lebih lanjut, seperti Yesus yang mati karena kasihNya, St Karolus Lwanga dkk juga mati sebagai martir di Uganda karena kasihnya kepada Tuhan. Karena nada dasar “kasih” inilah, maka Yesus hadir sebagai batu penjuru.
Secara real, batu penjuru sendiri adalah sebuah batu besar yang ditempatkan pada fondasi di sudut utama suatu bangunan baru, yang menghubungkan bagian ujung tembok dengan tembok sebelahnya, sehingga keduanya menyatu (Ef. 2:20).
Dalam PL dan PB penggunaan kata ini sebagian besar dalam pengertian metaforis, seperti pada Ayb. 38:6. Allah meletakkan batu penjuru di Sion (Yes. 28:16) -- pengaman yang sesungguhnya bagi orang beriman. Dalam PB Yesus dinyatakan sebagai batu penjuru pada Mrk. 12:10 (yang mengutip Mzm. 118:22), dan 1Ptr. 2:6 (yang mengutip Yes. 28:16).
Jelasnya, kalau hidup kita didasari kasih yang dalam maka Allah yang akan meninggikan kita dan mengasihi kita lebih dalam lagi.
2."RO- bohkan setan":
Kita diajak untuk merobohkan pelbagai "setan" dalam hidup harian kita. Setan bukan cuma "kuntilanak/jin/sundel bolong/suster ngesot" dan sebangsanya tapi setan yang kadang banyak ada di hati kita.
Ya, nafsu akan keserakahan dan kepemilikan sehingga tega mengorbankan orang lain adalah buah-buah dari adanya karya setan yang juga kerap hadir dan menggoda hidup harian kita.
Disinilah, kita diajak untuk berani robohkan setan dengan rajin berdoa dan mendekat kepada Tuhan, sehingga nafsu tidak lagi menguasai tubuh dan jiwa kita.
Dalam konteks ini, tepatlah apa yang dikatakan novelis Rusia, Fyodor Dostoevsky dalam novelnya, The Brothers Karamazov, bahwa “seandainya setan tidak ada, manusia kerap menciptakannya dalam hatinya sendiri”
3."tu- LUS- kan pelayanan":
Mengacu pada ajaran konsili bahwa Ekaristi adalah sumber dan puncak kehidupan kita (SC 10, LG 11), maka kita juga diajak untuk mengingat bahwa inti ekaristi yakni, "bersyukur dan berbagi", menjadi "roti" bagi sesama, yang siap dipecah dan dibagi bagi. Inilah sebuah ketulusan hidup yang harus selalu diwartakan secara real dan kontekstual.
Di lain matra, terlalu sering kita lupa bahwa tingkat kebahagiaan ditentukan oleh availability (kesediaan, keterbukaan) untuk memberi dan berbuat kebaikan, dan bukan ability (kemampuan atau kepemilikan).
Kebanyakan orang kadang malahan mengejar to have (memiliki) dan mengira bahwa dengan to have mereka akan to be (menjadi, bertumbuh). Padahal to be adalah bibit kebahagiaan karena didasari oleh hati yang tulus, sementara to have adalah bibit malapetaka karena kerap dibumbui oleh hati yang penuh akal bulus.
Maka, bersama Yesus dan teladan St.Karolus Lwanga dkk marilah kita belajar mempunyai hati tulus, yang jelas terwujud dalam doa, kata dan tindakan nyata kita.
"Cari bahan di Sriwedari - Muliakan Tuhan setiap hari."
C.
Kutipan Teks Misa:
“Santo Karolus Lwanga dan kawan-kawannya ini telah menambahkan lembaran baru pada daftar para pria dan wanita yang menang dalam perjuangan.” (Beato Paulus VI)
DOA NOVENA ROH KUDUS LIHAT DI PUJI SYUKUR MULAI NOMOR. 90
Antifon Pembuka (Keb 3:6-7, 9)
Laksana emas dalam dapur api para pilihan diuji oleh Tuhan, lalu mereka diterima bagaikan kurban bakaran; dan pada waktu pembalasan mereka akan bercahaya, sebab anugerah dan damai tersedia bagi para pilihan Allah. Alleluya.
As gold in the furnace, the Lord put his chosen to the test; as sacrificial offerings, he took them to himself; and in due time they will be honored, and grace and peace will be with the elect of God. Alleluia.
Doa Pembuka
Ya Allah, darah para martir-Mu telah Engkau jadikan benih umat Kristen. Semoga ladang Gereja-Mu, yang disiram dengan darah Santo Karolus dan kawan-kawan, menghasilkan panen berlimpah bagi-Mu. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau dan dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah sepanjang segala masa. Amin.

Paulus memberi kesaksian bahwa ia tidak bersalah. Ia juga memberikan alasan mengapa naik banding kepada Kaisar. Namun demikian, ia tetap memberitakan tentang Yesus Kristus.
Bacaan dari Kisah Para Rasul (28:16-20.30-31)
 "Paulus tinggal di Roma memberitakan Kerajaan Allah."
Setelah tiba di Roma, Paulus yang dalam tahanan diperbolehkan tinggal dalam rumah sendiri bersama-sama seorang prajurit yang mengawalnya. Tiga hari kemudian Paulus memanggil orang-orang terkemuka bangsa Yahudi, dan setelah mereka berkumpul, Paulus berkata, “Saudara-saudara, aku tidak berbuat kesalahan terhadap bangsa kita atau terhadap adat-istiadat nenek moyang kita! Meskipun demikian aku ditangkap di Yerusalem dan diserahkan kepada orang-orang Roma. Setelah aku diperiksa, mereka bermaksud melepaskan aku, karena tidak terdapat suatu kesalahan pun padaku yang setimpal dengan hukuman mati. Akan tetapi orang-orang Yahudi menentangnya, dan karena itu terpaksalah aku naik banding kepada Kaisar, tetapi bukan dengan maksud untuk mengadukan bangsaku. Itulah sebabnya aku meminta, supaya boleh bertemu dan berbicara dengan kamu, sebab justru karena pengharapan Israellah aku diikat dengan belenggu ini.” Dua tahun penuh Paulus tinggal di rumah yang disewanya sendiri itu; ia menerima semua orang yang datang kepadanya. Dengan terus terang dan tanpa rintangan apa-apa ia memberitakan Kerajaan Allah dan mengajar tentang Tuhan Yesus Kristus.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan
Ref. Orang yang tulus akan memandang wajah-Mu, ya Tuhan
Ayat. (Mzm 11:4.5.7)
1. Tuhan ada di dalam bait-Nya yang kudus; Tuhan, takhta-Nya di surga; mata-Nya mengamat-amati, sorot mata-Nya menguji anak-anak manusia.
2. Tuhan menguji orang benar dan orang fasik, dan Ia membenci orang yang mencintai kekerasan. Sebab Tuhan adalah adil, dan Ia mengasihi keadilan; orang yang tulus akan memandang wajah-Nya.
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. (Yoh 16:7,13)
Aku akan mengutus Roh Kebenaran kepadamu, sabda Tuhan. Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran.

Yesus menjawab pertanyaan Petrus tentang murid yang dikasihi Yesus. Jika Yesus menghendaki, maka itu bukanlah urusan Petrus. Yesus ingin agar Petrus mengikuti-Nya.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (21:20-25)
"Dialah murid, yang telah menuliskan semuanya ini, dan kesaksiannya itu benar."
Setelah Yesus yang bangkit berkata kepada Petrus, “Ikutlah Aku,” Petrus berpaling dan melihat bahwa murid yang dikasihi Yesus sedang mengikuti mereka, yaitu murid yang pada waktu mereka sedang makan bersama duduk dekat Yesus; dia inilah yang berkata, “Tuhan, siapakah dia yang akan menyerahkan Engkau?” Ketika Petrus melihat murid itu, ia berkata kepada Yesus, “Tuhan, apakah yang akan terjadi dengan dia ini?” Jawab Yesus, “Jikalau Aku menghendaki, supaya ia tinggal hidup sampai Aku datang, itu bukan urusanmu. Tetapi engkau, ikutlah Aku.” Maka tersebarlah kabar di antara saudara-saudara itu, bahwa murid itu tidak akan mati. Tetapi Yesus tidak mengatakan kepada Petrus, bahwa murid itu tidak akan mati, melainkan, “Jikalau Aku menghendaki supaya ia tinggal hidup sampai Aku datang, itu bukan urusanmu.” Dialah murid, yang memberi kesaksian tentang semuanya ini, dan yang telah menuliskannya; dan kita tahu, bahwa kesaksiannya itu benar. Masih banyak hal-hal lain lagi yang diperbuat oleh Yesus, tetapi jikalau semuanya itu harus dituliskan satu persatu, maka agaknya dunia ini tidak dapat memuat semua kitab yang harus ditulis itu.
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
Antifon Komuni (Yoh 16:14)
Tuhan bersabda, Roh Kudus akan memuliakan Daku, sebab Ia akan menyatakan kepadamu segala sesuatu yang diterima-Nya daripada-Ku, alleluya.
The Holy Spirit will glorify me, for he will take from what is mine and declare it to you, says the Lord, alleluia.
Doa Malam
Ya Tuhan, jadikanlah kami pengikut-Mu yang setia, terlebih di zaman modern ini. Semoga teladan Santo Karolus Lwanga dan kawan-kawannya menguatkan perjuangan kami dalam bersaksi. Engkaulah Tuhan, dan Juruselamat kami, kini dan sepanjang masa. Amin.
“Dari Lebak Bulus sampai Sukabumi - Santo Karolus teruslah doakan kami."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar